Desain Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan metode survai dengan tujuan mencari data dan fakta mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan efektifitas pemberdayaan masyarakat Model Desa Konservasi (MDK) di TNBBS. Penelitian ini menguraikan fakta-fakta d a n informasi yang diperoleh di lapangan, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapat gambaran secara faktual dan akurat mengenai fakta-fakta tersebut, hubungan antara fenomena yang diteliti, menguji hipotesis, membuat makna serta implikasi dari hasil yang diperoleh.
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, kuesioner dan wawancara dengan unit analisis individu masyarakat peserta program pemberdayaan MDK di TNBBS. Observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap obyek untuk keperluan pencarian data tentang masyarakat kawasan TNBBS. Instrumen berupa kuesioner berisi serangkaian pertanyaan yang dijabarkan dari variabel-variabel penelitian. Kuesioner atau daftar pertanyaan yang digunakan mengarah kepada tingkat partisipasi dan kemandirian masyarakat untuk mengembangkan perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) dalam bidang ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Wawancara dilakukan terhadap responden dan pihak-pihak terkait lainnya dengan tujuan untuk mendukung data yang diperoleh melalui kuesioner.
Dengan menggunakan ketiga teknik pengumpulan data ini, diharapkan dapat saling melengkapi sehingga data yang dikumpulkan merupakan data lengkap, akurat dan konsisten (Sugiyono 2011). Selain ketiga teknik tersebut, juga dilakukan dokumentasi untuk memperoleh data-data sekunder.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) terletak di bagian selatan Pulau Sumatera (gambar 6) yang secara geografis terletak pada 4o31’ - 5o57’ LS dan 103o34’ - 104o43’ BT. Secara administratif, kawasan ini termasuk dalam Provinsi Lampung dan Provinsi Bengkulu), dimana lokasi penelitian termasuk dalam Provinsi Lampung. Penelitian dilakukan di Pekon Sukaraja dan Pekon Kubu Perahu sebagai desa lokasi pemberdayaan masyarakat MDK. Peta lokasi penelitian sebagaimana dalam Lampiran 3.
Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari survei pendahuluan, penyusunan kerangka sampling, penyusunan kuesioner, uji coba kuesioner, pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisis data dilakukan selama 9 (sembilan) bulan mulai dari bulan Februari sampai dengan November 2012.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah masyarakat sasaran program pemberdayaan Model Desa Konservasi (MDK) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Penentuan lokasi desa sebagai lokasi sampel ditentukan berdasarkan kerangka sampel data kegiatan pemberdayaan masyarakat MDK di TNBBS. Terdapat 2 (dua) pekon/desa lokasi kegiatan pemberdayaan MDK di TNBBS yaitu Pekon Sukaraja (daerah penyangga) dan Kubu Perahu (enclave).
Penentuan total sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin, sedangkan jumlah sampel di kedua pekon ditentukan mewakili jumlah populasi masyarakat peserta program pemberdayaan MDK di masing-masing desa/pekon. Unit analisis dalam penelitian ini adalah petani anggota kelompok penerima manfaat program pemberdayaan MDK. Secara rinci proses pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
Keterangan:
SPTN: Seksi Pengelolaan Taman Nasional MDK: Model Desa Konservasi
SPKP: Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan Pekon Sukaraja SPTN Wilayah I Sukaraja SPTN Wilayah II Bengkunat SPTN Wilayah III Krui SPTN Wilayah IV Bintuhan
Pekon Kubu Perahu Desa/Pekon ditentukan berdasarkan lokasi program pemberdayaan MDK
Jumlah masyarakat sasaran kegiatan MDK pada masing- masing desa
MDK: 90 orang MDK: 50 orang
Total sampel = 104 67 Responden
Dengan rincian: 1. Kel. Wana Lestari 20
orang
2. Kel. Eka Tunggal Makmur 15 orang 3. Kel. Tunas Karya 22
orang
4. SPKP 10 orang
37 Responden Dengan rincian: 1. Kel. Mulya Tani
Harapan Maju 8 orang 2. Kel. Pemuda Mandiri
12 orang 3. Kelompok eks penerima manfaaat program MDK 17 orang Jumlah sampel/responden di masing-masing desa diambil mewakili jumlah populasi masyarakat peserta program pemberdayaan MDK TNBBS
Total sampel ditentukan dengan rumus Slovin: n = N
N (α)2+1 n = jumlah sampel N = populasi
α = 0.05
Pengembangan Instrumen Penelitian
Jenis Data
Jenis data adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil kuesioner dan wawancara untuk memperoleh data mengenai karakteristik masyarakat sekitar kawasan, dan kriteria/karakteristik program pemberdayaan yang diduga mempengaruhi efektifitas pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan skala pengukuran, data dalam penelitian ini sebagian besar meliputi skala ordinal, seta sebagian kecil skala nominal dan rasio.
Data sekunder berupa dokumen-dokumen tentang gambaran umum kawasan TNBBS dan data desa tempat dilaksanakan penelitian dan data terkait yang mendukung, misalnya: (1) Sosial ekonomi secara umum seperti kependudukan, mata pencaharian dan lain-lain; (2) Sejarah pengelolaan hutan TNBBS dan keadaan wilayah hutan seperti letak dan tata batas; (3) Peta lokasi penelitian; dan (4) Keadaan umum daerah penelitian
Variabel Penelitian
Variabel/peubah penelitian terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan variabel tidak bebas (dependent variable) sebagai berikut:
(1). Variabel bebas (x), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen (y) yaitu efektifitas pemberdayaan masyarakat di TNBBS. Variabel independen terdiri dari:
(a). Karakteristik sosio-demografi masyarakat sasaran (x1), yaitu ciri yang melekat dalam diri individu masyarakat yang terdiri dari: umur, pendidikan formal, pelatihan, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan lahan, jumlah tanggungan keluarga, asal etnis pemukim, keikutsertaan dalam kelompok dan keterdedahan terdadap informasi;
(b). Interaksi dan akses masyarakat terhadap taman nasional (x2), yang terdiri dari: tingkat ketergantungan responden terhadap sumberdaya taman nasional, manfaat langsung keberadaan taman nasional bagi responden, keterlibatan dalam program pemberdayaan MDK dan akses masyarakat dalam kegiatan taman nasional.
(c). Faktor pendekatan program pemberdayaan (x2) masyarakat yang meliputi kesepahaman, kelembagaan, fasilitator, pendampingan, bentuk kegiatan pemberdayaan, jejaring kerja dan kemitraan, monitoring dan evaluasi.
(2). Variabel tidak bebas (y), terdiri dari:
(a). Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat MDK dalam rangka konservasi TNBBS (y1) baik partisipasi dalam perencanaan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam pemanfaatan dan partisipasi dalam monitoring dan evaluasi.
(b). Kemandirian masyarakat dalam mengembangkan perilaku (kognitif, afektif dan psikomotorik) yang meliputi bidang ekologi, ekonomi dan sosial budaya (y2).
Definisi operasional
Untuk memperoleh batasan yang jelas, variabel dan subvariabel yang diteliti didefinisikan secara operasional sehingga dapat dilakukan pengukuran. Parameter pengukuran menggunakan pernyataan dalam skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2009).
Definisi operasional variabel-variabel dalam kerangka pikir penelitian adalah sebagai berikut:
(1). Karakteristik sosio-demografi adalah ciri yang melekat pada individu berupa karakteristik sosial dan kependudukan yang menggambarkan perbedaan masyarakat berdasarkan usia, mata pencaharian, pendidikan, suku bangsa (etnis), pendapatan, keluarga, serta sosial budaya, hubungannya dengan orang lain dan sebagainya.
(2). Umur, adalah usia responsen dihitung dari lahir hingga saat penelitian, dinyatakan dalam tahun.
(3). Pendidikan formal adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh/dicapai responden, dinyatakan dalam strata/tingkat pendidikan. (4). Pelatihan, adalah pendidikan di luar pendidikan formal (non formal) berupa
kegiatan pelatihan yang pernah atau sedang diikuti responden dalam 3 tahun terakhir, diukur berdasarkan frekuensi mengikuti pelatihan.
(5). Mata pencaharian adalah status pekerjaan atau jenis pekerjaan utama responden pada saat dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini mata pencaharian dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu petani dan non petani.
