• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian Lapangan

Menurut Merriam dalam etnomusikologi, dikenal istilah teknik lapangan dan metode lapangan. Teknik mengandung arti pengumpulan data-data secara rinci di lapangan. Metode lapangan sebaliknya mempunyai cakupan yang lebih luas, yaitu meliputi dasar-dasar teoretis yang menjadi acuan bagi teknik penelitin lapangan. Teknik menunjukkan pemecahan masalah pengumpulan data hari demi hari, sedangkan metode mencakup teknik-teknik dan juga berbagai pemecahan masalah sebagai bingkai kerja dalam penelitian lapangan (Merriam 1964:39-40).

Selain itu penulis juga menggunakan metode penelitian deskriftip dengan pendekatan kualitatif, karena pendekatan ini berupa kata-kata dan makna di baliknya secara mendetail bukan angka-angka. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendalami apa sebenarnya makna yang terdapat dalam tanda pertunjukan musik dan tari zapin yang hendak dikomunikasikan pencita (termasuk Zul Alinur) kepada para penonton dan penikmatnya.

Metode penelitiaan yang digunakan juga memakai metode penelitian deskriptif, merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, dan akibat atau efek yang terjadi (Sukmadinata 2006:72).

Sedangkan substansi metode kualitatif, lebih jauh menurut Nelson menurut keberadaannya dalam dunia ilmu pengetahuan adalah seperti yang diuraikannya berikut ini.

Qualitative research is an interdisiplinary, transdisiplinary, and sometimes counterdisiplinary field. It crosscuts the humanities and the social and physical sciences. Qualitative research is many things at the same time. It is multiparadigmatic in focus. Its practitioners are sensitive to the value of the multimethod approach. They are commited to the naturalistic perspective, and to the interpretive understanding of human experience. At the same time, the field is inherently political and shaped by multiple ethical and political positions (Nelson dan Grossberg 1992:4). Dari kutipan di atas, secara garis besar dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif umumnya ditujukan untuk mempelajari kehidupan kumpulan manusia. Biasanya manusia di luar kelompok peneliti. Penelitian ini melibatkan berbagai jenis disiplin, baik dari ilmu humaniora, sosial, ataupun ilmu alam. Para penelitinya percaya kepada perspektif naturalistik (alamiah), serta menafsirkan untuk mengetahui pengalaman manusia, yang oleh karena itu biasanya inheren dan dibentuk oleh berbagai nilai etika posisi politik. Namun demikian, penelitian seni dengan metode kualitatif juga selalu melibatkan data-data yang bersifat kuantitatif. dengan melihat kepada pernyataan S. Nasution bahwa setiap penelitian (kualitatif

dan kuantitatif) harus direncanakan. Untuk itu diperlukan desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara pengumpulan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu. Dalam desain antara lain harus dipikirkan: (a) populasi sasaran, (b) metode sampling, (c) besar sampling, (d) prosedur pengumpulan data, (e) cara-cara menganalisis data setelah terkumpul, (f) perlu tidaknya menggunakan statistik, (g) cara mengambil kesimpulan dan sebagainya (Nasution 1982:31).

Penelitian lapangan ini dilakukan dengan metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan perekaman. Sebelum wawancara, penulis menyusun daftar pertanyaan untuk mengarahkan kepada pokok permasalahan yang ingin penulis ketahui. Namun demikian penulis tetap akan mengembangkan pertanyaan kepada hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan

1.6.2 Wawancara

Menurut Soeharto dalam Wilda Damanik (1995:67), wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada narasumber (informan) atau responden dan jawaban-jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Wawancara adalah salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang diamati baik secara langsung sendiri atau tidak.

Menurut Moleong wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak-pihak yaitu pewawancara (interviewer) dan yang di wawancari (interview). Patton (dalam Moleong 1988:135), mengungkapkan beberapa jenis wawancara, yaitu (1) wawancara pembicaraan informal, (2) pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan (3) wawancara baku terbuka.

Dalam rangka penelitian ini, penulis mewancarai langsung orang yang diteliti yaitu Zul Alinur. Melihat langsung pertunjukan musik Zapin Zul Alinur, serta mewawancarai seluruh pesonil grup musiknya yang bernama Metronom Musik Collaboration. Para anggotanya terdiri dari: Irma Karyono (pemain gendang ronggeng), Rubino (pemain akordion dan gambus), Afit (pemain biola), Ade (pemain gitar bass), Jumaidi (pemain zimbe ), Eva Gusmala Yanti, yaitu saya sendiri (vokalis). Zul Alinur sendiri biasanya memainkan gendang dol (Minangkabau), marwas, serta sewaktu-waktu memainkan seruling. Metronom Music Collaboration sendiri bertempat di Taman Budaya Sumatera Utara. Penulis juga melihat atau mendengarkan kembali hasil rekaman pertunjukan yang berformat video ataupun mp3.

1.6.3 Perekaman Data Audio dan Visual

Selain wawancara, penulis juga mengumpulkan data baik Audio dan visual ataupun Audio visual sekaligus. Penulis melihat langsung pertunjukan musik dan tari zapin oleh grup musik Zul Alinur yaitu Metronom Music Collaboration, dengan langsung merekamnya dengan format video serta mengambil gambar atau fotonya.

Penulis menggunakan kamera Canon EOS 400D dan Canon Ixus 970 IS. Serta mengumpulkan dan merekan lagu-lagu beliau dalam format mp3.

Rekaman dalam bentuk data visual dan adudio visual ini kemudian diedit, dipilih, dan dimuat dalam bentuk data skripsi. Rekaman musik zapin secara audiovisual kemudian dipindahkan ke dalam bentuk notasi yang sifatnya visual. Kerja transkripsi dilakukan setelah kerja pengumpulan data lapangan. Kerja transkripsi juga menggunakan bantuan notasi angka dan teks huruf Latin yang ditulis oleh Zul Alinir.

1.6.4 Kerja Laboratorium

Setelah mendapatkan data dil apangan, penulis mengadakan kerja laboratorium. Dimana hasil rekaman lagu akan di transkripsi dan dianalisis. Untuk memudahkan pentranskripsian, penulis mengubah hasil rekaman yang didengar ke dalam bentuk notasi. Penggunaan notasi ini dilakukan untuk menggambarkan lebih jelas apa yang di analisa. Hasil transkripsi ini akan di bahas pada bab V dalam skripsi.

Dari semua data yang di peroleh di lapangan, untuk selanjutnya diolah dalam kerja laboratorium. Di dalam proses pengolahan data ini, penulis dibimbing oleh dosen pembimbing yaitu Bapak Fadlin dan Muhammad Takari, yang juga mengarahkan penulis melalui pendekatan-pendekatan etnomusikologi tentang masalah yang penulis bahas. Jika masih ada data yang dirasa kurang lengkap, maka penulis akan kembali ke lokasi penelitian menemui narasumber guna melengkapi materi pembahasan melalui saran-saran dari dosen pembimbing penulis

Dokumen terkait