• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini menggunakan desaian cross sectional study. Penelitian dilakukan di bagian produksi baja PT. Gunung Garuda Cikarang Bekasi. Perusahaan ini merupakan industri baja, pemilihan perusahan ini karena memenuhi kriteria penelitian yaitu industri dengan suhu tinggi. Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu dari bulan Mei hingga bulan Juli 2008.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Jumlah seluruh pekerja di bagian produksi baja adalah 1000 orang. Sebelum dilakukan penelitian, contoh yang akan diteliti berjumlah 102 orang. Penarikan contoh dilakukan berdasarkan rumus Slovin (1973) diacu dalam Umar (2005), yaitu:

102

)

1

,

0

(

1000

1

1000

)

(

1

2 2

=

+

=

+

=

e

N

N

n

Keterangan:

n = jumlah sampel (orang)

N = jumlah populasi yang memenuhi kriteria e = margin eror / standar (0,1)

Contoh tersebut mewakili pekerja yang bekerja di ruang yang memiliki suhu ruang berbeda-beda yaitu 34 orang dari ruang bersuhu 320C (Steel Service Center/SSC), 34 orang dari ruang bersuhu 340C (Beam Plan 1 & Beam Plan 2) dan 34 orang dari ruang bersuhu 380C (Bahara). Ruang SSC merupakan ruang pemotongan baja sesuai permintaan konsumen, ruang Beam Plan 1 dan Beam Plan 2 merupakan ruang pengelasan baja dan ruang Bahara merupakan ruang peleburan baja. Berikut adalah kerangka sampling penarikan contoh:

Gambar 2 Kerangka sampling penarikan contoh.

Jumlah contoh yang akan diteliti tidak diizinkan oleh pihak perusahaan karena dapat mengganggu proses produksi baja. Perusahaan mengizinkan hanya 42 orang untuk dijadikan contoh penelitian yaitu 11 orang dari ruang bersuhu 320C, 21 orang dari ruang bersuhu 340C dan 10 orang dari ruang bersuhu 380C. Contoh merupakan karyawan PT. Gunung Garuda, berjenis kelamin laki-laki dan berusia antara 27 hingga 47 tahun.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Data primer meliputi karakteristik contoh, riwayat kesehatan, pengetahuan gizi, penerapan gizi kerja, konsumsi pangan, penerapan kesehatan kerja dan gangguan kesehatan akibat kerja. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan berupa data suhu ruang kerja dan gambaran umum perusahaan. Berikut adalah jenis dan cara pengumpulan data.

Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data

No. Variabel Jenis

Data

Cara Pengumpulan Data 1 Karakteristik contoh Primer Wawancara langsung tentang usia,

pendidikan, besar keluarga, lama kerja, jam kerja dan upah perbulan

(Lampiran Hal. 45) 2 Berat badan dan tinggi

badan

Primer Pengukuran menggunakan timbangan, pengukur tinggi badan

(Lampiran Hal. 45)

3 Suhu tubuh Primer Pengukuran menggunakan termometer

digital

pada lipatan lengan kanan (Lampiran Hal. 45)

Jumlah pekerja bagian produksi baja: 1000 orang Suhu ruang 320C: 34 orang Suhu ruang 380C: 34 orang Suhu ruang 340C: 34 orang

Contoh yang akan diteliti 102 orang

4 Gangguan kesehatan akibat kerja

Primer Wawancara langsung tentang keluhan yang dirasakan akibat kerja

(Lampiran Hal. 50)

5 Pengetahuan gizi Primer Wawancara menggunakan 20

pertanyaan tentang definisi dan jenis zat gizi, fungsi zat gizi bagi tubuh,dan

akibat kekurangan zat gizi (Lampiran Hal.46)

6 Konsumsi pangan Primer Wawancara langsung tentang

konsumsi pangan selama 2x24 jam yang lalu

(Lampiran Hal. 49)

7 Penerapan gizi kerja Primer Wawancara langsung tentang

pemberian makan, penyediaan air minum dan penyediaan ruang makan

(Lampiran Hal. 48)

8 Frekuensi minum Primer Wawancara langsung tentang frekuensi minum per hari (Lampiran Hal. 48.) 9 Penerapan kesehatan

kerja

Primer Wawancara langsung tentang

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) (Lampiran Hal. 50.)

10 Suhu ruang kerja Sekunder Pengukuran oleh PT. Mitralab Buana 11 Gambaran umum

perusahaan

Sekunder

Wawancara dengan pihak perusahaan

Pengolahan dan Analisis Data

Data primer yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program Microsoft Excel 2003, Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), SPSS 13,0 for windows. Karakteristik contoh (usia, pendidikan, upah, besar keluarga, lama kerja, jam kerja), riwayat kesehatan, pengetahuan gizi, penerapan gizi kerja dan penerapan kesehatan kerja dianalisis secara statistik deskriptif. Kategori berbagai variabel dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kategori variabel

No. Jenis Variabel Kategori Variabel

1 Usia

(WNPG 2004)

Dewasa muda (19-29) Dewasa madya (30-49)

2 Pendidikan Tidak sekolah

SD SMP SMA

3 Upah Rp. 1.000.000-2.000.000

>Rp. 2.000.001 4 Besar keluarga (Harlock 1991) Kecil (≤ 4 orang)

Sedang (5-7 orang) 5 Lama kerja

(Hardinsyah dan Briawan 1990)

<5 tahun 5-10 tahun >10 tahun

6 Jam Kerja 8-10 jam

>10 jam 7 Pengetahuan gizi

(Khomsan 2002)

Kurang (jawaban benar <60%) Sedang (jawaban benar 60-80%) Baik (jawaban benar >80%)

8 Tingkat Konsumsi Energi dan Protein

(DepKes 1994)

Defisit tingkat berat (<70% AKG) Defisit tingkat sedang (70-79% AKG) Defisit tingkat ringan (80-89%AKG) Normal (90-119%AKG)

Kelebihan (>120%AKG) 9 Tingkat Konsumsi Zat Besi

dan Vitamin A (Gibson 2005)

Kurang (>77%) Baik (≥77%) 10 Status gizi

(WHO 2000, diacu dalam Gibson 2005)

Kurus (IMT<18,5) Normal (IMT 18,5-24,99) Gemuk (IMT 25)

11 Frekuensi Minum 1-5 gelas

5-8 gelas > 8 gelas

12 Suhu tubuh 33,5-35,00C

35,1-36,70C

Data pengetahuan gizi diperoleh dengan menggunakan pilihan jawaban Benar, Salah, dan Tidak Tahu, kemudian diskoring dengan menilai jumlah jawaban benar . Pengetahuan gizi contoh didapatkan dengan membandingka jumlah jawaban benar dengan total pertanyaan (20 buah) dan dikali 100%.

Data konsumsi pangan meliputi data konsumsi makanan pokok, pangan hewani, pangan nabati, makanan selingan dan minuman. Data konsumsi pangan tersebut didapat dalam Ukuran Rumah Tangga (URT) dikonversi dengan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) ke dalam ukuran gram. Data konsumsi dalam ukuran gram kemudian dikonversi dengan program Microsoft Excel 2003. untuk mendapatkan kandungan energi, protein, zat besi dan vitamin A. Jumlah konsumsi energi, protein, zat besi dan vitamin A kemudian dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (WNPG 2004) untuk mengetahui tingkat konsumsi contoh. Tingkat konsumsi dapat dirumuskan sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1990):

TKGi = (Ki / AKGi) x 100 %

Keterangan:

TKGi = Tingkat konsumsi zat gizi individu Ki = Konsumsi zat gizi individu

AKGi = Angka kecukupan gizi individu yang dianjurkan

Data frekuensi minum contoh perhari kemudian dikonversi ke dalam ukuran mililiter,dengan nilai 1 gelas = 200 ml. Data konsumsi pangan contoh adalah konsumsi pangan pada waktu pagi, siang, malam dan selingan. Makan pagi, malam dan selingan contoh dilaksanakan di rumah sedangkan makan siang contoh dilaksanakan di perusahaan. Data rata-rata konsumsi pangan contoh

berdasarkan usia (Hal. 24 Tabel 12) diperoleh dari hasil perbandingan antara total konsumsi energi dan zat gizi terhadap jumlah contoh.

Pengukuran status gizi dilakukan dengan metode antropometri melalui perhitungan indeks massa tubuh (IMT), yaitu dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2). Berikut adalah rumus perhitungan IMT (Riyadi 2001): 2 ) ( ) ( m badan Tinggi kg badan Berat IMT=

Tabel 4 Klasifikasi status gizi berdasarkan parameter Indeks Massa Tubuh

Klasifikasi Status Gizi IMT

Kurus <18,5

Normal 18,5-24,99

Gemuk ≥25,00

Sumber : WHO (2000) dalam Gibson (2005)

Analisis secara statistik yang dilakukan yaitu uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan berbagai variabel. Uji korelasi Pearson dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi energi terhadap status gizi, hubungan tingkat konsumsi protein terhadap status gizi, hubungan tingkat konsumsi zat besi dengan status gizi, hubungan tingkat konsumsi vitamin A dengan status gizi dan hubungan suhu ruang kerja terhadap status gizi.

Definisi Operasional

Contoh adalah pekerja yang bekerja di bagian produksi industri baja dan berjenis kelamin laki-laki.

Gangguan Kesehatan adalah tingkat kesehatan pekerja dilihat dari ada tidaknya penyakit yang diderita.

Konsumsi Gizi adalah sejumlah zat gizi yang dikonsumsi oleh contoh berupa energi, protein, zat besi dan vitamin A yang diperoleh dari recall 2x24 jam.

Penerapan Gizi kerja adalah kebijakan perusahaan pada tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan jenis dan tempat kerja, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dilihat dari ada tidaknya penyelenggaraan makan, penyediaan air minum dan penyediaan ruang makan.

Pengetahuan Gizi adalah tingkat pengetahuan gizi pekerja yang diperoleh dari sekolah formal maupun di luar sekolah.

Perusahaan adalah PT. Gunung Garuda yang berlokasi di Cikarang Barat Bekasi.

Recall 2x24 jam adalah metode pengukuran konsumsi pangan individu yang dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi pada periode 2x24 jam sebelum hari wawancara.

Status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai hasil dari konsumsi zat-zat gizi yang terdapat pada pangan yang dikonsumsi dan dapat ditentukan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang yaitu BB/TB2 (kg/m2).

Suhu Tubuh adalah keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas tubuh yang diukur dengan termometer digital.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait