• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat pada usaha industri agro skala mikro kecil. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Bogor adalah salah satu daerah yang memiliki jumlah usaha mikro kecil terbesar di Indonesia dan memiliki beragam sentra industri kecil yang tersebar di wilayahnya. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan September 2015.

Usaha industri agro di Kabupaten Bogor

Kendala modal

Akses pada sumber pembiayaan terbatas

Karakteristik pengusaha industri agro skala mikro kecil:

- Umur - Pendidikan

- Keikutsertaan dalam organisasi - Keikutsertaan dalam pelatihan

Karakteristik usaha dan rumahtangga pengusaha industri agro mikro kecil:

- Ukuran keluarga, - Posisi pemilik usaha, - Aset usaha - Omset usaha

Pengaruh kredit terhadap kinerja industri agro: - Nilai Produksi - Pendapatan usaha - Nilai aset tetap

Didominasi oleh industri berskala kecil, adopsi teknologi rendah,

kualitas produk rendah

Akses pada sumber

Pembiayaan formal Probit model

Two stage model Menyerap tenaga kerja Mengurangi kemiskinan

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data cross section yang diperoleh dari penelusuran langsung (sumber primer) ke industri sampel melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuisioner). Data sekunder diperoleh dari dokumentasi instansi terkait. Adapun instansi terkait yang dimaksud antara lain: Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Barat, Badan Pusat Statistik Indonesia, Dinas Koperasi, UKM, Perindustri dan Perdagangan Kabupaten Bogor, jurnal-jurnal ilmiah, tesis maupun desertasi serta dokumen atau publikasi dari instansi terkait lainnya.

Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel dilakukan berdasarkan data dari dinas koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor. Pengambilan sampel dengan memilih sentra-sentra industri kecil yang besar dan mampu menyerap tenaga kerja terbanyak di Kabupaten Bogor. Kemudian memilih industri dengan bahan baku pertanian dan merupakan jenis industri makanan (tempe, dodol, pala). Pemilihan sampel pengusaha yang akses dan tidak akses terhadap kredit dilakukan dengan metode

snowball karena tidak adanya daftar populasi (sampling frame) yang memadai. Metode snowball merupakan metode pemilihan sampel berdasarkan rekomendasi dari sampel sebelumnya. Jumlah sampel yang diambil adalah 72 pengusaha industri agro skala mikro kecil yang terdiri dari 30 pengusaha industri tempe, 30 pengusaha industri dodol dan 12 pengusaha industri pala. Jumlah sampel ini didasarkan pada keragaman dari sampel untuk memenuhi analisis penelitian. Dimana jumlah usaha industri pangan terbesar adalah usaha tempe sejumlah 350 unit, usaha dodol 100 unit dan jumlah usaha pala sebesar 48 unit yang seluruhnya berada pada sentra-sentra industri pada beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor.

Analisis dan Pengolahan Data

Untuk menjawab tujuan dari penelitian ini digunakan Model Probit dan

Two Stage Heckman Model. Model probit digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aksesibilitas industri agro skala kecil terhadap sumber pembiayaan formal. Penggunaan model probit dilakukan dengan pertimbangan bahwa nilai pencocokan yang dihasilkan dari pendugaan model probit lebih mendekati nilai mediannya dan dapat langsung diubah sebagai probabilitas dari variabel tersebut dengan mencocokkan nilai z dengan tabel z. Model probit didasarkan atas asumsi bahwa variabel dependen yang diteliti mengikuti fungsi distribusi kumulatif yang berbentuk normal. Penggunaan model Probit yaitu untuk menjelaskan perilaku suatu variabel tak bebas (dependen) yang dummy atau dichotomous. Variabel dependennya bernilai 0 atau 1, Gujarati (1997).

Heckman model (two stage method) bertujuan untuk menjawab tujuan kedua yaitu menganalisis pengaruh aksesibilitas industri agro skala mikro kecil pada berbagai sumber pembiayaan terhadap kinerja usaha. Model ini lebih konsisten, estimasi efisien secara asimtotik untuk semua parameter dalam model. Untuk melihat kesesuaian model Heckman dilakukan uji parameter secara parsial dan serentak.

