• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen ANALISIS KOMUNIKASI PARTISIPATIF DALAM P (Halaman 48-56)

Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan pandangan yang mendasar dari ilmuan tentang apa yang menjadi pokok kajian yang semestinya harus dipelajari sebagai suatu ilmu pengetahuan (Ritzer 1992 & Salim 2001). Dengan demikian paradigma merupakan suatu pokok persoalan dalam suatu cabang ilmu menurut versi ilmuan tertentu.

Bertolak dari pengertian di atas, suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu dimungkinkan di dalamnya terdapat terdapat beberapa bentuk paradigma. Guba dan Lincon (1994) mengajukan tipologi yang mencakup empat paradigma, yaitu: positivisme, postpositivisme, critical theories dan constructivism.

Tujuan penelitian ini adalah ingin memaknai peran dan kredibilitas fasilitator menurut perspektif partisipan dan pelaku PNPM MPd serta menganalisis proses komunikasi yang berlangsung dalam aktivitas PNPM MPd. Oleh karena itu penelitian ini mengarah kepada konstruksi realitas yang ada dari tindakan sosial dari partisipan dan pelaku program. Mengacu pada pemikiran ini maka paradigma penelitian yang dipilih adalah paradigma kontruktivis, yaitu paradigma yang memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action (tindakan sosial yang penuh arti) melalui pengamatan langsung terhadap perilaku sosial dalam setting keseharian yang alamiah, agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara dunia sosial mereka (Hidayat, 1999). Perbedaan antar paradigma yang satu dengan lainnya menurut Denzim dan Lincon (1994) pada dasarnya dapat dilihat dari tiga elemen, yaitu ontology, epistimologi dan methodology. Mengacu pada pemikiran tersebut, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti dalam menentukan pilihan pada pendekatan konstruktivis, yaitu ;

1. Secara ontology paradigma konstruktivis memandang bahwa realitas merupakan konstruksi sosial, dimana kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Dalam pandangan paradigma konstruktivis realitas hadir sebagai konstruksi mental, dipahami secara beragam berdasarkan pengalaman serta konteks lokal dan spesifik para individu yang bersangkutan (Hidayat & Dedy N 1999). Dalam konteks penelitian ini budaya masyarakat Desa Teluk polanya memiliki

kekhasan sebagai bagian dari rumpun Melayu Jambi yang memiliki konstruksi sosial yang juga khusus.

2. Secara Epistimologi, paradigma konstruktivis memandang bahwa pemahaman tentang suatu realitas atau temuan penelitian merupakan produk interaksi peneliti dengan tineliti. Hubungan epistemologis antara peneliti dengan tineliti, menurut paradigma konstruktivis bersifat satu kesatuan, subjektif dan merupakan hasil perpaduan interaksi diantara keduanya (Salim 2001). Dalam konteks ini data yang diperoleh merupakan hasil interaksi peneliti dengan masyarakat Desa Teluk dan informan lainnya secara langsung, melalui interaksi yang sedekat mungkin dengan subyek penelitian baik melalui metode observasi participant ataupun wawancara mendalam. 3. Secara Metodologis, paradigma konstruktivis menekankan empati dan

interaksi dialektik antara peneliti dan informan untuk merekonstuksi realitas yang diteliti melalui metode-metode penelitian kualitatif. Dalam konteks ini untuk memperoleh data peneliti menekankan interaksi dialektis antara peneliti dengan tineliti, terutama melalui pendekatan observasi participant.

Paradigma konstruktivis merupakan bagian dari pendekatan penelitian kualitatif. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, kelompok atau interaksi tertentu. Penelitian ini merupakan sebuah proses investigasi dimana peneliti secara bertahap berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, meniru, mengkatalogkan dan mengelompokkan obyek studi (Miles & Huberman 1984). Istilah kualitatif menunjuk pada proses dan makna yang tidak diuji atau diukur secara ketat dari segi kuantitas, jumlah, intensitas atau frekuensi, penekanan diberikan pada sifat konstruksi sosial dari realitas dan mencari jawaban bagaimana pengalaman sosial dibentuk dan diberi makna (Denzin dan Lincoln 2003). Bagi peneliti kualitatif, realitas sosial adalah wujud bentukan (konstruksi) para subyek penelitian yaitu tineliti dan peneliti. Dalam penelitian ini peristiwa atau gejala sosial yang akan diteliti adalah tentang peran dan kredibilitas fasilitator menurut perspektif partisipan dan pelaku PNPM MPd serta proses komunikasi yang berlangsung dalam aktivitas PNPM MPd.

Desain Penelitian

Studi ini akan menggunakan tradisi penelitian etnografi. Desain ini muncul dari bidang antropologi, terutama dari sumbangan pemikirannya Bronislaw Malinowski, Robert Park dan Franz Boas (Kirk & Miller 1986 diacu dalam

Spradley 1997). Tujuan penelitian etnografi adalah untuk memberi suatu gambaran holisitik subyek penelitian dengan penekanan pada pemotretan pengalaman sehari-hari individu dengan mengamati dan mewawancarai mereka dan orang-orang lain yang berhubungan. Selanjutnya Spradley (1997) menyatakan bahwa etnografi akan memusatkan usahanya untuk menemukan bagaimana berbagai masyarakat mengorganisasikan budaya mereka dalam pikiran mereka dan kemudian menggunakan budaya tersebut dalam kehidupan.

Ciri pokok etnografi adalah penekanan terhadap eksplorasi gejala sosial tertentu, pengumpulan data empiris tak terstruktur, pilihan atas sejumlah kecil kasus dan pendekatan interpretative dalam analisis data. Penelitian etnografi bersifat fleksibel dan akan berkembang secara kontekstual sebagai reaksi dari realitas sosial yang ditemukan secara tidak sengaja di lapangan. Hal ini seperti yang diungkapkan Grant dan Fine (1992) diacu dalam Creswell (1994) :

“The research (ethnography) process is flexible and typically evolves contextually in response to the lived realities encountered in the field setting.” (11)

Etnografi komunikasi sendiri merupakan pendekatan sosiolinguistik bahasa, yaitu melihat penggunaan bahasa secara umum dihubungkan dengan nilai-nilai sosial kultural (Hymes 1962 diacu dalam Kuswarno, 2008). Dengan kata lain etnografi komunikasi menggabungkan sosiologi (analisis interaksional dan identitas peran) dengan antropologi (kebiasaan penggunaan bahasa dan filosofi yang melatarbelakanginya) dalam konteks komunikasi, atau ketika bahasa itu dipertukarkan. Seville-Troike (1986) diacu dalam Kuswarno (2008) menyatakan bahwa fokus kajian etnografi komunikasi adalah masyarakat tutur (speech community), yang di dalamnya mencakup : (a) cara-cara bagaimana komunikasi itu dipola dan diorganisasikan sebagai sebuah sistem dari peristiwa komunikasi; dan (b) cara-cara bagaimana pola komunikasi itu hidup dalam interaksi dengan komponen sistem kebudayaan lain.

Studi etnografi mencakup wawancara mendalam dan pengamatan berperan serta yang terus menerus terhadap suatu situasi dan dalam usaha untuk menangkap gambaran keseluruhan bagaimana manusia menggambarkan dan menyusun dunia mereka (Frankel & Wallen diacu dalam Creswell 1995).

Tempat dan Waktu Kajian

Peneliti memilih Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari sebagai lokasi penelitian dengan fokus di Desa Teluk. Kecamatan Pemayung dinyatakan telah berhasil melaksanakan program dan menjadi rujukan bagi program

pemberdayaan kecamatan-kecamatan lain di kabupaten ini. Kabupaten Batang Hari sendiri merupakan salah satu daerah pertama di Provinsi Jambi yang menerima Program PPK dan dianggap telah berhasil dan hingga kini dikembangkan menjadi lokasi PNPM MPd.

