• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Desa Cikalong Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan lokasi di Desa Cikalong Kecamatan Sodonghilir dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa Tasikmalaya merupakan salah satu sentra produksi buah manggis terbesar di Jawa Barat dan sentra penghasil manggis dengan produktifitas tertinggi dari 25 Kabupaten di Indonesia dengan total produksi 13 244 ton (Direktorat jenderal Hortikultura 2008), dan total produksi 13 487 ton dengan kontribusi sebesar 48 persen (BPS 2011), dan Desa Cikalong Kecamatan Sodonghilir merupakan daerah sentra penghasil buah manggis dengan potensi luas lahan terbesar di Kabupaten Tasikmalaya yang telah memasuki pasar ekspor. Pengumpulan data dilaksanakan mulai bulan September 2014 yang meliputi survey lokasi penelitian, pengambilan data, pengolahan data, dan penyusunan skripsi.

Jenis dan Sumber Data

Data yang diambil terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan petani manggis yang ada di Desa Cikalong Kecamatan Sodonghilir dan lembaga-lembaga tataniaga yang meliputi pedagang pengumpul kebun, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar atau bandar, dan eksportir. Data sekunder diperoleh dari data kantor Kecamatan Sodonghilir, data kantor Desa Cikalong, Badan Pusat Statistik Nasional, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya, Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian, Jurnal, Artikel, Internet dan Studi penelitian terdahulu.

Penentuan Responden

Penentuan responden dalam penelitian ini berdasarkan sensus yaitu responden yang terdiri atas petani manggis di Desa Cikalong Kecamatan Sodonghilir yang berjumlah 18 orang. Penentuan responden lembaga-lembaga tataniaga manggis dilakukan dengan menggunakan teknik snowball sampling

yaitu dengan mengikuti alur komoditi serta melakukan penelusuran saluran tataniaga mulai dari tingkat petani sampai konsumen akhir atau eksportir. Penentuan responden lembaga tataniaga diambil berdasarkan informasi dari responden sebelumnya sehingga jalur tataniaga tidak terputus. Responden lembaga tataniaga berjumlah sebelas orang diantaranya terdiri dari empat pedagang pengumpul kebun, dua pedagang pengumpul desa, empat pedagang pengepul besar atau bandar dan satu eksportir.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang telah diperoleh dari lapangan akan dianalisis dengan metode yang sesuai sehingga diperoleh kesimpulan yang tepat. Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan dalam menganalisis saluran dan kelembagaan tataniaga dan analisis fungsi-fungsi tataniaga. Analisis kuantitatif digunakan dalam menganalisis efisiensi tataniaga yaitu analisis marjin tataniaga, analisis farmer’s share dan analisis rasio keuntungan terhadap biaya.

Analisis Lembaga dan Saluran Tataniaga

Saluran tataniaga merupakan serangkaian organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses penyampaian produk dari produsen kepada konsumen. Analisis saluran tataniaga dapat dilakukan dengan mengamati lembaga-lembaga tataniaga yang membentuk saluran tataniaga tersebut. Perbedaan saluran tataniaga yang dilalui oleh jenis barang tersebut akan berpengaruh pada pembagian pendapatan yang diterima oleh masing-masing lembaga tataniaganya.

Analisis saluran tataniaga yaitu dengan menelusuri saluran tataniaga buah manggis Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya dari petani hingga konsumen akhir yang berada di beberapa lokasi. Analisis saluran juga mengidentifikasi berapa banyak tingkatan lembaga dalam suatu saluran tertentu dan alasan petani dalam memilih suatu saluran tertentu. Berdasarkan hasil penelusuran tersebut maka dapat digambarkan pola saluran tataniaga.

Analisis Efisiensi Pemasaran

Efisiensi tataniaga didefinsikan bahwa produk yang sampai ke tangan konsumen dengan harga murah dan adanya pembagian yang adil bagi produsen dan lembaga tataniaga dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen (Mubyarto 1985) dalam Aziz (2013). Pembagian adil merupakan pembagaian

share keuntungan sesuai dengan pengorbanan biaya dan fungsi tataniaga yang dilakukan setiap lembaga yang terlibat dalam tataniaga manggis. Pendekatan untuk menentukan efisiensi tataniaga meliputi pendekatan marjin tataniaga,

farmer’s share dan rasio keuntungan dan biaya.

Analisis Marjin Tataniaga

Salah satu pengukuran tingkat efisiensi suatu tataniaga dapat diukur dari penyebaran marjin tataniga. Marjin tataniaga dapat diketahui besarnya biaya dan keuntungan dalam tataniaga tersebut. Perhitungan marjin tataniaga diperoleh dari selisih harga di satu titik rantai tataniaga dengan harga di titik lainnya. Marjin tataniaga juga dapat diperoleh melalui penjumlahan biaya dan keuntungan pada masing-masing lembaga tataniaga. Menurut Limbong dan Sitorus (1978) perhitungan marjin tataniaga secara matematik akan diperoleh sebagai berikut :

Mi=Pji–Pbi...(1) atau

Maka total marjin dapat diperoleh berdasarkan jumlah komulatif dari marjin tiap lembaga pada saluran tataniaga, adalah :

mi = Σ Mi ...(3)

Berdasarkan pada persamaan (1) dan (2) dapat diperoleh rumus untuk mencari keuntungan tataniaga tiap lembaga yaitu sebagai berikut :

Pji –Pbi = Bi + πi

Dengan demikian keuntungan lembaga tataniaga pada tingkat ke-I adalah :

πi = Pji – Pbi + Bi Keterangan :

Mi : Marjin pada lembaga tataniaga ke-i

Pji : Harga penjualan pada lembaga tataniaga ke-i

Pbi : Harga penjualan pada lembaga tataniaga ke-i atau harga pembelian pada lembaga tataniaga sebelumnya.

πi : Keuntungan yang diperoleh pada lembaga tataniaga ke-i mi : Total marjin tataniaga.

Bi : Biaya tataniaga yang dikeluarkan lembaga tataniaga ke-i I : 1,2, 3, .... (n)

Farmer’s Share

Indikator lain untuk mengukur tingkat efisiensi tataniaga dapat dilakukan melalui perhitungan farmer’s share. Farmer’s share ditentukan oleh besarnya rasio harga yang diterima produsen (Pf) dan harga yang dibayarkan oleh konsumen (Pr). Adapun rumusan perhitungannya farmer’s share adalah sebagai berikut:

SPf = Keterangan :

SPf : Share harga di tingkat petani Pf : Harga di tingkat petani Pr : Harga di tingkat konsumen

Analisis Rasio Kentungan dan Biaya

Tingkat efisiensi tataniaga dapat diukur juga melalui rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga. Semakin meratanya rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga, maka sistem tataniaga tersebut semakin efisien. Penyebaran rasio keuntungan dan biaya pada masing-masing lembaga tataniaga dapat diketahui melalui perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

Rasio Keuntungan dan Biaya =

Keterangan :

πi = Keuntungan lembaga tataniaga lembaga tataniaga ke-i Ci = Biaya tataniaga lembaga tataniaga ke-i

Dokumen terkait