• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Diet Stroke Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Diet Stroke Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Tahun 2011"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Diet stroke adalah makanan yang diberikan khusus untuk pasien stroke. Diet yang diberikan kepada pasien stroke rawat inap ada empat jenis yaitu diet stroke I, IIA, IIB, dan IIC. Pentingnya perhatian terhadap diet ini memberikan konsekuensi perlunya dilakukan analisis terhadap diet bagi pasien stroke meliputi jumlah, frekuensi, dan kandungan zat gizi. Diet ini penting untuk menunjang proses penyembuhan pasien stroke. Komponen gizi utama diet ini adalah energi, protein, lemak, dan karbohidrat yang diberikan oleh pihak rumah sakit.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis diet yang diberikan kepada pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Objek penelitian adalah makanan dalam bentuk diet stroke I, IIA, IIB, dan IIC. Data primer diperoleh dari hasil penimbangan makanan dalam bentuk diet stroke. Data sekunder diperoleh dari dokumen rumah sakit. Pemberian diet dan kandungan zat gizinya dianalisis dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan dan dibandingkan dengan standar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis diet sudah tepat diberikan berdasarkan keadaan pasien, tetapi dalam hal jumlah, frekuensi dan kandungan zat gizi tidak sesuai dengan standar yang sebenarnya.

Disarankan bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul khususnya bagian instalasi gizi agar menyediakan pedoman diet, standar porsi, standar resep, dan standar alat sehingga pemberian diet pada pasien stroke rawat inap sesuai dengan standar dan supaya tercipta kualitas hidup pasien rawat inap yang baik.

Kata Kunci : diet stroke, pasien rawat inap

(2)

ABSTRACT

Stroke diet is especially diet that given to the stroke patients. There are four types of stroke diet, they are diet I, IIA, IIB, and IIC. It’s important attention to food zdestined for stroke patients give the consequence of analysis to diet for stroke cover the availibility of amount, ,frequency, and nutrients content in diet. These diet are important to support the recovering process of stroke patients. The main nutrient components of these diet are energy, protein, fat, and carbohydrate given by hospital.

This research aims to analyse diet given to the stroke in general hospital of Doloksanggul regency. This is a descriptive with cross sectional design. The object research is foods in the form of stroke diet I, IIA, IIB, and IIc. Primary data is obtained from the result of food weighing in the form of stroke diet. Secondary data is obtained from hospital documents. The stage of giving and nutrients content in diet were analyzed by using food composition lists and compared with a standard of diet.

The result showed that the provided of the diet in stroke of patients was in accordance with the patients condition, as well as the assessment result of diet nutrients content, include energy, protein, fat, and carbohydrate were still not in accordance with the diet standard of stroke diet.

It is recommended for general hospital of Doloksanggul regency admissions, especially the installation of nutrition to provide a diet guidance, standard of portion, standard of recipe, and standard of tools so the diet giving for stroke patients is accordance to the standard and make a create good quality of living patients hospitalized.

(3)

ANALISIS DIET STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOLOKSANGGUL TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 091000227 ELFRINA SIAHAAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

ANALISIS DIET STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOLOKSANGGUL TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 091000227 ELFRINA SIAHAAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

ANALISIS DIET STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOLOKSANGGUL TAHUN 2011

Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh :

NIM. 091000227 ELFRINA SIAHAAN

Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 11 Januari 2012

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Ernawati Nasution SKM, MKes

NIP. 19700212 199501 2 001 NIP. 19820729 200812 2 002 Fitri Ardiani, SKM, MPH

Penguji II Penguji III

Dra. Jumirah, Apt, MKes

NIP. 19580315 198811 2 001 NIP. 19581111 198703 1 004 dr. Mhd. Arifin Siregar, MS

Medan, Januari 2012 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(6)

ABSTRAK

Diet stroke adalah makanan yang diberikan khusus untuk pasien stroke. Diet yang diberikan kepada pasien stroke rawat inap ada empat jenis yaitu diet stroke I, IIA, IIB, dan IIC. Pentingnya perhatian terhadap diet ini memberikan konsekuensi perlunya dilakukan analisis terhadap diet bagi pasien stroke meliputi jumlah, frekuensi, dan kandungan zat gizi. Diet ini penting untuk menunjang proses penyembuhan pasien stroke. Komponen gizi utama diet ini adalah energi, protein, lemak, dan karbohidrat yang diberikan oleh pihak rumah sakit.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis diet yang diberikan kepada pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Objek penelitian adalah makanan dalam bentuk diet stroke I, IIA, IIB, dan IIC. Data primer diperoleh dari hasil penimbangan makanan dalam bentuk diet stroke. Data sekunder diperoleh dari dokumen rumah sakit. Pemberian diet dan kandungan zat gizinya dianalisis dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan dan dibandingkan dengan standar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis diet sudah tepat diberikan berdasarkan keadaan pasien, tetapi dalam hal jumlah, frekuensi dan kandungan zat gizi tidak sesuai dengan standar yang sebenarnya.

Disarankan bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul khususnya bagian instalasi gizi agar menyediakan pedoman diet, standar porsi, standar resep, dan standar alat sehingga pemberian diet pada pasien stroke rawat inap sesuai dengan standar dan supaya tercipta kualitas hidup pasien rawat inap yang baik.

Kata Kunci : diet stroke, pasien rawat inap

(7)

ABSTRACT

Stroke diet is especially diet that given to the stroke patients. There are four types of stroke diet, they are diet I, IIA, IIB, and IIC. It’s important attention to food zdestined for stroke patients give the consequence of analysis to diet for stroke cover the availibility of amount, ,frequency, and nutrients content in diet. These diet are important to support the recovering process of stroke patients. The main nutrient components of these diet are energy, protein, fat, and carbohydrate given by hospital.

This research aims to analyse diet given to the stroke in general hospital of Doloksanggul regency. This is a descriptive with cross sectional design. The object research is foods in the form of stroke diet I, IIA, IIB, and IIc. Primary data is obtained from the result of food weighing in the form of stroke diet. Secondary data is obtained from hospital documents. The stage of giving and nutrients content in diet were analyzed by using food composition lists and compared with a standard of diet.

The result showed that the provided of the diet in stroke of patients was in accordance with the patients condition, as well as the assessment result of diet nutrients content, include energy, protein, fat, and carbohydrate were still not in accordance with the diet standard of stroke diet.

It is recommended for general hospital of Doloksanggul regency admissions, especially the installation of nutrition to provide a diet guidance, standard of portion, standard of recipe, and standard of tools so the diet giving for stroke patients is accordance to the standard and make a create good quality of living patients hospitalized.

(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Elfrina Siahaan

Tempat/ Tanggal Lahir : Siborongborong, 02 Maret 1987

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin Nama Orang Tua

Ayah : Bliher Siahaan

Ibu : Nurmaya Sigalingging

Alamat Rumah Orang Tua : Jl. Balige No. 10 C Kecamatan Siborongborong Kabupeten Tapanuli Utara

Anak ke : 4 (empat) dari 8 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Setia Budi Perumahan Villa Sentosa Budi No. 10 B Pasar II Tanjung Sari Medan

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 2 Siborongborong 1993-1998 2. SLTP Negeri 1 Siborongborong 1998-2002 3. SMA Negeri 1 Siborongborong 2002-2005 4. Stikes D-III Keperawatan Elisabeth 2005-2008 5. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU 2009-2011 Riwayat Pekerjaan : 1. RSU Marta Friska 2008-2010

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Diet Stroke Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Tahun 2011”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dibuat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Strata I pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran masih sangat diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(10)

4. Fitri Ardiani, SKM, MKes selaku Dosen Pembimbing Skripsi II sekaligus sebagai Penguji I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Jumirah, Apt, MKes selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran, bimbingan, dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 6. dr. Mhd. Arifin Siregar, MS selaku Dosen Penguji III yang telah banyak

memberikan saran, bimbingan, dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 7. Prof. dr. Nerseri Barus, MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

9. Seluruh Dosen dan Pegawai bagian Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini khususnya kepada bang Marihot Samosir, ST yang banyak membantu penulis.

