• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu melihat gambaran dari jenis diet stroke yang diberikan kepada pasien stroke rawat inap mulai dari diet stroke I, diet stroke IIA, diet stroke IIB dan diet stroke IIC yang diberikan oleh pihak instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang (cross sectional) yaitu penelitian dengan mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi dan dilakukan analisis diet stroke pada pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul pada saat penelitian.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul dengan alasan pemberian diet stroke untuk pasien rawat inap dinilai belum sesuai. Hal ini dibuktikan oleh frekuensi pemberian diet stroke I pada pasien stroke fase akut yang dirawat inap diberikan hanya 3 (tiga) kali sehari dengan jumlah setiap kali pemberian 550 ml, sedangkan menurut Almatsier (2006), pemberian diet stroke diberikan dengan frekuensi 6 – 8 kali sehari dengan jumlah sekali pemberian 250 – 300 ml. 3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2011.

3.3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah makanan dalam bentuk diet stroke mulai dari makanan cair kental atau kombinasi cair kental dan cair jernih (diet stroke I), makanan cair + bubur saring (diet stroke IIA), makanan lunak (diet stroke IIB), dan makanan biasa (diet stroke IIC). Diet stroke I diperuntukkan bagi 1 (satu) orang pasien stroke fase akut yang dirawat inap selama 7 (tujuh) hari perawatan. Alasan pemilihan penentuan diet stroke I ini selama 7 (tujuh) hari adalah didasarkan pada penetapan siklus menu 7 (tujuh) hari di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul. Diet stroke IIA, IIB dan IIC diperuntukkan bagi 1 (satu) orang pasien stroke fase pemulihan yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, dimana pasien dirawat selama 9 (sembilan) hari rawatan. Alasan pemilihan penentuan diet stroke IIA, IIB, dan IIC ini adalah masing – masing selama 3 (tiga) hari, didasarkan pada saat peneliti melakukan penelitian, diet stroke II yang tersedia adalah selama 9 (sembilan) hari.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Adapun data primer pada penelitian ini adalah data tentang jenis diet stroke yang peneliti kumpulkan pada saat penelitian yaitu diet stroke I untuk 1 (satu) orang pasien fase akut yang dirawat inap dan diet stroke IIA, diet stroke IIB, dan diet stroke IIC untuk 1 (satu) orang pasien fase pemulihan yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul. Data peneliti kumpulkan dengan cara menimbang makanan yang disajikan oleh bagian instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, kemudian makanan tersebut ditimbang menggunakan timbangan

digital dan dihitung kandungan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dengan menggunakan nutrisurvey.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil pengumpulan pihak lain seperti rumah sakit, dinas kesehatan, survei dan penelitian, serta literatur yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3.5. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Alat Timbang Makanan.

2. Gelas Ukur.

3. Formulir Food Weighing

4. DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). 3.6. Definisi Operasional

1. Pasien stroke adalah pasien yang mengalami kerusakan pada bagian otak yang terjadi apabila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagian otak tersumbat atau pecah.

2. Diet stroke adalah makanan yang diberikan khusus kepada pasien stroke rawat inap.

3. Jenis diet stroke adalah diet stroke yang diberikan kepada pasien rawat inap berupa diet stroke I, diet stroke IIA, diet stroke IIB dan diet stroke IIC.

4. Diet stroke I adalah makanan yang diberikan kepada pasien stroke fase akut atau bila ada gangguan fungsi menelan, makanan diberikan dalam bentuk cair

kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental yang diberikan peroral atau melalui selang NGT (Naso Gastric Tube), diet terdiri dari 1100 – 1500 kkal. 5. Diet stroke IIA adalah makanan yang diberikan kepada pasien stroke sebagai

makanan perpindahan dari diet stroke I atau kepada pasien pada fase pemulihan, makanan diberikan dalam bentuk makanan cair + bubur saring, diet terdiri dari 1700 kkal.

6. Diet stroke IIB adalah makanan yang diberikan kepada pasien stroke sebagai makanan perpindahan dari diet stroke IIA, makanan diberikan dalam bentuk makanan lunak yang terdiri dari 1900 kkal.

7. Diet stroke IIC adalah makanan yang diberikan kepada pasien stroke sebagai makanan perpindahan dari diet stroke IIB, makanan diberikan dalam bentuk makanan biasa yang terdiri dari 2100 kkal.

8. Kandungan zat gizi adalah jumlah zat-zat gizi yang terdapat dalam setiap diet stroke yang diberikan kepada pasien stroke rawat inap.

9. Kandungan zat gizi energi diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari hasil penimbangan melalui timbangan digital yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan dibandingkan dengan standar diet stroke yang telah ditentukan.

10.Kandungan zat gizi protein diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari hasil penimbangan melalui timbangan digital yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung

dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan dibandingkan dengan standar diet stroke yang telah ditentukan.

11.Kandungan zat gizi karbohidrat diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari hasil penimbangan melalui timbangan digital yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan dibandingkan dengan standar diet stroke yang telah ditentukan.

12.Kandungan zat gizi lemak diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari hasil penimbangan melalui timbangan digital yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan dibandingkan dengan standar diet stroke yang telah ditentukan.