Lokasi penelitian merupakan salah satu desa yang menerima bantuan PPK sejak tahun 2003 hingga saat ini (PNPM MPd). Untuk memilih desa sebagai lokasi penelitian, peneliti melakukan pendataan awal dan melakukan wawancara dengan pengurus UPK dan fasilitator Kecamatan Pemayung. Desa Teluk dipilih karena dinilai berhasil dalam melaksanakan aktivitas PPK dan PNPM MPd dan hampir setiap tahun desa ini mendapatkan kesempatan sebagai lokasi kegiatan PPK dan PNPM MPd di Kecamatan Pemayung.. Pertimbangan berikutnya adalah mayoritas atau hampir 95 persen penduduk Desa Teluk adalah beretnik Melayu Jambi, hal ini akan memudahkan peneliti untuk menggali budaya lokal yang cenderung sama sebagai basis untuk melakukan kajian etnografi komunikasi. Waktu penelitian dilaksanakan sejak tanggal 11 Maret 2009 sampai dengan tanggal 13 Mei 2009.

Data dan Metode Pengumpulan data

Sumber data primer dalam penelitian adalah data yang diperoleh dari informan. Penentuan informan dilakukan dengan sengaja (purposive) yaitu memilih informan yang sesuai dengan desain penelitian. Prosedur pemilihan informan dilakukan dengan teknik snowball yaitu penentuan sampling dimulai dari informan kunci dan berkembang mengikuti informasi atau data yang diperlukan. Pada saat yang sama peneliti juga mengikuti setiap event komunikasi dalam aktifitas PNPM MPd di lokasi penelitian. Proses penggalian data juga akan mempertimbangkan triangulasi.

Dari penelusuran di lapangan, maka peneliti menggunakan informan sebagai berikut: tokoh informal (yaitu tokoh adat, agama, pemuda dan perempuan), KM Prov PNPM MPd Jambi, Camat Pemayung dan aparatnya, PJOKab Batang Hari dan PJOK Kecamatan Pemayung, FasKab dan FK, pengurus BKAD dan UPK Kecamatan Pemayung, aparat desa, PL, mantan PL, KPMD dan perwakilan RTM serta pengamatan lapangan (kondisi rumah, kondisi usaha ekonomi produktifnya, suasana relasi dan interaksi antar anggota keluarga dan kelompok). Lebih lanjut daftar informan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Informan di Lokasi Penelitian

No Nama Pekerjaan

1 Ir. Safwan KM Prov. PNPM MPd Jambi 2 Mularambe, S.Sos PJOKab PNPM MPd Batang Hari 3 Adnan, S.Si Camat Pemayung

4 Darma Etika, SE FasKab Batang Hari 5 Bastian, ST FT Kabupaten Batang Hari 6 Ependi, ST FK Pemayung

7 Oktaria, ST FT Kecamatan Pemayung 8 Parlaungan Lubis, SH PJOK Pemayung

9 Habibullah Ketua BKAD Kec. Pemayung 10 Mubarok Sekretaris BKAD Kec. Pemayung

11 Mery Ketua UPK Kec. Pemayung

12 Sirojudin Sekretaris UPK Kec. Pemayung 13 Machmud Bendahara UPK Kec. Pemayung

14 Hasan Kepala Desa Teluk

15 Abdul Somad Sekretaris Desa Teluk 16 Ibrahim Ketua LPM Desa Teluk

17 Kamal TPK Desa Teluk

18 Zawawi Imam Masjid/Tokoh adat 19 A. Hajar Da’i/ mantan TPK

20 Jafar Kepala SD/mantan TPK

21 Fatimah Tokoh Perempuan/pelaku PNPM 22 Kartina Guru SMP/mantan PL

23 Zakaria Guru SMP/tokoh adat

24 Rita Pendamping Lokal

25 Sayuti Tokoh Pemuda

26 Amin Tokoh Pemuda

27 Afandi RTM

28 Yusuf RTM

29 Saodah RTM

30 Yusuf RTM

31 Samin RTM

Untuk mendapatkan data primer tersebut peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu : pengamatan berperan serta dan wawancara mendalam. Metode tersebut digunakan untuk memenuhi bahan penelitian kualitatif. Masing-masing metode digunakan sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan peneliti. Data yang diperoleh dari masing-masing metode dianalisis berdasarkan pada penggunaan data tersebut.

