• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Penelitian dilaksanakan di Terminal Bubulak dan Terminal Laladon, Kabupaten Bogor. Tempat penelitian ditentukan secara purposive, dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan sentral tempat dimana sopir angkot berkumpul dan menunggu giliran jalan. Waktu penelitian berlangsung selama 3 bulan yaitu pada bulan Januari hingga Maret 2008.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Jumlah kendaraan (angkot) yang beroperasi pada Trayek Kampus Dalam dan Leuwiliang adalah 532 kendaraan. Jika diasumsikan satu angkot dipegang oleh dua sopir, maka perkiraan jumlah sopir pada kedua trayek ini sebanyak 1064 orang sopir angkot, yang terdiri dari 238 orang sopir pada Trayek Kampus Dalam (119 kendaraan) dan 826 orang sopir pada Trayek Leuwiliang (413 kendaraan). Cara pengambilan contoh dilakukan dengan purposive sampling, menggunakan kriteria 1) sopir pada Trayek Kampus Dalam dan Leuwiliang; 2) laki-laki; 3) berusia >30 tahun; 4) bekerja sebagai sopir angkot >2 tahun; 5) dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia diwawancarai. Selama masa penelitian berlangsung diperoleh calon contoh berdasarkan kriteria sebanyak 66 sopir, terdiri dari 35 sopir pada Trayek Kampus Dalam dan 31 sopir pada Trayek Leuwiliang. Namun contoh yang memenuhi kriteria dengan data yang lengkap terdapat sebanyak 30 sopir pada Trayek Kampus Dalam dan 30 sopir pada Trayek Leuwiliang, sehingga diperoleh total contoh sebanyak 60 sopir. Adapun bagan cara penarikan contoh dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Cara penarikan contoh penelitian

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Jenis data primer yang dikumpulkan adalah 1) karakteristik individu dan keluarga contoh (umur, tingkat pendidikan, besar keluarga, dan pendapatan; 2) pengetahuan gizi dan kesehatan; 3) gaya hidup (kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol), pola makan (kebiasaan makan dan frekuensi konsumsi jenis pangan), dan perilaku hidup sehat; 4) karakteristik lingkungan fisik rumah; 5) keluhan kesehatan (riwayat kesehatan selama satu bulan terakhir) dan status gizi (perbandingan berat badan dan tinggi badan) contoh.

Data primer tersebut dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Data berat badan dan tinggi badan diperoleh dengan cara pengukuran langsung oleh peneliti di tempat pengambilan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data jumlah trayek dan jumlah angkot yang beroperasi di Kabupaten Bogor, yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor. Jenis dan cara pengumpulan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Trayek Kampus Dalam 119 kendaraan n=238 Orang Trayek Leuwiliang 413 kendaraan n=826 Orang n=31 Orang n=35 Orang n=30 Orang n=30 Orang Total n=60 Orang Sesuai kriteria Data lengkap

Tabel 1. Jenis dan cara pengumpulan data primer

Variabel Data yang dikumpulkan Cara pengumpulan data Karakteristik Individu dan Keluarga Contoh 1. Umur 2. Pendidikan 3. Besar keluarga 4. Pendapatan Wawancara (Kuesioner) Pengetahuan Gizi dan Kesehatan

1. Definisi zat gizi 2. Pangan sumber zat gizi 3. Dampak kekurangan zat gizi 4. Kesehatan fisik 5. Kesehatan psikis 6. Kondisi lingkungan Wawancara (Kuesioner) Gaya Hidup 1. Kebiasaan olahraga 2. Kebiasaan merokok 3. Kebiasaa konsumsi alkohol

Wawancara (Kuesioner) Pola Makan 1. Kebiasaan makan - Frekuensi makan - Kebiasaan sarapan - Jenis makanan

- Kebiasaan minum air putih 2. Frekuensi konsumsi jenis pangan Food List terbatas:

-Makanan pokok - Lauk hewani - Lauk nabati - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Susu dan olahannya

Wawancara (Kuesioner) Perilaku Hidup Sehat 1. Kebiasaan mandi 2. Menggosok gigi 3. Keramas 4. Cuci tangan 5. Gunting kuku 6. Memakai alas kaki 7. Pemakaian handuk 8. Kebiasaan ganti baju

Wawancara (Kuesioner) Karakteristik Lingkungan Fisik Rumah 1. Status rumah

2. Struktur bangunan rumah 3. Sumber air bersih

4. Kepemilikan kamar mandi dan WC 5. Tempat pembuangan sampah/kotoran 6. Letak kandang Wawancara (Kuesioner) Status Gizi 1. Berat badan (kg) 2. Tinggi badan (cm) IMT (kg/m2) BB diukur dengan bathroom scale (kg) TB diukur dengan microtoise (cm) Keluhan Kesehatan Jenis dan frekuensi keluhan sakit Wawancara

Pengolahan dan Analisis Data

Terhadap data yang diperoleh kemudian dilakukan proses entri, editing, dan coding, kemudian diolah dengan komputer menggunakan program Microsoft Excel dan dianalisis secara deskriptif dan inferensia dengan program Statistical Program for Social Science (SPSS for Windows versi 13.0). Pengolahan data karakteristik individu dan keluarga contoh (umur, tingkat pendidikan, pendapatan, dan besar keluarga) diberi kode, selanjutnya diberi kriteria untuk kategori dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif.

Pengetahuan gizi dan kesehatan diukur dengan 20 pertanyaan tentang definisi zat gizi, contoh pangan sumber zat gizi tertentu, dampak kekurangan zat gizi tertentu, kesehatan fisik, kesehatan psikis, dan kondisi lingkungan. Penilaian pengetahuan gizi dan kesehatan dilakukan dengan memberi skor. Bila menjawab tidak tahu diberi skor 0, untuk jawaban setengah benar diberi skor 1, sedangkan untuk jawaban seluruhnya benar diberi skor 2, sehingga skor total minimum 0 dan maksimum adalah 40. Kategori pengetahuan gizi dan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kategori pengetahuan gizi dan kesehatan tingkat rendah bila skor <60.0%, kategori pengetahuan gizi dan kesehatan tingkat sedang bila skor 60.0-80.0%, dan kategori pengetahuan gizi dan kesehatan tingkat tinggi bila skor >80.0% (Khomsan 2000).

Gaya hidup diukur berdasarkan kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Kebiasaan olahraga diukur dengan frekuensi olahraga selama satu bulan terakhir, yang dikelompokkan menjadi 3, yaitu 1) frekuensi <10 kali/bulan; 2) frekuensi 10-20 kali/bulan; dan 3) frekuensi >21 kali/bulan. Penilaian kebiasaan merokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap dikelompokkan menjadi 4, yaitu 1) non perokok; 2) perokok ringan (1-10 batang/hari); 3) perokok sedang (11-20 batang/hari); dan 4) perokok berat (>20 batang/hari) (Soehardi 2004 diacu dalam Damayanti 2007). Adapun penilaian kebiasaan konsumsi alkohol diukur berdasarkan pernah tidaknya mengkonsumsi alkohol selama satu bulan terakhir, yang dikelompokkan menjadi 2, yaitu 1) tidak (0 kali/bulan); dan 2) ya (>1 kali/bulan).

Data mengenai pola makan terdiri dari kebiasaan makan dan frekuensi konsumsi jenis pangan. Kebiasaan makan diukur dengan frekuensi makan/hari,

kebiasaan sarapan, jenis makanan yang dikonsumsi, dan kebiasaan minum air putih. Penilaian frekuensi makan diukur berdasarkan frekuensi konsumsi dalam sehari, yang dikelompokkan menjadi 3, yaitu 1) frekuensi <2 kali/hari; 2) frekuensi 3 kali/hari; dan 3) frekuensi >4 kali/hari. Penilaian kebiasaan sarapan diukur berdasarkan frekuensi sarapan per minggu, yang dikelompokkan menjadi 4, yaitu 1) tidak pernah (0 kali/minggu); 2) jarang (1-2 kali/minggu); 3) kadang (3-4 kali/minggu); dan 4) sering (5-7 kali/minggu). Penilaian jenis makanan diukur berdasarkan susunan hidangan dalam setiap kali makan, yang dikelompokkan menjadi 3, yaitu 1) makanan pokok dan lauk pauk; 2) makanan pokok, lauk-pauk dan buah-buahan; 3) makanan pokok, lauk-pauk dan sayuran; dan 4) makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan. Adapun kebiasaan minum diukur berdasarkan jumlah gelas air yang diminum per hari, yang dikelompokkan menjadi 3, yaitu 1) <3 gelas/hari; 2) 4-7 gelas/hari; dan 3) >8 gelas/hari.

Frekuensi konsumsi jenis pangan diukur berdasarkan frekuensi konsumsi jenis pangan tertentu dalam satu bulan terakhir, yang dikelompokkan menjadi 4, yaitu 1) bila sama sekali tidak mengkonsumsi jenis pangan tertentu termasuk kategori tidak pernah; 2) bila mengkonsumsi jenis pangan tertentu dengan frekuensi 1-2 kali/minggu termasuk kategori jarang; 3) bila mengkonsumsi jenis pangan tertentu dengan frekuensi 3-4 kali/minggu termasuk kategori kadang; dan bila mengkonsumsi jenis pangan tertentu dengan frekuensi >5 kali/minggu termasuk kategori sering.

Perilaku hidup sehat diukur dengan 10 pernyataan mengenai pemeliharaan kebersihan tubuh dan pakaian dalam kehidupan sehari-hari, seperti kebiasaan mandi, keramas, menggosok gigi, cuci tangan, dan mengganti baju seusai mandi. Penilaian perilaku hidup sehat dilakukan dengan memberi skor pada setiap pertanyaan. Bila menjawab tidak pernah diberi skor 0, bila menjawab kadang diberi skor 1, dan bila menjawab selalu diberi skor 2. Hasil yang diperoleh adalah skor minimum 0 dan skor maksimum adalah 20. Kategori perilaku hidup sehat dikelompokkan menjadi 3, yaitu perilaku hidup sehat tingkat rendah bila skor 12-15, perilaku hidup sehat tingkat sedang bila skor 16-18, dan perilaku hidup sehat

tingkat baik bila skor 19-20. Pengkategorian ini berdasarkan interval kelas, yang rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

Interval kelas (Slamet 1993) = Nilai tertinggi – Nilai terendah Jumlah kelas

Status rumah terdiri dari ikut keluarga, sewa/kontrak, dan milik sendiri. Bila contoh tinggal di rumah saudaranya maka termasuk kategori ikut keluarga, bila contoh tinggal di rumah kontrakan/sewaan maka termasuk kategori kontrak/sewa, dan bila contoh tinggal di rumah milik sendiri maka termasuk kategori milik sendiri.

Karakteristik lingkungan fisik rumah diukur dengan 11 pertanyaan mengenai struktur bangunan rumah, sumber air bersih, kepemilikan kamar mandi dan WC, serta tempat pembuangan sampah dan kotoran. Penilaian karakteristik lingkungan fisik rumah dilakukan dengan memberi skor pada setiap pertanyaan. Terdapat 4 pertanyaan yang memiliki skor 1-2, dan 3 pertanyaan dengan skor 1-3, serta 4 pertanyaan dengan skor 1-4, sehingga skor total minimum adalah 11 dan maksimum adalah 33. Kategori karakteristik lingkungan fisik rumah dilakukan dengan menghitung interval kelas kemudian dikelompokkan menjadi 3, yaitu kategori lingkungan fisik rumah tingkat rendah bila skor 17-22, kategori lingkungan fisik rumah tingkat sedang bila skor 23-28, dan kategori lingkungan fisik rumah tingkat baik bila skor 29-33.

Status gizi contoh diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), dengan kategori sebagai berikut :

Kategori Status Gizi Nilai IMT Underweight Normal Overweight • Pre Obese • Obese I • Obese II • Obese III <18.5 18.5-24.9 >25 25-29.9 30-34.9 35-39.9 >40

Sumber: WHO (2000) dalam Gibson (2005).

Keluhan kesehatan diukur berdasarkan frekuensi dan jenis keluhan sakit selama satu bulan terakhir. Frekuensi keluhan sakit dikelompokkan menjadi 2, yaitu ada keluhan bila selama satu bulan terakhir merasa ada keluhan kesehatan dan tidak ada keluhan bila selama satu bulan terakhir tidak ada keluhan kesehatan apapun. Jenis keluhan sakit dikelompokkan menjadi 10, yaitu batuk,

demam/masuk angin, flu, pusing/sakit kepala, sesak nafas, sakit gigi, gangguan perut/gastritis, diare, sulit BAB, dan gangguan tekanan darah/hipertensi.

