• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis Pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya

2. METODE PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang metode dan dasar teori yang digunakan pada tulisan ini. 2.1 Pengumpulan Data

Penulis memperoleh data primer dengan melakukan wawancara, observasi, dan memberikan kuisioner. Wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber dari Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya. Wawancara dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dilakukan dengan tatap muka, sedangkan secara tidak langsung dilakukan melalui media telekomunikasi seperti telepon dan percakapan online.Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung proses bisnis yang terjadi pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya.Penulis juga melakukan studi literatur untuk memperkaya pengetahuan terkait rekam medis.

2.2 Rekam Medis

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien[1]. Isi rekam medis harus memuat beberapa hal sebagai berikut[3]:

Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015  151 a. Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya.

b. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.

Manfaat rekam medis berbagai aspek sebagai adalah berikut [3]: a. Pengobatan Pasien

Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untukmerencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakanpengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikankepada pasien.

b. Peningkatan Kualitas Pelayanan

Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokterandengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untukmelindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakatyang optimal.

c. Pendidikan dan Penelitian

Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologispenyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaatuntuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian dibidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.

d. Pembiayaan

Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada saranakesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaankepada pasien.

e. Statistik Kesehatan

Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakatdan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.

f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik

Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaatdalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.

2.3 Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu wilayah kerja[4]. Sedangkan menurut Delimayanti, puskesmas merupakan penyelenggara pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat dan memiliki berbagai macam unit pelayanan kesehatan antara lain pelayanan kesehatan poli umum, ibu hamil dan balita, gizi, gigi dan laboratorium dasar[5].

2.4 FAST

Dalam Penelitian ini metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metodologi FAST (Framework for the Aplication of System Thinking). Alasan penulis menggunakan metode FAST karena standarisasinya baik serta proses yang stabil dan terencana[6]. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Scope Definition

Scope Definition merupakan batasan-batasan masalah pada sistem. Pada tahap ini dilakukan pendefinisian ruang lingkup sistem, masalah-masalah, serta kesempatan- kesempatan dan perintah-perintah yang akan diterima sistem dalam pengelolaan rekam medis. Sebelum melakukan analisa masalah hal yang pertama kali dilakukan adalah pendefinisian lingkup proyek, yang bertujuan untuk menentukan tujuan pengembangan dan gambaran proyek sistem

informasi yang akan dikembangkan, menentukan masalah dan kesempatan dari sistem yang ada, menentukan batasan bisnis dan teknologi dari sistem yang akan dikembangkan, serta menentukan ruang lingkup awal proyek. Ruang lingkup sistem informasi rekam medis ini adalah proses pendaftaran pasien, pencatatan pemeriksaan, penggunaan obat, petugas medis yang melayani, dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Masalah yang sering dihadapi adalah kehilangan kartu berobat pasien, pencatatan kurang lengkap, penyajian data lama, dan tidak akuratnya laporan rekam medis.

2. Problem Analysis

Pada tahap ini, dilakukan analisa lebih mendalam mengenai sistem yang sudah ada. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mempelajari dan memahami business process dari sistem yang ada dan domain permasalahan yang ditemukan pada tahap penganalisaan awal (preliminary investigation). Dengan memahami business process dan problem domain dari sistem yang ada, maka dapat dihasilkan suatu system improvement objective yang mencangkup

problems, opportunities, dan directives dari sistem yang ada, dan juga constraint dalam pengembangan sistem yang baru. Berdasarkan pendefinisian lingkup proyek akan dilakukan analisa masalah dengan melihat masalah berdasarkan domain permasalahan dari sistem yang ada berdasarkan analisa data, proses dan interface. Kemudian dilanjutkan dengan cause and effect analysis, yang akan menghasilkan solusi dari permasalahan yang ada.

3. Requirements Analysis

Analisa kebutuhan bertujuan untuk menentukan kebutuhan fungsional dan nonfungsionaldari sistem yang akan dikembangkan, mengidentifikasi dan menyatakan persyaratan sistem, prioritas persyaratan sistem, memperbarui atau memperhalus rencana proyek, mengkomunikasikan pernyataan persyaratan. Kebutuhan fungsional pada sistem ini adalah harus mampu menangani proses pendaftaran pasien, menangani pencatatan kegiatan rekam medis pasien, menangani pengelolaan data-data rekam medis, dan menangani pembuatan laporan. Kebutuhan nonfungsional di ukur berdasarkan kerangka kerja PIECES. Dimana

performance, information, economy, control, efficiency, dan service menjadi tolak ukur analisa kebutuhan nonfungsional.

