• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Daerah Penelitian dan Metode Pengambilan Contoh

Penelitian ini dilakukan secara sengaja, yaitu di kabupaten Aceh Tengah di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Lokasi dipilih berdasarkan pertimbangan daerah yang merupakan penghasil utama kopi rakyat dan mayoritas masyarakat daerah tersebut adalah petani kopi dan sebagian besar waktunya dialokasikan kepada usahatani kopi dan sebagian besar pendapatannya berasal dari usahatani kopi.

Petani contoh dilakukan dengan teknik penarikan contoh acak sederhana. Teknik penarikan contoh acak sederhana digunakan karena pada umumnya petani menggunakan teknologi, pola budidaya, panen dan pasca panen yang cenderung homogen, dipertimbangkan pula bahwa petani contoh yang diambil adalah petani yang sebagian besar waktunya dialokasikan kepada usahatani kopi dan sebagian besar pendapatannya berasal dari usahatani kopi.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan kuisioner dan wawancara yang menyangkut; karakteristik petani dan keadaan usahatani kopi rakyat.

Karakteristik petani meliputi umur petani, jumlah anggota keluarga dan jumlah angkatan kerja usaha tani kopi, tingkat pendidikan dan pengalaman usahatani kopi. Informasi mengenai keadaan usahatani kopi rakyat meliputi luas lahan usaha tani kopi, umur tanaman kopi, jumlah Hari Kerja Orang (HKO), biaya

yang dikeluarkan untuk tenaga kerja pada kegiatan pemeliharaan sampai dengan pemasaran serta jumlah dan nilai produksi kopi yang diperoleh petani sampel.

Data sekunder dikumpulkan sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari BPS propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Dinas perkebunan Kabupaten Aceh Tengah, dan lembaga terkait. Data sekunder yang dikumpulkan antara lain adalah keadaan umum wilayah, perkembangan produksi kopi, perkembangan luas areal kopi dan perkembangan harga kopi.

4.3 Perumusan Model Penelitian 4.3.1 Analisis Fungsi Produksi

Model fungsi produksi yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas, dengan rumus sebagai berikut :

u D e X X X X Y = 1. 2. 3. 4. 1 1+ 4 3 2 1 δ β β β β α ... (4.1) dimana :

Y = produksi kopi rakyat (kg/thn) X1 = jumlah tenaga kerja (orang/ha) X2 = luas lahan (ha)

X3 = umur pohon X4 = pengalaman

e = bilangan natural (e=2.71828) D1 u D LnX LnX LnX LnX Ln LnY = α +β1 12 23 34 41 1+ = variabel dummy kemiringan

1 = lahan datar (kemiringan ≤25%) 0 = lahan miring (kemiringan >25%) atau dalam bentuk transformasi logaritma :

...(4.2) dimana :

Y = produksi kopi rakyat (kg/thn)

X1 = jumlah tenaga kerja (orang/ha) X2 = luas lahan (ha)

X3 = umur pohon X4 = pengalaman

1 = lahan datar (kemiringan ≤25%) 0 = lahan miring (kemiringan >25%) α = koefisien intersept

βi

βj <1

= koefisien regresi faktor produksi ke-i (slop ke-i) u = unsur kekeliruan model

4.3.2 Analisis Skala Usaha

Untuk mengetahui skala usaha (return to scale) berdasar kriteria pada fungsi produksi Cobb-Douglash, maka akan tercapai kondisi :

1. Decreasing return to scale, jika

2. Constant return to scale, jika

βj =1 3. Increasing return to scale, jika

βj >1

4.3.3 Analisis Elastisitas dan Efisiensi Ekonomi

Berdasarkan fungsi produksi pada persamaan (4.1) maka

1 1 1 1 X Y X Q MPX =β ∂ ∂ = dan 1 1 X Y APx = …...……(4.3)

jika persamaan (4.3) dimasukkan ke dalam persamaan (4.1) maka di peroleh :

1

ω = elastisitas produksi

1

β = koefisien produksi

Input tidak tetap atau faktor produksi dikatakan telah digunakan secara efisien, apabila input tersebut menghasilkan keuntungan maksimum. Penggunaan input secara optimal terjadi apabila nilai marjinal produk (NPM) sama dengan biaya korbanan marjinal (BKM). Oleh karena itu penggunaan input secara optimal jika : Py.MPPx1=Px1

4.4 Peubah dan Pengukurannya

Dengan menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas, maka untuk memperjelas definisi dari masing-masing peubah dan pengukurannya adalah :

1. Jumlah Tenaga Kerja (X1

Untuk jumlah tenaga kerja, diukur dari banyaknya pekerja dalam satu hari yang digunakan untuk pemeliharaan, pengolahan dan pemasaran.

)

2. Luas Lahan Kebun Kopi Produktif (X2)

Luas areal kebun kopi produktif adalah laus areal kebun kopi yang produktif. Luas areal kebun kopi produktif yang dimiliki petani baik dalam satu hamparan ataupun terpisah. Luas areal kebun kopi diukur dalam hektar (ha).

3. Umur Pohon Kopi (X3)

Umur pohon kopi dalam satu areal kebun merupakan umur rata-rata tanaman kopi yang dihitung mulai saat tanam dan diukur dalam tahun. 4. Pengalaman Petani Berusahatani (X4)

Pengalaman petani berusahatani adalah lamanya petani telah mengusahakan tanaman kopi sampai dengan tahun 2008, dinyatakan dalam tahun.

5. Dummy Kemiringan Lahan (D1)

Dummy kemiringan lahan adalah peubah yang membedakan antara usahatani kopi yang dilakukan dilahan datar (kemiringan lahan ≤ 25 persen) dan yang dilakukan di lahan miring (kemiringan lahan > 25 persen). Bila dilakukan di lahan datar diberi nilai satu, dan bila dilakukan dilahan miring diberi nilai nol.

6. Harga Kopi Biji (P)

Harga kopi yang dihitung merupakan rata-rata harga kopi biji yang diterima petani pada saat penjualan dan dinyatakan dalam rupiah per kilogram (Rp/Kg). Bila penjualan kopi dilakukan lebih dari satu kali dalam setahun, maka penentuan harga kopi dengan cara harga tertimbang. Perumusannya :

= Y Y P P i i t . dimana : t

P = harga rata-rata tertimbang i

P = harga penjualan ke-i i

Y = kuantitas penjualan ke-i Y = kuantitas penjualan total

7. Peubah-peubah dalam fungsi tersebut diukur dalam satuan per hektar untuk menghindari multikolinieritas.

V. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1 Letak Geografis

Kabupaten Aceh Tengah, merupakan salah satu dari 23-kota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kabupaten yang ber ibu kota Takengon ini, memiliki luas wilayah 4 318,39 km2 atau 431 830 hektar terdiri dari 14 Kecamatan dan 268 Desa. Terdapat di dataran tinggi Gayo, membentang di pundak Bukit Barisan dengan ketinggian 200 – 2.600 meter diatas permukaan laut. Daerah ini terletak pada 4010’ - 4058’ Lintang Utara dan 96018’ - 96022’ Bujur Timur, dengan batas wilayah sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Timur, sebelah barat dengan Kabupetan Pidie dan Kabupaten Aceh Barat, sebelah utara dengan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Aceh Utara dan sebelah selatan dengan Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Gayo Lues.

5.2 Keadaan Topografi

Kabupaten Aceh Tengah, memiliki tofografi wilayah yang bervariasi. Kondisi permukaan tanah menurut tingkat kemiringan seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Luas Tanah Menurut Tingkat Kemiringan

No Kemiringan (%)

Bentuk Morfologi Luas Wilayah (Ha) Persentase (%) 1 0 – 8 Dataran 24 175 5.54 2 9 – 12 Berombak 58 865 13.49 3 26 – 40 Bergelombang 121 527 27.85 4 40< Berbukit-bergunung 227 272 53.12

Sumber : Aceh Tengah Dalam Angka, 2008

5.3Keadaan Iklim

Sesuai dengan letak geografis, Kabupaten Aceh Tengah termasuk daerah yang beriklim tropis. Curah hujan rata-rata setiap tahun 1.624 mm dengan rata-

Dokumen terkait