Pengujian statistik dilakukan untuk menentukan apakah variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model memiliki hubungan nyata (signifikan) dengan variabel tidak bebas. Pengujian ini dilakukan dalam bentuk sebagai berikut: 1. Uji Serentak (Goodness of Fit)

Uji serentak dilakukan untuk memeriksa keberartian koefisien α (parameter pada persamaan seleksi) dan β (parameter pada persamaan hasil) secara keseluruhan atau serentak. Hipotesis pengujiannya adalah :

H0: α1= α2= … = αn= 0 dan β1= β2= … βn = 0 H2 : paling sedikit ada satu αi atau βi ≠ 0; i = 1,2,…,n

Statistik uji yang dilakukan adalah uji G2 atau likelihood ratio test, yaitu :

dengan :

n1 = banyaknya observasi yang memiliki nilai y=1 n0 = banyaknya observasi yang memiliki nilai y=0 n = n1 + n0

Statistik uji G2 mengikuti distribusi χ2, maka pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai statistik uji G dan nilai tabel χ2 dengan derajat bebas

v (banyaknya parameter) pada α (taraf signifikan 0,05). Ditolak H0 jika G2 > χ2 () atau p-value < α.

2. Uji Parsial

Uji parsial dilakukan untuk menguji keberartian koefisien β (parameter pada persamaan seleksi) dan α (parameter pada persamaan hasil) secara parsial dengan membandingkan dugaan β dan α dengan penduga standar erornya. Dengan hipotesis:

H0 : β dan α = 0

H1 : β dan α ≠ 0 : i = 1,2, …, n Dengan statistik Uji Wald : W =

Statistik Uji Wald mengikuti distribusi normal strandar, maka pengujian dilakukan dengan membandingkan statistik uji Wald dengan distribusi normal standar pada taraf nyata 0.05. Ditolak H0 jika nilai mutlak W > Za/2 atau p-value < taraf nyata.

3. Bias Seleksi (selection bias)

Untuk membuktikan tidak adanya bias dalam model seleksi, dapat dilihat pada nilai koefisien pada lambda Mill’s Ratio (λ). Jika koefisien Mill’s ratio signifikan secara statistik, maka terjadi bias pada model. Tapi jika sebaliknya, nilai koefisien

lambda (λ) pada Mill’s Ratio tidak signifikan secara statistik, maka pada model tersebut tidak terjadi bias atau dengan kata lain persamaan seleksi yang dibangun sudah benar.

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aksessibilitas Kredit Formal oleh Industri Agro Mikro Kecil

Untuk menjawab tujuan pertama, digunakan model probit. Model probit diperkenalkan pertama kali oleh Chester Bliss pada tahun 1934. Model ini merupakan sebuah model fungsi distribusi kumulatif yang cocok menjelaskan respon variabel

dependen biner (binary response) yang bersifat kualitatif (Intriligator et al. 1996). Kondisi variabel dependen bersifat kualitatif, maka urutan angka variabel dapat dinyatakan sebagai frekuensi relatif. Sampel dihitung dari satu atau dua kemungkinan, yaitu akses atau tidak akses terhadap kredit. Model untuk melihat akses kredit pada pengusaha industri agro di Kabupaten Bogor digunakan model probit yang digunakan juga oleh Ibrahim dan Bauer (2013) dan Azriani (2014) sebagai berikut:

Pr ((Z = 1|w) = ɸ (w’α)

Keterangan :

Pr = Peluang kejadian (P(1) = terjadi ; P(0) = tidak terjadi)

ɸ = Fungsi Distribusi Kumulatif (Cumulatif Distribution Cumulatif)

α = parameter estimasi

Adapun persamaan seleksi dimaksud di atas menurut Hopkins (2005) adalah: Z* = W’ α + εi