10.Dr. Elisabeth Dame Manalu, S.Psi, MM selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, serta pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul yang telah membantu penulis dalam penelitian.

(11)

12.Teman-teman staff IGD (Instalasi Gawat Darurat) Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul dr. Sugito Panjaitan, dr. Andreas, K’Vivi, K’Saida, B’Rixen, K’Marta, Wyke, B’Lambok, Cornellius, Nurfitri dan B’Gunanta yang telah membantu penulis dalam penelitian.

13.Tien Sinaga, AMG selaku Kepala Bagian Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul berserta seluruh petugas gizi (Ibu Elprita Sitompul, Ibu Erita Sihombing, dan Corri Pardede), dan petugas di dapur instalasi gizi.

14.Teristimewa untuk orang tuaku tercinta Ayahanda (B. Siahaan) dan Ibunda (N. Sigalingging), kakak-kakakku (Rosmegawati, Imelly Feronica dan Heryanti Ivanali), adik-adikku (Yuli Martina, Febriana Joi, Dona Frengky dan Doni Freddy), abang iparku (Youone Napitupulu, Kasben Sinurat dan Rinto Silitonga), keponakanku (Yoga, Yusen, Ivan, Felix, Ryan, dan calon keponakananku), abangku (Marnala Simamora) terima kasih telah memberikan dukungan materil dan moril serta doa dalam setiap langkah penulis.

15.Keluarga Ibu M. Simanullang, Vicant, Ike, Willy dan Kevin’s family, terima kasih telah memberikan dukungan serta doa dalam setiap langkah penulis.

(12)

17.Teman-teman seperjuangan di Gizi FKM USU (Veronika Sianturi SKM, Elsa Frida Tarigan SKM, K’Romaida SKM, Dyan Sinaga, Neny Lubis, Fifin Fahrani, Reni, Fitri SKM, Meishi SKM, Astri SKM, Yunita SKM, Riska SKM, Taupiq, Sherry, Hotma SKM dan K’Lastiar SKM) yang banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2012

(13)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Riwayat Hidup Penulis ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Stroke ... 6

2.2. Penyebab Stroke ... 6

2.3. Klasifikasi Stroke ... 7

2.3.1. Stroke Hemoragi ... 7

2.3.2. Stroke Nonhemoragi ... 8

2.4. Gejala Stroke ... 8

2.5. Faktor Resiko Penyebab Timbulnya Penyakit Stroke ... 10

2.6. Diet Stroke ... 12

2.6.1. Tujuan Diet Stroke ... 12

2.6.2. Syarat Pemberian Diet Stroke ... 13

2.6.3. Tahapan Pemberian Diet Stroke ... 15

2.6.4. Jenis Diet Stroke ... 15

2.6.4.1. Diet Stroke I ... 15

2.6.4.2. Diet Stroke II ... 17

2.7. Manfaat Pemberian Diet Stroke ... 22

(14)

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

4.2. Pemberian Diet pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul ... 38

5.1. Pemberian Diet Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul ... 47

5.2. Kesesuaian Pemberian Diet Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah sakit Umum Daerah Doloksanggul ... 51

(15)

5.2.2. Diet Stroke IIA ... 53

5.2.3. Diet Stroke IIB ... 55

5.2.4. Diet Stroke IIC ... 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

6.2. Kesimpulan ... 59

6.3. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Formulir Food Weighing.

2. Hasil Analisis Diet Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.

3. Gambar Contoh Menu Diet Stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.

4. Surat Keterangan Permohonan Izin Survei Pendahuluan. 5. Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian.

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Bahan Makanan Sehari Diet Stroke I ... 16

Tabel 2.2. Nilai Gizi Bahan Makanan untuk Diet Stroke I ... 16

Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Stroke I ... 17

Tabel 2.4. Bahan Makanan Sehari Diet Stroke II ... 18

Tabel 2.5. Nilai Gizi Bahan Makanan untuk Diet Stroke II ... 18

Tabel 2.6. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Stroke II ... 19

Tabel 2.7. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Stroke IIA, IIB, IIC ... 20

Tabel 2.8. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan dalam Diet Stroke II ... 21

Tabel 4.1. Distribusi Kesesuaian Jumlah dan Volume Pemberian Diet Stroke I yang Diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke I ... 38

Tabel 4.2. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke I ... 39

Tabel 4.3. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke I ... 40

Tabel 4.4. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke IIA ... 41

Tabel 4.5. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke IIA ... 42

(17)

Tabel 4.7. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah

Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke IIB ... 44 Tabel 4.8. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein pada

Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah

Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke IIC ... 45 Tabel 4.9. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat

pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 23

(19)
(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Stroke merupakan penyakit syaraf dan menjadi salah satu masalah kesehatan yang amat penting dan terus mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya (Tuti, 2009). Stroke menimbulkan dampak yang sangat besar dari segi ekonomi karena biaya pengobatan dan perawatan sangat tinggi. Selain itu stroke juga berdampak sosial dari gejala sisa karena penderita tidak dapat lagi bekerja seperti sediakala dan proses sosialisasinya dapat terhambat (Sutarto, 2010).

Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak yang ditandai dengan kematian jaringan otak yang terjadi karena kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak (Soebroto, 2010). Menurut Purna (2010), stroke merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat setelah jantung dan kanker, diderita oleh 500.000 orang pertahunnya. Sedangkan di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung koroner dan menempati urutan kedua di dunia dalam jumlah terbanyak penderita stroke. Bila ditinjau dari segi usia terjadi perubahan dimana stroke bukan hanya menyerang usia tua tetapi juga menyerang usia muda yang masih produktif (Batticaca, 2008).

(21)

Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, stroke masih merupakan masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya, karena selain menimbulkan beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya, stroke juga menjadi beban bagi pemerintah dan perusahaan asuransi kesehatan dan untuk mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi penanggulangan stroke yang mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif (Batticaca, 2008). Penatalaksanaan pada pasien stroke ini terdiri dari penatalaksanan medis/farmakologi, penatalaksanan keperawatan dan penatalaksanaan diet (Fitria, 1999).

Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul sebagai salah satu rumah sakit rujukan dari 10 puskesmas di kabupaten Humbang Hasundutan juga melayani rawat inap pasien stroke. Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, pada tahun 2010 tercatat jumlah pasien stroke yang rawat inap, yaitu pada periode Januari hingga Juli ada 53 orang penderita stroke nonhemoragi dan 19 orang penderita stroke hemoragi, sedangkan Agustus hingga Desember 2010 terjadi peningkatan yaitu 76 orang penderita stroke nonhemoragi dan 22 orang penderita stroke hemoragi. Pada periode Januari hingga Juli 2011 telah tercatat 63 orang penderita stroke nonhemoragi dan 21 orang penderita stroke hemoragi (Tim Penyusun Laporan Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, 2011).

