• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kualitatif, yang merupakan pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. ( Kuncoro 2009 : 12 ).

Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan membuat pencanderaan/lukisan/deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual, dan teliti (Ginting dan Syafrizal , 2008 : 55)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Restoras Es Teler 77 Sun Plaza Medan Lt.G. Waktu penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan dari bulan Juli 2011 sampai bulan Agustus 2011.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah : (X2), think (X3), act (X4), dan relate (X5)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Indikator Experiential Marketing (X) yang akan dianalis yaitu :

1. Sense (X1) didefinisikan sesuatu yang berhubungan dengan panca

indera seperti gaya, tema dan warna.

2. Feel (X2) didefinisikan perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan

mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat terhadap kesenangan dan kebanggan.

3. Think (X3) merupakan tipe experience yang bertujuan untuk

menciptakan kognitif, pemecahan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir kreatif.

4. Act (X4) adalah tipe experience yang bertujuan untuk mempengaruhi

perilaku, gaya hidup dan interaksi dengan konsumen.

5. Relate (X5) merupakan tipe experience yang digunakan untuk

mempengaruhi pelanggan dan menggabungkan seluruh aspek sense, feel, think dan act serta menitik beratkan pada penciptaan persepsi positif dimata pelanggan

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator

Sense

(X1)

sesuatu yang berhubungan dengan panca indera seperti gaya, tema dan warna.

a. Dimana pengunjung disentuh dengan interior yang menarik menghiasi gerai. b. Es Teler 77 Sun Plaza nyaman.

c. Warna ruangan Es Teler 77 Sun Plaza menarik.

d. Tema produk menarik. e. Nama Toko menarik.

Feel

(X2)

perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat terhadap kesenangan dan kebangaan.

a. Kualitas peralatan yang terjamin mutu. b. Kualitas dari Produk terjamin

berkualitas.

c. Servis pelayanan Es Teler 77 Sun Plaza bagus.

d. Pelayan Es Teler 77 Sun Plaza ramah.

Think

(X3)

tipe experience yang bertujuan untuk menciptakan kognitif, pemecahan masalah yang mengajak konsumen untuk berpikir kreatif.

a. Es Teler 77 Sun Plaza menyediakan beberapa jenis makanan.

b. Es Teler 77 Sun Plaza menyediakan beberapa jenis minuman.

c. Harga dalam menu makanan dan minuman beragam-ragam.

d. Permintaan pelanggan yang menginginkan adanya inovasi atau pembaharuan.

Act

(X4)

tipe experience yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan interaksi dengan konsumen.

a. Dalam bertransaksi pelayan berinteraksi langung dengan para pelanggannya.

b. Pengetahuan sesama karyawan dan pelanggan

Relate

(X5)

tipe experience yang digunakan untuk mempengaruhi pelanggan dan menggabungkan seluruh aspek sense,

feel, think dan act serta menitik

beratkan pada penciptaan persepsi positif dimata pelanggan.

a. Adanya komunikasi antara pimpinan, wakil pimpinan, pelayan dan sesama pelanggan.

3.5 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini terdiri dari individu-individu yang berkaitan dan berbuhungan langsung dengan Restoran Es Teler 77 yang terdiri dari Wakil Pimpinan Es Teler 77 Sun Plaza, Karyawan dan Karyawati Es Teler 77 Sun Plaza dan beberapa konsumen yang akan dijadikan responden sampai data menjadi jenuh.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, yang diperoleh dari:

1. Data Primer diperoleh dari informan penelitian. 2. Data Sekunder diperoleh dari Studi Dokumentasi.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Wawancara mendalam (depth interview)

Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan secara pribadi.

b. Pengamatan (Observation)

Melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti, yaitu Restoran Es Teler 77 Sun plaza terutama yang berkaitan dengan gerai, desain ruangan, pelayanan dari para pelayan.

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui buku, jurnal, internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.

3.8 Prosedur Pengumpulan Data 3.8.1 Pra-Depth Interview

Peneliti memulai depth interview dengan menggunakan langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Mulyana (2003:82) ,yaitu:

1. Menemukan subjek penelitian

Untuk menemukan orang yang akan dijadikan subjek penelitian, peneliti harus terjun ke lapangan untuk menemukan orang yang layak untuk diwawancara. Sejalan dengan proses ini, peneliti dapat meminta rujukan mengenai siapa lagi orang yang mempunyai pengalaman atau karakteristik serupa.