(6). Pendapatan, adalah penghasilan responden yang diperoleh dari berbagai sumber baik pekerjaan tetap maupun sampingan dalam satu bulan, dinyatakan dalam rupiah dengan kategorisasi berdasarkan pada kondisi eksisting responden (data riil lapangan pada waktu dilakukan penelitian). (7). Kepemilikan lahan adalah luas lahan yang dimiliki oleh responden,
dinyatakan dalam satuan hektar per kepala keluarga.
(8). Jumlah tanggungan keluarga, adalah jumlah anggota keluarga yang menetap dan menjadi tanggungan kepala keluarga, dinyatakan dalam jiwa/KK. (9). Etnis pemukim adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dengan
kesatuan sosial lainnya berdasarkan budaya, bahasa dan lainnya dan diukur berdasarkan asal etnis responden apakah merupakan etnis asli atau etnis pendatang.
(10). Keikutsertaan dalam kelompok/organisasi adalah keikutsertaan yang dinyatakan/diukur melalui keaktifan responden dalam kelompok/organisasi masyarakat berbasis kehutanan maupun diluar kehutanan.
(11). Keterdedahan terhadap informasi merupakan proses pada responden untuk mencari informasi yang dapat membantu mereka menentukan perilaku (berkaitan dengan pemberdayaan) yang diukur melalui intensitas masyarakat dalam mencari informasi baik dari teman kelompok, penyuluh, dan pihak lain, kunjungan, membaca, mendengarkan maupun menonton. (12). Interaksi dan akses terhadap taman nasional adalah hubungan positif
masyarakat dengan kawasan taman nasional dan tingkat akses masyarakat terdahap sumber daya taman nasional yang tercermin dari tingkat interaksi/ketergantungan masyarakat terhadap taman nasional, manfaat
langsung taman nasional yang dirasakan dan keterlibatan dalam kegiatan tanam nasional.
(13). Tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya taman nasional adalah tingkat ketergantungan responden terhadap sumberdaya TNBBS dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya dinyatakan dalam frekuensi interaksi responden dengan kawasan.
(14). Tingkat manfaat langsung keberadaan taman nasional yang dirasakan adalah respon masyarakat terhadap keberadaan taman nasional yang dinyatakan dalam seberapa besar manfaat langsung kawasan yang dirasakan oleh responden (baik ekonomi, ekologis, dan sosial budaya).
(15). Tingkat keterlibatan dalam program pemberdayaan MDK adalah keikutsertaan responden dalam kegiatan pemberdayaan MDK, diukur dengan lamanya responden terlibat dalam kegian tersebut.
(16). Tingkat akses masyarakat dalam kegiatan taman nasional adalah sejauh mana masyarakat memperoleh kesempatan atau terlibat dalam kegiatan taman nasional baik dalam rangka pengelolaan kawasan konservasi. Diukur melalui intensitas keikutsertaan masyarakat (dalam kegiatan apa saja masyarakat terlibat).
(17). Pendekatan pemberdayaan dalam konteks ini adalah pelaksanaan kesatuan aspek-aspek tujuan, prinsip, strategi, kriteria dan bentuk atau karakteristik pemberdayaan yang diterapkan oleh program pemberdayaan MDK di TNBBS dalam mendorong patisipasi dan kemandirian masyarakat sasaran. (18). Kesepahaman merupakan suatu proses yang melibatkan unsur-unsur terkait
secara terus-menerus agar tercapai kesepahaman atau kesamaan pandangan baik mengenai kegiatan pemberdayaan maupun mengenai manfaat dan fungsi pengelolaan kawasan konservasi. Dalam hal ini termasuk adanya kegiatan sosialisasi intensif dari pihak TNBBS dan tingkat pemahaman masyarakat dengan adanya sosialisasi tersebut.
(19). Kelembagaan adalah seperangkat ketentuan yang mengatur masyarakat (baik norma adat, lembaga lokal maupun lembaga eksternal yang menukung pemberdayaan) dimana masyarakat telah mendefinisikan secara mandiri mengenai aturan tersebut, bentuk peran, fungsi dan aktifitas yang jelas, pemberian kesempatan dan tanggung jawab berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan TNBBS. Kelembagaan diuukur melalui keberadaan dan kejelasan aturan aturan setempat dan adanya lembaga lain yang mendukung MDK.
(20). Fasilitator adalah orang yang memberikan pendampingan dalam proses pemberdayaan masyarakat, diukur melalui kemampuannya dalam melakukan fungsi/perannya di bidang pemungkinan (enabling), penguatan (empowering), perlindungan (protecting), dan pendukungan (supporting) dalam rangka membantu masyarakat menuju kemandirian.
(21). Pendampingan suatu proses atau mekanisme mendampingi masyarakat berupa interaksi dinamis antara fasilitator dengan masyarakat sasaran dalam rangka pemberdayaan yang pengukurannya melibatkan intensitas dan kualitas (kesesuaian tujuan, metode, arah komunikasi, pembelajaran) dalam proses pemberdayaan.
(22). Bentuk kegiatan pemberdayaan merupakan kegiatan yang dipilih dalam pemberdayaan yang meliputi (a) peningkatan kapasitas masyarakat
(kegiatan belajar masyarakat dapat berupa pelatihan dengan substansi pengembangan perilaku masyarakat terutama keterampilan yang bersifat aplikatif dan pelatihan lain yang mendukung kegiatan masyarakat); (b) pengembangan ekonomi usaha produktif (pengembangan usaha produktif masyarakat berdasarkan potensi lokal, penerapan teknologi tepat guna, kerja sama dengan stakeholder dan pasar pengguna hasil usaha masyarakat); (c) penguatan kelembagaan (upaya untuk membentuk, meningkatkan dan memantapkan peran kelembagaan atau organisasi lokal termasuk kelompok- kelompok yang ada melalui fasilitasi dan pembinaan); dan (d) bantuan fisik/material. Dalam konteks ini hal tersebut diukur melalui tingkat proporsi berbagai bentuk kegiatan yang sesuai dengan kondisi potensi dan kebutuhan masyarakat setempat.
(23). Jejaring kerja dan kemitraan, merupakan upaya pengembangan jejaring kerja dan mencari mitra yang mendukung kepentingan pemberdayaan diukur melalui ada tidaknya mitra dalam pemberdayaan MDK terkait dukungan dan peran di bidang masing-masing yang relevan.
(24). Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan dalam mengarahkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat, menilai, serta tindak lanjut termasuk adanya alternatif pemecahan masalah. Diukur melalui intensitas monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pemberdayaan.
(25). Partisipasi adalah peran serta masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan yang diukur berdasarkan tingkat partisipasi dari tingkat terendah sampai dengan tertinggi.
(26). Partisipasi dalam perencanaan adalah peran serta masyarakat dalam proses perencanaan kegiatan diukur dengan tingkat partisipasi masyarakat dari tingkat terendah (pasif) sampai tingkat tertinggi.
(27). Partisipasi dalam pelaksanaan adalah peran serta masyarakat dalam melaksanakan kegiatan diukur dengan tingkat partisipasi masyarakat dari tingkat terendah (pasif) sampai tingkat tertinggi.
(28). Partisipasi dalam pemanfaatan adalah peran serta masyarakat dalam memanfaatkan hasil kegiatan diukur dengan tingkat partisipasi masyarakat dari tingkat terendah (pasif) sampai tingkat tertinggi.
(29). Partisipasi dalam evaluasi adalah peran serta masyarakat dalam menilai hasil kegiatan diukur dengan tingkat partisipasi masyarakat dari tingkat terendah (pasif) sampai tingkat tertinggi.
(30). Kemandirian adalah kemampuan responden dalam mengembangkan perilaku (aspek kognitif, afektif dan psikomotorik) dalam bidang ekologi, ekonomi dan sosial budaya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kelestarian kawasan.
Matriks pengembangan instrumen
Matrik pengembangan instrumen menjelaskan secara rinci mengenai variabel, sub variabel, indikator, cara pengukuran serta skala data yang digunakan. Matrik pengembangan instrumen berdasarkan variabel yang telah ditentukan adalah sebagaimana dalam tabel berikut (Tabel 3 – Tabel 7):
Tabel 3 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala karakteristik sosio- demografi responden
Sub variabel Indikator Pengukuran Skala
(1). Umur Karakteristik umur 1. Tidak produktif (0 – 15 tahun) 2. Kurang Produktif ( ≥ 65 tahun) 3. Produktif (50 – 64 tahun) 4. Sangat produktif (15 – 49 tahun)
Rasio
(2). Pendidikan Karakteristik pendidikan
1. Tidak tamat SD dan tamat SD/sederajad 2. SLTP, SLTA dan sederajad
3. Diploma (D1, D2 atau D3) 4. Lulus PT (S1, S2, S3) Ordinal (3). Pelatihan Karakteristik pendidikan non formal
1. Tidak pernah mengikuti pelatihan 2. Jarang mengikuti pelatihan (1 – 2 kali) 3. Sering (3 - 5 kali dalam 3 tahun terakhir) 4. Sangat sering (> 5 kali dalam 3 tahun
terakhir Ordinal (4). Mata pencaharian Karakteristik sosial ekonomi 1. Petani 2. Non Petani Nominal (5). Pendapatan Karakteristik sosial ekonomi 1. Sangat rendah (< Rp 500.000) 2. Rendah (> Rp 500.000 – 1 jt) 3. Tinggi (> Rp 1 jt – 1,5 juta) 4. sangat tinggi (> Rp 1,5 juta)
Rasio
(6). Kepemilikan lahan
Karakteristik sosial ekonomi
1. Sangat rendah (tidak mempunyai lahan) 2. Rendah (0,1 – 0,5 ha)
3. Tinggi (0,51 – 1 ha) 4. Sangat Tinggi (> 1 ha)
Rasio (7). Jumlah tanggungan keluarga Karakteristik demografi
1. Sangat rendah (0 -2 jiwa) 2. Rendah (3-4 jiwa) 3. Tinggi (4-5 jiwa) 4. Sangat Tinggi (>5 jiwa)
Rasio (8). Etnis pemukim (Status migrasi) Karakteristik sosial budaya 1. Etnis asli 2. Etnis pendatang Nominal (9) Keikutsertaan dalam kelompok/ organisasi Karakteristik kelembagaan responden
1. Tidak aktif dalam kelompok 2. Kurang aktif dalam kelompok 3. Aktif dalam kelompok 4. Sangat aktif dalam kelompok
Ordinal (10) . Keterdedahan terhadap informasi Karakteristik sosial responden
1. Tidak pernah memperoleh informasi 2. Memperoleh informasi dari 1-2 sumber 3. Memperoleh informasi dari 3-4 sumber 4. Memperoleh informasi dari > 4 sumber
Tabel 4 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala interaksi dan akses terhadap taman nasional
Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala
(1). Tingkat ketergantungan terhadap
Adanya ketergantungan
1. Sangat sering, semua kebutuhan dipenuhi dengan mengambil sumberdaya kawasan
Ordinal
sumberdaya TN
terhadap sumber daya kawasan
2. Sering, sebagian besar kebutuhan dipenuhi dengan mengambil sumberdaya kawasan
3. Jarang/sesekali masuk kawasan untuk mengambil sumberdaya
4. Tidak pernah mengambil sumberdaya TN untuk kebutuhan hidupnya
(2) Tingkat nanfaat sumberdaya TN yang dirasakan Respon masyarakat terhadap manfaat langsung TNBBS
1. Tidak merasakan manfaat Merasakan satu manfaat saja, (ekonomi, ekologi dan atau sosial budaya)
2. Merasakan paling tidak 2 manfaat 3. Merasakan semua manfaat dari 3 aspek
ekologi, ekonomi dan sosial budaya
Ordinal
(3) Tingkat keterlibatan dalam program MDK
Peran aktif dalam kegiatan/program pemberdayaan
1. Tidak pernah terlibat 2. Jarang terlibat 3. Sering terlibat
4. Sangat sering/selalu terlibat
Ordinal (4) Tingkat akses terhadap kegiatan TNBBS Tingkat keterlibatan masyarakat dalam kegiatan TN 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi Ordinal Akses dalam perencanaan 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi Ordinal Akses dalam pelaksanaan 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi Ordinal Akses dalam pemanfaatan 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi Ordinal Akses dalam evaluasi 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi Ordinal
Tabel 5 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala pendekatan pemberdayaan
Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala
(1). Kesepahaman Kejelasan informasi yang disampaikan oleh pihak pengelola dan penyuluh dengan masyarakat untuk mencapai kesepahaman
1. Tidak ada sosialisasi
2. Memberikan informasi, tidak jelas 3. Memberikan informasi, jelas 4. Memberikan informasi dengan
sangat jelas
Ordinal
Pemahaman masyarakat berkaitan informasi mengenai MDK
1. Belum mengerti 2. Kurang mengerti 3. Mengerti
4. Mengerti sangat jelas
Ordinal
(2). Kelembagaan pendukung
Keberadaan dan kejelasan aturan baik tertulis maupun tidak
1. Tidak ada aturan
2. Masih dalam proses pembuatan 3. Ada, tetapi tidak jelas
4. Ada, dan jelas
Ordinal
Keberadaan dan aktifitas organisasi eksternal yang mendukung kegiatan pemberdayaan
1. Tidak ada
2. Ada, tidak mempunyai kegiatan 3. Ada, mempunyai kegiatan, tidak
sesuai kebutuhan
4. Ada, mempunyai kegiatan, sesuai dengan kebutuhan
Ordinal
(3). Fasilitator Kemampuan dalam pendekatan pada masyarakat (kualitas hubungan dengan masyarakat)
1. Sangat kurang 2. Kurang baik 3. Baik 4. Sangat baik
Ordinal
Kemampuan dalam fungsi
enabling yaitu melakukan mediasi, negosiasi, membangun konsensus bersama, serta melakukan manajemen sumber
1. Sangat kurang 2. Kurang baik 3. Baik 4. Sangat baik
Ordinal
Kemampuan dalam fungsi
empowering (memberikan masukan, informasi positif dan terarah berdasarkan pengetahuan, pengalamannya 1. Sangat kurang 2. Kurang baik 3. Baik/memadai 4. Sangat baik/memadai Ordinal
Kemampuan dalam fungsi
protecting meliputi interaksi dengan lembaga eksternal (menggunakan media, meningkatkan hubungan dan membangun jejaring kerja)
1. Sangat kurang 2. Kurang baik 3. Baik/memadai 4. Sangat baik/memadai
Ordinal
Kemampuan dalam fungsi
supporting(keterampilan teknis, kemampuan berkomunikasi, mengelola anggaran, dsb) 1. Sangat kurang 2. Kurang baik 3. Baik/memadai 4. Sangat baik/memadai Ordinal
(4) Pendampingan Intensitas pendampingan memadai 1. Sangat jarang 2. Jarang 3. Sering 4. Sangat sering Ordinal
Kesesuaian antara tujuan kegiatan pendampingan (MDK) dengan harapan responden.
1. Sangat tidak sesuai 2. Kurang sesuai 3. Sesuai 4. Sangat sesuai
Tabel 5 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala pendekatan pemberdayaan (lanjutan)
Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala
Komunikasi/penyampaian informasi yang mendukung program pemberdayaan
1. Sangat tidak baik 2. Kurang baik 3. Baik 4. Sangat baik
Ordinal
Manfaat hasil yang dicapai dalam MDK sesuai dengan harapan masyarakat
1. Sangat tidak bermanfaat 2. Kurang bermanfaat 3. Bermanfaat 4. Sangat bermanfaat
Ordinal
Keseluruhan proses pembelajaran berjalan baik untuk mendukung tercapainya tujuan 1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Baik 4. Sangat baik Ordinal (5). Bentuk Pemberdayaan Peningkatan kapasitas masyarakat sesuai
keterampilan yang diperlukan
1. Tidak ada pelatihan
2. Ada, tidak sesuai kebutuhan 3. Ada, kurang sesuai kebutuhan 4. Ada, sesuai kebutuhan
Ordinal
Pengembangan usaha produktif sesuai dengan potensi yang ada
1. Tidak sesuai 2. Kurang sesuai 3. Sesuai 4. Sangat sesuai
Ordinal
Pengembangan jaringan dan pemasaran mendukung usaha produktif
1. Tidak ada
2. Ada, tidak mendukung 3. Ada, kurang mendukung 4. Ada dan sangat mendukung
Ordinal
Upaya penguatan kelembagaan (fasilitasi pembentukan kelompok, pembagian tugas dan aturan)
1. Tidak ada 2. Kurang
3. Ada, belum berjalan baik 4. Ada, berjalan dengan baik
Ordinal
perbandingan banyaknya bantuan dalam bentuk materi atau fisik dengan bantuan bentuk lain dalam kegiatan MDK (sesuai kebutuhan)
1. Tidak seimbang, hampir semua berupa bantuan fisik/material saja 2. Kurang seimbang
3. Seimbang tetapi belum sesuai kebutuhan
4. Sangat seimbang sesuai kebutuhan
Ordinal
(6). Jejaring kerja dan kemitraan
Adanya mitra yang terlibat dan berperan sesuai bidang masing- masing
1. Tidak ada mitra 2. Dalam proses
mengembangkan
3. Ada mitra, belum berfungsi dengan baik
4. Ada mitra, berfungsi dengan baik
Ordinal
(7). Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam semua kegiatan dalam MDK sehingga program terarah, terdapat penilaian, serta tindak lanjut termasuk adanya alternatif pemecahan masalah.