4. Logical Design

Pada tahapan ini dilakukan perancangan logika untuk menerjemahkan persyaratan- persyaratan bisnis ke model-model sistem. Perancangan logika berupa pemodelan data yang akan digambarkan menggunakan ERD (Entity Relational Diagram) dan pemodelan proses digambarkan menggunakan DFD (Data Flow Diagram).

5. Desicion Analysis

Tahapan ini menganalisis solusi terbaik untuk kebutuhan sistem yang akan dikembangkan. Analisa keputusan bertujuan mengidentifikasi berbagai alternatif kandidat solusi untuk pengembangan sistem. Kandidat solusi sistem akan dibandingkan berdasarkan karakteristik proses bisnis yang terkomputerisasi, keuntungan, software dan hardware serta perangkat lunak yang digunakan pendukung sistem guna memilih kandidat terbaik yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.

6. Physical Design and Integration

Pada tahapan ini dilakukan transformasi persyaratan-persyaratan bisnis (diwakilkan sebagian oleh model sistem logis) ke dalam spesifikasi desain fisik yang akan memandu konstruksi sistem. Produk yang akan dihasilkan pada tahap ini adalah prototype desain dan proses bisnis yang didesain ulang.

Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015  153 7. Contruction and Testing

Pada tahap ini akan dilakukan pengkodean sistem yang telah didesain pada tahap sebelumnya, dan kemudian menguji sistem tersebut. Produk jadi pada tahap ini adalah sistem fungsional yang siap untuk diimplementasikan.

8. Instalasi dan Pengiriman

Pada tahap ini akan dioperasikan sistem yang telah dibangun.

2.5 Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan sekumpulan elemen atau komponen yang terdiri dari manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang mengubah data menjadi informasi, dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan[7]. Sedangkan menurut Jogiyanto, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan[8].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini berisi tentang profil Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

2.6 Profil Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya

Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya terletak di Jalan Lintas Timur Kecamatan Timbangan Kabupaten Ogan Ilir dan berada di bawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir. Seperti puskesmas pada umumnya, pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya terdapat berbagai poli untuk melayani pasien sesuai dengan keluhan. Poli tersebut antara lain adalah poli umum, poli gigi, poli KB/KIA/Lansia/MTBS, dan poli TB/Jiwa.

Untuk menjalankan fungsinya dengan baik, Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya memiliki visi, misi, dan motto. Adapun visi Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya adalah

“Tercapainya masyarakat yang berprilaku hidup bersih dan sehat di wilayah Puskesmas Simpang Timbangan, Kabupaten Ogan Ilir”. Misi Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya

adalah:

1. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan;

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat; 3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu prima;

4. Meningkatkan seumber daya manusia yang profesional dan berkualitas.

Sedangkan motto dari Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya yaitu “Pelayanan yang terbaik siap melayani Anda”.

2.7 Proses pelayanan kesehatan yang sedang berjalan

Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya melayani pasien rawat jalan, pasien rawat inap, dan pasien gawat darurat. Alur rekam medis di Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Alur Rekam Medis Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya (Sumber: Bagian Kepegawaian Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya, 2011)

2.8 Identifikasi masalah

Dalam melakukan analisa terhadap berbagai masalah yang terdapat pada rekam medis Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya, penulis melakukan kategorisasi permasalahan- permasalahan yang ada pada bagian berdasarkan rangkaian kerja (framework) PIECES

(Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, Service). Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terhadap karyawan di puskesmas tersebut, didapat hasil sebagai berikut: 1. Proses pendaftaran pasien tidak teratasi dengan baik

Proses pendaftaran pasien saat ini masih menggunakan pencatatan di sebuah buku yang ditulis oleh petugas berdasarkan keterangan pasien. Data yang dicatat oleh petugas tersebut seringkali tidak lengkap. Setelah melakukan pendaftaran, pasien seharusnya menerima kartu anggota tetapi seringkali petugas tidak memberikan kartu tersebut dengan alasan kehabisan stok kartu kosong atau karena kecerobohan. Dalam kasus kartu anggota tertinggal atau hilang, petugas merasa kesulitan mencari kartu rekam medis pasien karena harus membongkar file-file yang tersimpan di rak penyimpanan untuk mencari datanya. Sedangkan dalam kasus pasien rawat jalan yang akhirnya harus dirawat inap secara tiba- tiba, harus dilakukan pencatatan data kembali karena sistem belum terintegrasi. Hal tersebut dapat menghambat pasien untuk mendapatkan pelayanan yang cepat dan menyebabkan akan ada data yang dicatat berulang kali. Permasalahan ini dapat dikategorikan sebagai permasalahan Performance dan Service.

2. Penyajian data lama

Data-data rekam medis masih disimpan dalam bentuk lembaran kertas dan belum terintegrasi. Dalam kasus pasien tidak membawa kartu anggota, petugas biasanya mencari data pasien di tumpukan berkas pasien karena selama ini puskesmas tidak didukung dengan sistem basis data. Begitu juga pada saat data rekam medis dibutuhkan, petugas harus mencari di rak penyimpanan data. Hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Permasalahan ini dikategorikan sebagai permasalahan Information, Performace dan

Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015  155 3. Data rekam medis tidak lengkap

Tidak lengkapnya data rekam medis seringkali terjadi karena petugas bagian pemeriksaan dan pihak terkait lainnya kurang sadar akan pentingnya data rekam medis pasien. Permasalahan ini dikategorikan sebagai permasalahan Information dan Control.

4. Proses rekapitulasi dan pembuatan laporan lama

Data-data sumber pembuatan laporan berasal dari data yang berbentuk hard copy yaitu dari kartu rekam medis pasien. Data dari kartu rekam medis pasien harus dicatat ulang satu persatu ketika membuat laporan. Hal ini tentunya memerlukan waktu yang lama. Permasalahan ini dikategorikan sebagai permasalahan Performance dan Efficiency.

5. Laporan rekam medis tidak akurat

Laporan rekam medis bersumber dari kartu rekam medis pasien yang tidak lengkap, dan didukung pula dengan kemungkinan kesalahan petugas saat merekapitulasinya (human error). Dengan demikian laporan yang dihasilkan pun menjadi tidak akurat. Permasalahan ini dapat dikategorikan sebagai permasalahan Performance, Information, Control, Efficiency, dan Service.

6. Banyaknya penggunaan kertas

Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya selama ini mengandalkan media kertas dalam semua hal yang berhubungan dengan rekam medis, mulai dari pencatatan data diri pasien sampai pembuatan laporan rekam medis pasien yang akan diserahkan kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten Ogan Ilir. Permasalahan ini dikategorikan sebagai permasalahan Economics dan Efficiency.

Tabel 1. Pernyataan Masalah

No

Pernyataan Singkat dari Masalah atau

Peluang

Tingkat

Kepentingan Visibilitas Peringkat Solusi yang Ditawarkan 1 Proses pendaftaran

pasien tidak teratasi dengan baik

2 bulan tinggi 1 Dalam implementasi sistem, registrasi pasien sudah terkomputerisasi dan terintegrasi.

2 Penyajian data pasien lama

2 bulan tinggi 1 Pengembangan sistem

informasi yang terintegrasi pada bagian pendaftaran,

pemeriksaan, dan apotek. 3 Data rekam medis

tidak lengkap

2 bulan tinggi 1 Sistem yang dapat memberikan peringatan ketika data rekam medis yang diisi belum lengkap dan memusatkan penyimpanan data pada suatu basis data yang terintegrasi dan terpadu. 4 Proses rekapitulasi

dan pembuatan laporan lama

4 bulan Sedang 2 Pengembangan sistem informasi yang terintegrasi. 5 Laporan rekam

medis tidak akurat

4 bulan Sedang 2 Pengembangan sistem baru yang memusatkan penyimpanan data pada basis data.

6 Banyaknya penggunaan kertas

2 bulan Sedang 2 Pengembangan sistem baru yang paperless.

2.9 Kesempatan

Kesempatan yang menjadi faktor pendorong pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut:

1.

Peraturan pemerintah yang mewajibkan setiap lembaga pelayanan kesehatan membuat rekam medis pasien secara lengkap (Pasal 79 UU Praktik Kedokteran dan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006).

2.

Pertumbuhan organisasi dan kemajuan di bidang Teknologi Informasi menyebabkan Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya mulai merasakan bahwa Teknologi Informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung pelayanan pasien dan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.

3.

Tenaga kerja pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya rata-rata berpendidikan sarjana lulusan tahun 2000 ke atas, sehingga akan cepat memahami jika ada perubahan pada sistem informasi rekam medis.

2.10 Hambatan Pengembangan Sistem 2.10.1Business Constraint

Berikut ini adalah business constraint yang ada:

1. Sistem ini akan dikembangkan dengan metode FAST dan perangkat lunak akan dikembangkan dengan metode prototyping;

2. Sistem ini tidak akan merubah file–file yang ada pada saat ini tanpa adanya izin dari pihak Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya.

3. Sistem yang akan dibangun harus memenuhi technology constraint yang ada.

2.10.2Technology Constraint

Solusi awal yang diberikan adalah dengan mengembangkan aplikasi sistem informasi rekam medis berbasis web. Berikut adalah standar teknologi informasi yang harus dipenuhi oleh sistem:

1. Sistem akan dibangun di atas sistem operasi Microsoft Windows 7;

2. Sebagai tempat penyimpanan data akan digunakan basis data dengan MySQL; 3. Sistem akan dibangun sebagai aplikasi web.

2.11 Ruang Lingkup Awal Pengembangan Sistem

Fungsi-fungsi yang akan didukung dan terpengaruhi dalam pengembangan sistem ini adalah:

1. Pendaftaran Pasien

Pendaftaran pasien pada Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya saat ini masih dicatat ke sebuah buku dan sering terjadi kekurangan pencatatan data pasien. Seringkali petugas tidak memberikan kartu anggota kepada pasien baru. Dengan adanya sistem baru ini, pendaftaran pasien dilakukan dengan komputer dan mencegah kekurangan pencatatan data pasien. Setelah proses pendaftaran selesai, pasien akan menerima kartu anggota yang dicetak dari sistem.

2. Data Rekam Medis Pasien

Saat ini proses pencatatan rekam medis masih menggunakan kertas, sehingga antara satu data dengan data yang lain masih terpisah dan belum terintegrasi. Hal ini mengakibatkan suatu ketidakefisienan dan sering kali menimbulkan kesalahan serta berulangnya data (redudansi). Dengan adanya sistem baru ini, proses pencatatan rekam medis dapat dilakukan dengan menggunakan komputer, sehingga antara satu data dengan data yang lain dapat terintegrasi sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan redudansi data.

Jatisi, Vol. 1 No. 2 Maret 2015  157 3. Pelaporan kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir

Saat ini belum ada sistem yang menghubungkan atau mengintegrasikan seluruh informasi yang dihasilkan, sehingga petugas Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya harus merekap data tersebut untuk membuat laporan bulanan untuk kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir. Dengan adanya sistem ini dapat mempermudah petugas untuk merekap data sehingga mempermudah pelaporan kepada pihak Top Level Management.

2.12 Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional yang harus ada dalam sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem harus dapat menangani proses pendaftaran pasien.

2. Sistem harus dapat menangani pencatatan pemeriksaan pasien, obat dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien, serta tenaga medis yang memberikan pelayanan kepada pasien.

3. Sistem harus dapat menangani pencarian data pasien, pencarian data kunjungan, pencarian data rekam medis, pencarian data resep, dan pencarian data obat.

4. Sistem harus dapat menangani pencetakan kartu pasien, kartu rekam medis, laporan data pasien, laporan kunjungan pasien, laporan bulanan penyakit, laporan obat masuk, dan laporan obat keluar.

2.13 Kebutuhan Non Fungsional

Kebutuhan nonfungsional adalah kebutuhan tambahan yang tidak memiliki input, proses, dan output. Namun demikian, kebutuhan nonfungsional ini sebaiknya dipenuhi, karena akan sangat menentukan apakah sistem ini akan digunakan user atau tidak. Kebutuhan nonfungsional ini dapat dikategorikan berdasarkan PIECES framework.

- Performance: Dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap pekerjaan, dalam hal ini mempercepat proses pendaftaran pasien, pencatatan data-data rekam medis pasien, dan pembuatan laporan(semakin sedikit waktu yang dibutuhkan, semakin besar troughput yang dapat dihasilkan).

- Information: Terintegrasinya data rekam medissehingga pengelolaan data akan lebih mudah dan cepat, mencegah terjadinya pengulangandata, dan dapat menjaga akurasi dan konsistensi data.

- Economic:Sistem diharapkan dapat mengurangi penggunaan alat tulis seperti kertas dan tinta karena proses pencatatan rekam medis dilakukan dengan komputer.

- Control:Sistem dapat mengotentikasi user yang boleh menggunakan sistem ini, dapat mencatat aktivitas setiap user saat menggunakan sistem, menjaga keamanan datayang disimpan, dan memiliki backup data.

- Efficiency: Sistem dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk pengolahan data rekam medis dan pembuatan laporan, sehingga pekerjaan pegawai terkait lebih ringan. - Service: Sistem memiliki tampilan yang user friendly, agar dapat memudahkan user

dalam mempelajari, memahami, dan menggunakan sistem. Tampilan data pada sistem juga diharapkan terstruktur dengan baik, sehingga mudah dibaca. Sistem diharapkan dapat memberikan data-data yang akurat dan lengkap, sehingga dapat membantu pihak eksekutif dalam mengambil keputusan. Data-data untuk pihak eksekutif berupa laporan.

2.14 Rancangan Sistem

Dalam penelitian ini rancangan untuk menggambarkan aliran data menggunakan Data Flow Diagram (DFD) yang dapat dilihat pada Gambar 2. Perancangan basis data digambarkan dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) yang dapat dilihat pada Gambar 3. Diagram dekomposisi dari sistem yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 4. Sedangkan rancangan antarmuka program dapat dilihat pada Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar 7.

SI Rekam Medis Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya Petugas Rawat Jalan Petugas Apotek Kepala Puskesmas Pasien Petugas Laboratoriu m laporan biodata Obat_keluar Petugas Rawat Inap Surat_rujukan Hasil_periksa Dinkes Pemkab OI laporan Username&Password Salinan_resep Obat_masuk Hasil_periksa Resep Surat_rujukan U s e rn a m e & p a s s w o r d Sta tu s _ lo g in Kartu_pasien Karcis_berobat Surat_rujukan Hasil_lab Pasien baru Petugas rekam medis Status_login Username&Password Tindakan_UGD Petugas UGD H a s il _ la b Status_login Salinan_resep Surat_rujukan Hasil_lab Username&Password Sta tu s l o g in Resep tindakan Kartu_pasien

Gambar 2. Diagram konteks sistem yang diusulkan

Gambar 2 merupakan rancangan diagram konteks yang diusulkan dari Sistem Informasi Rekam Medis Puskesmas Simpang Timbangan Indralaya. Dalam perancangan ini terdapat 10 entitas yaitu pasien, pasien baru, petugas rekam medis, petugas rawat jalan, petugas rawat inap, petugas apotek, petugas laboratorium, petugas UGD, kepala puskesmas, dan kepala dinas kesehatan kabupaten Ogan Ilir. Arus data yang mengalir ke dalam sistem adalah username dan

password pengguna, biodata pasien, hasil periksa, surat rujukan, resep, obat keluar, hasil lab, dan tindakan. Sedangkan arus data yang mengalir dari sistem ke entitas terdiri dari validasi

login, salinan resep, karcis berobat, salinan surat rujukanm dan laporan.

Gambar 3 merupakan rancangan Entity Relational Diagram (ERD) yang dirancang pada penelitian ini. Terdapat sembilan belas entitas yang dirancang, yaitu pasien, petugas rawat inap, petugas rawat jalan, petugas UGD, petugas laboratorium, kunjungan, register rawat inap, pemeriksaan rawat inap, pemeriksaan rawat jalan, layanan laboratorium, tindakan UGD, resep obat, surat rujukan, obat keluar, obat, salinan resep, penyakit, riwayat penyakit, dan petugas apotek. Semua entitas saling berhubungan dan memiliki atribut, contohnya entitas obat memiliki atribut kode obat, nama obat, jenis obat, harga, satuan, dan stok. Entitas obat berelasi dengan entitas resep yang menjelaskan bahwa setiap ada resep yang keluar dari sistem, maka sistem dapat melakukan pengecekan keberadaan obat dari resep tersebut dengan mengecek kode obatnya.

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS