Kerangka Konsep Penelitian
Terdapat beberapa peubah yang akan digunakan di dalam penelitian ini yaitu karakteristik pedagang dan kios, pengetahuan pedagang, dan sikap pedagang terhadap biosekuriti. Ketiga peubah ini akan dihubungkan terhadap praktik pedagang untuk melihat kondisi tingkat biosekuriti. Kerangka konsep penelitian yang akan dilakukan disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Kerangka konsep penelitian.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan mulai Bulan Mei 2011 sampai dengan Oktober 2011. Penelitian dilakukan pada empat pasar burung di wilayah DKI Jakarta diantaranya Pasar Burung Pramuka, Pasar Burung Cipinang Kebembem, Pasar Burung Barito, dan Pasar Burung Jatinegara. Perancangan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Epidemiologi FKH IPB.
Disain Penelitian
Penelitian merupakan kajian lapang cross-sectional study dan kajian ini menggunakan kuesioner sebagai perangkat untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan praktik dari responden (Giuseppe et al. 2008; Lin et al.
2011; Pfeil et al. 2010). Penelitian dilakukan dengan metode wawancara pedagang burung dan observasi terhadap tempat penjualan burung terkait
Praktik Biosekuriti Tingkat Biosekuriti Karakteristik Pedagang • Umur pedagang • Pendidikan • Pengalaman • Tujuan usaha • Skala usaha • Pelatihan Pengetahuan Pedagang Sikap Pedagang
22
kondisi biosekuriti pasar burung. Wawancara dilakukan menggunakan kuesioner terstruktur, serta observasi dilakukan dan dinilai menggunakan checklist.
Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner dan checklist terlebih dahulu diuji melalui uji coba kuesioner untuk mengevaluasi kecocokan kuesioner yang disusun dengan kondisi lapangan dan melihat tingkat kesulitan pertanyaan di dalam kuesioner. Setelah itu, dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner untuk menilai kelayakan kuesioner sebagai perangkat penelitian.
Pertanyaan pada kuesioner berisi mengenai karakteristik pedagang dan kios; manajemen pemeliharaan dan kesehatan; praktik biosekuriti yang mencakup isolasi, sanitasi, dan lalu lintas; pengetahuan pedagang; serta sikap pedagang terhadap praktik biosekuriti di pasar burung. Checklist berisi mengenai kondisi biosekuriti yang ditemukan di lapangan.
Terdapat definisi operasional yang dirancang untuk menjelaskan setiap peubah yang diamati dalam penelitian ini. Definisi operasional tesebut disajikan pada Tabel 1.
Sampel
Dipilih empat pasar burung terbesar yang ada di Jakarta dimana besaran sampel dihitung menggunakan rumus maupun software. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%, prevalensi dugaan 50%, dan tingkat kesalahan 10%, (Billaud dan Leslie 2007), maka besaran sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Perhitungan rumus di atas, dapat menggunakan software WinEpiscope 2.0. Besaran sampel tiap pasar dihitung menurut alokasi proporsional (proportional allocation) dari total populasi pedagang burung. Dengan demikian didapatkan besaran contoh untuk setiap pasar dan disajikan pada Tabel 2.
Metode penarikan sampel yang dilakukan adalah menggunakan metode penarikan contoh acak sistematik. Pada awalnya ditentukan besar selang (K) di setiap pasar sesuai dengan jumlah populasi pedagang dan besaran sampel yang akan diambil dengan rumus K= Jumlah populasi/ besaran sampel.
n = 4pq/L2
karena populasi terhingga maka dilanjutkan menghitung dengan rumus: 1/n = 1/n* + 1/N
23
Tabel 1 Definisi operasional dari peubah yang diamati Peubah
penelitian Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Skala
Umur Usia pedagang yang dihitung dari ulang tahun-nya yang terakhir. Kuesioner Wawancara
• Rasio • Ordinal 1. muda (≤40 tahun) 2. tua (≥40 tahun)
Pendidikan Jenjang pendidikan terakhir yang dimiliki oleh pedagang. Kuesioner Wawancara
• Rasio • Ordinal 1. rendah (tidak sekolah, SD, SMP) 2. tinggi (SMU dan PT) Pengalaman
Jangka waktu lamanya pedagang
berdagang burung. Kuesioner Wawancara
• Rasio • Ordinal 1. baru (≤5 tahun) 2. sedang (6-20 tahun) 3. lama (>20 tahun) Tujuan usaha
Penggolongan tujuan usaha pedagang burung sebagai mata pencaharian pokok atau sampingan.
Kuesioner Wawancara Nominal
Skala usaha
Besar penghasilan yang diperoleh pedagang burung per bulannya dalam hal berdagang burung.
Kuesioner Wawancara • Rasio • Ordinal 1. kecil (≤5 juta per bulan) 2. sedang (5 – 10 juta per bulan) 3. besar (>10
juta per bulan)
Pelatihan
Riwayat pelatihan pedagang mengenai manajemen pemeliharaan dan kesehatan burung serta praktik biosekuriti di pasar burung.
Kuesioner Wawancara Ordinal
1. ya 2. tidak
Pengetahuan
Tingkat penguasaan pedagang mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan penyakit unggas, manajemen pemeliharaan, dan praktik biosekuriti, di pasar burung yang diukur melalui penilaian (scoring) kuesioner. Kuesioner Wawancara • Interval • Ordinal 1. buruk 2. sedang 3. baik Sikap
Keyakinan, perasaan atau penilaian terhadap kepentingan praktik biosekuriti (objek sikap) yang yang diukur melalui penilaian (scoring) kuesioner. Kuesioner Wawancara • Interval • Ordinal 1. negatif 2. netral 3. positif Praktik biosekuriti
Tindakan biosekuriti yang dilakukan oleh pedagang yang meliputi tindakan sanitasi, isolasi, dan pengawasan lalu lintas. Praktik/ tindakan ini dilakukan oleh pedagang baik secara sadar maupun tidak terhadap keterkaitan dengan penyakit avian influenza yang diukur melalui penilaian (scoring) kuesioner. Kuesioner Wawancara • Interval • Ordinal 1. buruk 2. sedang 3. baik Tingkat biosekuriti
Klasifikasi tingkatan yang dinilai berdasarkan penghitungan angka yang dikategorikan menjadi tingkat biosekuriti baik dan tingkat biosekuriti buruk yang diukur melalui penilaian (scoring) kuesioner dan checklist.
Kuesioner dan Checklist Wawancara dan observasi • Interval • Ordinal 1. buruk 2. baik
24
Tabel 2 Besaran sampel setiap pasar burung di DKI Jakarta
No Pasar burung
Jumlah Populasi
pedagang Proporsi Besaran sampel
1 Pramuka 152 152/321*75 36
2 Cipinang Kebembem 60 60/321*75 14
3 Barito 50 50/321*75 12
4 Jatinegara 54 54/321*75 13
Jumlah 321 75
Kriteria dan Penilaian Kuesioner Penilaian Tingkat Pengetahuan Pedagang
Tingkat pengetahuan pedagang memiliki dua skala pengukuran yang bersifat interval dan ordinal. Untuk menilai tingkat pengetahuan pedagang, dirancang sejumlah 28 pertanyaan mengenai praktik biosekuriti. Responden diberikan tiga pilihan jawaban yaitu ‘benar’, ‘salah’, dan ‘tidak tahu’ (Hart et al.
2007). Pertanyaan dibedakan menjadi pertanyaan positif dan pertanyaan negatif untuk menghilangkan bias dari jawaban responden. Terdapat 18 pertanyaan positif dimana jawaban benar adalah jika responden memilih jawaban ‘benar’, sementara terdapat 10 pertanyaan negatif dimana jawaban benar adalah jika responden memilih jawaban ‘salah’.
Setiap jawaban yang benar dari pertanyaan mengenai praktik biosekuriti diberikan bobot satu sementara jawaban yang salah dan yang memilih jawaban ‘tidak tahu’ akan diberikan bobot nol (Palaian et al. 2006). Dengan demikian nilai maksimum untuk tingkat pengetahuan adalah 28 dan minimum adalah nol.
Data yang bersifat interval akan dinilai (scoring) untuk dianalisis lebih lanjut. Data yang bersifat ordinal akan dikategorikan berdasarkan kriteria pembobotan di atas, maka untuk menilai tingkat pengetahuan pedagang terhadap praktik biosekuriti adalah sebagai berikut:
• Pengetahuan kurang jika nilai ≤ 14
• Pengetahuan sedang/cukup jika nilai antara 15 – 22 • Pengetahuan baik jika nilai > 22
Penilaian Tingkat Sikap Pedagang
Tingkat sikap pedagang memiliki dua skala pengukuran yang bersifat interval dan ordinal. Untuk menilai tingkat sikap pedagang, dirancang sejumlah 28 pernyataan mengenai praktik biosekuriti. Responden diberikan tiga pilihan
25
jawaban menggunakan Skala Likert yaitu ‘setuju’, ‘tidak setuju’, dan ‘ragu-ragu. Pernyataan dibedakan menjadi pernyataan positif dan pernyataan negatif untuk menghilangkan bias dari jawaban responden. Terdapat 16 pernyataan positif dimana jawaban benar adalah jika responden memilih jawaban ‘setuju’, sementara terdapat 12 pernyataan negatif dimana jawaban benar adalah jika responden memilih jawaban ‘tidak setuju’.
Setiap jawaban yang benar dari pernyataan mengenai praktik biosekuriti diberikan bobot 2, jawaban ‘ragu-ragu’ diberikan bobot satu, sementara jawaban yang salah akan diberikan bobot nol (Palaian et al. 2006). Dengan demikian nilai maksimum untuk tingkat sikap adalah 56 dan minimum adalah nol.
Data yang bersifat interval akan dinilai (scoring) untuk dianalisis lebih lanjut. Data yang bersifat ordinal akan dikategorikan berdasarkan kriteria pembobotan di atas, maka untuk menilai tingkat sikap pedagang terhadap praktik biosekuriti adalah sebagai berikut:
• Sikap negatif jika nilai ≤ 28
• Sikap netral jika nilai antara 29 – 43 • Sikap positif jika nilai > 43
Penilaian Tingkat Praktik Biosekuriti Pedagang
Tingkat praktik biosekuriti pedagang memiliki dua skala pengukuran yang bersifat interval dan ordinal. Untuk menilai tingkat praktik pedagang terhadap biosekuriti, dirancang sejumlah 29 pertanyaan mengenai praktik biosekuriti yang terdiri dari praktik sanitasi, praktik isolasi, dan praktik pengawasan lalu lintas. Praktik sanitasi terdiri atas 14 pertanyaan, praktik isolasi terdiri atas delapan pertanyaan, dan praktik pengawasan lalu lntas terdiri atas tujuh pertanyaan.
Dari 29 pertanyaan dalam kuesioner akan dirangkum menjadi 25 pertanyaan kunci mengenai praktik biosekuriti. Pertanyaan kunci tersebut memiliki jawaban ‘ya’ dan ‘tidak’. Pembobotan dilakukan dengan memberikan nilai satu pada jawaban ‘ya’ dan nilai nol pada jawaban ‘tidak’. Dengan demikian nilai maksimum untuk tingkat praktik biosekuriti adalah 25 dan minimum adalah nol.
Data yang bersifat interval akan dinilai (scoring) untuk dianalisis lebih lanjut. Data yang bersifat ordinal akan dikategorikan berdasarkan kriteria pembobotan di atas, maka untuk menilai tingkat praktik biosekuriti pedagang adalah sebagai berikut:
26
• Praktik buruk jika nilai ≤ 12
• Praktik sedang/cukup jika nilai antara 13 – 18 • Praktik baik jika nilai > 19
Penilaian Tingkat Biosekuriti Kios Pedagang
Tingkat praktik biosekuriti pedagang memiliki dua skala pengukuran yang bersifat interval dan ordinal. Untuk menilai tingkat biosekuriti kios pedagang, digunakan penilaian dari praktik pedagang dan juga dilakukan observasi menggunakan checklist. Terdapat 10 penilaian yang dilakukan dengan memberikan nilai satu pada yang melakukan tindakan biosekuriti yang tepat dan nilai nol pada yang tidak melakukan tindakan biosekuriti. Hasil penilaian total untuk tingkat biosekuriti adalah penjumlahan antara praktik biosekuriti (25 poin) dan hasil observasi (10 poin). Dengan demikian nilai maksimum untuk tingkat biosekuriti adalah 35 dan minimum adalah nol.
Data yang bersifat interval akan dinilai (scoring) untuk dianalisis lebih lanjut. Data yang bersifat ordinal akan dikategorikan berdasarkan kriteria penilaian di atas, maka untuk menilai tingkat biosekuriti adalah sebagai berikut:
• Biosekuriti buruk jika nilai ≤ 21 • Biosekuriti baik jika nilai ≥ 22
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan analitis. Secara analitis, data diolah menggunakan analisis lintas (path analysis) untuk mengetahui hubungan/korelasi antar peubah yang diamati terhadap praktik biosekuriti pedagang dan pengaruh langsung dan tidak langsung dari faktor pedagang terhadap praktik biosekuriti (Li 1975). Analisis berikutnya menggunakan analisis regresi logistik (Kleinbaum dan Klein 2002) untuk mendapatkan nilai odds ratio dari masing-masing peubah yang diuji dan menentukan faktor risiko terkait biosekuriti. Sebelum dilakukan analisis regresi logistik berganda, dilakukan uji chi-square dari setiap peubah karakteristik pedagang untuk mengetahui kandidat yang akan masuk dalam analisis multivariat. Hasil uji chi-square yang memiliki nilai p<0.25, akan menjadi kandidat kovariat (Hosmer dan Lemeshow 1989) dan selanjutnya setiap kandidat kovariat tersebut akan dilakukan uji multikolinearitas untuk masuk ke dalam analisis regresi logistik berganda. Analisis data tersebut menggunakan program SPSS 16 dan Microsoft Excel 2007.