Uji korelasi Spearman digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan yang erat antara pengetahuan gizi dan kesehatan, perilaku hidup sehat, serta karakteristik lingkungan fisik rumah terhadap keluhan kesehatan contoh. Selain itu, uji korelasi Spearman juga digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan yang erat antara keluhan kesehatan dengan status gizi contoh. Sedangkan uji beda Mann-Whitney digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan antara karakteristik individu dan keluarga, pengetahuan gizi dan kesehatan, gaya hidup, perilaku hidup sehat, karakteristik lingkungan fisik rumah, keluhan kesehatan dan status gizi contoh antara sopir Kampus Dalam dengan sopir Leuwiliang. Cara pengkategorian dan analisis variabel penelitian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Cara pengkategorian dan analisis variabel penelitian

Variabel Kategori Pengukuran

1. Karakteristik contoh Umur

(Hurlock dalam Faiz 2008)

1. 18 – 39 tahun (Dewasa Awal) 2. 40 – 60 tahun (Dewasa Madya) 3. > 60 tahun (Dewasa Akhir)

Pendidikan 1. Tidak tamat SD 4. SLTA/sederajat 2. SD/sederajat 5. PT/sederajat 3. SLTP/sederajat Pendapatan (BPS Kabupaten Bogor 2006) 1. Miskin (< Rp. 183.067,00/kap/bln) 2. Tidak miskin (> Rp. 183.067,00/kap/bln) Besar Keluarga

(BKKBN 1998 diacu dalam Marut 2008)

1. Keluarga kecil (< 4 orang) 2. Keluarga sedang (5-6 orang) 3. Keluarga besar (> 7 orang) 2. Pengetahuan

Gizi dan Kesehatan (Khomsan 2000)

1. Rendah (skor <60.0%). 2. Sedang (skor 60.0-80.0%) 3. Tinggi (skor >80.0%) 3. Gaya Hidup

Kebiasaan Olahraga 1. Frekuensi <10 kali/bulan 2. Frekuensi 10-20 kali/bulan 3. Frekuensi >21 kali/bulan Kebiasaan Merokok (Soehardi 2004, dalam Damayanti 2007) 1. Non perokok

2. Perokok ringan (1-10 batang/hari) 3. Perokok sedang (11-20 batang/hari) 4. Perokok berat (> 20 batang/hari) Konsumsi Alkohol 1. Tidak (0 kali/bulan)

2. Ya (>1 kali/bulan) 4. Pola Makan

• Kebiasaan Makan

Frekuensi Makan 1. Frekuensi <2 kali/hari 2. Frekuensi 3 kali/hari 3. Frekuensi >4 kali/hari Kebiasaan Sarapan 1. Tidak Pernah (0 kali/minggu)

2. Jarang (1-2 kali/minggu) 3. Kadang (3-4 kali/minggu) 4. Selalu (5-7 kali/minggu) Jenis Makanan 1. Makanan pokok dan lauk pauk

2. Makanan pokok, lauk-pauk dan buah 3. Makanan pokok, lauk-pauk dan sayur 4. Makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah Kebiasaan Minum 1. <3 gelas/hari 3. >8 gelas/hari.

2. 4-7 gelas/hari • Frekuensi Konsumsi

Jenis Pangan

1. Tidak Pernah/TP (0 kali/minggu) 2. Jarang/Jrg (1-2 kali/minggu) 3. Kadang/Kdg (3-4 kali/minggu) 4. Sering/Srg (> 5 kali/minggu)

Variabel Kategori Pengukuran 5. Perilaku Hidup Sehat 1. Rendah (skor 12-15)

2. Sedang (skor 16-18) 3. Baik (skor 19-20) 6. Karakteristik

Lingkungan Fisik Rumah

1. Rendah (skor 17-22) 2. Sedang (skor 23-28) 3. Baik (skor 29-33) 7. Status Gizi Berdasarkan

Indeks Massa Tubuh (IMT) (WHO 2000 dalam Gibson 2005)

1. Underweight : IMT<18.5 2. Normal : 18.5<IMT<24.9 3. Overweight : IMT>25

Pre Obese : 25<IMT<29.9 Obese I : 30<IMT<34.9 Obese II : 35<IMT<39.9 Obese III : IMT>40 8. Keluhan Kesehatan

1. Ada keluhan (Memiliki keluhan sakit) 2. Tidak ada keluhan sakit

Dokumen terkait