(22)

struktur organisasi rumah sakit dan dikelola oleh instalasi gizi yang berada dan bertanggungjawab langsung kepada direktur rumah sakit.

Secara umum, pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan di rumah sakit untuk pasien rawat inap agar dapat memperoleh makanan yang sesuai dengan syarat gizi yang optimal. Di samping itu pelayanan gizi juga dapat meningkatkan mutu pelayanan melalui upaya penyediaan makanan yang berkualitas baik, guna mempercepat proses penyembuhan, agar tujuan tersebut dapat tercapai, perlu suatu wadah untuk mengelola kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit, yaitu instalasi gizi (Raharjo, 1997).

Pemberian diet pada pasien harus disajikan sesuai standar kebutuhan pasien berdasarkan diagnosa penyakit si pasien, tetapi perlu diingat bahwa pasien mempunyai kekhususan, baik dalam hal kebutuhan gizi maupun kemampuan untuk mengkonsumsi dan mencerna makanan yang disajikan oleh rumah sakit. Oleh sebab itu kebutuhan perorangan tetap perlu diperhatikan dengan menyusun diet secara khusus (Depkes RI, 2006).

(23)

Berdasarkan survei awal yang dilakukan, pemberian diet stroke pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul dinilai belum sesuai. Dibuktikan oleh standar porsi untuk jenis diet stroke diberikan belum mencukupi jumlahnya sehingga kandungan zat gizi masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari jumlah dan frekuensi pemberian diet stroke I untuk pasien rawat inap stroke fase akut (terjadi penurunan kesadaran dan gangguan menelan) hanya diberikan 3 kali sehari dengan jumlah sekali pemberian 550 ml, sedangkan menurut Almatsier (2006), frekuensi makanan seharusnya diberikan setiap 6 – 8 kali sehari dengan jumlah sekali pemberian 250 – 300 ml.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis diet stroke pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi permasalahan adalah apakah diet stroke yang diberikan pada pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul telah sesuai dengan jenis dan indikasi pemberiannya.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

(24)

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jenis diet stroke yang diberikan kepada pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.

2. Untuk mengetahui frekuensi pemberian diet, jumlah dan kandungan zat gizi dari diet stroke yang diberikan kepada pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul mengenai kondisi pemberian diet stroke yang dilaksanakan selama ini.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stroke

Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul secara mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah di otak. Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular (Ruri, 2010).

Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir daya ingat, dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Januar, 2009). 2.2. Penyebab Stroke

Adapun penyebab terjadinya stroke antara lain : 1. Trombosis Serebral

(26)

2. Hemoragi

Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subaraknoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran, dan pemisahan jaringan otak, yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, edema dan mungkin herniasi otak (Sunardi, 2008).

3. Hipoksia Umum

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah hipertensi yang parah, henti jantung paru, curah jantung turun akibat aritmia (Leila, 2002).

4. Hipoksia Setempat

Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subaraknoid dan terjadinya vasokontriksi arteri otak yang disertai sakit kepala migren (Muttaqin, 2008).

2.3. Klasifikasi Stroke 2.3.1. Stroke Hemoragi

(27)

Menurut Leila (2002), perdarahan otak dibagi dua, yaitu : 1. Perdarahan Intraserebral

Pecahnya pembuluh darah terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak, dan menimbulkan edema otak.

2. Perdarahan Subaraknoid

Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisme berry. Perdarahan subaraknoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparase, ganggguan hemisensorik, afasia).

2.3.2. Stroke Nonhemoragi

Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristrahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder dan kesadaran umumnya baik (Muttaqin, 2008).

2.4. Gejala Stroke

(28)

pasca-stroke bisa terjadi antara lain epilepsi, demensia atau pelupa dan depresi (Nasution, 2007).

Adapun gejala klinis stroke menurut Batticaca (2008), dibedakan menurut jenis stroke, antara lain :

1. Gejala klinis pada stroke hemoragi :

a. Defisit neurologis mendadak, didahului gejala prodromal yang terjadi pada saat istrahat atau bangun pagi.

b. Kadang tidak terjadi penurunan kesadaran. c. Terjadi terutama pada usia > 50 tahun.

d. Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya.

2. Gejala klinis pada stroke nonhemoragi :

a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparase) yang timbul mendadak.

b. Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan hemisensorik). c. Perubahan mendadak pada status mental.

d. Tidak lancar berbicara atau tidak dapat berbicara. e. Bicara cadel.

f. Tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran. g. Mual dan muntah.

(29)

2.5. Faktor Resiko Penyebab Timbulnya Penyakit Stroke

Penelitian prospektif stroke telah mengidentifikasi berbagai faktor-faktor yang dipertimbangkan sebagai risiko yang kuat terhadap timbulnya stroke. Banyak faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, tetapi banyak juga faktor-faktor risiko lainnya secara potensial dapat dimodifikasi dan memerlukan identifikasi dan penatalaksanaan segera. Pemahaman yang baik terhadap efek modifikasi faktor risiko dapat bermanfaat dalam mengurangi angka morbiditas dan mortalitas stroke di masyarakat (Nasution, 2007).

Kedua faktor tersebut antara lain :

1. Faktor resiko timbulnya penyakit stroke yang tidak dapat dimodifikasi : a. Umur.

b. Jenis Kelamin.

c. Ras dan Suku Bangsa. d. Faktor Keturunan.

(30)

2. Faktor resiko timbulnya penyakit stroke yang dapat dimodifikasi : a. Perilaku :

1) Merokok (aktif dan pasif).

2) Diet tidak sehat (junk food, fast food, lemak, garam berlebihan, asam urat, koleterol, kurang mengkonsumsi buah).

3) Alkoholik. 4) Kurang olahraga. 5) Mendengkur. 6) Kontrasepsi oral.

7) Narkoba khususnya kokain (Muttaqin, 2008). 8) Obesitas.

b. Fisiologis

1) Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi. 2) Hipotensi atau penyakit tekanan darah rendah. 3) Kolesterol darah tinggi.

4) Gangguan jantung dan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). 5) Riwayat penyakit diabetes.

(31)

2.6.Diet Stroke

Ketika stroke terjadi, seringkali sel-sel otak tidak langsung mati. Pengobatan stroke ditujukan untuk mencegah matinya sel-sel otak yang sedang sekarat ini (Mathari, 2007). Caranya untuk mengatasi hal tersebut antara lain :

1. Diberikan obat-obatan guna memulihkan aliran darah ke otak (misalnya obat pemecah bekuan darah).

2. Dilakukan operasi guna menyingkirkan bekuan darah yang terbentuk akibat pecahnya pembuluh darah.

Stroke meninggalkan kerusakan yang parah. Sel-sel otak yang terserang kadang-kadang sulit pulih kembali dan harus dibantu lewat program rehabilitasi. Contoh program rehabilitasi yaitu seperti rehabilitasi bahasa, bicara, dan rehabilitasi fungsi menelan. Akibat dari stroke ini salah satunya dapat mempengaruhi kemampuan penderita dalam menelan makanan yang pada akhirnya berakibat penurunan status gizi, oleh karena itu dibutuhkan diet khusus bagi penderita stroke. Diet stroke adalah diet yang diberikan khusus untuk pasien yang menderita penyakit stroke (Kusumadiani, 2010).

2.6.1. Tujuan Diet Stroke

Menurut Almatsier (2006), diet stroke bertujuan :

1. Memberikan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.

2. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia (sulit menelan) , pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus (kerusakan jaringan).

