• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1 Alur pikir pendekatan masalah Intensitas

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan budidaya pulau Pari Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta (Gambar 2). Lokasi penelitian yang dipakai untuk penanaman rumput laut K. alvarezii yaitu lokasi budidaya barat (luar gobah) dan lokasi budidaya utara (gobah) pulau Pari. Penelitian mulai dari minggu pertama bulan Mei sampai dengan akhir bulan Juni 2005 untuk pengumpulan data lapangan dan dilanjutkan dengan analisis laboratorium selama 1 bulan.

Metode Pemeliharaan

Metode yang digunakan adalah metode rakit apung. Metode rakit apung adalah penanaman yang dilakukan di permukaan air dengan menggunakan rakit yang mengikuti gerakan naik turunnya air. Metode ini digunakan pada dasar perairan yang keras, karena sukar untuk menancapkan pancang. Keuntungan dari metode ini adalah pemangsaan oleh biota dasar dapat dikurangi karena tanaman berada di atas jangkauan predator dan pencahayaan yang diterima lebih besar untuk proses metabolisme dan pertumbuhan tanaman lebih baik.

Disain rakit

Penelitian ini menggunakan 10 buah rakit, berukuran masing - masing 120 x 120 cm dari bahan bambu sebagai kerangka tempat penanaman rumput laut. Penghubung antar bambu digunakan tali nilon Polyethylen (P.E). Bahan-bahan yang digunakan adalah potongan bambu berdiameter 10 cm yang dirangkai dengan menggunakan tali nilon berdiameter 8 mm. Tali nilon berdiameter 4 mm dianyam (tali ris) pada rakit dengan jarak anyam 30 cm. Pelampung botol plastik dipasang pada ke empat sudut rakit sebagai penahan di permukaan, jerigen atau gabus dengan bendera sebagai pelampung induk dipasang pada saat penebaran dan pemberat (jangkar) dipasang pada tiap rakit dengan menggunakan tali nilon berdiameter 9 mm (Gambar 3).

Rumput laut yang dijadikan benih adalah bagian ujung tallus (yang masih muda) dari lokasi budidaya pulau Tikus yang ditimbang dengan bobot masing- masing ikatan 125 g dan diikat pada anyaman tali ris dengan bantuan tali rafia. Tiap rakit diperlukan 16 ikatan bibit rumput laut (2 kg), sehingga total bobot bibit yang diperlukan untuk penanaman pada 10 buah rakit adalah 20 kg rumput laut K. alvareezii. Disain rakit dan pengikatan benih rumput laut dilakukan di darat.

Penanaman benih

Sepuluh buah rakit ditebar pada kedalaman 30 cm di bawah permukaan air yaitu 5 buah rakit di lokasi budidaya sebelah barat dan 5 buah rakit di lokasi budidaya sebelah utara pada kedalaman laut 4 - 6 meter. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat diketahui parameter yang mempengaruhi pertumbuhan dan

kandungan karaginan dari dua lokasi yang berbeda saat rumput laut terkena penyakit ice ice sebagai imformasi untuk pengembangan budidaya rumput laut K. alvarezii selanjutnya.

Gambar 3 Disain rakit dan pemasangan bibit rumput laut.

Pengamatan Lingkungan Perairan

Pengamatan lingkungan perairan dilakukan setiap minggu pada siang hari pukul 11.30 WIB bersamaan dengan pengamatan tanaman uji. Pengamatan dilakukan sebanyak 8 kali selama penelitian. Parameter lingkungan perairan yang diamati meliputi parameter fisika, kimia dan biologi. Parameter fisika yang diamati adalah suhu, arus, kecerahan yang diukur langsung di lapangan (in situ). Suhu diukur dengan menggunakan thermometer, arus diukur dengan menggunakan ״stopwacth״ gabus dan tali, kecerahan diukur dengan menggunakan Secchidisc. Parameter kimia yang diamati adalah salinitas oksigen terlarut (DO), pH, nitrat, nitrit, amonia, total pospat dan ortho pospat. Salinitas diukur dengan menggunakan hand refraktometer, DO diukur dengan menggunakan titrasi (in situ), pH diukur dengan menggunakan pH meter dan, nitrat, nitrit, amonia, total pospat dan ortho pospat diukur dengan menggunakan Spektrofotometer.

Pengambilan air contoh untuk pengamatan pH, nitrat, nitrit, amonia, total pospat dan ortho pospat dengan menggunakan botol plastik berwarna putih berukuran 250 ml. Sebelum dianalisis air contoh terlebih dulu disimpan pada suhu rendah dalam peti es. Selajutnya air contoh di bawa ke laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan (ProLing) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Waktu perjalanan dari lokasi penelitian ke laboratorium Proling kurang lebih 7 jam.

Parameter biologi berupa biota pengganggu dan sampah diamati secara visual. Pengukuran parameter lingkungan fisika, kimia dan biologi dirincikan pada Tebel 3.

Tabel 3 Parameter, alat dan satuan pengukuran

Parameter Alat Satuan

FISIKA

Suhu Kecepatan arus Kecerahan

Termometer Tali benda terapung dan stopwatch

Secchi disc, dan tali

°C cm/detik M KIMIA Oksigen terlarut Salinitas pH NO2-N NH3-N Total pospat Ortho pospat Botol BOD Hand refraktometer pH meter Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer mg/l 0 /00 mg/l mg/l mg/l mg/l BIOLOGI Biota pengganggu Sampah (visual) (visual) Teknik Pengamatan

Karakteristik pertumbuhan diamati dengan penimbangan bobot tanaman satu ikatan untuk mengetahui pertambahan bobot. Pengamatan terhadap tanaman dilakukan sekali setiap minggu pada kedua lokasi budidaya bersamaan dengan pengukuran parameter lingkungan sampai minggu kedelapan (hari tanam kelima puluh enam). Air contoh diambil pada kedua lokasi budidaya masing-masing 5 titik sampel di permukaan air dekat rakit rumput laut. Pengukuran bobot tanaman menggunakan alat timbangan plastik 2 kg dengan ketelitian 0,1 g. Setiap rakit

diambil sampel sebanyak 2 ikat secara acak, sehingga tiap lokasi penanaman diambil 10 ikatan rumput laut untuk pemantauan pertumbuhan. Pengambilan sampel dengan memanen total yaitu mengangkat dua ikatan tanaman pada masing-masing rakit dan ditimbang sebagai data bobot basah kemudian dilakukan penjemuran + 3 hari. Agar hasilnya berkualitas tinggi rumput laut dijemur di atas para-para dan tidak boleh ditumpuk. Rumput laut yang akan diambil karaginannya tidak boleh terkena air tawar (dapat merusaknya) karena air tawar akan melarutkan karaginan. Rumput laut yang telah kering ditimbang dengan menggunakan timbangan digital untuk mendapatkan data bobot kering (bobot kering angin).

Kualitas Rumput Laut

Kualitas rumput laut yang diamati meliputi kandungan karaginan, kadar air dan abu. Sampel rumput laut yang telah dikeringkan dengan penjemuran pada sinar matahari di bawah ke Laboratorium untuk dianalisis. Pada penelitian ini sampel dianalisis di Laboratorium Kimia Pusat Pengembangan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor.

