• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL DAN PETA SOSIAL MASYARAKAT DI KECAMATAN PEMAYUNG

Dalam dokumen ANALISIS KOMUNIKASI PARTISIPATIF DALAM P (Halaman 56-68)

Gambaran Umum Wilayah

Kabupaten Batang Hari atau dikenal dengan sebutan “Bumi Serentak Bak Regam” terdiri dari delapan Kecamatan dengan 100 Desa dan 13 Kelurahan. Jumlah Penduduk sebanyak 201.997 jiwa, dengan jumlah RTM sebanyak 17.473 atau anggota RTM sebanyak 69.032 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Batang Hari adalah + 5.809,43 km2. Sementara Kecamatan Pemayung sendiri adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Batang Hari yang resmi menjadi kecamatan definitif sejak tanggal 10 Januari 1992 berdasarkan PP No : 10 Tahun 1991 tanggal 22 Oktober 1991. Secara geografis Kecamatan Pemayung terletak dibagian timur Kabupaten Batang Hari yang meliputi wilayah seluas 109.591 Ha, dengan jumlah penduduk s/d Triwulan IV tahun 2008 sebanyak 29.201 jiwa (6.978 KK) yang terdiri terdiri dari 17 desa dan 1 kelurahan. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.822 KK atau 21,26 persen dikategorikan sebagai keluarga miskin (BPS Kabupaten Batang Hari 2008)

Dari luas Kecamatan Pemayung tersebut, dua pertiganya terletak di seberang sungai Batang Hari, dimana lokasi tersebut memiliki hutan produksi yang sangat luas dan berpotensi untuk ditanami perkebunan. Sedangkan pada tepi sungai Batang Hari memiliki potensi untuk peternakan Ikan dalam keramba. Mata pencaharian masyarakatnya mayoritas adalah petani selebihnya adalah PNS, pedagang kecil, industri rumahtangga, dan buruh tani. Potensi sumberdaya alam yang potensial adalah perkebunan dan pertanian. Adapun produk unggulannya adalah buah-buahan (terutama durian dan duku), karet, kelapa sawit, serta tanaman pangan. Di samping itu Kecamatan Pemayung juga memiliki potensi usaha-usaha kerajinan yang dikerjakan oleh rumah tangga, antara lain ukiran kayu di Desa Pulau Betung dan Desa Simpang Kubu Kandang, gerabah di Desa Serasah, Perikanan di Desa Senaning, Peternakan di Desa Selat, Industri makanan di Desa Selat, pendederan Ikan lele di Desa Kuap dan Salai Pisang di Desa Pulau Betung.

Pusat Pemerintahan Kecamatan ini terletak di Kelurahan Jembatan Mas dengan orbitasi 36 kilometer dari Ibukota Propinsi Jambi dan 29 kilometer dari Ibukota Kabupaten Batang Hari dengan batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Jambi luar kota Kabupaten Muaro Jambi, Kecamatan Muara Bulian dan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jambi luar kota Kabupaten Muaro Jambi

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Tembesi, Kecamatan Mersam dan Kecamatan Muaro Sebo Ilir Kabupaten Batang Hari.

Kecamatan Pemayung telah berpartisipasi dalam kegiatan PNPM MPd sejak tahun 2003 (dulu masih dengan nama PPK), dan sampai saat ini terus mendapatkan alokasi BLM, dimulai dari PPK II ( Siklus empat, lima dan enam) , dan PPK III (Siklus sembilan dan 10). Memasuki Tahun Anggaran 2007 kecamatan ini juga ikut berpatisipasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan dengan BLM sebesar Rp 4.999.967.910,- (Tahun Anggaran 2007) dan Rp 1.000.000.000,-(Tahun Anggaran 2008). Kegiatan yang didanai didasarkan atas skala prioritas pada Musrenbangdes masing-masing desa yang dikompetisikan dalam MAD atau Musrenbang di tingkat Kecamatan Pemayung.

Sementara itu, Desa Teluk memiliki batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Barat : Sungai Batanghari

- Sebelah Utara : Desa Pulau Raman Kec. Pemayung

- Sebelah Timur : Desa Rantau Majo Kec. Sekernan Kab. Muaro Jambi - Sebelah Selatan : Desa Olak Rambahan Kec. Pemayung

Orbitasi Jarak Desa Teluk berada pada posisi yang strategis karena memiliki daya jangkau terhadap pelayanan dari pemerintahan baik di tingkat kecamatan, kabupaten dan propinsi yang relatif dekat. Secara geografis Desa Teluk sesungguhnya berada pada posisi yang menguntungkan karena warga desa tersebut dapat mengakses dan menggunakan fasilitas publik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Orbitasi Jarak dan Waktu Tempuh Desa Teluk dari Pusat Pemerintahan

No Orbitasi Jarak Waktu

1 Pusat pemerintahan kecamatan 18 km 20 menit

2 Pusat pemerintahan kabupaten 44 km 45 menit

3 Pusat pemerintahan provinsi 38 km 30 menit

Secara umum keadaan topografi Desa Teluk adalah dataran sedang yang memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan penghujan yang berimbang. Desa dengan luas 50,090 km2 ini terletak di sepanjang aliran sungai Batang Hari. Dari keadaan morfologi, posisi desa yang berada di pinggir sungai mempunyai sedikit catatan. Pada masa lalu, sungai merupakan satu-satunya alur transportasi antar wilayah yang efektif. Situasi ini berperan mendukung aktivitas masyarakat pada saat itu baik secara ekonomi, sosial dan politik paling tidak sampai awal abad 20. Namun, semua ini berakhir pada dekade ke-2 abad ke-20, ketika jalan darat telah banyak dibangun,. Sejak awal abad ke-20, transportasi jalan darat merupakan sarana utama aktifitas ekonomi, sosial dan politik di daerah ini.

Kondisi wilayah yang berada di wilayah pinggir sungai juga mengakibatkan sering terjadinya banjir pada musim hujan karena meningkatnya debit air sungai kiriman dari hulu sungai bahkan pada kondisi tertentu banjir dapat mencapai bibir jalan. Oleh karenanya, di daerah ini kita akan menjumpai pemukiman masyarakat dengan bentuk panggung untuk terhindar dari banjir. Akan tetapi yang menarik adalah bagi masyarakat Desa Teluk, banjir justru dianggap sebagai berkah dan bukan musibah atau bencana sebagaimana anggapan masyarakat di tempat lain. Berikut adalah penuturan seorang warga :

”Bagi kami banjir menjadikan ladang kami menjadi lebih subur dan dapat mengusir hama terutama tikus, sehingga ketika banjir datang hampir dipastikan hasil panen akan maksimal. Banjir juga bermanfaat bagi kami untuk mengeluarkan kayu dari dalam hutan, terutama untuk kayu bakar karena kami umumnya untuk keperluan memasak masih menggunakan kayu bakar. (Ah)

Menurut sejarahnya Desa Teluk dahulu bernama Dusun Teluk yang dipimpin oleh seorang Penghulu dan Mangku. Diberikannya nama Dusun Teluk dikarenakan adanya lingkaran sungai di muara desa tersebut. Pada awalnya Desa Teluk memiliki tiga Dusun, yaitu Dusun Ilir, Dusun Tengah dan Dusun Ulu. Namun seiring perjalanan waktu dan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin berkembang maka terjadilah pemekaran dan saat ini memiliki empat Dusun, yaitu Dusun I, II, III dan IV dengan 15 Rukun Tetangga (RT).

Lokasi Desa Teluk terdiri atas beberapa lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan mata pencaharian, untuk pemukiman dan sarana infrastruktur lainnya. Penggunaan tanah di Desa Teluk sebagian besar diperuntukkan untuk tanah pertanian sawah dan perkebunan sedangkan sisanya untuk tanah kering yang merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Kependudukan

Permasalahan penduduk selalu menjadi topik pembicaraan yang cukup menarik. Hal ini dikarenakan masalah penduduk selalu berkaitan erat dengan berbagai masalah lain dalam kehidupan manusia di tengah masyarakat. Pertumbuhan penduduk yang cepat sering dihubungkan dengan kepadatan yang tinggi, keperluan akan bahan sandang dan pangan, masalah pendidikan, tenaga kerja dan prasarana lainnya yang terwujud sebagai kesatuan sosial.

Penduduk yang bermukim di lokasi ini hampir 100 persen merupakan masyarakat Melayu Jambi. Komposisi penduduk Desa Teluk berjumlah 974 KK (6186 Jiwa) dengan rincian sebagaimana tertera pada Tabel 3.

Tabel. 3. Komposisi Penduduk Desa Teluk Berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Kesejahteraan dan Tingkat Pendidikan Tahun 2008

No Komposisi Penduduk Desa Teluk Jumlah

1 Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 6.186 Jiwa 2.510 Jiwa 3.676 Jiwa 2 Berdasarkan Tkt. Kesejahteraan

Kaya Sedang Miskin

6.186 Jiwa 174 KK/ 696 Jiwa 660 KK/ 2800 Jiwa 140 KK/ 2690 Jiwa 3 Berdasarkan Tkt. Pendidikan Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA S.1 6.186 Jiwa 200 3186 399 2.302 99

Sumber : Profil Desa Teluk Tahun 2008.

Dari Tabel di atas terlihat bahwa sumber daya manusia jika dilihat dari tingkat pendidikan cukup rendah dimana jumlah penduduk terbesar hanya berhasil menamatkan SD yaitu 3186 orang (52%) dan masih juga ditemukan penduduk yang tidak tamat SD yaitu 200 orang (3%). Tabel di atas juga menjelaskan bahwa ada 2303 orang (37%) berhasil menamatkan pendidikan SLTA dan 99 orang (2%) berhasil menamatkan pendidikan tinggi (Sarjana). Akan tetapi dari hasil pemantauan dan wawancara kepada warga desa umumnya mereka yang menamatkan pendidikan tinggi tersebut mencari pekerjaan di kota, baik di Ibukota provinsi maupun kabupaten sehingga SDM potensial di desa menjadi berkurang.

Keterbatasan sumber daya manusia dari sisi kuantitas ini diduga menjadi penyebab rendahnya keterlibatan penduduk dalam aktivitas ekonomi maupun menangkap peluang yang ada di desa. Selain itu, sumber daya manusia yang rendah, menimbulkan kreatifitas yang rendah pula. Hal ini dapat dilihat pada apa yang dilakukan oleh masyarakat di desa tersebut. Umumnya petani, terutama buruh tani merasa menyerah dengan keadaan alam dan keadaan dirinya,

kalaupun ada yang memiliki ide mengembangkan potensi dan peluang yang ada di desa tersebut jumlahnya terbatas dan dimiliki oleh mereka yang memiliki akses dan informasi dari luar desa yang lebih baik.

Aktivitas Pendidikan

Untuk meningkatkan program wajib belajar 12 Tahun dan meningkatkan mutu pendidikan sejak tahun 2005 telah dibangun satu buah TK yang didanai oleh program PPK yaitu TK Seroja Kelurahan Jembatan Mas. Untuk tahun 2006 ada dua TK yang dibangun oleh program PPK yaitu TK Desa Lopak Aur dan Desa Selat yang sampai saat ini telah bermanfaat bagi anak didik pra SD. Sementara itu untuk tingkat SD Kecamatan ini memiliki SD 27 buah, MIS 27 buah, SMP Negeri dua buah, SMP satu atap dua buah, MTs dua buah, MTsN satu buah, SPP-SPMA 1 buah, MAS satu buah dan SMA Negeri satu buah. Di samping itu di Kecamatan Pemayung juga berdiri tiga buah pesantren yaitu pesantren Irsyadul Ibad di Desa Simpang Kubu Kandang, Darus Syafiiyah di Desa Tebing Tinggi dan Manba’ul Huda di Rasau Kelurahan Jembatan Mas. Pada pendidiikan di bidang agama telah juga di bangun oleh program PNPM MPd adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tahun 2003 dan 2004 di Desa Teluk dan Desa Lopak Aur. Secara rinci jenis dan jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Pemayung terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4 . Jenis dan Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Pemayung.

No Jenis Jumlah Keterangan

1 TK 3 Dibangun oleh PPK dan PNPM MPd

2 SD 27 -

3 MI 27 Dua diantaranya dibangun oleh PPK dan

PNPM MPd

4 SMP Negeri 2 -

5 SMP Satu Atap 2 -

6 MTs Negeri 1 -

7 MTs Swasta 2 Dibangun oleh PPK dan PNPM MPd

8 SMA Negeri 1 -

9 SPP-SPMA 1 -

10 MA Swasta 1 -

11 Pesantren 2 -

Sampai saat ini aktivitas pendidikan berjalan lancar. Khusus untuk pendidikan dasar umumnya peserta didik mengikuti dua pendidikan sekaligus. Pagi hari bersekolah di SD Negeri (sekolah umum) dan siang hari di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Secara umum kesadaran masyarakat menyekolahkan anak-anak cukup tinggi. Hal ini terlihat dihampir seluruh keluarga, anak-anaknya di sekolahkan baik di dalam desa yang bersangkutan (khususnya untuk tingkat SD

dan SLTP sederajat) atau di luar desa mereka, baik di Ibukota kecamatan maupun di Ibukota kabupaten dan di ibukota provinsi (terutama untuk tingkatan SLTA dan pendidikan tinggi).

Aktivitas Keagamaan

Kegiatan keagamaan dilaksanakan di desa-desa dengan kelompok Pengajian Ibu-ibu yang dilaksanakan di setiap RT, yang dikoordinir oleh BKMT desa maupun BKMT Kecamatan. Kecamatan Pemayung melaksanakan pengajian BKMT setiap Jum’at Minggu ke 2 dengan bergiliran ke setiap desa yang ada di wilayah Kecamatan Pemayung. Begitu juga kegiatan remaja masjid berjalan dalam bentuk kegiatan pengajian antara Magrib dan Isya di setiap desa. Kecamatan ini juga memiliki da’i yang bertugas memberikan ceramah agama ke masing-masing desa secara rutin tiga hari sekali.

Khusus untuk Desa Teluk dari dahulu hingga saat ini warga yang tinggal di desa tersebut adalah penduduk asli yang masih memegang kuat adat istiadat Melayu Jambi yang dicirikan oleh kentalnya budaya Islam. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan keseharian penduduknya yang selalu menggunakan sarung atau paling tidak mesti menggunakan celana panjang serta berpeci (bagi pria) apabila ingin bepergian atau keluar rumah terutama ketika bertamu ke rumah tetangga atau menghadiri acara-acara adat dan agama di wilayah desa tersebut. Penduduknya hampir 100% beragama Islam. Kegiatan-kegiatan keagamaan cukup semarak, seperti yasinan dan PHBI (perayaan hari besar Islam).

Menurut Ustadz Zawawi, Dusun Teluk sebagai desa tertua di Kecamatan Pemayung dicirikan oleh aktivitas keagamaan yang masih sangat kental bila dibandingkan dengan desa-desa tetangga. Dulu di desa ini terkenal sangat fanatik sekali dengan nilai-nilai agama (Islam) dan bahkan mungkin sangat ekstrim jika dibandingkan dengan desa tetangga. Misalnya : melarang orang yang sudah akil balig memakai celana pendek berjalan di tempat umum, mengharuskan berkopiah bagi yang akan shalat di masjid atau menghadiri pertemuan-pertemuan desa. Begitu juga dengan ritual ketika ada penduduk yang meninggal dunia, setelah acara pemakaman maka warga akan melaksanakan shalat berjamaah magrib selama tujuh hari berturut-turut di tempat keluarga ahli waris yang dilanjutkan dengan pembacaan yasin dan doa untuk almarhum. Hingga saat ini nilai-nilai itu sangat terasa. Peneliti juga merasakan ketika ikut shalat Jum’at di Masjid Jami’ desa tersebut. Seluruh warga desa menghentikan aktifitas keseharian dan ikut bersama-sama mengikuti shalat jum’at berjamaah.

Desa ini memiliki masjid yang konon menurut masyarakat setempat adalah masjid terbesar di Kabupaten Batang Hari dan menjadi pusat segala aktifitas keagamaan di desa ini. Masjid kebanggaan desa ini dibangun dengan swadaya masyarakat dan bantuan dari pihak lain dan beberapa putra daerah yang telah berhasil di daerah lain.

Struktur Komunitas

Karakteristik masyarakat dalam Kecamatan Pemayung pada umumnya adalah rumpun masyarakat melayu dengan tetap mempertahankan adat istiadat Jambi dalam kehidupan sehari-hari dengan Alqur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW sebagai rujukan utama dan pedoman hidup karena hampir 100% penduduknya beragama Islam. Heterogenitas atau keberagaman hanya terlihat pada desa atau kelurahan yang berada di tepi jalan lintas Jambi-Muara Bulian, seperti Desa Selat dan Kelurahan Jembatan Mas. Selain Melayu Jambi Suku- suku yang tinggal di daerah tersebut adalah Jawa, Minang, Batak, Bugis, Cina, Palembang dan sebagainya. Sementara untuk daerah-daerah di sepanjang tepian Sungai Batanghari umumnya di diami oleh suku Melayu Jambi. Desa Teluk misalnya, hampir 100% penduduknya adalah beretnik Melayu Jambi.

Penduduk sebagian besar bekerja sebagai petani, terutama petani karet, kelapa sawit, Tanaman pangan (padi) dan buah-buahan (duku dan durian). Pada musim buah-buahan terutama Desa Teluk, Selat dan Lopak Aur menjadi pemasok terbesar buah durian dan duku di Provinsi Jambi dan bahkan dikirim ke luar Provinsi Jambi hingga sampai ke pulau Jawa.

Bagi warga Desa Teluk, keluarga merupakan hal pokok dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsi pokoknya adalah menjamin kebutuhan hidup keturunannya dan melestarikan ikatan kekeluargaan dan adat istiadat. Sebagian besar warga yang tinggal di daerah ini masih mempunyai hubungan keluarga atau kerabat. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh pola perkawinan antara suami dan istri yang umumnya masih masih satu suku. Hubungan-hubungan di antara mereka sesama anggota keluarga merupakan hubungan perorangan yang mendalam dan berlangsung lama yang diwujudkan dalam bentuk saling berkorban, saling menolong dan saling melindungi sehingga menjadi hubungan erat antara sekerabat.

Stratifikasi sosial pada level atas terdiri dari beberapa kelompok yaitu para pejabat di kecamatan, pemangku adat di tingkat kecamatan. Kelompok atas di tingkat desa yang diperhitungkan pendapatnya di tingkat kecamatan adalah

Kepala Desa, aparat desa, Ketua BPD dan Ketua LPM. Tokoh agama dan tokoh adat desa. Untuk pelapisan sosial yang didasarkan pada pekerjaan, PNS serta ketokohan (tokoh agama dan tokoh adat) sebagai lapisan atas sementara pekerjaan buruh dan petani berlahan sempit berada pada lapisan bawah. Mereka yang berada pada pelapisan di level atas mempunyai pengaruh dalam menentukan keputusan-keputusan yang tidak dapat diselesaikan oleh kelompok. Selain itu, mereka mempunyai pengaruh dalam keteladanan perilaku, sebagai panutan dan mempunyai kedudukan dalam organisasi sosial pada posisi-posisi strategis. Meskipun, pelapisan ini tidak diformalkan oleh komunitas namun diakui oleh masyarakat dalam berbagai kesempatan dan tugas.

Lapisan bawah yang terdiri dari buruh tani dan petani berlahan sempit umumnya berperilaku pasrah pada pimpinan lokal untuk kepentingan desa mereka. Hal ini dipengaruhi oleh anggapan bahwa mereka tidak mampu dalam mengelola desa dan lapisan atas dianggap mampu untuk mengelola desa.

Pelapisan di level atas selanjunya juga akan mempengaruhi proses pembangunan di desa-desa wilayah Kecamatan Pemayung. Lapisan bawah mengikuti apa yang telah diputuskan oleh lapisan atas. Kalaupun ada hal-hal yang menjadi keinginannya tidak diakomodir oleh lapisan atas, mereka hanya bisa mendiskusikannya di komunitasnya saja di tempat-tempat yang tidak formal seperti warung atau di tempat kerja (kebun).

Tokoh pemuda masuk dalam pelapisan di level tengah. Keberadaannya belum mampu mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas. Mereka hanya mempunyai pengaruh di kelompok pemuda saja. Pelapisan tengah tidak diperhitungkan dalam pembangunan wilayah. Sehingga pertemuan-pertemuan hanya sebagai sarana kelompok elit di tingkat desa atau kecamatan dalam memuluskan program yang dibawa oleh pemerintah. Kegiatan yang dilakukan oleh pemuda adalah olahraga, antara lain sepak bola, bola voli, bulu tangkis. Kegiatan yang lain adalah kegitan agama seperti yasinan rutin setiap malam selasa, rebana, kelompok dan marhaban dan perayaan hari besar Islam (PBHI).

Warga masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi belum memberikan pengaruh dalam pelapisan sosial dalam komunitas baik di kecamatan maupun desa, karena warga masyarakat lulusan pendidikan tinggi lebih suka hidup dan mencari pekerjaan di kota daripada di desa. Sebagian besar pemuda yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi terutama yang berprestasi baik tidak kembali ke desa. Alasannya desa tidak dapat memberikan jaminan pekerjaan sesuai

keahliannya, sehingga mereka memilih mencari pekerjaan di perkotaan. Menurut penuturan aparat desa dan masyarakat di Desa Teluk, sebagian orang-orang Desa Teluk yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi di Jambi atau kota-kota lain telah menempati posisi strategis di pemerintahan baik di kabupaten maupun di provinsi.

