• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Loka si dan Waktu

Lokasi Penelitian di PT. HILON Surabaya. Kegiatan penelitian dilakukan pada proses produksi matras lipat. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2010 sampai dengan data yang diperlukan telah memenuhi.

3.2. Identifikasi Dan Definisi Oper asional Var iabel

Pada tahap ini dilakukan identifikasi variabel penelitian yang didapatkan berdasarkan data dari perusahaan yang digunakan dalam penelitian dengan Seven Tools beserta definisi operasionalnya. Variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat.

3.2.1 Identifikasi Va r iabel

1. Variabel terikat : Usulan Perbaikan (5W + 1H)

2. Variabel bebas : jenis kecacatan produk matras meliputi : a. Jahitan tidak rata

b. Dimensi matras tidak sesuai c. Kain kotor

d. Motif sablon buram / luntur e. Logo tidak simetris

3.2.2 Definisi Oper asional Var iabel

1. Variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung dari variasi perubahan dari variabel bebas. Yang termasuk variabel terikat disini adalah Rencana perbaikan (5W + 1H). Rencana perbaikan tersebut dilakukan pada 5 faktor yaitu manusia, mesin, material, metode, dan lingkungan kerja.

2. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variasi perubahan nilai dari variabel terikat. Yang termasuk variabel bebas disini yaitu jenis kecacatan produknya, dan disini produk matras mempunyai kreteria jenis kecacatan meliputi :

a. Jahitan tidak rata

Yang dimaksud dengan jahitan tidak rata adalah dimana jahitan pada saat proses pelapisan cover / pada proses bending jahitan terlihat tidak merata (ada loncatan dalam satu garis jahitan).

b. Dimensi matras tidak sesuai

Yang dimaksud dengan dimensi matras tidak sesuai adalah dimana terdapat kesalahan pada saat proses pengukuran dan pemotongan padding,cover, dan kain spunbond.

c. Kain kotor

Yang dimaksud dengan kain kotor adalah dimana terdapat noda kotoran pada kain cover yang digunakan untuk melapisi padding baik noda yang bisa dihilangkan ataupun tidak, hal tersebut sudah menunjukan kurangnya kualitas produk tersebut.

d. Motif sablon buram / luntur

Yang dimaksud dengan motif sablon buram / luntur adalah dimana logo atau gambar motif terdapat coretan (luntur) / terlihat buram / tidak sesuai dengan logo / motif aslinya.

e. Logo tidak simetris

Yang dimaksud dengan logo tidak simetris adalah dimana pemasangan logo yang tidak sesuai (melenceng) atau dari ukuran logonya sendiri yang tidak sesuai akibat dari kurang telitinya saat pengukuran dan pemotongan. f. Isi matras / padding tidak merata

Yang dimaksud dengan isi matras / padding tidak merata adalah dimana terjadi perbedaan ukuran antara padding lapisan atas dengan bawah, sehingga pada saat proses finishing terlihat ada gumpalan / berpedaan ketebalan pada matras.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh penulis untuk mendapatkan data – data yang relevan untuk memperkuat penulisan, maka penulisan menggunakan cara :

a) Interview

Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung pada pihak – pihak yang berhubungan dengan penelitian ini.

b) Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan secara langsung dan pengukuran obyek penelitian.

2. Data sekunder

Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan data – data dari dokumen (arsip) perusahaan yang berkaitan dengan obyek penelitian, terdiri dari data jumlah produksi, jumlah kecacatan dan jenis – jenis kecacatan produksi matras.

3.4 Metode Pengolahan Data

Setelah masalah terpilih dengan melakukan pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan seven tools seperti : check sheet, diagram pareto, histogram, diagram sebab akibat, stratifikasi, scatter diagram, dan control chart serta menggunakan software Microsoft office (Excel).

1. Check Sheet

Check sheet merupakan alat pengumpul dan analisis data. Tujuan digunakannya alat ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data bagi tujuan – tujuan tertentu dan menyajikannya dalam bentuk yang komunikatif sehingga dapat dikonversi menjadi informasi.

2. Pareto Analysis

Diagram pareto dibuat untuk menemukan masalah atau penyebab yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui penyebab – penyebab yang dominan yang seharusnya pertama kali diatasi, maka kita akan bisa menetapkan prioritas

3.Histogram

Histogram merupakan suatu diagram yang dapat menggambarkan penyebaran atau standar deviasi suatu proses. Data frekuensi yang diperoleh dari pengukuran menunjukkan suatu puncak pada suatu lini tertentu. Variasi ciri khas kualitas yang dihasilkan disebut distribusi. Angka yang menggambarkan frekuensi dalam bentuk batang disebut histograin. Alat tersebut terutama digunakan untuk menentukan masalah dengan memeriksa bentuk dispersi, nilai rata – rata, dan sifat dispersi.

