• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis data kuantitatif menggunakan statistik yang meliputi: analisis statistik deskriptif dan analisis korelasi. Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis kondisi masing-masing peubah yakni karakteristik pribadi petani, kebutuhan informasi petani, perilaku komunikasi petani, dan metode komunikasi. pemanfaatan sumberinformasi, dan pemanfaatan informasi, serta menganalisis hubungan faktor-faktor tersebut dengan pemanfaatan sumber informasi dan pemanfaatan informasi sebagai peubah terikat.

Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian adalah Desa Manggalung, Kec. Mandalle, Kabupaten Pangkajenne dan Kepulauan (Pangkep) yang ditentukan secara purposive sampling, yaitu penentuan secara sengaja yang difokuskan pada satu desa, dengan pertimbangan wilayah tersebut merupakan wilayah lingkar kampus atau berada di sekitar lokasi kampus dan merupakan desa binaan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Waktu pelaksanaan penelitian, mulai dari survai pendahuluan (penjajakan lokasi, uji coba kuesioner), penyempurnaan kuesioner sampai dengan pengumpulan data primer dan data sekunder, seluruhnya dilakukan selama dua bulan mulai bulan November sampai dengan Desember 2011.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga petani yang berdomisili di Desa Manggalung yang pernah mengikuti penyuluhan atau pernah memperoleh informasi dari staf Politani. Sampel diambil 25 persen dari 160 petani yang pernah mengikuti penyuluhan dalam satu tahun terakhir sebanyak Penentuan jumlah sampel didasarkan pada pendapat Arikunto (2005) bahwa jika subjek jumlahnya besar, sampel dapat diambil antara 10-15 persen atau 20-25 persen. Atas dasar tersebut, sampel dalam penelitian ini sebanyaka 40 orang yang diambil secara acak sederhana (simple random sampling).

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan mengundi nama-nama petani yang tercantum dalam daftar hadir pada kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh staf Politani. Nama-nama tersebut ditulis dalam secarik kertas kemudian digulung dengan rapi lalu dimasukkan ke dalam sebuah botol kecil. Setelah dikocok, nama-nama yang ke luar sesuai dengan jumlah sampel yang direncanakan, itulah yang terpilih sebagai sampel penelitian.

Data dan Instrumen Data

Data yang dikumpulkan adalah, data primer dan data sekunder. Data primer, adalah data utama yang diperoleh secara langsung dari responden melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan pada kepala keluarga petani. Sedangkan data sekunder yang merupakan data pelengkap diperoleh di kantor-kantor pemerintah seperti kantor desa dan kantor BPTP dan wawancara mendalam yaitu melakukan tanya jawab lisan secara langsung dan mendalam dengan kepala desa dan ketua gapoktan, untuk memperdalam informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Wawancara mendalam juga dilakukan terhadap pelaku komunikasi hasil penelitian inovasi teknologi pertanian yaitu staf dosen Politani.

Instrumen

Sebagai penelitian survei, data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk mengumpulkan data utama. Kuesioner dijadikan pedoman dalam melakukan wawancara secara terstruktur kepada responden. Kuesioner tidak dibagikan kepada responden untuk diisi sendiri karena responden banyak yang buta huruf. Kuesioner disusun sedemikian rupa dan sebelum digunakan sudah diuji kesahihan (validity) dan keterandalannya (reliability) untuk memperoleh data dan informasi yang relevan dengan topik penelitian.

Analisis Data

Analisis data adalah, proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun Effendi, 1995). Data yang dikumpulkan dari penelitian ini, dianalisis melalui uji statistik non-parametrik. Teknik analisis data yang digunakan adalah:

Analisis Korelasi Rank Spearman, untuk menganalisis hubungan antarpeubah dengan rumus:

r

s

= 1 -

Keterangan:

rs = korelasi Spearman n = banyaknya pasangan data

Validitas dan Reliabilitas Validitas

Kesahihan atau validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi,1995). Menurut Umar (2008) uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu alat ukur atau instrumen (kuesioner). Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung nilai korelasi (r) skor masing-masing pertanyaan dengan skor total pada setiap peubah. Hasil uji statistik menggunakan SPSS versi 16 dalam uji coba pada lima belas orang petani di luar sampel dengan karakteristik yang sama dan juga sering mendapat penyuluhan hasil penelitian dari staf Politani, diperoleh nilai kritis dari tabel product moment pearsen sebesar 0,553. Berdasarkan nilai kritis tersebut, maka semua butir pertanyaan dinyatakan valid.

