• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014. Pengambilan sampel dilakukan di kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicike-cike yang terletak di Dusun Pansur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan,Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara. Analisis fitokimia dan Identifikasi Tumbuhan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : alat tulis, beaker glass, gelas ukur, kalkulator, kamera, kantong plastik, kertas label, kertas saring, oven, penangas air, pipet tetes, saringan, shaker, spatula, tabung reaksi, dan timbangan analitik.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah antara lain : HCl 2N, HCl 10%, Pereaksi Bouchard, Pereaksi Wagner, Pereaksi Maeyer, Pereaksi Dragendorff, Cerium Sulfat 1%, Salkowsky, H2SO4 10%, NaOH 10%, FeCl3

1%, Mg-HCl cair, aquadest dan metanol. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data vegetasi tumbuhan beracun di Hutan Wisata Alam Sicike-cike ini adalah dengan teknik observasi, yaitu survei langsung ke lapangan dengan bantuan masyarakat setempat yang ahli tanaman beracun.

Data yang dikumpulkan di lapangan, yaitu data primer seperti jumlah dan jenis tumbuhan beracun, dan bagian tumbuhan yang beracun serta data

sekundernya adalah data tentang keadaaan umum daerah penelitian dan data-data yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya seperti instansi terkait maupun suatu lembaga serta penelitian-penelitian yang mendukung.

Aspek Pengetahuan Lokal

Survei pengetahuan lokal dilakukan untuk mengetahui pengaruh adanya tumbuhan beracun bagi masyarakat yang diperoleh dari hasil wawancara. Informan kunci yang dipilih dalam penelitian ini adalah opsir Balai Tahura, pimpinan masyarakat setempat, dan ahli pengobatan tradisional. Data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama informan kunci ditabulasikan dan dianalisa secara deskriptif.

Aspek Keanekaragaman

Metode pengumpulan tumbuhan beracun dilakukan dengan menggunakan metode sampling plot, dimana penentuan titik awal dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu berdasarkan tempat yang dianggap banyak tanaman beracunnya. Luasan total dari kawasan hutan Taman Wisata Alam adalah 575 ha dan luasan penelitian yang akan dilakukana adalah 57,5 ha. Intensitas samplingnya sebesar 10%. Sampling plot yang dibuat adalah berbentuk lingkaran dengan diameter 25,2 m dengan luasan lingkarang sebesar 0,05 ha.Pengamatan tanaman beracun dilakukansecara eksploratif di dalam plot sepanjang jalurpengamatan.

Gambar 1. Desain Plot Tumbuhan Beracun Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus: a. Kerapatan suatu jenis (K)

contoh petak Luas jenis suatu Individu K ∑ =

b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR)

100% jenis Seluruh K jenis Suatu K KR × ∑ =

c. Frekuensi suatu jenis (F)

petak sub Seluruh jenis suatu ditemukan petak Sub F ∑ ∑ =

d. Frekuensi relatif suatu jenis (FR)

% 100 jenis Seluruh F jenis Suatu F FR × ∑ =

e. Indeks Nilai Penting (INP) INP = KR + FR

Indeks keanekaragaman yang dapat digunakan dalam analisis komunitas tumbuhan adalah indeks Shanon atau Shanon Indeks of General Diversity(H’). RumusIndeks Keanekaragaman Shanon-Wienner atau Shanon Indeks of General Diversity(H’) :

H’ = - ∑ (ni/N) ln (ni/N)

D=25,2 m L=0,05 ha

100 m

Keterangan :

H’ = indeks keanekaragaman Shannon Ni = jumlah individu dari suatu jenis i N = jumlah total individu seluruh jenis Kriteria nilai H’ yang digunakan adalah:

a. Nilai H’ > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah melimpah tinggi

b. Nilai H’ 1 < H’ < 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek sedang melimpah

c. Nilai H’ < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah

(Indriyanto, 2006). Uji Fitokimia

Uji fitokimia mengacu kepada pendeteksian kandungan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai biopestisida. Jenis-jenis tumbuhan beracun dideteksi kandungan senyawanya yang tergolong metabolit sekunder yaitu senyawa alkaloid, terpen, tanin dan saponin. Prosedur pengujian fitokimia yang dilakukan berdasarkan Penuntun Praktikum Kimia Bahan Alam (2010) adalah sebagai berikut:

a. Pengujian Alkaloid

Sampel diiris halus lalu dimasukkan ke dalam beaker glass sebanyak 10 gram.Selanjutnya direndam dengan HCl 2 N dandipanaskan di atas penangas air selama 2 jam pada suhu 60oC. Hasilnya didinginkan dan disaring. Filtrat akan diujikan sebagai berikut :

•Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes pereaksi Maeyer. Jika mengandung senyawa golongan alkaloid maka akan terbentuk endapan menggumpal berwarna putih kekuningan

•Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes pereaksi Dragendorff. Jika mengandung senyawa golongan alkaloid maka akan terbentuk endapan berwarna merah bata.

•Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes pereaksi Bouchardart.Jika mengandung senyawa golongan alkaloid maka akan terbentuk endapan berwarna cokelat kehitaman.

•Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes pereaksi Wagner. Jika mengandung senyawa golongan alkaloid maka akan terbentuk endapan berwarna cokelat.

Gambar 2. Skema Pengujian Alkaloid HCl 2 N Sampel (10 gr) Pemanasan 2 jam (60oC) Pendinginan Penyaringan Pengendapan Filtrat Pengendapan Endapan putih kekuningan Pengendapan Endapan merah bata Filtrat (3 tetes) Endapan cokelat Filtrat (3 tetes) Filtrat (3 tetes)

Pereaksi Maeyer (2 tetes) Pereaksi Wagner (2 tetes) Pereaksi Dragendorff (2 tetes) Pengendapan Endapan cokelat kehitaman Filtrat (3 tetes) Pereaksi Bouchardart (2 tetes)

b. Pengujian Terpen

Sampel diiris halus lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC. Selanjutnya ditimbang sebanyak 2-3 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass dan diekstraksi dengan 10 mL metanol. Ekstrak dipanaskan selama 15 menit di atas penangas air kemudian disaring. Filtrat akan diujikan sebagai berikut :

• Filtrat sebanyak 1 tetes ditambah dengan 3 tetes pereaksi Salkowsky.Jika mengandung senyawa golongan terpen maka akan tampak perubahan warna larutan menjadi warna merah pekat.

• Filtratditotolkan ke plat TLC, kemudian difiksasi dengan CeSO4 1% dalam H2SO4 10%,kemudian plat dipanaskan ke hot plate pada temperatur 110oC. Bila noda berwarna coklat kemerahan adanya senyawa terpen.

Gambar 3. Skema Pengujian Triterpen-Steroid

Sampel (2-3 gram) Ekstrak Metanol (10 mL)

Pemanasan (15 menit) Filtrat Pereaksi Salkowsky (3 tetes) Penyaringan CeSO4 1% dalam H2SO4 10% ke plat TLC

Filtrat (1 tetes) Filtrat (1 tetes)

Larutan cokelat Larutan merah pekat

c. Pengujian Flavonoid

Sampel diiris halus lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC. Selanjutnya ditimbang sebanyak 2-4 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass dan diekstraksi dengan 20 mL metanol.Ekstrak dapat diekstraksi dalam kondisi panas maupun dingin kemudian disaring. Filtrat akan diujikan sebagai berikut :

• Filtrat sebanyak 1 tetes ditambah dengan 3 tetes larutan FeCl3 1%.Jika mengandung senyawa golongan tanin maka akan tampak perubahan warna larutan menjadi warna hitam.

• Filtrat sebanyak 1 tetes ditambah dengan 3 tetes larutan NaOH 10%.Jika mengandung senyawa golongan tanin maka akan tampak perubahan warna larutan menjadi warna ungu kemerahan.

• Filtrat sebanyak 1 tetes ditambah dengan 3 tetes Mg-HCl encer. Jika mengandung senyawa golongan tanin maka akan tampak perubahan warna larutan menjadi warna merah jambu.

• Filtrat sebanyak 1 tetes ditambah dengan 3 tetes larutan H2SO4.Jika mengandung senyawa golongan tanin maka akan tampak perubahan warna larutan menjadi warna merah intensif.

Gambar 4. Skema Pengujian Flavonoid d. Pengujian Saponin

Sampel diekstraksi dengan alkohol-air di atas penangas air. Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dibiarkan hingga suhu semula. Hasilnya dikocok selama 2-3 menit kemudian busa yang terbentuk didiamkan selama 1 menit. Selanjutnya dilakukan pengujian busa permanen dengan penambahan 1-3 tetes HCl 10%. Filtrat (1 tetes) FeCl3 1% (3 tetes) NaOH 10% (3 tetes) Mg-HCl cair (3 tetes) H2SO4 (3 tetes) Warna hitam / kehitaman Warna ungu kemerahan Warna merah muda Warna jingga kekuningan Sampel (2-4 gram) Ekstrak Metanol (20 mL)

Dokumen terkait