• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Waktu dan Tempat Pengamatan

Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yaitu pengumpulan paparan dan outcome pada satu waktu, yang dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Lokasi penelitian dipilih secara purposive karena penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul ”Perbaikan Flavor Keju Rendah Lemak serta Pengaruhnya terhadap Profil Lipid, Aktivitas Superoksida Dismutase dan Kadar MDA pada Dewasa Hiperlipidemik” (Damayanthi et al. 2012). Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2012.

Penarikan Contoh

Contoh adalah pegawai IPB yang ebrada di dua unit kerja. penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul ”Perbaikan Flavor Keju Rendah Lemak serta Pengaruhnya terhadap Profil Lipid, Aktivitas Superoksida Dismutase dan Kadar MDA pada Dewasa Hiperlipidemik” (Damayanthi et al. 2012) yang menggunakan contoh dari satu unit kerja, ternyata contoh tidak mencukupi jumlah minimal sehingga ditambah dari satu unit kerja lainnya. Adapun penarikan contoh penelitian ini secara skematis disajikan pada gambar 2.

Gambar 2 Skema penarikan contoh Unit Kerja A

N = 364

Unit Kerja B N = 158

Pemeriksaan kesehatan dan Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan

N = 104

Pemeriksaan kesehatan dan Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan

N = 23 Kurus = 2 Normal = 43 Overweight = 19 Obes = 40 Kurus = 1 Normal = 12 Overweight = 7 Obes = 3 Yang bersedia Obes = 35 Normal = 34 Yang bersedia Obes = 1 Normal = 3 Contoh Obes = 35 Normal = 34

Penarikan contoh di ambil dari dua unit kerja yang diundang untuk pemeriksaan kesehatan serta pengukuran secara langsung untuk berat badan dan tinggi badan. Contoh yang mengikuti pemeriksaan terdiri dari 104 orang unit kerja A dan 23 orang unit kerja B. Hasil pengukuran indeks massa tubuh berdasarkan berat badan dan tinggi badan diperoleh sesuai jenis kategori dari masing-masing contoh. Cara pengambilan contoh secara purposive dengan kriteria sebagai berikut: umur kategori dewasa (≥20 tahun), memiliki indeks massa tubuh (IMT) >27 untuk kriteria obes dan 18.5−24.9 untuk kriteria normal, bersedia untuk menjadi contoh penelitian. Setelah itu ditetapkan dua kelompok contoh yang memenuhi kriteria yaitu status gizi obes dan normal sebagai pembanding. Masing-masing kriteria contoh yang bersedia mengikuti penelitian yaitu contoh status gizi obes sebanyak 36 orang dan normal sebanyak 37 orang, sehingga total dalam penelitian ini adalah 73 orang.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data primer. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner serta pengukuran secara langsung terhadap berat badan dan tinggi badan. Data primer meliputi: 1) karakteristik contoh; 2) pengetahuan gizi; 3) status gizi contoh; 4) konsumsi pangan energi dan zat gizi, dan 5) gaya hidup. Adapun jenis dan cara pengumpulan secara rinci disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data

No Data Cara Pengumpulan

1. Karakteristik contoh a. Umur b. Jenis kelamin c. Besar keluarga d. Pendidikan terakhir e. Pendapatan Keluarga

Wawancara dengan kuesioner

2. Pengetahuan gizi Wawancara dengan kuesioner 3. Status gizi secara antropometri

a. Berat badan (BB)

b. Tinggi badan (TB)

Penimbangan dengan timbangan digital dengan kapasitas 150 kg dan ketelitian 0.1 kg

Pengukuran dengan microtoise 2 meter ketelitian 0.1 cm

4. Pola konsumsi pangan a. Frekuensi pangan b. Konsumsi pangan

Metode Food Recall 2 x 24 jam dengan menggunakan kuesioner 5. Gaya Hidup

a. Kebiasaan merokok b. Kebiasaan olahraga c. Aktivitas fisik d. Kebiasaan makan

Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data

Data primer yang telah didapatkan melalui kuesioner dianalisis secara statistik dan deskriptif. Data yang dikumpulkan meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data meliputi editing, koding, dan entri data yang dilakukan secara manual dengan menggunakan microsoft excel. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan inferensia.

Karakteristik contoh. Umur contoh dikategorikan berdasarkan AKG (2004) yaitu 19-29 tahun, 30-49 tahun, dan ≥50 tahun. Jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan. Data sosial ekonomi diukur dengan melihat tingkat pendidikan, tingkat pendapatan keluarga, dan besar keluarga. Data pendidikan yang dikelompokkan menjadi lima yaitu SD, SMP, SMA, Diploma, S1/S2/S3. Data pendapatan dikelompokkan menjadi lima yaitu <1 juta, 1−1.9 juta, 2−3.9 juta, 4−6 juta, dan >6 juta. Pertimbangan pengelompokkan data pendapatan berdasarkan pekerjaan yaitu PNS dan honorer. Besar keluarga diklasifasikan menjadi tiga yaitu keluarga kecil ≤4 orang, keluarga sedang 5−6 orang dan keluarga besar ≥7 orang.

Pengetahuan gizi. Data Pengetahuan gizi diperoleh dengan memberikan pertanyaan kepada responden dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan yang berisi tentang gizi seimbang, sumber dan fungsi zat gizi, tanda- tanda obesitas, faktor penyebab obesitas, dan dampak obesitas. Data pengetahuan gizi ini dinilai berdasarkan jawaban yang paling benar. Setiap satu pertanyaan diberi nilai satu (1) bila jawaban benar dan nol (0) bila jawaban salah atau tidak memilih jawaban. Skor kemudian dijumlahkan dan dikategorikan baik, sedang, dan kurang. Pengetahuan gizi dikategorikan baik apabila skor yang diperoleh lebih dari 80% dari total skor, kategori sedang apabila skor yang diperoleh antara 60%−80% dari total skor, dan kategori kurang apabila skor yang diperoleh kurang dari 60% dari total skor (Khomsan 2000).

Status gizi. Status gizi ditentukan berdasarkan status gizi berdasarkan IMT. Berikut merupakan rumus perhitungan IMT dan pada Tabel 2 disajikan kategori penilaian status gizi orang dewasa (WHO 2007).

IMT = BB (kg) (TB (m))2

Tabel 2 Kategori status gizi orang dewasa berdasarkan IMT

Status gizi IMT (kg/m2)

Gizi baik (normal) 18.5–24.9

Obesitas >27

Konsumsi pangan. Data konsumsi pangan diperoleh dengan metode

recall 2x24 jam, yang meliputi jumlah dan jenis pangan. Kemudian akan dikonversikan kedalam kandungan energi dan zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Rumus umum yang digunakan untuk mengetahui kandungan zat gizi konsumsi makanan yang berasal dari pangan yang beragam:

Keterengan:

KGij = Penjumlahan zat gizi i dari setiap bahan makanan/pangan yang dikonsumsi Bj = Berat bahan makanan j (gram)

Gij = Kandungan zat gizi I dari bahan makanan j BDDj = Persen bahan makanan j yang dapat dimakan (Sumber: Hardinsyah & Briawan 1994)

Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi. Data konsumsi pangan yang diperoleh, kemudian diolah untuk mengetahui kandungan energi dan zat gizi lain. Pengukuran tingkat kecukupan energi dan zat gizi merupakan tahap lanjutan dari perhitungan konsumsi pangan. Koreksi berat badan dilakukan untuk mengetahui angka kecukupan gizi makro individu contoh yang berstatus gizi normal, sedangkan untuk contoh berstatus gizi obes menggunakan angka kecukupan gizi makro sesuai dengan anjuran WNPG 2004 tanpa koreksi berat badan. Untuk mengetahui angka kecukupan gizi individu digunakan rumus koreksi berat badan sebagai berikut :

Angka Kecukupan Energi (AKE) menurut WNPG (2004) untuk laki-laki adalah 2550 kkal (19−29 tahun), 2350 kkal (30−40 tahun), dan 2250 kkal (≥50 tahun), sedangkan untuk perempuan adalah 1900 kkal (19−29 tahun), 1800 kkal (30−40 tahun), dan 1750 kkal (≥50 tahun). Angka Kecukupan Protein (AKP) yang dianjurkan sebesar 60 g untuk laki-laki dengan kelompok umur 19−29 tahun, 30−49 tahun, dan ≥50 tahun, sedangkan AKP untuk perempuan sebesar 50 g dengan kelompok umur yang sama dengan laki-laki. Menurut WNPG (2004), konsumsi lemak dibatasi sampai 56 g/hari dan angka kecukupan karbohidrat bagi orang dewasa ditetapkan sebesar 130 g/kap/hari.

