• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri ini menggunakan jenis penelitian korelasi untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kedua variabel, yakni variabel kematangan emosi dengan variabel kesetiaan perkawinan.

B.Identifikasi Variabel

Variabel merupakan sebuah gejala yang dijadikan target peneliti untuk diamati. Variabel tersebut dijadikan sebagai sebuah atribut dari individu, yang memiliki variasi satu dengan lainnya dalam sebuah kelompok (Sugiyono, 2002). Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah :

1. Variabel Independen : Kematangan Emosi 2. Variabel Dependen : Kesetiaan

C. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan dari variabel - variabel penelitian yang berhubungan dengan realitas yang akan diukur sekaligus sebagai manifestasi dari berbagai hal yang akan diamati (Kerlinger, 2002). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Kematangan Emosi

Dalam penelitian ini kematangan emosi diukur dalam 4 aspek besar yakni aspek kontrol emosi, tanggung jawab, penerimaan diri, serta pengambilan keputusan. Berdasarkan keempat aspek besar tersebut akan digunakan untuk mengukur tingkat kematangan emosi pada suami isteri dengan menggunakan skala kematangan emosi. Semakin tinggi data skor dari keempat aspek dalam pasangan suami isteri, maka semakin tinggi pula tingkat kematangan emosi pasangan tersebut.

2. Kesetiaan

Dalam penelitian ini kesetiaan perkawinan diukur dalam beberapa aspek kesetiaan, meliputi: saling menghormati, menerima pasangan, memberikan kasih sayang, menempatkan pasangannya diatas orang lain, berpegang teguh pada janjinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan, dan terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada pasangannya yang sah. Berdasarkan ketujuh aspek tersebut akan digunakan untuk mengukur tingkat kesetiaan pada suami isteri dengan menggunakan skala kesetiaan. Semakin tinggi data skor dari ketujuh aspek dalam pasangan suami isteri, maka semakin tinggi pula tingkat kesetiaan pada pasangan tersebut.

D. Subjek Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang berada dalam lingkungan penelitian (Azwar, 2005). Populasi pada penelitian ini memiliki beberapa karakteristik, antara lain pasangan suami isteri yang menikah secara monogam sah hukum dan agama dan bertempat tinggal di Provinsi Yogyakarta, pasangan masih hidup dan tinggal bersama, serta dengan usia perkawinan diatas 5 tahun.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi, yang memiliki kriteria yang sama dengan populasi serta mampu mewakili populasi (Azwar, 2005). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling, yakni teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria atau ciri populasi yang sudah ditentukan sebelumnya (Hadi, 1991). Sampel dalam penelitian ini adalah pasangan suami isteri yang menikah secara monogam sah hukum dan agama dan bertempat tinggal di Provinsi Yogyakarta, pasangan masih hidup dan tinggal bersama, serta dengan usia perkawinan diatas 5 tahun.

E.Prosedur Penelitian

1. Peneliti mempersiapkan skala kematangan emosi yang terdiri dari berbagai aspek yakni kontrol emosi, tanggung jawab, penerimaan diri, serta pengambilan keputusan, menggunakan metode rating dengan cara menjumlahkan (Method of Summated Ratings). Dimana setiap data yang akan diperoleh merupakan data jumlah skor dari suami atau isteri. Setiap item pernyataan memiliki empat jawaban alternatif, yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).

2. Peneliti mempersiapkan skala kesetiaan perkawinan yang terdiri dari berbagai aspek perilaku setia yakni saling menghormati, menerima pasangan, memberikan kasih sayang, menempatkan pasangannya diatas orang lain, berpegang teguh pada janjinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan, dan terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada pasangannya yang sah dengan menggunakan metode rating dengan cara menjumlahkan (Method of Summated Ratings). Dimana setiap data yang akan diperoleh merupakan data jumlah skor dari suami atau isteri. Setiap item pernyataan memiliki empat jawaban alternatif, yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). 3. Peneliti melakukan uji coba skala (try out) pada subjek yang dijumpai

diberbagai lokasi dan acara seperti di tempat umum, di sebuah pertemuan rapat atau arisan yang melibatkan sepsang suami isteri serta dengan memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian, yaitu pasangan suami isteri yang menikah secara monogam sah hukum dan agama dan

bertempat tinggal di Provinsi Yogyakarta, pasangan masih hidup dan tinggal bersama, serta dengan usia perkawinan diatas 5 tahun.

4. Peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas skala kematangan emosi dan skala kesetiaan perkawinan, dengan menggunakan SPSS for

Windows 22..0 version. Peneliti menetapkan subjek penelitian, yakni

pasangan suami isteri yang menikah secara monogam sah hukum dan agama dan bertempat tinggal di Provinsi Yogyakarta, pasangan masih hidup dan tinggal bersama, serta dengan usia perkawinan diatas 5 tahun. 5. Peneliti mengumpulkan data pasangan dengan menyebarkan alat ukur

berupa angket skala kematangan emosi dan skala kesetiaan perkawinan yang telah di buat oleh peneliti untuk diisi oleh subjek penelitian. Subjek yang didapat oleh peneliti yakni subjek yang dijumpai diberbagai lokasi tempat umum, diantaranya di sebuah pertemuan rapat perangkat desa dari berbagai desa yang melibatkan pasangan, disamping itu peneliti juga mendapatkan subjek penelitian dalam sebuah raat dewan di sekitar gereja, subjek lain didapatkan peneliti dengan cara dikunjungi setiap rumah (door

to door) dimana para subjek tersebut memiliki karakteristik yang sama

sesuai dengan karateristik subjek penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti.

6. Peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan Product Moment

Perason, untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yakni skala kematangan emosi dan skala kesetiaan perkawinan. Skala ini digunakan sebagai alat untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kematangan emosi dan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri. Subjek diminta untuk memberikan tanda centang ( √ ) pada pilihan alternatif jawaban pada setiap pernyataan yang diberikan, sesuai dengan kondisi subjek yang sebenarnya.

Pada skala kematangan emosi, skala yang digunakan adalah skala model Likert, dengan metode rating yang dijumlahkan (Method of Summated

Ratings). Pada tiap item pernyataan memiliki makna favorabel atau

unfavorabel. Item favorabel merupakan item yang menyatakan kematangan emosi yang tinggi, sedangkan item unfavorabel merupakan item yang menyatakan kematangan emosi rendah. Item yang disajikan adalah 60 item pernyataan yang terdiri dari 30 item pernyataan favorabel dan 30 item pernyataan unfavorabel. Setiap butir item berisi empat jawaban alternatif yaitu yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).

Penilaian yang digunakan dalam pengukuran ini dapat dilihat dalam tabel 1

Tabel 1

Skor Item Kematangan Emosi Favorabel dan Unfavorabel

Skala kematangan emosi terbagi dalam empat aspek yang akan diukur, meliputi kontrol emosi, tanggung jawab, penerimaan diri, dan pengambilan keputusan. Blue print dari skala kematangan emosi sebelum diuji, disajikan sebagai berikut :

Tabel 2

Blue Print Skala Kematangan Emosi

(Sebelum uji coba item)

Pada skala kesetiaan perkawinan, skala yang digunakan adalah skala dengan metode rating yang dijumlahkan (Method of Summated Ratings). Item

Pernyataan Sifat Item

Favorabel Unfavorabel

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

No Aspek Item Jumlah

Favorabel Unfavorabel 1 Kontrol emosi 7 8 15 2 Tanggung jawab 8 7 15 3 Penerimaan diri 7 8 15 4 Pengambilan keputusan 8 7 15 Jumlah 30 30 60

yang disajikan adalah 56 item pernyataan. Semakin tinggi skor jawaban item maka semakin tinggi tingkat kesetiaan perkawinannya, sebaliknya jika semakin rendah skor jawaban item maka seakin rendah pula tingkat kesetiaan perkawinannya. etiap butir item berisi empat jawaban alternatif yaitu yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).

Penilaian yang digunakan dalam pengukuran ini dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3

Skor Item Kesetiaan Perkawinan

Skala kesetiaan perkawinan terbagi dalam tujuh aspek perilaku setia yakni saling menghormati, menerima pasangan, memberikan kasih sayang, menempatkan pasangannya diatas orang lain, berpegang teguh pada janjinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan, dan terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada pasangannya yang sah. Blue print dari skala kesetiaan perkawinan sebelum diuji, disajikan sebagai berikut :

Pernyataan Sifat Item Favorabel Unfavorabel Sangat Sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2 Tidak Sesuai (TS) 2 3

Tabel 4

Blue Print Skala Kesetiaan Perkawinan

(Sebelum uji coba item)

G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan skala dalam suatu alat ukur. Alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut mempu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan pengukurannya tersebut (Azwar, 1999).

Sugiyono (2002) menjelaskan validitas yang diukur dalam skala kematangan emosi dan kesetiaan perkawinan akan menggunakan validitas isi, dimana pengujian validitas akan dilakukan dengan cara membandingkan definisi operasional dengan indikator-indikator yang kemudian dijabarkan dalam item-item.

Uji validitas isi pada skala ini akan dilakukan oleh profesional

Kriteria Item

Saling menghormati 8

Saling menerima pasangan, 8

Saling memberikan kasih sayang, 8

Menempatkan pasangannya diatas orang lain 8

Berpegang teguh pada janjinya 8

Dapat dipercaya dan dapat diandalkan, 8

Terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada pasangannya yang sah.

judgement atau orang yang dianggap ahli dalam masalah atribut yang

hendak diukur yakni dosen pembimbing skripsi peneliti Bapak Carolus Wijoyo Adinugroho, M.Psi. (Azwar, 2000).

Dalam menentukan item yang hendak digunakan, yakni memilih item terbaik dengan menggunakan koefisien korelasi minimal 0,25. Hal ini dikarenakan semakin tinggi koefisien korelasi yang mendekati nilai 1,00, tingkat konsitensinya akan semakin baik (Azwar, 2005). Dengan demikian, item-item yang memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,25 atau 0,3 akan dapat digunakan sebagai item untuk alat penelitian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Alat yang reliabel berarti alat ukut itu bila digunakan beberapa kali untuk mengukur atributyang sama, akan menghasilkan data yang relatif sama atau stabil (Sugiyono, 2002). Teknik yang akan digunakan untuk mengukur indeks reliabilitas dalam penelitian ini melalui konsstensi internal Alpha Cronbach.

Dalam pengukuran yang reliabel, akan memiliki nilai koefisiensi reliabilitas yang berkisar anatara 0,00 hingga 1,00. Semakin mendekati nilai 1,00 maka tingkat koefisien reliabilitasnya akan semakin tinggi. Sehingga alat tes yang digunakan mampu menjaga konsistensi item (Azwar,2005).

Agar mendapatkan alat ukur yang baik maka diperlukan pula seleksi item. Seleksi item dilakukan untuk mengkoreksi apakah item-item yang telah ditulis dengan cara yang benar tersebut pada kenyataannya memang sudah berfungsi dengan baik dalam mengukur suatu atribut (Azwar, 1999). Cara yang akan dilakukan untuk mengukur daya diskriminai adalah dengan koefisien korelasi item (Rxx). Rxx akan memperlihatkan adanya kesesuaian fungsi item dengan fungsi skala dalam mengungkap atribut kematangan emosi dan kesetiaan perkawinan.

Dengan demikian maka koefisien korelasi item total dapat mendasari seleksi item berdasarkan korelasi item total digunakan dengan batasan Rxx ≥ 0,25. Jadi, item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0,25 daya bedanya dianggap memuaskan.

H.Metode Analisis Data

Analisis data yang dimaksudkan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara dua variabel, oleh karena itu, digunakan teknik korelasi untuk menganalisis data. Teknik yang akan digunakan adalah Teknik Korelasi dengan bantuan SPSS versi 22.00 dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05.

48

Dokumen terkait