3.7. Aspek Pengukuran 1. Jenis diet stroke :

a. Diet stroke I yaitu makanan dalam bentuk cair kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental yang diperuntukkan untuk pasien stroke fase akut. Makanan ditimbang dengan menggunakan alat timbang makanan dan jumlah pemberian dietnya diukur dengan menggunakan gelas ukur. Kandungan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dianalisis dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). Kesesuaian diet stroke I dapat dilihat berdasarkan jumlah, frekuensi pemberian dan kandungan zat gizi menurut jenis diet stroke I yang seharusnya (Almatsier, 2006) yaitu :

- Pemberian diet dengan jumlah < 250 ml dan > 300 ml sekali pemberian ; frekuensi < 6 kali sehari dan > 8 kali sehari, pemberian diet dikategorikan tidak sesuai.

- Pemberian diet dengan jumlah 250 – 300 ml sekali pemberian dan frekuensi pemberian 6 – 8 kali sehari, pemberian diet dikategorikan sesuai.

- Energi ± 10% dari 1100 – 1500 kkal (990 – 1650) kkal : sesuai - Energi < 990 kkal dan > 1650 kkal : tidak sesuai - Protein ± 10% dari 56 g (50,4 – 61,6) g : sesuai - Protein < 50,4 g dan > 61,6 g : tidak sesuai - Lemak ± 10% dari 34 g (30,6 – 37,4) g : sesuai - Lemak < 30,6 g dan > 37,4 g : tidak sesuai - Karbohidrat ± 10% dari 211 g (189,9 – 232,1) g : sesuai - Karbohidrat < 189,9 g dan > 232,1 g : tidak sesuai b. Diet stroke II ada tiga tahap yaitu :

1) Diet stroke IIA yaitu makanan dalam bentuk makanan cair + bubur saring yang diperuntukkan untuk pasien stroke fase pemulihan. Makanan ditimbang dengan menggunakan alat timbang makanan dan dianalisis kandungan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). Kesesuaian diet stroke IIA dapat dilihat dari kandungan zat gizi menurut jenis diet stroke IIA yang seharusnya (Almatsier, 2006) yaitu :

- Energi < 1530 kkal dan > 1870 kkal : tidak sesuai - Protein ± 10% dari 69 g (62,1 – 75,9) g : sesuai - Protein < 62,1 g dan > 75,9 g : tidak sesuai - Lemak ± 10% dari 41 g (36,9 – 45,1) g : sesuai - Lemak < 36,9 g dan > 45,1 g : tidak sesuai - Karbohidrat ± 10% dari 272 g (244,8 – 299,2) g : sesuai - Karbohidrat < 244,8 g dan > 299,2 g : tidak sesuai 2) Diet stroke IIB yaitu makanan dalm bentuk makanan lunak yang

diperuntukkan untuk pasien stroke fase pemulihan. Makanan ditimbang dengan menggunakan alat timbang makanan dan dianalisis kandungan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). Kesesuaian diet stroke IIB dapat dilihat dari kandungan zat gizi menurut jenis diet stroke yang seharusnya (Almatsier, 2006) yaitu :

- Energi ± 10% dari 1900 kkal (1710 – 2090) kkal : sesuai - Energi < 1710 kkal dan > 2090 kkal : tidak sesuai - Protein ± 10% dari 73g (65,7 – 80,3) g : sesuai - Protein < 65,7 g dan > 80,3 g : tidak sesuai - Lemak ± 10% dari 52 g (46,8 – 57,2) g : sesuai - Lemak < 46,8 g dan > 57,2 g : tidak sesuai - Karbohidrat ± 10% dari 293 g (263,7 – 322,3) g : sesuai - Karbohidrat < 263,7 g dan > 322,3 g : tidak sesuai

3) Diet stroke IIC yaitu makanan dalam bentuk makanan biasa yang diperuntukkan untuk pasien stroke fase pemulihan. Makanan ditimbang dengan menggunakan alat timbang makanan dan dianalisis kandungan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). Kesesuaian diet stroke IIC dapat dilihat dari kandungan zat gizi menurut jenis diet stroke yang seharusnya (Almatsier, 2006) yaitu :

- Energi ± 10% dari 2100 kkal (1890 – 2310) kkal : sesuai - Energi < 1890 kkal dan > 2310 kkal : tidak sesuai - Protein ± 10% dari 78 g (77,22 – 78,78) g : sesuai - Protein < 77,22 g dan > 78,78 g : tidak sesuai - Lemak ± 10% dari 59 g (53,1 – 64,9) g : sesuai - Lemak < 30,6 g dan > 37,4 g : tidak sesuai - Karbohidrat ± 10% dari 318 g (286,2 – 349,8) g : sesuai - Karbohidrat < 286,2 g dan > 349,8 g : tidak sesuai 3.8. Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1. Pengolahan Data

1. Editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan.

2. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing kategori.

3. Data entry, yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel.

3.8.2. Analisis Data

Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang disertai dengan narasi dan dibandingkan dengan standar diet stroke yang seharusnya kemudian dibuat kesimpulan.

Dokumen terkait