Menurut Supariasa et al., (2001), secara umum tingkat konsumsi dapat dirumuskan sebagai berikut :

KGij = (Bj/100) X Gij X (BDDj/100)

� �� � ℎ= �

Keterangan:

TKGi = tingkat kecukupan energi dan zat gizi Ki = konsumsi energi dan zat gizi (recall)

AKGi = angka kecukupan energi dan zat gizi contoh sesuai dengan yang dianjurkan WNPG 2004 setelah dikoreksi berat badan dengan melihat status gizi contoh terlebih dahulu

Selanjutnya hasil dari perhitungan tingkat kecukupan energi dan zat gizi makro dikategorikan menjadi lima berdasarkan kriteria Departemen Kesehatan (2003), yaitu defisit tingkat berat (<70% AKG), defisit tingkat sedang (70−79% AKG), defisit tingkat ringan (80−89% AKG), normal (90−119% AKG), dan kelebihan (≥120% AKG). Tingkat kecukupan vitamin dan mineral dikategorikan menjadi dua menurut Gibson (2005) yaitu kurang (<77% AKG) dan cukup (≥77% AKG). Adapun kategori variabel dalam penelitian disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Kategori variabel penelitian

No. Variabel Kategori Keterangan

1. Umur  19−29 tahun

 30−49 tahun

 ≥50 tahun

WNPG (2004)

2. Jenis kelamin  Laki-laki

 Perempuan

- 3. Besar Keluarga  Kecil (≤4 orang)

 Sedang (5−6 orang)  Besar (≥7 orang) BKKBN (1998) 4. Pendidikan terakhir  SD  SMP  SMA  DIPLOMA  S1/S2/S3 -

5. Pendapatan keluarga  <1 juta

 1−1.9 juta

 2−3.9 juta

 4−6 juta

 >6 juta

-

6. Pengetahuan gizi  Kurang (<60%)

 Sedang (60−80%)

 Baik (>80%)

Khomsan (2000)

7. Status gizi (IMT)  Gizi Baik (normal) : 18.5–24.9

 Obesitas : >27

WHO (2007) 8. Tingkat kecukupan

energi dan zat gizi

 Defisit tingkat berat: <70% AKG

 Defisit tingkat sedang: 70−79% AKG

 Kurang: <90 % AKG

 Cukup: 90−119% AKG

 Lebih: ≥120% AKG

Depkes (2003)

9. Tingkat kecukupan vitamin dan mineral

 Kurang <77% AKG

 Cukup ≥77% AKG

Gibson (2005) 10. Tingkat Aktivitas fisik  Ringan (1.40 ≤ PAL≤ 1.69)

 Sedang (1.70 ≤ PAL ≤ 1.99)

 Berat (2.00 ≤ PAL ≤ 2.39)

FAO/WHO/UNO (2001)

PAL = (� � � � � � � ) 24 jam

Gaya Hidup. Data gaya hidup meliputi kebiasaan makan, aktivitas fisik, kebiasaan olahraga, dan kebiasaan merokok. Data kebiasaan makan contoh meliputi kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan makan bersama keluarga, frekuensi makan bersama keluarga, frekuensi makan lengkap, frekuensi makan makanan selingan, frekuensi makan sayur dan buah, kebiasaan jajan, dan kebiasaan ngemil. Data aktivitas fisik diukur dengan jenis aktivitas dan lama aktivitas selama 2x24 jam pada hari kerja dan hari libur. Jenis aktivitas fisik dikelompokkan berdasarkan sebaran jawaban contoh. Lama aktivitas fisik diukur dalam berapa jumlah jam selama melakukan masing-masing jenis aktivitas. Menurut FAO/WHO/UNU (2001) tingkat aktivitas fisik dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

PAL = Physical Activity Level (Tingkat aktivitas fisik)

PAR = Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu)

Sumber: FAO/WHO/UNU (2001)

Nilai Physical Activity Ratio (PAR) setiap jenis aktivitas fisik berbeda. Adapun Tingkat aktivitas dikategorikan menjadi tiga tingkatan mengacu pada WHO/FAO/UNU (2001), yaitu aktivitas ringan (1.40 ≤ PAL≤ 1.69), aktivitas sedang (1.70 ≤PAL ≤ 1.99), dan aktivitas berat (2.00 ≤ PAL ≤ 2.39).

Data kebiasaan olahraga terdiri dari jenis olahraga, frekuensi olahraga, dan durasi (lama) olahraga. Jenis olahraga dikelompokkan berdasarkan sebaran jawaban responden. Frekuensi olahraga dikelompokkan menjadi tiga yaitu ≤1 kali/minggu, 2−3 kali/minggu, dan >3 kali/minggu. Durasi (lama) olahraga dikelompokkan menjadi tiga yaitu <30 menit, 30−60 menit, dan >60 menit. Kebiasaan merokok dilihat dari kebiasaan merokok responden dan jumlah rokok yang dihisap. Data jumlah rokok yang dihisap dalam sehari dikategorikan menjadi empat yaitu ≤5 batang, 6−10 batang, dan 11−15 batang.

Analisis Data

Data-data hasil penelitian yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensia sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Data-data hasil penelitian dioleh secara statistik deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi, nilai minimum, nilai maksimum, nilai median, nilai rata-rata

serta nilai standar deviasi. Data yang diolah secara statistik inferensia dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis univariat dan bivariat sesuai dengan variabel yang akan dianalisis sebagai berikut:

1. Analisis univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel dalam penelitian yaitu karakteristik contoh (umur, jenis kelamin, besar keluarga, pendidikan terakhir, dan pendapatan), pengetahuan gizi contoh, status gizi contoh, asupan dan tingkat kecukupan energi serta zat gizi, dan gaya hidup (kebiasaan makan, aktivitas fisik, kebiasaan olahraga, dan kebiasaan merokok). 2. Analisis bivariat

Analisis ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel yang diteliti. Adapun uji yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang bukan merupakan data rasio. Variabel yang diuji adalah jenis kelamin, pendidikan, dan pendapatan.

b. Uji korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang merupakan data rasio. Variabel yang diuji adalah umur, pendapatan, besar keluarga, pengetahuan gizi, tingkat kecukupan energi dan zat gizi. c. Uji beda Independent samples t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan

pada kelompok-kelompok contoh penelitian di semua variabel yang diteliti antara contoh yang berstatus gizi obes dan normal.

Definisi Operasional

Aktivitas Fisik adalah seluruh jenis dan lama kegiatan yang melibatkan fisik (tubuh) dan diperoleh melalui recall 2x24 jam (2 hari kerja dan 2 hari libur). Tingkat aktivitas dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu aktivitas ringan (1.40 ≤ PAL≤ 1.69), aktivitas sedang (1.70 ≤ PAL ≤ 1.99), dan aktivitas berat (2.00 ≤ PAL ≤ 2.39) (WHO/FAO/UNO 2001).

Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga, yaitu ibu, ayah, dan anak- anaknya serta orang lain yang tinggal bersama dan biaya hidupnya menjadi tanggungan kepala keluarga yang dinyatakan dalam jiwa.

Dewasa adalah pegawai rektorat IPB baik PNS maupun honorer yang dijadikan sebagai subyek dalam penelitian dengan kisaran umur 20-56 tahun.

Gaya hidup adalah hasil penyaringan dari serentetan interaksi sosial, budaya, dan keadaan. Gaya hidup dalam penelitian ini meliputi kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, kebiasaan makan, dan aktivitas fisik.

Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diperoleh dari berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m2) yang digunakan sebagai dasar penelitian status gizi.

Keadaan sosial ekonomi adalah keadaan contoh yang meliputi besar keluarga, tingkat pendidikan, dan pendapatan keluarga.

Kebiasaan makan meliputi kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan makan bersama keluarga, frekuensi makan bersama keluarga, kebiasaan menu makanan lengkap, frekuensi makan makanan selingan, frekuensi konsumsi sayur dan buah, kebiasaan jajan dan kebiasaan ngemil.

Kebiasaan merokok adalah kebiasaan contoh merokok yang meliputi usia awal merokok, lama merokok, alasan merokok, jenis rokok, jumlah rokok yang dihisap dalam sehari, dan waktu merokok.

Kebiasaan olahraga adalah kebiasaan contoh melakukan olahraga yang meliputi jenis olahraga, lama olahraga, dan frekuensi olahraga.

Obes adalah contoh (orang) yang mengalami obesitas dengan indeks massa tubuh >27.

Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak yang berlebihan didalam tubuh yang diekspresikan dengan perbandingan berat badan serta tinggi badan (IMT) yang meningkat.

Pendapatan keluarga adalah jumlah uang yang diperoleh seluruh anggota keluarga per bulan dari hasil kerja contoh, baik dari pekerjaan yang utama maupun pekerjaan sampingan.

Pendapatan Per kapita keluarga adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari kegiatan atau pekerjaan anggota keluarga dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang ada, dalam periode waktu bulan yang dinyatakan dalam rupiah.

Pengetahuan gizi adalah kemampuan contoh dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan gizi dan obesitas, yang meliputi tentang gizi seimbang, fungsi zat gizi, tanda-tanda obesitas, faktor penyebab obesitas, dan dampak obesitas.

konsumsi adalah jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi atau dimakan oleh responden agar dapat memenuhi kebutuhan gizinya yang didapat dari metode recall 2x24 jam.

Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang menunjukkan emenuhan kebutuhan gizi yang dikelompokkan menjadi gizi kurang, gizi baik (normal), gizi lebih (overweight), dan obesitas

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang telah ditamatkan dan memperoleh ijazah atau sertifikat.

Dokumen terkait