Penentuan konsentrasi karaginan rumput laut dinyatakan dalam persentase bobot karaginan terhadap bobot kering rumput laut mengikuti metode Ainswort dan Blanshard (1980) dan Furia (1981). Prosedur analisis sebagai berikut :

Algae K. alvareezii dicuci dan dibersihkan dari pasir, kotoran dan bahan- bahan asing lainnya. Algae dikeringkan dalam oven pada suhu 100 °C selama 2 jam, setelah kering diblender hingga halus kemudian diayak untuk memisahkan bagian yang kasar dan yang halus (Gambar 4). Tepung yang dihasilkan diambil 1 g untuk direbus (diekstraksi) dengan air panas (85 - 95 °C) dalam suasana agak basa dengan pH 8 - 9 selama 4 jam. Ekstrasi alga kemudian disaring melalui penyaring selulosa dalam kertas saring berlipat. Hasil yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan cara pemanasan menjadi 50 ml. Isopropanol ditambahkan (± 15 ml) dan dibiarkan semalam. Hasil ekstrak ini kemudian disaring dengan kain putih tipis lalu tambahkan isopropanol 96% (± 15 ml) kemudian dimasukkan kedalam wadah kecil yang telah ditimbang sebelumnya. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 100 ºC selama 2 jam, lalu ditimbang dengan menggunakan

timbangan analitik. Berat hasil penimbangan dikurangi dengan berat wadah pada waktu kosong, maka di peroleh berat karaginan bersih (g).

Gambar 4 Bagan alir analisis karaginan.

Berat kering angin adalah bobot produk rumput laut setelah dikeringkan dengan penjemuran pada sinar matahari. Kadar air dari rumput laut kering angin dianalisis untuk penentuan kadar air yang dilakukan dengan pengeringan dalam oven selama 12 jam dengan suhu 100 °C. Penentuan kadar abu dilakukan dengan proses pembakaran dari rumput laut kering angin dengan menggunakan alat oven pada suhu 600 °C selama 1 hari.

Analisis Data

1 Analisis pertumbuhan akan dilihat secara partumbuhan parsial yaitu pertumbuhan yang dilihat antar waktu yang dinyatakan menurut (Affandi et al. 2002) dengan rumus sebagai berikut :

a. Pertumbuhan mutlak = Wt1 – Wt0 b. Pertumbuhan relatif x100% Wt Wt Wt 0 0 1− =

Dimana : Wt = Pertumbuhan pada waktu t Wt0 = Pertumbuhan pada waktu awal

2 Analisis kualitas rumput laut meliputi kandungan karaginan, kadar air dan kadar abu. Untuk mendapatkan persentase karaginan dihitung menurut (Ainsworth and Blanshard 1980) dengan rumus sebagai berikut :

x100% algae sampel berat karaginan berat Karaginan=

Untuk mendapatkan presentase kadar air dan kadar abu dihitung menurut (Patadjai 1993) dengan rumus sebagai berikut:

100% x contoh berat bobot kehilangan air Kadar = 100% x contoh berat abu Bobot abu Kadar =

Hasil olahan data disajikan dalam bentuk gambar dan tabel.

3 Untuk melihat perbedaan parameter di lokasi budidaya sebelah barat dan utara dilakukan uji beda dengan menggunakan uji t student (Bengen 2000).

Hipotesis

Ho = tidak terdapat perbedaan nyata antara lokasi barat dan utara H1 = terdapat perbedaan nyata antara lokasi barat dan utara

Rumus t - hitung sebagai berikut :

dimana, x1 = rata-rata contoh 1, x2 = rata-rata contoh 2,

Kaidah keputusan :

t hit < ttab (α = 0,05), n1+ n2-2, terima Ho t hit > ttab (α = 0,05), n1+ n2-2, tolak Ho

4 Untuk melihat karakterisrik kedua lokasi budidaya digunakan analisis PCA dengan menggunakan sover EXTAT versi 06.

5 Untuk analisis hubungan pertumbuhan dan karaginan dengan unsur hara menggunakan analisis regresi ganda. Hasil analisis diuji dengan analisis ragam (Anova) untuk melihat beda nyata pada taraf (P<0,05) dengan bantuan program komputer Statistical Software Minitab versi 13.

6 Untuk analisis hubungan kandungan karaginan dengan waktu pengamatan digunakan regresi kuadratik dan linear.

Dokumen terkait