Pertama, pengamatan berperan serta, yaitu interaksi sosial yang terjadi antara peneliti dengan informan untuk memahami keseharian subjek penelitian serta makna dari tindakan mereka. Dalam kaitan ini saya sependapat dengan pernyataan Srinivas (1974) sebagaimana dikutip oleh Wiradi (2009) bahwa “jika ilmuan sosial betul-betul ingin mengetahui daerah pedesaan, maka dia harus menghabiskan beberapa waktu untuk tinggal dalam kondisi-kondisi yang sama dengan yang dialami oleh orang-orang yang menempati daerah itu. Sebab untuk memahami relasi dan proses sosial yang bekerja di pedesaan, dibutuhkan landasan pengalaman untuk mendapatkan suatu pengetahuan. Terdapat dua alasan metodologis, kenapa peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

berperan serta (Moleong 1989). (1) pengamatan memungkinkan peneliti melihat, merasakan dan memaknai dunia beserta ragam peristiwa dan gejala sosial didalamnya sebagaimana tineliti melihat, merasakan dan memaknainya. (2) pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan secara bersama oleh peneliti dan tineliti.

Selama dua bulan, tinggal di rumah penduduk, peneliti dapat mengamati dan menggali data tentang aktivitas PNPM MPd dan memandang realitas sosial dan kehidupan mereka, yaitu rutinitas kerja, kebiasaan-kebiasaan, perilaku, potensi, komunikasi dan jejaring sosial yang ada untuk meningkatkan akses mereka. Selama pengamatan diperoleh data tentang suasana relasi antar anggota masyarakat dengan pemimpin lokal, antar RTM dengan pemimpin lokal dan aparat desa, kondisi rumah dan lingkungan anggota masyarakat dan kondisi desa secara umum. Selain itu juga memahami latar belakang keberhasilan program dan kegagalan program pada setiap aktifitas PNPM MPd.

Rentang waktu kurang lebih dua bulan di lapangan bagi peneliti memang cukup singkat untuk mampu mengungkap secara jujur dan apa adanya pendapat masyarakat. Akan tetapi peneliti sangat terbantu oleh salah seorang tokoh masyarakat Desa Teluk yaitu Bapak Hajar, seorang da’i tempat dimana peneliti tinggal. Dengan profesinya sebagai da’i (penceramah) yang bersangkutan menguasai informasi desa itu dan relasi yang luas di luar desa, sehingga tidak saja informasi tentang warga desa di wilayahnya tetapi juga desa-desa tetangga dapat peneliti peroleh. Melalui beliau juga peneliti dipertemukan dan dikenalkan kepada tokoh-tokoh masyarakat yang diyakini memiliki kapasitas dan bisa memberikan referensi yang cukup untuk mendapatkan data penelitian. Pengalaman peneliti setelah tinggal di desa lokasi mengajarkan bahwa waktu yang tepat untuk mengunjungi responden ada dua : pertama di sore hari (ba’da asar) dan kedua pada malam hari (ba’da isya’)

Beberapa aktivitas kemasyarakatan yang sempat peneliti ikuti di lokasi diantaranya adalah kegiatan yasinan remaja setiap malam selasa, kegiatan gotong royong warga (membuat rumah), olahraga dan di sela-sela waktu kosong peneliti juga turut melihat dari dekat aktivitas petani di kebun (kebun karet dan kelapa sawit). Pada saat berbaur dan menyatu dengan warga inilah peneliti mencoba memaknai aktivitas keseharian mereka dengan obrolan-obrolan ringan maupun mengamati interaksi antar mereka.

Kedua, penelitian menggunakan metode wawancara mendalam. Wawancara adalah proses komunikasi dan interaksi antara peneliti dengan subyek penelitian atau informan dalam rangka memperoleh keterangan tentang diri mereka dan masyarakatnya. Wawancara mendalam adalah komunikasi antara peneliti dan subyek kasus atau informan untuk memperoleh informasi melalui tatap muka berulang kali di fokus lokasi penelitian. Wawancara ini bersifat fleksibel dengan susunan outline wawancara yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lokasi penelitian. Wawancara mendalam ditujukan kepada pada keluarga miskin (penerima program), KM PNPM MPd Provinsi Jambi, aparat kecamatan, aparat desa, BPD, LPM, KPMD, FK, F-Kab dan pelaku PNPM MPd lainnya baik di desa, kecamatan maupun kabupaten.

Sebelum dilakukan wawancara mendalam, peneliti terlebih dahulu mengadakan pendekatan dengan para informan dan menyampaikan maksud peneliti. Peneliti mencoba membuka percakapan dengan membicarakan permasalahan umum yang ada di desa untuk selanjutnya diteruskan sesuai dengan kebutuhan data dan informasi yang diperlukan peneliti. Informasi yang ingin diperoleh adalah bagaimana mereka memaknai kredibilitas seorang fasilitator dalam pemberdayaan masyarakat dan bagaimana proses komunikasi partisipatif berlangsung pada aktifitas PNPM MPd. Dalam hal ini peneliti lebih banyak mendengarkan dan memberikan tanggapan secukupnya, sehingga para informan merasa dihargai dan bersemangat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Peneliti menggunakan alat bantu MP4 (alat rekam audio) dan kamera digital untuk merekam apa yang disampaikan para informan untuk kemudian memasukkan data yang diperoleh ke dalam catatan lapangan.

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumen- dokumen : dokumen Konsultan Manajemen (KM) PNPM MPd Jambi, F-Kab Kabupaten Batanghari, dokumen di Kecamatan meliputi data tentang geografi, demografi, potensi yang ada pada monografi kecamatan dan desa lokasi penelitian serta data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Metode yang digunakan dalam mengumpulkan datanya adalah metode penelitian dokumen. Metode penelitian dokumen berupaya untuk melakukan penggalian data tentang pelaksanaan kegiatan PNPM MPd oleh anggota komunitas penerima program dengan mempelajari dokumen-dokumen yang tersedia.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui kajian ini merupakan data kualitatif dan dianalisis secara kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Analisis data dalam penelitian ini berlangsung bersamaan dengan proses pengumpulan data. Di antaranya meliputi tiga jalur, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles & Huberman 1994).

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan akhir dapat diambil. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan juga mencakup verifikasi atas kesimpulan. Kesimpulan- kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara : (1) memikir ulang selama penulisan, (2) tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, (3) peninjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektif”, dan (4) upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Ketiga kegiatan analisis tersebut merupakan proses siklus dan interaktif.

Data selanjutnya disunting, untuk menentukan kelengkapan data dan keabsahan data. Keabsahan data dicek ulang dengan membandingkan antar data. Seluruh data primer dan sekunder ditelaah. Pada analisis untuk suatu topik masalah menghimpun fakta-fakta menurut unit analisis. Baru kemudian data-data dalam unit analisis yang sama dipisah lagi menurut konsep-konsep penting yang dijadikan dasar untuk menyederhanakan gambaran himpunan. Penelitian ditujukan untuk mengkaji kredibilitas fasilitator dalam pemberdayaan masyarakat dengan melihat kasus implementasi PNPM MPd.

Ketiga tahapan tersebut berlangsung secara simultan. Analisis data ini terlihat dalam Gambar 2 (dikutip dari Miles & Huberman 1994).

Gambar 2. Proses Analisis Data Penelitian

Pengumpulan Data Penyajian Data

PROFIL DAN PETA SOSIAL MASYARAKAT

Dalam dokumen ANALISIS KOMUNIKASI PARTISIPATIF DALAM P (Halaman 48-56)