(32)

Penelitian lain menurut Gunarti (2008), tujuan diet stroke antara lain :

1. Memperbaiki keadaan pasien stroke yang dirawat inap, baik pasien tersebut dalam keadaan kritis atau dalam keadaan fase pemulihan.

2. Dapat memenuhi asupan nutrisi yang adekuat. 3. Mempertahankan keseimbangan cairan. 4. Memperbaiki keadaan malnutrisi yang terjadi.

5. Memberikan zat gizi yang dibutuhkan oleh pasien, selain dari makanan parenteral infus.

2.6.2. Syarat Pemberian Diet Stroke

Syarat-syarat diet stroke (Almatsier, 2006) :

1. Energi cukup, yaitu 25 – 45 kkal/kgBB. Pada fase akut diberikan 1100 – 1500 kkal/hari.

2. Protein cukup, yaitu 0,8 – 1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2 – 1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi Gagal Ginjal Kronik (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB.

3. Lemak cukup, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total. Utamakan sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari kebutuhn energi total. Kolesterol dibatasi < 300mg.

4. Karbohidrat cukup, yaitu 60 – 70% dari kebutuhan energi total. Untuk pasien dengan Diabetes Melitus diutamakan karbohidrat kompleks.

(33)

6. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1½ sendok teh/hari (setara dengan ± 5 g garam dapur atau 2 g natrium).

7. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah konstipasi.

8. Cairan cukup, yaitu 6 – 8 gelas/hari, kecuali pada keadaan oedema atau acites, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati.

9. Bentuk makanan dapat disesuaikan dengan keadaan pasien. 10.Makanan diberikan dalam porsi kecil atau sering.

Bagi penderita stroke sebaiknya menghindari makanan yang berlemak dan berkadar natrium tinggi. Beberapa makanan yang tidak disarankan untuk dikonsumsi menurut Almatsier (2006), adalah :

1. Semua makanan yang digoreng, semua daging yang berlemak (kambing, babi, ham, sosis, kullit ayam, lemak hewan).

2. Jerohan, kepiting, cumi-cumi, udang dan kerang, ikan laut, ikan asin, ikan pindang, teri, udang kering, telur asin.

3. Roti, kue yang mengandung soda kue atau garam. 4. Margarine, mentega.

5. Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, tauco, saus tomat.

(34)

7. Buah-buahan yang masam atau bergas seperti nanas, kedondong, nangka dan durian.

8. Minuman yang mengandung alkohol, soda, kopi dan teh kental. 2.6.3. Tahapan Pemberian Diet Stroke

Perlu kita ketahui pada diet stroke ini ada tahapan pemberian makan yang dibagi menjadi 2 fase (Kusumadiani, 2010) :

1. Fase akut (24 – 48 jam)

Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. Pada fase ini diberikan makanan parenteral (Nothing Per Oral/NPO) dan dilanjutkan dengan makanan enteral (Naso Gastric Tube/NGT). Pemberian makanan parenteral total perlu dimonitor dengan baik.

2. Fase Pemulihan

Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan per oral secara bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa. 2.6.4. Jenis Diet Stroke

2.6.4.1. Diet Stroke I

(35)

Pembagian bahan makanan untuk makanan biasa dalam sehari tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1. Bahan Makanan untuk Makanan Biasa dalam Sehari Diet Stroke I

Bahan Makanan Berat (g) URT

Maizena

2 potong sdg pepaya 2 sdm

10 sdm 6 gls Sumber : Almatsier (2006)

Nilai gizi bahan makanan diet stroke I yang diberikan kepada pasien stroke dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2. Nilai Gizi Bahan Makanan untuk Diet Stroke I Kandungan Zat Gizi Diet Stroke I

(36)

Contoh pembagian makanan dan menu sehari dengan jenis diet stroke I, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Stroke I

Sumber : Almatsier (2006) 2.6.4.2. Diet Stroke II

Diet stroke II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet stroke I atau kepada pasien pada fase pemulihan. Bentuk makanan merupakan kombinasi cair jernih, cair kental, saring, lunak, dan biasa. Pemberian diet pada pasien stroke disesuaikan dengan penyakit penyertanya.

Diet stroke II dibagi dalam tiga tahap, yaitu :

(37)

Pembagian bahan makanan untuk makanan biasa dalam sehari untuk diet stroke II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4. Bahan Makanan untuk Makanan Biasa dalam Sehari Bahan Sumber : Almatsier (2006)

Nilai gizi bahan makanan diet stroke II yang diberikan kepada pasien stroke dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.5. Nilai Gizi Bahan Makanan untuk Diet Stroke II berdasarkan Jenis Dietnya

(38)
(39)

Contoh menu sehari dengan jenis diet stroke II, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.7. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Stroke II

Sumber : Almatsier (2006)

Waktu Diet Stroke II A Diet Stroke II B Diet Stroke II C

bubur sumsum + susu skim saus gula merah

ayam panggang bb kuning tumis tempe

sup sayuran pepaya susu skim

nasi tim/bubur

(40)

Adapun bahan makanan yang dianjurkan dan bahan makanan yang tidak dianjurkan dalam diet stroke terdapat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.8. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan dalam Diet Stroke

Golongan Bahan

Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber Karbohidrat tapioka, sagu, gula, madu, serta produk olahan yang dibuat tanpa garam dapur, soda/baking powder, seperti makaroni, mie, bihun, roti, biskuat, dan kue kering

Daging sapi dan ayam tidak berlemak, ikan, telur, susu skim, dan susu penuh dalam jumlah terbatas

Semua kacang-kacangan dan produk olahan yang dibuat dengan garam dapur, dalam jumlah terbatas

Sayuran berserat sedang dimasak, seperti bayam, kangkung, kacang panjang, labu siam, tomat, taoge, dan wortel

Buah segar, dibuat jus atau disetup seperti pisang, pepaya, jeruk, mangga, nenas, dan jambu biji (tanpa bahan pengawet)

(41)

Golongan Bahan

Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber Lemak

Minuman

Bumbu-bumbu

Minyak jagung dan minyak kedelai, margarin dan mentega tanpa garam yang digunakan untuk menumis atau setup, santan encer Teh, kopi, cokelat dalam jumlah terbatas, encer susu skim dan sirup

Bumbu yang tidak tajam seperti garam (terbatas), gula, bawang merah, bawang putih, laos, asam, kayu manis, dan pala

Minyak kelapa sawit, margarin dan mentega biasa, santan kental, krim, dan produk gorengan

Teh, kopi, cokelat dalam jumlah terbatas, dan kental minuman bersoda dan alkohol

Bumbu yang tajam seperti cabe, merica, dan cuka, yang mengandung bahan pengawet garam natrium seperti kecap, terasi, vetsin, soda, dan baking powder

Sumber : Almatsier (2006)

2.8. Manfaat Pemberian Diet Stroke

Diet stroke adalah diet khusus yang diberikan kepada pasien stroke. Diet yang diberikan ada empat macam yaitu diet stroke I, IIA, IIB dan IIC. Adapun manfaat diet stroke menurut Tianingsih (2010), antara lain :

1. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia, dekubitus, dan kelainan penyakit lainnya.

2. Memberikan makanan secukupnyauntuk memenuhi kebutuhan gizi si pasien. 3. Mencegah komplikasi.

4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. 5. Mempercepat tingkat kesembuhan pasien.

(42)

2.8. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam análisis pemberian diet stroke pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul yaitu :

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Keterangan :

: variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti

Kerangka konsep penelitian menggambarkan bahwasanya yang akan diteliti mencakup variabel diet stroke pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul meliputi diet stroke I dan diet stroke II. Diet stroke II dibagi lagi dalam 3 tahap yaitu : diet stroke II A, diet stroke II B, dan diet stroke II C. Masing-masing variabel penelitian dilihat secara deskriptif.

Pemberian diet stroke pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul :

- Jenis Diet Stroke

- Kandungan zat gizi (Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat)

Standar jenis diet stroke pada pasien rawat inap : 1. Diet Stroke I

2. Diet Stroke II : a. Diet Stroke II A b. Diet Stroke II B c. Diet Stroke II C

(43)
(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu melihat gambaran dari jenis diet stroke yang diberikan kepada pasien stroke rawat inap mulai dari diet stroke I, diet stroke IIA, diet stroke IIB dan diet stroke IIC yang diberikan oleh pihak instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang (cross sectional) yaitu penelitian dengan mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi dan dilakukan analisis diet stroke pada pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul pada saat penelitian.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul dengan alasan pemberian diet stroke untuk pasien rawat inap dinilai belum sesuai. Hal ini dibuktikan oleh frekuensi pemberian diet stroke I pada pasien stroke fase akut yang dirawat inap diberikan hanya 3 (tiga) kali sehari dengan jumlah setiap kali pemberian 550 ml, sedangkan menurut Almatsier (2006), pemberian diet stroke diberikan dengan frekuensi 6 – 8 kali sehari dengan jumlah sekali pemberian 250 – 300 ml. 3.2.2. Waktu Penelitian

(45)

3.3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah makanan dalam bentuk diet stroke mulai dari makanan cair kental atau kombinasi cair kental dan cair jernih (diet stroke I), makanan cair + bubur saring (diet stroke IIA), makanan lunak (diet stroke IIB), dan makanan biasa (diet stroke IIC). Diet stroke I diperuntukkan bagi 1 (satu) orang pasien stroke fase akut yang dirawat inap selama 7 (tujuh) hari perawatan. Alasan pemilihan penentuan diet stroke I ini selama 7 (tujuh) hari adalah didasarkan pada penetapan siklus menu 7 (tujuh) hari di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul. Diet stroke IIA, IIB dan IIC diperuntukkan bagi 1 (satu) orang pasien stroke fase pemulihan yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, dimana pasien dirawat selama 9 (sembilan) hari rawatan. Alasan pemilihan penentuan diet stroke IIA, IIB, dan IIC ini adalah masing – masing selama 3 (tiga) hari, didasarkan pada saat peneliti melakukan penelitian, diet stroke II yang tersedia adalah selama 9 (sembilan) hari.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

(46)

digital dan dihitung kandungan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dengan menggunakan nutrisurvey.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil pengumpulan pihak lain seperti rumah sakit, dinas kesehatan, survei dan penelitian, serta literatur yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3.5. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Alat Timbang Makanan.

2. Gelas Ukur.

3. Formulir Food Weighing

4. DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). 3.6. Definisi Operasional

1. Pasien stroke adalah pasien yang mengalami kerusakan pada bagian otak yang terjadi apabila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagian otak tersumbat atau pecah.

2. Diet stroke adalah makanan yang diberikan khusus kepada pasien stroke rawat inap.

3. Jenis diet stroke adalah diet stroke yang diberikan kepada pasien rawat inap berupa diet stroke I, diet stroke IIA, diet stroke IIB dan diet stroke IIC.

(47)

kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental yang diberikan peroral atau melalui selang NGT (Naso Gastric Tube), diet terdiri dari 1100 – 1500 kkal. 5. Diet stroke IIA adalah makanan yang diberikan kepada pasien stroke sebagai

makanan perpindahan dari diet stroke I atau kepada pasien pada fase pemulihan, makanan diberikan dalam bentuk makanan cair + bubur saring, diet terdiri dari 1700 kkal.

6. Diet stroke IIB adalah makanan yang diberikan kepada pasien stroke sebagai makanan perpindahan dari diet stroke IIA, makanan diberikan dalam bentuk makanan lunak yang terdiri dari 1900 kkal.

7. Diet stroke IIC adalah makanan yang diberikan kepada pasien stroke sebagai makanan perpindahan dari diet stroke IIB, makanan diberikan dalam bentuk makanan biasa yang terdiri dari 2100 kkal.

8. Kandungan zat gizi adalah jumlah zat-zat gizi yang terdapat dalam setiap diet stroke yang diberikan kepada pasien stroke rawat inap.

9. Kandungan zat gizi energi diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari hasil penimbangan melalui timbangan digital yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan dibandingkan dengan standar diet stroke yang telah ditentukan.

(48)

dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan dibandingkan dengan standar diet stroke yang telah ditentukan.

11.Kandungan zat gizi karbohidrat diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari hasil penimbangan melalui timbangan digital yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan dibandingkan dengan standar diet stroke yang telah ditentukan.

12.Kandungan zat gizi lemak diukur dengan menggunakan daftar makanan yang dilihat dari hasil penimbangan melalui timbangan digital yang diberikan oleh bagian instalansi gizi kemudiaan banyaknya makanan yang diberikan dihitung dengan menggunakan bantuan nutrisurvey dan dibandingkan dengan standar diet stroke yang telah ditentukan.

3.7. Aspek Pengukuran 1. Jenis diet stroke :

(49)

- Pemberian diet dengan jumlah < 250 ml dan > 300 ml sekali pemberian ; frekuensi < 6 kali sehari dan > 8 kali sehari, pemberian diet dikategorikan tidak sesuai.

- Pemberian diet dengan jumlah 250 – 300 ml sekali pemberian dan frekuensi pemberian 6 – 8 kali sehari, pemberian diet dikategorikan sesuai.

- Energi ± 10% dari 1100 – 1500 kkal (990 – 1650) kkal : sesuai - Energi < 990 kkal dan > 1650 kkal : tidak sesuai - Protein ± 10% dari 56 g (50,4 – 61,6) g : sesuai - Protein < 50,4 g dan > 61,6 g : tidak sesuai - Lemak ± 10% dari 34 g (30,6 – 37,4) g : sesuai - Lemak < 30,6 g dan > 37,4 g : tidak sesuai - Karbohidrat ± 10% dari 211 g (189,9 – 232,1) g : sesuai - Karbohidrat < 189,9 g dan > 232,1 g : tidak sesuai b. Diet stroke II ada tiga tahap yaitu :

1) Diet stroke IIA yaitu makanan dalam bentuk makanan cair + bubur saring yang diperuntukkan untuk pasien stroke fase pemulihan. Makanan ditimbang dengan menggunakan alat timbang makanan dan dianalisis kandungan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). Kesesuaian diet stroke IIA dapat dilihat dari kandungan zat gizi menurut jenis diet stroke IIA yang seharusnya (Almatsier, 2006) yaitu :

(50)

- Energi < 1530 kkal dan > 1870 kkal : tidak sesuai - Protein ± 10% dari 69 g (62,1 – 75,9) g : sesuai - Protein < 62,1 g dan > 75,9 g : tidak sesuai - Lemak ± 10% dari 41 g (36,9 – 45,1) g : sesuai - Lemak < 36,9 g dan > 45,1 g : tidak sesuai - Karbohidrat ± 10% dari 272 g (244,8 – 299,2) g : sesuai - Karbohidrat < 244,8 g dan > 299,2 g : tidak sesuai 2) Diet stroke IIB yaitu makanan dalm bentuk makanan lunak yang

diperuntukkan untuk pasien stroke fase pemulihan. Makanan ditimbang dengan menggunakan alat timbang makanan dan dianalisis kandungan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). Kesesuaian diet stroke IIB dapat dilihat dari kandungan zat gizi menurut jenis diet stroke yang seharusnya (Almatsier, 2006) yaitu :

(51)

3) Diet stroke IIC yaitu makanan dalam bentuk makanan biasa yang diperuntukkan untuk pasien stroke fase pemulihan. Makanan ditimbang dengan menggunakan alat timbang makanan dan dianalisis kandungan zat gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat) dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). Kesesuaian diet stroke IIC dapat dilihat dari kandungan zat gizi menurut jenis diet stroke yang seharusnya (Almatsier, 2006) yaitu :

- Energi ± 10% dari 2100 kkal (1890 – 2310) kkal : sesuai - Energi < 1890 kkal dan > 2310 kkal : tidak sesuai - Protein ± 10% dari 78 g (77,22 – 78,78) g : sesuai - Protein < 77,22 g dan > 78,78 g : tidak sesuai - Lemak ± 10% dari 59 g (53,1 – 64,9) g : sesuai - Lemak < 30,6 g dan > 37,4 g : tidak sesuai - Karbohidrat ± 10% dari 318 g (286,2 – 349,8) g : sesuai - Karbohidrat < 286,2 g dan > 349,8 g : tidak sesuai 3.8. Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1. Pengolahan Data

1. Editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan.

2. Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing kategori.

3. Data entry, yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel.

(52)

3.8.2. Analisis Data

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul didirikan tahun 1906 oleh Tuan Pendeta Herling seorang Pendeta Missionari dari Barmen Jerman. Tahun 1999 rumah sakit ini resmi naik kelas menjadi Kelas C, sesuai dengan Kemenkes RI No. 966/Menkes/SK/VIII/1999. Rumah sakit ini terletak di jalan Rumah Sakit Umum Nomor 1 Doloksanggul dengan luas 2 ha.

Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul ini merupakan satu-satunya rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan yang dipimpin oleh Ibu Dr. Elisabeth Dame Manalu, S.Psi, MM. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan penunjang medis, dan pelayanan rujukan spesialis. Rumah sakit ini memiliki pelayanan rawat jalan seperti instalasi gawat darurat, poliklinik umum, poliklinik bedah, poliklinik KIA, poliklinik anak, poloklinik THT dan poliklinik obgyn. Pelayanan rawat inap yang terdapat di rumah sakit ini meliputi ruang rawat inap VIP, kelas I, II, III, dan rawat inap keluarga miskin (gakin).

(54)

Pada saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul telah berusaha semaksimal mungkin membenahi diri dalam berbagai aspek, baik dalam kualitas dan kuantitas. Berbagai hal yang menjadi perhatian antara lain : ketenagaan, proses administrasi dan manajemen, bahan dan alat kesehatan, sarana fisik dan lain-lain. Dengan adanya kemauan dan kerja keras serta perhatian Bapak Bupati Humbang Hasundutan, maka saat ini keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan telah dirasakan oleh masyarakat (sebagai pengguna jasa), Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan maupun para pegawai rumah sakit.

Sepuluh besar angka kesakitan penyakit utama penderita rawat inap yang dilayani di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul adalah penyakit stroke, bronchitis, gastritis, TBC (Tuberculocis), hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, appendicitis, hepatitis, dan GE (gastro enteritis). Penderita stroke merupakan urutan terbanyak pasien yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.

(55)

Adapun jumlah tempat tidur yang tersedia saat ini di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul antara lain :

- Ruang Perawatan Kelas III : 15 Tempat tidur - Ruang Perawatan Kelas II : 36 Tempat tidur - Ruang Perawatan Kelas I : 4 Tempat tidur - Ruang Perawatan Neonaty/anak : 8 Tempat tidur - Ruang Perawatan VIP : 2 Tempat tidur - Ruang Perawatan Intensive/ICU : 4 Tempat tidur

Jumlah tempat tidur keseluruhan yang teredia di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul adalah 69 tempat tidur dimana pemakaian tempat tidur (BOR/Bed Occupancy Rate) pada tahun 2010 sebesar 40%. Angka ini belum memenuhi standart BOR (Bed Occupancy Rate) Rumah Sakit secara Nasional yaitu antara 60% – 80%. 4.1.2. Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

Instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul didirikan bersamaan dengan dibangunnya Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul yaitu berdiri sejak tahun 1906 dengan jumlah tenaga pada saat itu hanya 3 (tiga) orang.

Pada saat ini kondisi dan gambaran umum Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul dilihat dari keberadaan di bidang tenaga kesehatan petugas gizi di instalasi gizi adalah sebagai berikut :

(56)

- Adapun jumlah petugas gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul pada saat ini adalah 8 (delapan) orang terdiri dari 3 (tiga) orang tamatan Ahli Madya Gizi dan 5 (lima) orang tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas).

- Fungsi dan tugas setiap masing-masing petugas adalah sama, yaitu hanya menyediakan diet bagi pasien yang dirawat inap yang diinstruksikan oleh dokter.

Pelayanan gizi di instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul ini mencakup pelayanan instalasi gizi rawat inap dan tidak melakukan pelayanan terhadap pasien rawat jalan. Kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan instalasi gizi rawat inap berupa pemberian pelayanan makanan pada pasien sesuai dengan instruksi dokter, tidak membedakan kelas dan fasilitas perawatan pasien, tidak melakukan kunjungan rutin ahli gizi pada pasien yang dirawat inap, dan tidak memberikan konsultasi gizi kepada pasien yang dirawat inap.

Untuk menghasilkan makanan yang mengandung zat gizi yang dapat memenuhi syarat kesehatan bagi pasien yang ada di rumah sakit, maka diperlukan pengelolaan makanan yang sesuai dengan standar kesehatan di instalasi gizi rumah sakit, maka dibutuhkan manajemen yang baik di rumah sakit tersebut. Adapun manajemen instalasi gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul masih kurang baik, hal ini dibuktikan oleh tidak adanya pedoman diet, standar porsi, standar alat dan standar resep dalam hal pemberian diet pada pasien yang dirawat inap, khususnya untuk pasien stroke rawat inap.

(57)

menu tersebut tidak benar dilakukan, petugas instalasi gizi tidak teratur dalam melakukan silkus menu, menu disediakan berdasarkan ketersediaan bahan makanan. 4.2. Pemberian Diet Stroke Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum

Daerah Doloksanggul

Pemberian diet pada pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul meliputi diet stroke I, diet stroke IIA, diet stroke IIB, dan diet stroke IIC. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa jenis diet sudah tepat diberikan berdasarkan keadaan pasien, tetapi dalam hal jumlah, frekuensi maupun kandungan zat gizi tidak sesuai dengan standar yang seharusnya.

4.3. Diet Stroke I

Adapun diet stroke I yang diberikan oleh instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul adalah dalam bentuk makanan cair jernih dan kombinasi cair jernih dan cair kental. Diet diberikan dengan frekuensi hanya 3 (tiga) kali sehari dengan jumlah setiap pemberian ≥ 500 ml. Distribusi kesesuaian pemberian diet stroke I pada pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul dapat dilihat pada table 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Kesesuaian Jumlah dan Frekuensi Pemberian Diet Stroke I yang Diberikan di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke I

Hari

(58)

Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat dilihat bahwa dari 7 (tujuh) hari pemberian diet stroke I kepada 1 (satu) orang pasien stroke fase akut rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul tidak ada yang sesuai dengan standar diet yang seharusnya, baik dari segi frekuensi pemberian diet maupun dari jumlah diet yang diberikan yaitu ≥ 500 ml setiap sekali pemberian diet dan diberikan hanya 3 kali sehari saja.