4. Cause and Effect Diagram (Diagram sebab akibat)

Diagram sebab akibat adalah sejumlah garis dan simbol yang menggambarkan hubungan antara akibat (atau persoalan yang telah dipilih) dan penyebabnya. Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor – faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam menentukan karakteristik kualitas output kerja, disamping juga untuk mencari penyebab – penyebab yang sesungguhnya dari suatu masalah.

5. Stratifikasi

Stratifikasi merupakan teknik pengelompokan data ke dalam kategori – kategori tertentu agar data dapat menggambarkan permasalahan secara jelas sehingga kesimpulan – kesimpulan dapat lebih mudah diambil. Kategori – kategori yang dibentuk meliputi data relatif terhadap lingkungan, sumber daya manusia yang terlibat, mesin yang digunakan dalam proses, bahan baku, dan lain – lain. 6. Scatter Diagram

Diagram acak / scatter plot, biasanya ditunjukkan pada diagram yang menunjukkan hubungan X – Y, memberikan gambaran mengenai hubungan 2

variabel, seperti contohnya temperatur dengan tekanan udara. Hubungan tersebut dapat merupakan penggambaran, apabila sebuah variabel meningkat maka variabel lain akan meningkat pula (korelasi positif) atau dapat pula menyatakan tidak adanya hubungan langsung atau bahkan hubungan negatif antara 2 variabel tersebut.

7. Control Chart

Control chart adalah grafik yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan in control atau out of control limit yang meliputi batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit) dapat membantu kita untuk menggambarkan performansi yang diharapkan dari suatu proses yang menunjukkan bahwa proses tersebut konsisten.

Langkah – langkah diatas dilakukan untuk menentukan % QP (Quality Planning) terbesar dari proses produksi matras yang dilakukan PT. HILON.

3.5. Langkah – langkah Penelitian dan Pemecahan Masalah Studi Pustaka Studi Lapangan Perumusan Masalah Mulai Tujuan Penelitian Identifikasi Variabel - Variabel bebas :

Jenis kecacatan produk - Variabel terikat :

usulan perbaikan (5W + 1H)

Pengumpulan data : 1. Uraian proses produksi 2. Data produksi

3. Data jumlah kecacatan

4. Data Jenis dan jumlah Kecacatan

Pembuatan :

Check Sheet, Histogram, Diagram Pareto, Peta control

Perhitungan prosentase kecacatan

Mencari penyebab masalah : Fishbone diagram

Menentukan langkah-langkah perbaikan Membuat Matrik Tahap I (5 W + 1 H)

A

Pengumpulan data setelah perbaikan (Periode ke-II) : 1.Data kecacatan

Gambar 3.1 Langkah – Langkah pemecahan masalah

Masalah Berikutnya (Penyelesaian Diserahkan pada Pihak Perusahaan ) Apakah

Hasil baik

Hasil Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Membuat standarisasi QCC

- Standarisasi atau target dari kondisi

terbaik yang pernah dicapai.

- Standarisasi atau target yang oleh

ditentukan perusahaan

- Standarisasi atau target dari

permintaan customer.

Ya

Tidak A

Prosentase kecacatan setelah perbaikan

Mengevaluasi hasil perbaikan

Check Sheet, Stratifikasi, diagram pareto, peta control.

Hasil Data Perbandingan Prosentase kecacatan antara

Penjelasan Langkah – Langkah pemecahan masalah : 1. Mulai

Adalah langkah atau tahap awal dari penelitian ini. 2. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan maksud dapat mengetahui kondisi nyata obyek yang akan diteliti. Hal ini untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian antara tujuan peneliti dengan kondisi obyek penelitian.

3. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan tahap penelusuran referensi, dapat bersumber dari buku, jurnal maupun penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Berguna untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian yang telah dirumuskan. 4. Perumusan masalah

Perumusan masalah mengacu pada keadaaan dan data yang sebenarnya yang didapatkan di PT. HILON Surabaya, yaitu banyaknya jumlah kecacatan yang timbul pada produksi matras. Dari perumusan masalah dilanjutkan dengan perumusan tujuan penelitian terhadap permsalahan yang ada sehingga tujuan yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah.

5. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dilakukan dengan maksud agar langkah-langkah dalam pemecahan masalah menjadi terarah dan mencapai sasaran yang di inginkan. 6. Identifikasi variabel

Mengidentifikasi semua variabel yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Variabel bebas adalah jenis kecacatan produknya yaitu : jaitan tidak rata, ukuran / dimensi matras tidak sesuai, kain kotor, motif sablon jelek

(luntur, buram,dll), logo tidak simetris, isi matras / padding tidak merata. Dan yang termasuk variabel terikat adalah usulan perbaikan (5W + 1H)

7. Pengumpulan data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data historis yang diperoleh dari dokumen perusahaan, yaitu data uraian proses produksi, data produksi matras, data jumlah kecacatan dan data jenis kecacatan yang akan diamati. Data yang diambil mulai pada bulan Agustus 2010.

8. Perhitungan prosentase kecacatan

Yaitu hasil prosentase cacat pada produk matras yang diteliti / yang diamati. 9. Pembuatan Check Sheet, Histogram, Diagram Pareto, Peta control

Pada langkah ini merupakan langkah untuk menganalisa permasalahan yang timbul dalam produksi matras dari hasil pengumpulan data. Alat yang digunakan dalam menganalisa masalah ini dengan Check Sheet, Histogram, Diagram Pareto, Peta control.

10.Mencari penyebab (fishbone diagram)

Proses ini mengidentifikasi akar penyebab dari beberapa masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam produksinya. Alat yang digunakan untuk proses pencarian penyebab ini dengan menggunakan fishbone diagram. 11.Menentukan langkah-langkah perbaikan membuat matrik (5 W + 1 H)

membuat matrik 5 W + 1 H

Berdasarkan akar penyebab masalah yang ada maka dapat dibuat suatu langkah – langkah perbaikan berdasarkan hal – hal yang berpengaruh pada seluruh proses produksi.

12.Pengumpulan data Setelah Perbaikan

Pengumpulan data ini berupa data kecacatan dan data jenis kecacatan yang diambil setelah dilakukan perbaikan. Data diambil selama 3 bulan.

13.Mengevaluasi hasil perbaikan

Setelah mengimplementasikan suatu solusi maka harus diperiksa apakah solusi tersebut memang memecahkan masalah atau mencapai target yang direncanakan. Misalnya, suatu grafik yang menunjukkan kerusakan menurun dalam suatu kurun waktu menunjukkan adanya perbaikan. yaitu dengan Check Sheet, Histogram, Diagram Pareto, Peta control, dan Stratifikasi. Pemeriksaan hasil perbaikan dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang dicapai setelah perbaikan dengan hasil sebelum perbaikan

14.Hasil data prosentase kecacatan

Yaitu hasil prosentase cacat pada produk matras yang diteliti sesudah dilakukan perbaikan.

15.Apakah hasil baik

Kalau hasil baik lanjutkan membuat standarisasi QCC dilanjutkan ke langkah berikutnya yaitu tahap analisa dan pembahasan. Apabila tidak sesuai dengan implementasi maka masalah yang ada diserahkan pada perusahaan .

16.Membuat standarisasi QCC

Setelah perbaikan diuji coba dan tidak menimbulkan efek samping yang berarti maka perlu membuat standarisasi. Standarisasi atau target yang ditentukan oleh perusahaan, dari permintaan customer, dari kondisi terbaik yang pernah dicapai. Jadikan pencapaian perbaikan ini sebagai standart minimal yang harus dipertahankan.

17.Analisa dan Pembahasan

Setelah pengolahan data dilakukan langkah berikutnya adalah melakukan analisis, analisis dilakukan berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya serta pembahasan masalah berdasarkan alternatif – alternatif yang ada dengan menggunakan fish bone diagram sedangkan rencana perbaikan dilakukan dengan cara membuat model matrik 5 W + 1 H dengan proses brainstorming.

18.Kesimpulan dan Saran

Tahap ini merupakan akhir dari tahapan penelitian yaitu melakukan penarikan kesimpulan dan saran yang didasarkan pada langkah sebelumnya. Dan ini merupakan jawaban dari permasalahan yang ada serta memberikan rekomendasi pada perusahaan apa yang sebaiknya dilakukan perusahaan guna perbaikan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan untuk ditindak lanjuti.

BAB IV

Dokumen terkait