• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

3.6. Metode Analisis Data

3.6.3. Analisis Faktor Penentu Pengelolaan EkosistemTerumbu Karang

Untuk memperoleh faktor-faktor penentu (faktor dominan) dalam penentuan kebijakan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan di KKLD Bintan Timur Kepulauan Riau digunakan Analisis Prospektif. Analisis prospektif digunakan untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Analisis prospektif tidak sama dengan peramalan karena analisis prospektif dapat diprediksi alternatif-alternatif yang akan terjadi dimasa yang akan datang baik bersifat positif (diinginkan) ataupun yang negatif (tidak diinginkan). Kegunaan analisis prospektif adalah untuk: (1) mempersiapkan tindakan strategis yang perlu dilakukan dan (2) melihat apakah perubahan

Mulai

Kondisi pengelolaan ekosistem terumbu karang saat ini

Penentuan atribut sebagai kriteria penilaian MDS (ordinasi setiap atribut)

Penilaian (skor) setiap atribut

Analisis sensitivitas Analisis Monte Carlo

dibutuhkan dimasa depan. Analisis prospektif tepat digunakan untuk perancangan strategi kebijakan (Bourgoise, 2007). Dari analisis prospektif diketahui informasi mengenai faktor kunci (key factors) dan skenario pengelolaan ekosistem terumbu karang di KKLD Bintan Timur sesuai kebutuhan stakeholders.

Analisis kebutuhan stakeholders dilakukan untuk memperoleh komponen-komponen yang berpengaruh dan berperan penting dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang dari seluruh stakeholders yang terlibat. Setelah mendapatkan data pendukung untuk penetapan kebutuhan dasar yang diperoleh berdasarkan analisis kebutuhan stakeholders, selanjutnya ditentukan kebutuhan masing-masing

stakeholders.

Menurut Hardjomidjodjo (2004), tahapan dalam analisis prospektif adalah sebagai berikut:

1) Definisi dari tujuan sistem yang dikaji.

Tujuan sistem yang dikaji perlu spesifik dan dimengerti oleh semua pakar yang akan diminta pendapatnya. Hal ini dilakukan agar pakar mengerti ruang lingkup dan kajian penyamaan pandangan tentang sistem yang dikaji.

2) Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan tersebut, yang biasanya merupakan kebutuhan stakeholders sistem yang dikaji. Berdasarkan tujuan studi yang ingin dicapai, pakar diminta mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan tersebut. Pakar diharapkan dapat mewakili stakeholders sistem yang dikaji sehingga semua kepentingan elemen sistem dapat terwakili. Pada tahapan ini definisi tiap dari tiap faktor harus jelas dan spesifik. Intergrasi pendapat pakar dilaksanakan dengan mengambil nilai modus.

3) Penilaian pengaruh langsung antar faktor.

Semua faktor yang teridentifikasi akan dinilai pengaruh langsung antar faktor sebagaimana disajikan pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Dalam penelitian ini, analisis prospektif digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan (faktor kunci) dengan melihat pengaruh langsung antar faktor terhadap sistem atau obyek penelitian. Analisis prospektif dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap pertama, penetuan faktor-faktor kunci pada kondisi saat ini (existing condition) dari hasil MDS; tahap kedua, penentuan

faktor-faktor kunci hasil analisis kebutuhan (need analysis) dari stakeholders;

tahap ketiga; penentuan faktor kunci dari hasil analisis gabungan antara hasil tahap pertama dan tahap kedua atau gabungan antara existing condition dan need analysis.

Tabel 6. Pedoman penilaian analisis prospektif

Skor Keterangan

0 Tidak ada pengaruh 1 Berpengaruh kecil 2 Berpengaruh sedang 3 Berpengaruh sangat kuat

Tabel 7. Pengaruh langsung antar faktor dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan

A B C D E F G A B C D E F G

Sumber : Godet (1999) dalam Marhayudi (2006)

Mekanisme pengisian Tabel 7 di atas adalah dengan memberi skor 3 jika pengaruh langsung antar faktor sangat kuat; skor 2 jika pengaruh langsung antar faktor sedang; skor 1 jika pengaruh langsung antar faktor kecil, dan skor 0 jika tidak ada pengaruh langsung antar faktor.

Setelah diperoleh faktor-faktor kunci dari Tabel 7, selanjutnya dilakukan analisis matrik pengaruh dan ketergantungan untuk melihat posisi setiap faktor dalam sistem menggunakan software analisis prospektif, dengan tampilan seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam sistem (Bourgeois dan Jesus, 2004)

Masing-masing kuadran dalam diagram mempunyai karakteristik faktor yang berbeda (Bourgeois and Jesus, 2004), sebagai berikut:

(1) Kuadran pertama faktor penentu atau penggerak (driving variables): memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kuat namun ketergantungannya kurang kuat. Faktor-faktor pada kuadran ini merupakan faktor penentu atau penggerak yang termasuk ke dalam kategori faktor paling kuat dalam sistem yang dikaji.

(2) Kuadran dua faktor penghubung (leverage variables): menunjukkan faktor yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan yang kuat antar faktor, faktor-faktor dalam kuadran ini sebagian dianggap sebagai faktor atau peubah yang kuat.

(3) Kuadran tiga faktor terikat (output variables): mewakili faktor output, dimana pengaruhnya kecil tetapi ketergantungannya tinggi.

(4) Kuadran empat faktor bebas (marginalvariables): merupakan faktor marginal yang pengaruhnya kecil dan tingkat ketergantungannya juga rendah, sehingga faktor ini bersifat bebas dalam sistem.