Organisasi, Kelembagaan dan Kepemimpinan

Kecamatan Pemayung mempunyai organisasi yang bersifat formal dan informal. Organisasi formal terdiri dari organisasi-organisasi yang mempunyai status formal dan aturan-aturan yang jelas dan dimanfaatkan oleh komunitas untuk urusan-urusan formal. Organisasi formal ini terdiri dari pemerintahan kecamatan, pemerintahan desa, Badan Perwakilan Desa (BPD), LKMD, LPM, PKK. organisasi informal terdiri dari kelompok yasinan, adat, arisan dan lain-lain. Kelembagaan sosial di Kecamatan Pemayung dapat dikelompokkan menjadi : 1). Kelembagaan politik pemerintahan kecamatan dan desa; 2) Kelembagaan kekerabatan; 3). Kelembagaan ekonomi; 4). Kelembagaan Pendidikan; 5). Kelembagaan keagamaan; 6). Kelembagaan kesehatan; dan 7). Kelembagaan Olahraga, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Pertama. Kelembagaan pemerintahan yang ada di Kecamatan Pemayung sebagian besar merupakan kelembagaan sebagai hasil dari bentukan pemerintah di atasnya. Lembaga tersebut bersifat formal yaitu ada aturan tertulis yang mengatur hubungan antar anggotanya. Lembaga-lembaga itu adalah kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat dan dibantu oleh staf pegawai kecamatan. Kelembagaan tersebut bergerak dibidang kegiatan pemerintahan tingkat kecamatan yang struktur kedudukannya dibawah seorang bupati.

Kelembagaan pemerintahan desa dipimpin oleh Kepala Desa bersama BPD (Badan Perwakilan Desa), LKMD, LPM, Kadus, dan RT. Kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan pembangunan desa seperti adanya forum warga yang menampung aspirasi warga, kegiatan pengorganisasian masyarakat seperti pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP), keamanan dan ketentraman masyarakat, kegiatan perempuan di bawah pembinaan PKK, kegiatan kepemudaan oleh karang taruna serta remaja masjid. Berikut adalah gambar struktur kelembagaan pemerintahan Desa Teluk..

Gambar 3. Struktur Kelembagaan Pemerintahan Desa Teluk Tahun 2008

Sumber : Profil Desa Teluk Tahun 2008

Kedua, kelembagaan adat. Pada lembaga adat tidak ditemukan aturan- aturan secara formal dan tertulis, namun aturan-aturan tidak tertulis itu ditaati dan dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat setempat. Misalnya : dalam pernikahan, acara berbalas pantun untuk memasuki rumah perempuan setelah selesai baru dipersilahkan masuk. Pengantin lelaki juga diwajibkan membawa barang-barang hantaran sebagaimana telah disepakati pada saat lamaran. Kelembagaan ini juga diharapkan dapat memecahkan dan membantu aparat desa dalam mengatasi persoalan-persoalan adat di desa tersebut.

Ketiga, kelembagaan pendidikan, terdiri dari pendidikan formal mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dan pendidikan nonformal yang dilakukan di wilayah ini adalah pendidikan keagamaan yaitu pendidikan agama Islam diluar sekolah formal (TPA). Umumnya berlokasi di sekitar masjid. Anak-anak diberikan pelajaran tentang ajaran agama Islam karena mayoritas masyarakat beragama Islam. Sekolah Dasar Negeri dan SLTP serta yang sederajat/MTs tersebar di hampir setiap desa. Sementara SLTA hanya berada di Desa Selat dan Kelurahan Jembatan Mas

Kelembagaan keagamaan, berupa kelompok pengajian yang diasuh oleh masing-masing da’i yang secara rutin memberikan penyuluhan atau ceramah agama setiap 3 hari sekali. Keberadaan da’i untuk Kabupaten Batang Hari ini telah di SK-kan oleh Bupati dan diberikan honor oleh Pemerintah Kabupaten Batang Hari. Di masing-masing desa juga berdiri masjid dan mushala dengan

Kepala Desa HASAN. R Kadus III A.Wahab.Y Sekretaris Desa Abdussomad Kadus I Hasan. R Kaur Pemerintahan Hamdi Kaur Umum

Dalam dokumen ANALISIS KOMUNIKASI PARTISIPATIF DALAM P (Halaman 56-68)