1. Tidak ada
2. Hanya dilakukan pada sebagian kecil kegiatan 3. Dilakukan pada sebagian
besar kegiatan
4. Dilakukan pada seluruh kegiatan
Tabel 6 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala variabel partisipasi
Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala
(1). Partisipasi dalam perencanaan Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan MDK
1.Tingkat partisipasi sangat rendah (partisipasi manipulatif/pasif dan informasi)
2.Tingkat partisipasi rendah (partisipasi konsultasi dan sumberdaya)
3.Tingkat partisipasi tinggi (partisipasi kolaborasi) 4.Tingkat partisipasi sangat tinggi (partisipasi
kendali) Ordinal (2). Partsipasi dalam pelaksanaan Peran serta masyarakat dalam melaksanakan MDK
1.Tingkat partisipasi sangat rendah (partisipasi manipulatif/pasif dan informasi)
2.Tingkat partisipasi rendah (partispasi konsultasi dan sumberdaya)
3.Tingkat partisipasi tinggi (partisipasi kolaborasi) 4.Tingkat partisipasi sangat tinggi (partisipasi
kendali) Ordinal (3). Partisipasi dalam pemanfaatan Peran serta masyarakat dalam memanfaatkan hasil MDK
1.Tingkat partisipasi sangat rendah (partisipasi manipulatif/pasif dan informasi)
2.Tingkat partisipasi rendah (partispasi konsultasi dan sumberdaya)
3.Tingkat partisipasi tinggi (partisipasi kolaborasi) 4.Tingkat partisipasi sangat tinggi (partisipasi
kendali) Ordinal (4). Partisipasi dalam evaluasi Peran serta masyarakat dalam menilai hasil kegiatan MDK
1.Tingkat partisipasi sangat rendah (partisipasi manipulatif/pasif dan informasi)
2.Tingkat partisipasi rendah (partispasi konsultasi dan sumberdaya)
3.Tingkat partisipasi tinggi (partisipasi kolaborasi) 4.Tingkat partisipasi sangat tinggi (partisipasi
kendali)
Ordinal
Tabel 7 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala variabel kemandirian
Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala
(1). Kemandirian dalam bidang ekologi/konservasi kawasan
Aspek pengetahuan (kognitif)
Tingkat pengetahuan/ pemahaman masyarakat taman nasional
1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Baik 4. Sangat baik
Ordinal
Tingkat pengetahuan/ pemahaman masyarakat fungsi taman nasional
1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Baik 4. Sangat baik
Ordinal
Pengetahuan masyarakat dalam mengidentifikasi manfaat-manfaat kawasan TN (manfaat ekonomi, ekologi dan sosial budaya)
1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Baik 4. Sangat baik
Ordinal
Pengetahuan masyarakat tentang akibat tindakan merusak kawasan
1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Baik 4. Sangat baik
Tabel 7 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala variabel kemandirian (lanjutan)
Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala
Pengetahuan masyarakat tentang aturan dan sanksi bagi tindakan merusak hutan 1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Baik 4. Sangat baik Ordinal
Pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan lahan yang
memperhatikan kaidah konservasi
1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Baik 4. sangat baik Ordinal Aspek persepsi dan sikap (afektif)
Kesadaran akan pentingnya konservasi kawasan TNBBS 1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Baik 4. sangat baik Ordinal
Kesadaran tentang manfaat penting TNBBS dari segi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya TNBBS 1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Baik 4. sangat baik Ordinal
Kesadaran terhadap dampak perambahan dan tindak ilegal lain yang merusak hutan
1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Baik 4. sangat baik
Ordinal
Kesadaran tentang pentingnya mematuhi peraturan berkaitan dengan pengelolaan TN 1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Baik