2. Menentukan jumlah responden

Dalam metode depth interview tidak ada kriteria baku mengenai berapa jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh.

3. Variasi responden

Pertimbangan dalam pemilihan sampel ini adalah bahwa sampel sebaiknya bervariasi, dilihat dari ciri demografisnya, sehingga hasil penelitian tidak menyimpang karena faktor-faktor sosio-ekonomi, gender, atau kepribadian yang tidak relevan, akan diperkaya oleh orang-orang yang berlainan dalam ciri-ciri tersebut.

3.8.2. Pada Saat Depth Interview

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, yaitu :

1. Memulai wawancara

Wawancara dimulai dengan basa-basi ketimuran, namun tetap proporsional dan secukupnya, apalagi bila responden adalah orang penting dan hanya memiliki waktu yang terbatas.

2. Mengajukan pertanyaan

a. Untuk memperoleh data secermat mungkin, digunakan tape recorder. Namun, sebelum menggunakan tape recorder, terlebih dahulu meminta izin kepada responden. Hal ini mungkin terjadi adalah responden menjadi gugup ketika menyadari jawabannya direkam, namun biasanya hal ini tidak berlangsung lama, dan kegugupan itu mencair seiring dengan jalannya wawancara. Keuntungan peneliti bila menggunakan tape recorder adalah (1) peneliti dapat lebih berkonsentrasi penuh terhadap informasi yang diberikan responden karena tidak harus mencatat ataupun menulis seluruh informasi yang terucap, dan (2) data menjadi lebih lengkap dan akurat

b. Pertanyaan dalam depth interview cenderung dimulai dengan kata tanya bersifat terbuka, seperti ‘bagaimana’, ‘apakah’, dan ‘mengapa’.

c. Peneliti harus dapat membawa wawancara ini menjadi sebuah ‘percakapan informal’, sehingga peneliti dapat menggali apa yang responden rasakan dan pikirkan. Bahasa yang digunakan

adalah bahasa yang akrab dan informal. Pertanyaan bahkan dapat diajukan dalam bahasa daerah, bila diyakini responden akan bersikap lebih terbuka

3. Pedoman penyelenggaraan wawancara

Beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam menyelenggarakan wawancara, yaitu:

a. Penyusunan isi wawancara yang efektif, dengan berusaha menempatkan pesan utama pada awal pembicaraan.

b. Sikap dan ekspresi vokal yang tepat. c. Saling membuka diri.

d. Sesuaikan penggunaan alat peraga dengan kondisi saat wawancara.

e. Memperhitungkan kepentingan dan perspektif penelitian. 4. Mengakhiri depth interview

a. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi (seperti tempat dan tanggal lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya) diajukan pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan pertanyaan dalam survei yang umumnya menempatkan pertanyaan-pertanyaan pribadi ini diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah menghindarkan responden dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin membuatnya malu atau tersinggung sehingga mempengaruhi jawaban atas pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak membatalkan wawancara.

b. Pada akhir wawancara, peneliti sebaiknya meminta alamat, nomor telepon, ataupun email responden. Tujuannya adalah agar memudahkan peneliti untuk menghubungi responden bila membutuhkan data tambahan.

3.8.3. Pasca Depth Interview

Peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan dan memilah-milahnya berdasarkan kategorinya yang relevan, seperti model, hipotesis, atau kerangka teori yang sedang dibangun

.

3.9 Uji Keabsahan Dan Metode Triangulasi

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pada penelitian ini metode triangulasi yang digunakan adalah metode triangulasi data dimana menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

3.10. Teknik Analisis

Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam (depth interview), maka analisis data dilakukan setelah terlebih dahulu editing data,

mengorganisir data sesuai dengan variabel penelitian kemudian dilakukan analisis.

Analisis data penelitian ini menggunakan analisis isi (Content Analysis), yaitu menguraikan jawaban-jawaban berdasarkan fakta, dan dibuat matrik-matrik yang menjelaskan pengkategorisasian terhadap hasil yang ditemukan di lapangan dan dibandingkan dengan teori yang ada (Bugin, 2008)

Dokumen terkait