• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pendidikan Menurut KH Ilyas

BAB III KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT KH ILYAS

E. Metode Pendidikan Menurut KH Ilyas

Menurut KH Ilyas pendidikan sangat penting untuk dijadikan sarana pengembangan diri setiap manusia. Selain faktor-faktor pendidikan, keberhasilan pendidikan juga dipengaruhi oleh metode pengajarannya. Agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan maka memerlukan suatu metode yang tepat. Metode pendidikan yang digunakan KH Ilyas yaitu dengan keteladanan, untuk menyebarluaskan agama Islam

(biasannya beliau menyampaikannya saat ada forum pengajian di berbagai desa) adalah sebagai berikut:

Pertama, beliau lihat dulu bagaimana kultur dari masyarakat yang akan beliau beri kajian, melihat masyarakatnya masih minim tentang pengetahuan agama Islamnya serta lebih menyukai hal-hal yang berbau kesenian, maka beliau biasanya menggunakan metode yang menyesuaikan daerah masyarakatnya, beliau biasanya membuat syair-syair, yang isi dari syair-syair tersebut mengandung berbagai macam pembelajaran, seperti pembelajaran akidah, akhlak dan syariah, dan syair tersebut biasanya masyarakat akan lebih mudah menerima, menghafal, bahkan melakukan apa yang disampaikan KH Ilyas melalui perantara syair tersebut. Beliau mengadopsi metode yang digunakan oleh walisongo dalam menyebarkan agama Islam.

Kedua, keberhasilan di dalam dunia pendidikan juga dipengaruhi metode pengajaran yang biasa diajarkan. Semakin bervariasi dan serius dalam penyampaiannya maka akan menentukan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Maka dalam lembaga-lembaga pendidikan baik itu formal maupun nonformal pasti mempunyai metode pelajaran yang pokok dalam menyampaikan suatu materi (Saifuddin,2017:80-81). Dipondok pesantren misalnya, terdapat beberapa metode yang umum digunakan sebagai ciri

khas model pengajian salaf, umumnya diberbagai pondok

digunakan sampai saat ini, karena memang telah terbukti menghasilkan produk yang baik dan siap mengabdi untuk masyarakat.

Dalam Bahasa Arab, metode dikenal dengan istilah thariqah yang

berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka metode itu

harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka

mengembangkan sikap mental dan kepribadian murid (Ramayulis, 2002:184). Tokoh ahli ada yang mendefinisikan metode sebagai berikut.

Menurut Arifin dalam bukunya Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan Interdisipliner mendefinisikan bahwa metode adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Arifin, 1991: 197). Ahmad Tafsir mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran (Tafsir, 1996: 9). Berdasarkan definisi di atas bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan, dan teknik yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran agar murid dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Beberapa aspek yang perlu di perhatikan dalam melaksanakan metode pendidikan antara lain (Mahmud, 2011:164-165):

1. Kemampuan psikologis dalam menerima dan menghayati serta

mengamalkan ajaran agama sesuai dengan kondisi usia, bakat, dan lingkungan hidupnya.

2. Kemampuan pendidik sendiri harus siap, baik itu dalam ilmu pengetahuan yang akan diberikan maupun sikap mental dalam waktu menyampaikan pembelajaran. Kondisi anak didik juga harus diperhatikan, jangan sampai menganggu proses pembelajaran.

3. Tujuan pendidikan harus benar-benar dipegang sebagai dasar dalam memilih metode karena metode harus berfungsi untuk mencapai tujuan. Maka dari pendidik harus menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang ingin disampaikan. Metode merupakan bagian dan strategi kegiatan. Metode merupakan cara yang dalam realisasi bekerjannya merupakan alat mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penyampaian proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam dapat menggunakan satu atau beberapa metode yang prinsip dasarnya AlQuran dan Hadis, yaitu:

Metode Ceramah, metode ceramah adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Metode Tanya Jawab.

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca, sedangkan murid meberikan jawaban berdasarkan fakta.

Metode diskusi, metode diskusi adalah suau cara penyajian atau penyampaian pembelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik dan menganalisa secara ilmiah guna

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

Metode Pemberian Tugas, metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan murid mempertanggungjawabkannya.