Dimana ε~N(0.1) dan Y dapat diperlihatkan sebagai sebuah indikator untuk variabel tersembunyi yang bernilai positif:

Z = }

Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi aksesibilitas industri agro skala kecil terhadap kredit dianalisis dengan menggunakan model probit, dibuatlah persamaan seleksi dalam bentuk regresi probit. Variabel-variabel yang digunakan adalah variabel yang juga digunakan pada beberapa studi terdahulu mengenai akses pada sumber pembiayaan yaitu Ibrahim dan Bauer (2013) dan Azriani (2014) sebagai berikut:

Z* = α0 + α1w1 + α2w2 + α3w3 + α4w4 + α5w5 + α6w6 ++ α7w7 + α8w8 + εi...(3.1)

Dimana:

Z = peluang akses terhadap sumber pembiayaan (1 = akses; 0 = tidak akses) αi = parameter estimasi

w1 = umur pengusaha (tahun)

w2 = jumlah anggota keluarga (orang) w3 = pendidikan pengusaha (tahun) w4 = omset (Rp/tahun)

w5 = aset (Rp/tahun)

w6 = dummy posisi pemilik usaha, D = 1 jika pemilik ikut bekerja, D = 0 Jika pemilik tidak ikut bekerja

w7 = dummy aktif ikut organisasi, D = 1 jika pernah ikut organisasi seperti koperasi, arisan atau organisasi lainnya, D = 0 Jika tidak pernah ikut organisasi.

w8 = dummy ikut pelatihan, D = 1 jika pengusaha pernah ikut pelatihan seperti manajemen akutansi untuk usaha atau penggunaan alat yang berhubungan dengan usaha, D = 0 jika tidak pernah ikut pelatihan εi = variabel acak

Tanda parameter yang diharapkan = α1, α2, α3, α4, α5, α6, α7, α8, > 0

Dikarenakan model peluang melibatkan variabel tidak bebas yang dikotomis, maka semua variabel bebas dikonversi nilainya dalam bentuk logaritma untuk menghindari bias dan agar sesuai dengan metode estimasi yang digunakan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Ibrahim dan Bauer (2013).

Pengaruh Aksesibilitas Kredit terhadap Kinerja Usaha Industri Agro Aksesibilitas pada berbagai sumber pembiayaan memungkinkan pengusaha memiliki perilaku yang berbeda dalam memanfaatkan kredit yang diperoleh. Membandingkan pengaruh dari beberapa sumber pembiayaan mana yang lebih cocok diberikan kepada pengusaha industri agro skala mikro kecil, atau apakah semua sumber pembiayaan memberikan efektifitas yang sama pada industri agro. Pada penelitian ini sumber pembiayaan dikelompokkan menjadi tiga yaitu sumber pembiayaan formal yang diwakili oleh sumber pembiayaan bank, sumber pembiayaan semi formal yang diwakili oleh kredit Program Kemitraan Bina Lingkungan, dan sumber pembiayaan informal yang diwakili oleh Sekolah Berjanji.

Untuk menjawab tujuan kedua yakni pengaruh aksesibilitas industri agro pada berbagai sumber pembiayaan terhadap kinerja usaha, digunakan two stage (dua tahap) heckman model. Tahapan pertama yaitu mencari nilai dugaan dari peluang meminjam atau partisipasi pada sumber pembiayaan yang ada dengan menggunakan multinomial logit. Tahapan kedua setelah diperoleh parameter dugaan dari peluang meminjam ke sumber pembiayaan tertentu, kemudian praduga peluang meminjam ke berbagai sumber pembiayaan tersebut dimasukkan sebagai variabel eksogen pada masing-masing persamaan kinerja usaha, Zaman (2000) dan Azriani (2014).

Kinerja usaha industri agro skala mikro kecil ditentukan melalui indikator nilai aset tetap (investasi), nilai produksi dan pendapatan usaha. Dalam penelitian ini, masing-masing indikator kinerja tersebut ditentukan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan input produksi usaha industri agro.

Dokumen terkait