Reliabilitas

Reliabilitas atau keterandalan adalah seberapa besar suatau alat ukur dapat mengukur dengan stabil dan konsisten. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), reliabilitas suatu alat ukur adalah, sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih atau sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan menggunakan perhitungan metode Cronbach Alpha dan diolah dengan SPSS versi 16, diperoleh hasil pada kisaran 0,967−0,986. Dengan kisaran nilai tersebut, berarti reliabilitas instrumen berada antara reliabel sampai sangat reliabel

Definisi Operasional dan Pengukuran Peubah

Defenisi operasional dimaksudkan untuk memberikan batasan yang jelas, sehingga memudahkan dalam melakukan pengukuran. Menurut Nazir (1983), definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu peubah atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau pun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur peubah tersebut. Selanjutnya, pengukuran adalah pemberian angka pada objek-objek atau kejadian- kejadian menurut suatu aturan (Kerlinger, 1973).

Peubah yang telah ditetapkan dalam penelitian ini maupun indikator dan parameternya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Karakteristik petani adalah ciri-ciri yang melekat pada diri petani sebagai individu dan mempengaruhi kemampuan petani dalam berusahatani. Karakteristik tersebut mencakup umur, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, luas lahan, dan lama berusaha tani. dapat diukur melalui lima indikator dan sejumlah parameter ( tabel 1).

Tabel 1 Definisi operasional dan parameter kelompok peubah karakteristik individu petani (X1)

Subpeubah Parameter Kategori

Pengukuran

X1.1 Umur adalah masa hidup yang telah dilalui petani sampai menjadi responden penelitian ini.

Dihitung berdasarkan jumlah tahun dari usia petani sampai dengan ulang tahun kelahiran terdekat saat menjadi

responden.

1. Muda 2. Dewasa 3. Tua

X1.2 Pendidikan

Formal adalah Lamanya responden memperoleh pendidikan formal. baik

yang telah maupun

sedang diikuti Nonformal adalah frekuensi petani mengikuti pendidikan di luar bangku sekolah

Diukur berdasarkan jumlah tahun petani mengikuti

pendidikan

formal yang pernah ditempuh.

Diukur berdasarkan frekuensi petani mengikuti pelatihan, magang, ceramah, diskusi, temu lapang dalam priode satu tahun terakhir saat penelitian dilakukan.

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi

X1.3 Luas lahan adalah luas lahan garapan yang dapat diusahakan oleh petani dalam berusaha tani

Diukur dengan menjumlahkan seluruh lahan yang diusahakan untuk berusaha tani, baik milik sendiri, disewa, maupun yang digarap dalam ukuran hektar.

1. Sempit 2. Sedang 3. Luas X1.4 Pendapatan keluarga adalah besarnya perolehan penghasilan petani, baik dari kegiatan usaha tani, maupun kegiatan usaha lain di luar pertanian.

Dihitung berdasarkan besarnya perolehan penghasilan dari kegiatan berusaha tani dan kegiatan di luar pertanian dari seluruh anggota keluarga dalam satu tahun terakhir

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi

X1.5 Lama berusaha tani adalah lamanya petani bekerja sebagai petani

Dihitung dari awal berusaha tani hingga saat penelitian dilakukan

1. Rendah

2. Sedang

3. Tinggi

2. Kebutuhan informasi adalah segala jenis informasi hasil penelitian yang dibutuhkan oleh petani yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, baik jangka pendek seperti mengenai komoditi yang diusahakan maupun jangka panjang seperti informasi komoditi lain yang lebih prospektif. Kebutuhan informasi dilihat dari aspek jenis informasinya mencakup pembahasan jenis komoditas yang diusahakan petani, bidang disiplin misalnya tentang varietas dan benih, aspek budidaya, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, dan pengelolaan hasilnya, serta informasi komoditi lain yang lebih prospektif.

Tabel 2 Definisi operasional dan parameter peubah kebutuhan informasi hasil petani (X2)

Subpeubah Parameter Kategori

Pengukuran

X2. Kebutuhan informasi berdasarkan jenis informasinya adalah pandangan petani terhadap tingkat dibutuhkannya informas menganii::

Materi informasi, terdiri atas: - varietas, benih dan

perbanyakan tanaman - pemupukan dan kesuburan

tanah

- pengendalian hama dan penyakit

- cara budidaya

- pascapanen dan pemasaran Berdasarkan jenis komoditi yang diusahakan:

- jagung, kakao, mente, jeruk, sukun, jagung

Pandangan responden tentang tingkat dibutuhkannya materi informasi dan jenis komoditi tertentu.

1.Tidak butuh 2. Butuh 3. Sangat butuh

3. Perilaku Komunikasi petani adalah usaha petani untuk mendapatkan informasi teknologi budidaya tanaman perkebnan dan hortikultura yang dianggapnya sesuai dengan kebutuhannya, termasuk kemampuan dalam menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan usaha tani, penanganan pascaanen, dan kegiatan pemasaran (Tabel 3).

Tabel 3 Definisi operasional dan parameter kelompok peubah perilaku komunikasi petani (X3)

Subpeubah Parameter Kategori

Pengukuran X3.1 Tingkat kekosmopolitan

adalah tingkat keter-

bukaan petani yang

berorientasi ke luar sistem sosial dengan hubungan interpersonal yang luas.

Frekuensi petani bepergian ke luar desa dalam mengakses informasi untuk kepentingan usaha tani, mengenai: 1) Pasar (harga saprotan,

harga jual produk,

komoditas yang dibutuhkan konsumen

2) Pencarian teknologi yang sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan petani

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi

X3..2Akses terhadap berbagai agen perubahan adalah pertemuan dengan berbagai agen perubahan untuk menyelesaikan atau mendiskusikan masalah-masalah yang berhubungan dengan usaha taninya.

Frekuensi pertemuan agen perubahan seperti: 1) Staf PT Politani Pangkep, 2) Penyuluh Pertanian, 3) Kontak tani, 4) Petani maju, 5) Sesama petani, 6) Pedagang pengumpul, Penyalur saprotan 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi X3.3 Keterdedahan terhadap media massa adalah keterjangkauan petani terhadap informasi teknologi usaha tani melalui media massa.

Diukur berdasarkan jumlah jam yang digunakan untuk mendapatkan informasi teknologi usaha tani dari - media cetak (surat kabar, brosur, leaflet, majalah, maupun buku petunjuk teknis usaha tani - media elektronik

(televisi, radio) dalam satu bulan terakhir

1. Rendah

2. Sedang

3. Tinggi

4. Metode komunikasi pertanian adalah cara penyampaian materi informasi dalam penyuluhan oleh staf dosen Politani kepada petani (tabel 4).

Tabel 4 Definisi operasional dan parameter kelompok peubah metode komunikasi (X4)

Subpeubah Parameter Kategori

Pengukuran X4.1 Bentuk penyajian adalah

cara penyampaian informasi inovasi teknologi peranaian kepada petani, meliputi:

- ceramah - diskusi - slide

- demonstari cara - gabungan beberapa cara

Penilaian responden

terhadap cara

penyampaian informasi yang dilakukan media informasi

1. Tidak butuh 2. Kurang butuh 3. butuh

X4.2 Bahasa penyampaian adalah bahasa yang digunakan oleh staf Politani dalam menyampaikan informasi

kepada petani saat

melakukan penyuluhan,

meliputi:

- Bahasa Indonesia - Bahasa Daerah

- Campuran Bahasa

Indonesia dan Bahasa Daerah

Penilaian responden

terhadap kesesuaian

bahasa pengantar yang

digunakan dalam menyampaikan informasi dengan kemampuan pemahaman petani 1. Tidak sesuai 2. Kurang sesuai 3. Sesuai

5. Pemanfaatan sumber informasi adalah perilaku petani dalam menggunakan sumber informasi tentang budidaya tanaman perkebunan dan hortikultura. yang ditunjukkan oleh jumlah petani yang mengggunakan sumber informasi staf Politani.. yaitu dalam hal pemilihan benih/bibit, perbanyakan bibit tanaman, tekniks budidaya, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit tanaman, dan pengelolaan pascapanen.

Tabel 5 Definisi operasional dan parameter kelompok peubah pemanfaatan sumber informasi hasil penelitian Politani (Y1)

Subpeubah Parameter Kategori Pengukuran

Y1.1 Frekuensi pemanfaatan

sumber informasi adalah

frekuensi pemanfaatan

sumberinformasi staf Politani oleh petani.

Berapa kali petani mengunjungi penyuluhan yang dilakukan staf Politani dalam satu tahun terakhir

1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi

Y1.2 Aksesibilitas sumber informasi yaitu mudah atau tidaknya akses ke sumber informasi, yakni staf dosen, teknisi, laboran Politani.

Mudah atau tidaknya akses ke sumber informasi

1. Sulit 2. Agak sulit

3. Mudah

Y1.3 Kesesuaian isi sumber

informasi ketepatan dan

kesesuain informasi dengan

kebutuhan petani dalam

mengelola usaha taninya.

Penilaian petani terhadap tingkat ketepatan dan kesesuain informai dengan kebutuhan mereka dalam mengelola usaha taninya

1. Tidak sesuai 2. Kurang sesuai 3. Sesuai

6. Pemanfaatan informasi hasil penelitian adalah tindakan yang dilakukan petani setelah memperoleh informasi dari staf Politani, apakah informasi tersebut dimanfaatkan hanya sekadar menambah pengetahuan, untuk dibandingkan dengan keadaan yang sudah ada, untuk dipraktikkan sebagai ketrampilan, sebagai bahan diskusi, atau untuk diteruskan kepada petani lain.

Tabel 6 Definisi operasional dan parameter kelompok peubah pemanfaatan informasi hasil penelitian staf Politani

Subpeubah Parameter Kategori

Pengukuran Y2.1 Menambah pengetahuan

adalah informasi yang diperoleh dari staf Politani menambah pengatahuan tentang budidaya tanaman perkebunan dan hortikultura sebagai bahan evaluasi.

Memanfaatkan untuk diri sendiri, diketahui, tetapi tidak dipraktikkan

Menjelaskan tentang aspek budidaya tanaman perkebunan dan hortikultura Y2.2 Mempraktikkan adalah menerapkan informasi

budidaya tanaman perkebunan dan hortikultura yang

diperoleh dari staf Politani

Menerapkan dalam usaha taninya

Mempraktikkan di lahan pertanian

Y2.3 Bahan diskusi mendiskusikan informasi yang diperoleh dari staf Politani dengan keluarga, sesama petani, ketua

kelompok tani, pedagang, penyluluh lapangan untuk mendapatkan masukan mengenai kelayakan inovasi teknologi untuk diterapkan.

Mendiskusikan dengan keluarga, sesama petani, ketua kelompok tani,

pedagang, penyluluh

lapangan

Mendiskusikan informasi

Y2.4 Meneruskan informasi adalah meneruskan informasi inovasi teknologi yang diperoleh dari staf Politani kepada petani lain yang lebih

berkepentingan.

Menginformasi pada kerabat, teman, atau petani lain atau berceramah di lingkungan kelompok tani Menyampaikan kepada petani lainnya

Dokumen terkait