Metode Demonstrasi metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.

Metode Eksperimen metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan suatu percobaan dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil membeberkan arahan.

Metode Kerja Kelompok, metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana guru membagi murid-muridnya kedalam kelompok belajar dan setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Metode Kisah Metode kisah adalah suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita (Ramayulis, 2006:193-196).

KH Ilyas lebih menekankan menggunakan metode keteladanan dari pada dengan mauidzoh khasanah, menurut beliau dengan melakukan

sesuatu hal yang baik maka otomatis orang akan melihat apa yang dilakukan dan lambat laun jika mereka merasa apa yang dilakukan itu baik, otomatis mereka akan mencontoh perbuatan baik itu. Lebih baik langsung memberikan contoh dari pada hanya berbicara tanpa ada tindakan yang nyata. Apa yang dilakukan KH Ilyas ini sesuai dengan yang dilakukan Allah untuk menurunkan Nabi Muhammad sebagai suri tauladan bagi manusia, hal ini terdapat dalam firman Allah:

⬧

⧫

⬧



❑◆



◆❑

◆

☺

⧫

❑⧫



⧫❑◆◆

⧫

⧫⬧◆





Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (Q.S Al-Ahzab ayat 21).

Untuk mengimplementasikan beberapa metode belajar yang dikuasainya tersebut, KH Ilyas merintis berdirinya pondok pesantren. Awalnya pondok pesantren tersebut memiliki beberapa santri saja, itu pun hanya dari kalangan masyarakat desa saja atau bisa disebut dengan istilah santri kalong. Sejalan dengan berjalannya waktu, masyarakat mulai

mengetahui keberadaan pondok pesantren sehingga jumlah santri semakin meningkat.

Agar tujuan pembelajaran pesantren berjalan secara sistematis maka KH Ilyas membuat penjenjangan tingkat. Sehingga sistem pembelajaran yang diberikan oleh pondok pesantren bersandar pada

tamatnya buku atau kitab yang dipelajari. Penamaan batasan penjenjangan tersebut seperti halnya madrasah formal yaitu ibtida’i, tsanawy dan ‘aly. Agar tujuan pembelajaran pesantren dapat dicapai, pondok juga menggunakan beberapa metode tertentu. Selama kurun waktu yang panjang, pondok pesantren telah menggunakan dan memperkenalkan beberapa metode: weton atau bandongan, sorogan dan hafalan atau tahfidz

(Departemen Agama RI, 2003:10).

Metode weton atau bandongan adalah cara penyampaian ajaran

kitab kuning dimana seorang guru, kiai atau ustadz membacakan dan menjelaskan isi ajaran dalam kitab kuning tersebut, sementara para murid atau santri hanya mendengarkan, memaknai dan menerima. Dalam metode ini guru sangat berperan aktif sementara murid bersikap pasif. Metode sorogan dimana santri yang menyodorkan kitab yang akan dibahas dan sang guru hanya mendengarkan saja, setelah itu sang guru memberikan komentar, penjelasa dan bimbingan yang dianggap perlu oleh murid atau santri. Metode ini telah menjadi ciri khas yang melekat pada sistem pendidikan tradisional, termasuk pondok pesantren.

Metode diskusi (musyawara/munazharah/mudzakarah), metode ini

berarti penyajian bahan pelajaran dilakukan dengan cara murid atau santri membahasnya bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu yang ada didalam kitab kuning, dalam kegiatan ini guru hanya bertindak sebagai moderator. Dengan metode ini diharapkan

dapat memacu para murid atau santri untuk dapat lebih aktif dalam belajar, dan dengan metode ini diharapkan mereka mampu berfikir kritis dan logis. Metode yang digunakan oleh KH Ilyas dan diaplikasikan di pondok pesantren Fatkhul Mubarok adalah metode bandongan, kiai membacakan kitabnya dan para santri menyimak serta menulis, dan biasanya ini dilakukan saat setelah shalat subuh, dhuhur dan asar (wawancara dengan mas Hasan sebagai salah satu santri di pondok pesantren Fatkhul Mubarok, tanggal 29 Maret 2018).

Dokumen terkait