4.3.1. Kandungan Zat Gizi

4.3.1.1 Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein

Distribusi kandungan zat gizi energi dan protein diet stroke I kepada 1 (satu) orang pasien stroke fase akut rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul berdasarkan standar diet stroke I yang seharusnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke I

Hari

(59)

Daerah Doloksanggul tidak ada yang sesuai dari standar jenis diet stroke I yang seharusnya.

4.3.1.2. Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat

Distribusi kandungan zat gizi lemak dan karbohidrat diet stroke I kepada 1 (satu) orang pasien stroke fase akut rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul berdasarkan standar diet stroke I yang seharusnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke I

Hari

Kandungan Zat Gizi

Lemak (g) Karbohidrat (g)

Diet RS

Standar

Diet Ket

Diet RS

Standar

Diet Ket

I 21,3 30,6-37,4 Tidak Sesuai 106,2 189,9-232,1 Tidak Sesuai II 21,3 30,6-37,4 Tidak Sesuai 112,0 189,9-232,1 Tidak Sesuai III 22,0 30,6-37,4 Tidak Sesuai 116,2 189,9-232,1 Tidak Sesuai IV 21,3 30,6-37,4 Tidak Sesuai 110,9 189,9-232,1 Tidak Sesuai V 20,9 30,6-37,4 Tidak Sesuai 106,1 189,9-232,1 Tidak Sesuai VI 20,9 30,6-37,4 Tidak Sesuai 102,7 189,9-232,1 Tidak Sesuai VII 21,5 30,6-37,4 Tidak Sesuai 110,1 189,9-232,1 Tidak Sesuai

(60)

4.4. Diet Stroke IIA

Diet stroke IIA diberikan sebagai perpindahan dari diet stroke I. Bagian instalsi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul menyediakan diet stroke IIA ini, dalam bentuk makanan cair dan bubur saring dan diberikan tiga kali sehari tanpa ada selingan.

4.4.1. Kandungan Zat Gizi

4.4.1.1. Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein

Distribusi kandungan zat gizi energi dan protein diet stroke IIA kepada 1 (satu) orang pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul berdasarkan standar diet stroke IIA yang seharusnya dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein pada

Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke IIA

Hari

Kandungan Zat Gizi

Energi (kal) Protein (g)

Diet RS

Standar

Diet Ket

Diet RS

Standar

Diet Ket

I 1003,5 1530-1870 Tidak Sesuai 54,2 62,1-75,9 Tidak Sesuai II 1165.8 1530-1870 Tidak Sesuai 46,2 62,1-75,9 Tidak Sesuai III 1099,8 1530-1870 Tidak Sesuai 59,4 62,1-75,9 Tidak Sesuai

(61)

4.4.1.2 Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat

Distribusi kandungan zat gizi lemak dan karbohidrat diet stroke IIA pada pasien stroke fase pemulihan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul berdasarkan standar diet stroke IIA yang seharusnya dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke IIA

Hari

Kandungan Zat Gizi

Lemak (g) Karbohidrat (g)

Diet RS

Standar

Diet Ket

Diet RS

Standar

Diet Ket

I 27,4 36,9-45,1 Tidak Sesuai 132,1 244,8-146,2 Tidak Sesuai II 34,2 36,9-45,1 Tidak Sesuai 163,6 244,8-146,2 Tidak Sesuai III 29,3 36,9-45,1 Tidak Sesuai 142,8 244,8-146,2 Tidak Sesuai

Dari Tabel 4.5. di atas dapat dilihat bahwa 3 (tiga ) hari pemberian pada diet stroke IIA oleh bagian instalsi gizi di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, untuk kandungan zat gizi lemak dan karbohidrat yang diberikan kepada 1 (satu) orang pasien stroke fase pemulihan rawat inap, tidak ada yang sesuai dari standar jenis diet stroke IIA yang seharusnya.

4.5. Diet Stroke IIB

(62)

4.5.1. Kandungan Zat Gizi

4.5.1.1. Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein

Distribusi kandungan zat gizi energi dan protein diet stroke IIB kepada 1 (satu) orang pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul berdasarkan standar diet stroke IIB yang seharusnya dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein pada

Pasien Stroke Rawat Inap Stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke IIB

Hari

Kandungan Zat Gizi

Energi (kkal) Protein (g)

Diet RS

Standar

Diet Ket

Diet RS

Standar

Diet Ket

I 1661,8 1710-2090 Tidak Sesuai 85,8 65,7-80,3 Tidak Sesuai II 1344,8 1710-2090 Tidak Sesuai 64,5 65,7-80,3 Tidak Sesuai III 1545 1710-2090 Tidak Sesuai 84,7 65,7-80,3 Tidak Sesuai

Dari Tabel 4.6. di atas dapat dilihat bahwa 3 (tiga ) hari pemberian pada diet stroke IIB untuk zat gizi energi dan protein yang diberikan oleh instalasi gizi kepada 1 (satu) orang pasien stroke fase pemulihan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul tidak ada yang sesuai dari standar jenis diet stroke IIB yang seharusnya.

4.5.1.2. Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat

(63)

Tabel 4.7. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat pada Pasien Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke IIB

Hari

Kandungan Zat Gizi

Lemak (g) Karbohidrat (g)

Diet

Dari Tabel 4.7. di atas dapat dilihat bahwa dari 3 (tiga) hari pemberian diet stroke IIB untuk zat gizi lemak dan karbohidrat yang diberikan oleh bagian instalasi gizi kepada 1 (satu) orang pasien stroke rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul tidak ada yang sesuai dari standar jenis diet stroke IIB yang seharusnya.

4.6. Diet Stroke IIC

Diet stroke IIC diberikan sebagai perpindahan dari diet stroke IIB yaitu perpindahan dari makanan lunak ke makanan biasa. Diet ini diberikan dalam bentuk makanan biasa. Di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul diet stroke IIC ini diberikan dengan tiga kali makanan lengkap ditambah satu kali selingan diberikan pada pagi hari jam 10.00 WIB.

4.6.1. Kandungan Zat Gizi

4.6.1.1. Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein

(64)

Tabel 4.8. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Energi dan Protein pada Pasien Rawat Inap Stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke IIC

Hari II 1877,3 1890-2310 Tidak Sesuai 85,1 77,22-78,78 Tidak Sesuai III 1750 1890-2310 Tidak Sesuai 89,2 77,22-78,78 Tidak Sesuai Dari Tabel 4.8. di atas dapat dilihat bahwa 3 (tiga) hari pemberian pada diet stroke IIC untuk zat gizi energi dan protein yang diberikan oleh bagian instalasi gizi kepada 1 (satu) orang pasien stroke fase pemulihan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul tidak ada yang sesuai dari standar jenis diet yang seharusnya. 4.6.1.2. Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat

Distribusi kandungan zat gizi lemak dan karbohidrat diet stroke IIC kepada 1 (satu) orang pasien rawat inap stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul berdasarkan standar diet stroke IIC yang seharusnya dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9. Distribusi Kesesuaian Kandungan Zat Gizi Lemak dan Karbohidrat

pada Pasien Rawat Inap Stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Berdasarkan Standar Diet Stroke IIC

Hari

Kandungan Zat Gizi

Lemak (g) Karbohidrat (g)

(65)
(66)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pemberian Diet Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap diet stroke pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, bahwa pemberian jenis diet sudah tepat diberikan berdasarkan keadaan pasien. Diet yang diberikan kepada pasien stoke tersebut ditentukan oleh dokter yang menentukan diagnosa pasien pada saat pasien datang melakukan pengobatan.