Lebih lanjut Bourgeois (2007) menyatakan bahwa terdapat dua tipe sebaran variabel dalam grafik pengaruh dan kergantungan, yaitu: (1) tipe sebaran yang cenderung mengumpul pada diagonal kuadran empat ke kuadran dua. Tipe ini menunjukkan bahwa sistem yang dibangun tidak stabil karena sebagian besar variabel yang dihasilkan termasuk variabel marginal atau levarage variable. Hal

ini menyulitkan dalam membangun skenario strategis untuk masa mendatang, dan (2) tipe sebaran yang mengumpul di kuadran satu ke kuadran tiga, sebagai indikasi bahwa sistem yang dibangun stabil karena memperlihatkan hubungan kuat, dimana variabel penggerak mengatur variabel output dengan kuat. Selain tipe dengan tipe ini maka skenario strategis bisa dibangun lebih mudah dan efisien.

Tahapan berikutnya dari analisis prospektif adalah analisis morfologis dengan tujuan untuk memperoleh domain kemungkinan masa depan agar skenario strategis yang diperoleh konsisten, relevan dan kredibel. Tahapan ini dilakukan dengan mendefinisikan beberapa keadaan yang mungkin terjadi di masa mendatang dari semua faktor kunci yang terpilih. Faktor-faktor kunci dengan beberapa keadaan yang mungkin terjadi di masa depan kemudian dicantumkan dalam sebuah tabel (Tabel 8).

Tabel 8. Faktor-faktor kunci dan beberapa keadaan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang

Faktor Keadaan yang mungkin terjadi

1 1A 1B 1C

2 2A 2B 2C

3 3A 3B 3C

... ... ... ...

n nA nB nC

Analisis morfologis dilanjutkan dengan analisis konsistensi untuk mengurangi dimensi kombinasi faktor-faktor kunci dalam merumuskan skenario di masa yang datang melalui identifikasi saling tidak kesesuaian diantara keadaan-keadaan faktor kunci (incompatibility identification). Pelaksanaan tahapan ini dengan mencantumkan keadaan-keadaan yang tidak dapat atau sangat tidak mungkin terjadi secara bersamaan sehingga menghasilkan pasangan yang tidak sesuai.

Tahapan akhir dari analisis prospektif adalah membangun skenario strategi pengelolaan ekosistem terumbu karang di KKLD Bintan Timur. Skenario ini merupakan kombinasi dari beberapa keadaan faktor-faktor kunci yang mungkin terjadi di masa mendatang dikurangi dengan kombinasi keadaan yang tidak mungkin terjadi secara bersamaan. Secara umum skenario yang dipilih terdiri dari

3 (tiga) skenario yaitu mengelompokkan skenario yang mirip ke dalam satu kelompok skenario. Berdasarkan peluang terjadinya keadaan di masa datang, maka skenario dikelompokkan ke dalam cluster skenario pesimis (I), cluster

skenario moderat (II), dan skenario optimis (III), seperti tercantum pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil analisis skenario pengelolaan ekosistem terumbu karang di KKLD Bintan Timur Kepri

Skenario Uraian Urutan Faktor

1 Melakukan perbaikan minimal pada

atribut yang kurang berkelanjutan ... 2 Melakukan perbaikan pada seluruh

atribut dan dilakukan secara optimal ... 3 Melakukan perbaikan maksimal pada

seluruh atribut secara menyeluruh dan terintegrasi

...

3.6.4. Strategi pengelolaan ekosistem terumbu karang berkelanjutan di KKLD Bintan Timur Kepulauan Riau

Strategi pengelolaan yang dihasilkan berupa instrumen sarana penunjang keputusan yang dapat digunakan oleh berbagai pihak, terutama para perencana dan pengambil kebijakan untuk menentukan prioritas kebijakan yang tepat dalam mewujudkan pengelolaan ekosistem terumbu karang di KKLD Bintan Timur. Untuk membangun strategi pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan di KKLD Bintan Timur Kepulauan Riau dilakukan dengan melakukan penggabungan hasil analisis MDS, Laverage dan Prospektif.

Hubungan antara tujuan, peubah yang digunakan, metode analisis data dan output penelitian, secara ringkas disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Tujuan, peubah, metode analisis data dan output yang diharapkan

Tujuan Peubah Analisis Data Output yang diharapkan (1) Analisis kondisi

terumbu karang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Tutupan karang hidup, kualitas air dan sedimentasi. Persentase karang hidup (Gomez dan Yap 1988), PCA ((Legendre dan Legendre, 1983). Kondisi terumbu karang dan faktor-faktor yang mempengaruhi terumbu karang

(2) Analisis indeks dan status keberlanjutan pengelolaan ekosistem terumbu karang

Data atau skor setiap atribut/faktor dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, dimensi teknologi-infrastruktur, dan data hukum-kelembagaan Analisis ordinasi Rapfish yang dimodifikasi dengan metode Multidimentional Scaling (MDS)

(Fauzi dan Anna, 2005)

Nilai indeks dan status keberlanjutan multidimensi (existing condition) Atribut sensitif multidimensi (3) Mengidentifikasi pengelolaan saat ini dan menyusun alternatif skenario pengelolaan ekosistem terumbu karang berkelanjutan

Kebijakan Pemda, dan atribut sensitif multidimensi dari MDS dan kebutuhan stakeholders Deskriptif, dan analisis prospektif (Bourgeois and Jesus, 2004) Faktor-faktor kunci (driving dan leverage factors) (4) Penyusunan strategi pengelolaan ekosistem terumbu secara berkelanjutan

Faktor-faktor kunci hasil

analisis prospektif Dibangun berda- dasarkan gabungan hasil analisis MDS, Laverage dan Prospektif Strategi dan program implementasi pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN