• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dengan responden para petani tebu yang menjalin kerjasama kemitraan dengan PG Pakis Baru. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa di Kabupaten Rembang banyak terdapat petani tebu yang menjalin mitra dengan PG Pakis Baru, serta adanya ketersediaan perusahaan untuk memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara secara langsung dengan petani tebu di Kabupaten Rembang yang menjalin kerjasama kemitraan dengan PG Pakis Baru. Data primer juga diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada petani tebu mitra yang dipilih secara sengaja (purposive sampling).

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur yang relevan dan berbagai referensi pendukung serta penelitian terdahulu yang berkaitan erat dengan penelitian ini, seperti buku, majalah serta dari lembaga atau instansi terkait. Instansi-instansi terkait yang dimaksud antara lain Kantor Kepala Desa, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Badan Pusat Statistik, dan media elektronik (internet).

Metode Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pencarian fakta dan interpretasi yang tepat terhadap petani tebu di Kabupaten Rembang dan kemitraan yang terjalin antara petani tebu dengan PG Pakis Baru. Metode deskriptif digunakan untuk membuat deskripsi mengenai petani tebu dan kemitraan yang dijalankan antara petani tebu mitra dengan PG Pakis Baru. Jenis metode deskriptif yang digunakan adalah metode studi kasus (case study). Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan yang diteruskan dengan wawancara langsung dengan petani tebu dengan panduan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya dan juga penelusuran dengan media elektronik (internet). Kuesioner yang digunakan berisi pertanyaan yang berhubungan dengan atribut :

- Prosedur penerimaan mitra PG Pakis Baru - Kualitas bibit

- Pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi pendamping - Pendamping mudah ditemui dan dihubungi

- Frekuensi pembinaan petani - Penetapan standar produksi - Respon terhadap keluhan petani - Kesesuaian harga jual hasil panen - Kecepatan pembayaran hasil panen

- Penyediaan sarana penebangan dan pengangkutan hasil panen - Pemberian bonus

Metode pengumpulan data juga dilakukan dengan cara studi pustaka yaitu dengan mencari sumber lain yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian. Penentuan sampel dilakukan pada petani tebu yang bermitra dengan PG Pakis Baru dan berada di Kabupaten Rembang. Dalam penentuan sampel, metode yang digunakan adalah non probability sampling dengan cara purposive (sengaja) berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan penulis yaitu petani tebu yang menjalin kemitraan dengan PG Pakis Baru sebanyak 32 responden dengan ketentuan sudah bermitra dengan PG Pakis Baru sebanyak minimal dua tahun bermitra dengan pertimbangan bahwa petani tebu tersebut memiliki pengalaman yang cukup dan dapat mengisi daftar pertanyaan dengan baik. Penentuan jumlah sampel sebanyak 32 petani responden dikarenakan jumlah 30 responden tergolong ke dalam sampel besar dan memenuhi persyaratan minimum jumlah sampel (Nazir 2005). Pengambilan sampel dibantu dengan salah satu petani yang paham dengan kondisi lapang di Kabupaten Rembang sehingga untuk memperoleh data akurat mengenai petani tersebut diperlukan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari Kantor Kepala Desa, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Badan Pusat Statistik, dan media elektronik (internet).

Metode Analisis Data

Data yang diolah dalam penelitian adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran umum pola kemitraan. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan petani tebu terhadap kemitraan. Alat analisis yang digunakan adalah metode IPA dan CSI yang diperkuat dengan menggunakan analisis Gap atau kesenjangan.

Importance Performance Analysis (IPA)

Alat analisis kepuasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode IPA. Metode ini merupakan suatu teknik penerapan untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kinerjanya (performance). Tingkat kepentingan adalah seberapa penting suatu atribut pelayanan dinilai oleh petani plasma. Tingkat kinerja digunakan untuk menilai seberapa besar kinerja atribut yang sudah dirasakan petani plasma. Penentuan atribut yang dinilai dalam penelitian ini didasarkan pada ketentuan mengenai hak dan kewajiban yang terdapat dalam kontrak kemitraan, wawancara pendahuluan dengan pihak perusahaan, dan studi literatur.

Setiap atribut pernyataan diberikan skala 1 sampai 4. Skala ini sengaja digunakan untuk menghindari ketidakpastian responden (central tendency), yaitu kecenderungan memilih jawaban tengah atau kategori cukup dalam menilai atribut evaluasi kemitraan (Aritonang, 2005). Keempat tingkat kepentingan dan kinerja tersebut diberikan bobot sesuai dengan tabel 1.

Table 6 Skor atau nilai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja

Skor / Nilai Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja

1 Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Memuaskan

2 Tidak Penting Tidak Memuaskan

3 Penting Memuaskan

4 Sangat Penting Sangat Memuaskan

Perbandingan penilaian tingkat kepentingan dan kinerja menghasilkan suatu perhitungan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Tingkat kesesuaian inilah yang menunjukkan tingkat kepuasan terhadap kinerja produk atau jasa yang dihasilkan. Rumus untuk tingkat kesesuaian responden yang digunakan adalah :

Keterangan :

Tki : tingkat kesesuaian responden

Xi : skor penilaian kinerja atribut kemitraan

Yi : skor penilaian kepentingan pada setiap atribut pelaksanaan kemitraan

Jika dihasilkan nilai Tki < 100% berarti kinerja atribut belum memenuhi kepuasan petani plasma. Sedangkan jika nilai Tki > 100% berarti kinerja atribut telah memenuhi kepuasan pelanggan. Tahap selanjutnya penilaian kepentingan dan kinerja atribut yang diformulasikan kedalam diagram Kartesius. Tingkat kepentingan dan kinerja yang dimasukkan dalam diagram kartesius adalah skor Rataan responden. Rumus yang digunakan adalah :

= =

Keterangan :

: rataan skor penilaian kinerja atribut kemitraan

: rataan skor penilaian kepentingan pada setiap atribut pelaksanaan kemitraan

n : jumlah responden

Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis lurus yang berpotongan tegak lurus pada titik ( , ) yang diperoleh dengan rumus :

Keterangan :

: rataan dari skor rataan kinerja atribut kemitraan

: rataan dari skor rataan kepentingan pada setiap atribut pelaksanaan kemitraan

k : banyaknya atribut yang mempengaruhi kepuasan petani plasma

Tingkat Kepentingan (Y)

Kuadran I Kuadran II

Prioritas Utama Pertahankan Prestasi

Kuadran III Kuadran IV

Prioritas Rendah Berlebihan

Tingkat Kinerja (X)

Gambar 7 Diagram Importance Performance Analysis (IPA)

Sumber : Rangkuti (2003)

Kuadran I (prioritas utama) memuat atribut yang dianggap penting oleh petani tetapi pada kenyataannya atribut tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan petani (tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah). Atribut yang terdapat pada kuadran I harus ditingkatkan dengan cara melakukan perbaikan secara terus-menerus sehingga performance atribut yang terdapat pada kuadran I akan meningkat.

Kuadran II (pertahankan prestasi) merupakan wilayah yang memuat atribut yang dianggap penting oleh petani mitra dan sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif tinggi. Atribut-atribut yang temasuk kedalam kuadran II harus tetap dipertahankan karena atribut-atribut tersebut unggul di mata petani tebu mitra.

Kuadran III (prioritas rendah) memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh petani tebu mitra dan pada kenyatannya kinerja dari atribut tersebut tidak terlalu istimewa. Peningkatan atribut yang terdapat pada kuadran III dianggap dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh petani tebu mitra sangat kecil.

Kuadran IV (berlebihan) memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh petani tebu mitra dan dirasakan terlalu berlebihan. Atribut-atribut yang terletak pada kuadran IV dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya.

Customer Satisfaction Index (CSI)

Metode ini digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan secara keseluruhan dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut mutu jasa yang diukur. Pengukuran terhadap CSI diperlukan karena hasil pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran terhadap peningkatan pelayanan kepada pelanggan dan diperlukan sebagai hal yang kontinyu (Irawan, 2004).

Untuk melakukan penghitungan CSI digunakan skor rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja yang digunakan dalam analisis IPA. Menurut Stanford (2004), metode pengukuran CSI meliputi beberapa tahap antara lain :

1. Menghitung importance weighting factors (faktor kepentingan terbobot), yaitu mengubah nilai rataan tingkat kepentingan menjadi angka presentase dari total nilai rataan tingkat kepentingan untuk seluruh atribut yang diuji.

2. Menghitung weighted score (skor terbobot), yaitu nilai perkalian antara nilai rataan tingkat kinerja masing-masing atribut dengan faktor kepentingan terbobot masing-masing atribut.

3. Menghitung weighted total (total terbobot), yaitu menjumlahkan skor terbobot dari semua atribut.

4. Menghitung customer satisfaction index (indeks kepuasan), yaitu total terbobot dibagi skala maksimal yang digunakan, kemudian dikaliakan 100 persen.

Kepuasan konsumen dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen (Durianto, 2011). Nilai perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) menunjukkan rentang 100 persen akan mampu mengdindikasikan tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut yang diukur. Kisaran untuk rentang kepuasan konsumen adalah antara 1-100 persen. Skala yang digunakan dalam penentuan kepuasan konsumen adalah skala linear numeric. Langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen adalah dengan mencari rentang skala (RS) menggunakan rumus:

Keterangan :

m = skor tertinggi n = skor terendah

b = jumlah kelas kategori yang akan dibuat.

Rentang skala untuk penelitian ini dengan menggunakan rumus di atas adalah :

Tingkat kepuasan secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan pelanggan. Adapun kriterianya berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus adalah :

0,00 – 0,25 = tidak memuaskan 0,26 – 0,50 = kurang memuaskan 0,51 – 0,75 = memuaskan

Dokumen terkait