Diet stroke I sudah tepat diberikan kepada pasien stroke fase akut, dimana pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. Diet yang diberikan juga sudah tepat yaitu makanan dalam bentuk cair kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental. Pemberian makanan dalam bentuk cair kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental menurut Almatsier (2006), dikarenakan oleh keadaan pasien yang tidak sadarkan diri atau pasien dengan keadaan penurunan kesadaran yang mengalami gangguan menelan.

(67)

Menurut Kusumadiani (2010), makanan yang diberikan untuk pasien stroke fase akut harus diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 2 – 3 jam dengan jumlah setiap kali pemberian 250 – 300 ml.

Diet stroke II diberikan kepada pasien stroke fase pemulihan yaitu pasien yang datang untuk dirawat inap sudah sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan. Diet stroke II ini dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan pasien dalam menerima makanan. Adapun diet stroke II yaitu diet stroke IIA, diet stroke IIB, dan diet stroke IIC. Di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul diet stroke II ini sudah tepat diberikan yaitu diberikan kepada pasien stroke fase pemulihan. Pemberian diet ini ditentukan oleh dokter yang bertanggungjawab dalam penanganan keadaan pasien tersebut.

Banyak pendapat mengatakan bahwa saat seseorang datang ke rumah sakit dan didiagnosis menderita penyakit stroke serta dokter menganjurkan untuk dirawat inap maka pemberian obat-obatan adalah yang terpenting. Padahal menurut Tianingsih (2010), hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemberian nutrisi atau diet yang tepat. Manfaat pemberian diet yang tepat kepada pasien stroke yang dirawat inap sering diabaikan, hal ini dibuktikan oleh pemberian diet stroke yang tidak sesuai dengan standar yang seharusnya yang diberikan oleh pihak instalasi gizi di rumah sakit.

(68)

Stroke Sarno Klaten, maka pasien mengalami penyakit baru yaitu terjadinya kerusakan jaringan pada daerah yang mengalami penekanan yang cukup lama, disebut dengan dekubitus.

Kesesuaian diet yang diberikan di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul dilihat berdasarkan kandungan zat gizi. Kandungan zat gizi berupa zat gizi makro yaitu meliputi zat gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Kandungan zat gizi tersebut dilihat dalam masing-masing diet yang diberikan oleh pihak rumah sakit mulai dari diet stroke I, diet stroke IIA, diet stroke IIB, dan diet stroke IIC.

Sesuai dengan penelitian Gunarti (2008), di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang diperoleh bahwa kandungan zat gizi makro meliputi zat gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat sangat mempengaruhi tingkat kesembuhan si pasien. Dengan melakukan perhatian khusus terhadap pemberian diet yang seharusnya kepada pasien stroke, baik dalam hal jumlah makanan, frekuensi pemberian diet serta memperhatikan kandungan zat gizi dalam diet, maka akan memberikan dampak yang baik terhadap tingkat kesembuhan si pasien.

Menurut Rijanti (2002), penataklaksanaan diet pada pasien stroke baik pasien stroke fase akut maupun pasien stroke fase pemulihan adalah penting untuk menghindari penurunan status gizi pasien yang apabila dibiarkan dapat menyebabkan penyembuhan yang lama sampai dengan terjadinya kematian.

(69)

pasien serta keluarganya dapat menerapkan rencana diet yang telah disusun (Rachmi, 2003).

Adapun faktor – faktor yang menyebabkan ketidaksesuain pemberian diet stroke kepada pasien rawat inap stroke antara lain tidak adanya pedoman diet yang berguna untuk menentukan diet yang tepat sesuai dengan keadaan pasien. Selain tidak adanya pedoman diet di bagian instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul, standar alat, standar resep, standar porsi juga tidak ada. Sehingga saat penentuan diet stroke ini tidak tepat. Menurut penelitian Gunarti (2008), pedoman diet, standar porsi, standar alat, dan standar resep harus ada di setiap bagian instalasi gizi rumah sakit. Dengan adanya standar tersebut diharapkan pasien stroke yang dirawat inap dapat sembuh dan status gizinya lebih baik.

Menu adalah susunan hidangan tiap kali waktu makan misalnya menu sarapan atau menu makan siang, sedangkan siklus menu adalah perputaran menu atau hidangan yang akan disajikan oleh bagian instalasi gizi kepada pasien yang dirawat inap (Moehyi, 1992).

(70)

5.2. Kesesuaian Pemberian Diet Stroke pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

5.2.1. Diet Stroke I

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, pemberian diet stroke I oleh bagian instalasi gizi kepada pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul sudah sesuai diberikan berdasarkan keadaan pasien. Diet stroke I diberikan tepat kepada pasien stroke fase akut rawat inap. Pada saat penelitian, peneliti mengambil satu objek makanan yang diperuntukkan kepada 1 (satu) orang pasien stroke fase akut.

Diet ditentukan oleh dokter yang bertanggungjawab menangani pasien tersebut. Dalam hal ini petugas gizi tidak berperan dalam menentukan diet pasien. Kegiatan yang dilakukan hanya menyediakan diet yang diperintahkan oleh dokter. Petugas gizi juga tidak melakukan peninjauan langsung atau melihat keadaan pasien yang seharusnya, padahal menurut Ruri (2010), dalam penentuan diet petugas gizi harus terjun langsung melihat keadan pasien. Sehingga diberikan tepat dalam hal jumlah diet, frekuensi diet serta kandungan zat gizi.

Gambar

Tabel 2.1. Bahan Makanan untuk Makanan Biasa dalam Sehari Diet Stroke I
Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Stroke I
Tabel 2.5. Nilai Gizi Bahan Makanan untuk Diet Stroke II berdasarkan Jenis Dietnya
Tabel 2.6. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Stroke II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memberikan informasi yang berkaitan tentang pola pengunaan obat antiplatelet khususnya asetosal pada pasien yang menderita stroke iskemik sehingga dapat

Apakah ada hubungan status gizi dengan kepatuhan diet rendah garam pada. pasien hipertensi di Rumah Sakit PKU

Hasil penelitian menunjukkan penatalaksanaan diet pasien HIV/AIDS diberikan makanan biasa dan makanan lunak, belum diberikan diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein), frekuensi

Hasil penelitian menunjukkan penatalaksanaan diet pasien HIV/AIDS diberikan makanan biasa dan makanan lunak, belum diberikan diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein), frekuensi

Distribusi Kesesuaian Ketersediaan Zat Gizi Energi pada Pasien Pascabedah Sectio Caesarea di RSUD Sidikalang Berdasarkan Standar Diet TKTP I .... Distribusi Kesesuaian

Hasil penelitian menunjukkan penatalaksanaan diet pasien HIV/AIDS diberikan makanan biasa dan makanan lunak, belum diberikan diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein), frekuensi

Gambaran Penatalaksanaan Diet Jantung Dan Status Gizi Pasien Penderita Hipertensi Komplikasi Penyakit Jantung Yang Rawat Inap Di RSU Bandung Medan Tahun 2012.. Skripsi

Standar makanan rumah sakit di Instalasi Gizi RSUP Sanglah Denpasar tertuang dalam Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit (PPMRS) tahun 2014 yang berisi tentang jumlah