• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

V. TINJAUAN UMUM LADA PUTIH DI INDONESIA

5.1. Perkembangan Lada Putih Dunia

Lada merupakan produk tertua dan terpenting dari produk rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia. Theophratus yang hidup 372 - 287 SM (sebelum masehi) menyebutkan dua jenis lada yang telah digunakan oleh Bangsa Mesir dan Romawi pada waktu itu yaitu lada hitam (Black Pepper) dan lada panjang (Pepper longum) (Wahid, 1996). Purseglove (1968) dalam Wahid (1996), menyebutkan bahwa lada merupakan produk pertama yang diperdagangkan antara negara Barat dan negara Timur. Pada Abad pertengahan tahun 1100 - 1500 perdagangan lada memiliki kedudukan yang sangat penting. Pada saat itu lada digunakan juga sebagai alat tukar dan mas kawin, selain untuk keperluan rempah-rempah.

Saat ini, lada yang diperdagangkan dalam pasar internasional terdiri dari dua jenis yaitu lada hitam (Black Pepper) dan Lada Putih (White Pepper). Perbedaan jenis lada ini, lebih disebabkan oleh adanya perbedaan dalam proses pengolahan (pascapanen) lada. Perkembangan lada putih di dunia ditandai dengan meningkatnya permintaan lada putih oleh negara - negara konsumen. Apalagi ditambah dengan perkembangan produksi oleh negara - negara produsen lada putih dunia yang semakin meningkat.

5.1.1. Produksi Lada Putih

Lada putih dipasaran dunia diproduksi oleh 7 negara utama penghasil lada putih, yang dibagi kedalam 2 kelompok yaitu negara anggota International Pepper

Community (IPC) terdiri dari Brazilia, India, Indonesia, Malaysia, Srilanka, dan Vietnam dan negara non anggota International Pepper Community (IPC) adalah China. Bergabungnya Vietnam menjadi anggota IPC sejak tahun 2005, telah meningkatkan kontribusi lada putih IPC di pasar dunia. Pada tahun 2000 produksi lada putih dunia sebesar 70 900 ton, kemudian turun sebesar 64 900 pada tahun 2001. Produksi lada putih dunia mencapai angka tertinggi pada tahun 2004 sebesar 79 500 ton. Namun pada tahun 2005 terjadi penurunan produksi lada putih dunia sebesar 62 000 ton. Gambaran produksi lada putih dunia tahun 2006 - 2010 disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Produksi Lada Putih Dunia, Tahun 2006 - 2010 No

Negara

Tahun (Ton) Rata-rata

Pertumbuhan 2006-2010 (%) 2006 2007 2008 2009 2010 1. Vietnam 16 000 11 000 9 970 22 000 20 000 (3.9) 2. Indonesia 21 000 21 000 18 000 17 000 19 000 (1.6) 3. India - 50 100 450 450 1.1 4. Brazil 4 500 3 500 3 000 2 500 2 000 (14.6) 5. Malaysia 3 000 4 000 6 600 6 600 7 050 2.1 6. Srilanka - - 5 50 100 2.5 7. Cina (RRC) 18 000 20 000 28 000 21 800 22 800 6.7 Total (Dunia) 62 500 59 550 65 675 70 400 71 400 2.3 Sumber : International Pepper Community, 2011.

5.1.2. Ekspor Lada Putih Dunia

Ekspor Lada putih dari negara-negara produsen berdasarkan data statistik International Pepper Community (IPC),menunjukkan satu peningkatan pada beberapa tahun terakhir ini, meskipun kenaikan ini tidak sejalan dengan kenaikan pada produksi. Total ekspor lada putih dari negara produsen lada putih juga mengalami fluktuatif dengan tren yang menurun. Pada priode tahun 2000 - 2005, rata - rata pertumbuhan ekspor lada putih dunia sebesar 0.8 persen, dengan ekspor

0 10000 20000 30000 40000 50000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 E k sp o r (t o n ) Tahun Dunia lada putih tertinggi sebesar 39 931 tahun 2003, selanjutnya mengalami penurunan. Kemudian priode tahun 2006 - 2010 mengalami peningkatan ekspor lada putih dunia,rata - rata pertumbuhan ekspor lada putih dunia sebesar 4.2 persen, dengan ekspor lada putih tertinggi pada tahun 2006 sebesar 46 717 ton dan terendah pada tahun 2008 sebesar 39 157 ton. Gambar 8 berikut ini, mengenai perkembangan ekspor lada putih dunia.

Sumber : International Pepper Community, 2011.

Gambar 8. Perkembangan Ekspor LadaPutih Dunia, Tahun 2000 - 2010 Selama priode tahun 2003 - 2010, Vietnam tercatat sebagai negara dengan rata - rata pertumbuhan ekspor lada putih meningkat sebesar 46 persen. Ekspor lada putih dari Vietnam dimulai pada tahun 2003 hanya sekitar 4 500 ton, meningkat mencapai angka 22 532 ton (tahun 2009) dan 22 300 ton (tahun 2010). Sedangkan kenaikan ekspor lada putih dari negara produsen lainnya tidak terlalu besar, bahkan untuk Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung turun, karena produksi lada Indonesia juga mengalami penurunan.

5.1.3. Impor oleh Negara Konsumen

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, yaitu antara tahun 1997 sampai 2006 total impor lada (hitam dan putih) dunia mengalami kenaikan yang cukup besar dengan pertumbuhan rata - rata kenaikan sekitar 3.4 persen per tahun.

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 2006 2007 2008 2009 2010 Im p o r (t o n ) Tahun Dunia Eropa others Amerika Asia Afrika Pada tahun 1997 total impor tercatat sekitar 224 603 ton. Meskipun pada tahun berikutnya mengalami penurunan, namun pada tahun 1999 total impor terus naik menjadi 240 794 ton, dan tahun 2001 hingga 2006 rata - rata impor lada (putih dan hitam) dunia sebesar 294 833 ton. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2007 hingga 2010 total impor lada dunia rata - rata sebesar 299 509 ton. Berikut Gambar 9, perkembangan impor lada oleh negara konsumen.

Sumber : International Pepper Community, 2011.

Gambar 9. Perkembangan Impor Lada Putih dan Hitam oleh Negara Konsumen, Tahun 2006 - 2010

Eropa merupakan anggota konsumen terbesar lada putih di Dunia, dengan total impor sebesar 30 persen dari total impor lada putih dunia, kelompok negara -negara Eropa yang mengimpor lada yaitu Jerman, Belanda, Rusia, Prancis, Spanyol, Inggris, Kanada serta Polandia. Sementara urutan berikutnya ditempati oleh negara Amerika Serikat sebesar 22 persen. Selain di Amerika dan Uni Eropa maka terdapat negara lain yang juga merupakan konsumen lada dikawasan Asia sebesar 20 persen yang terdiri dari negara India, Arab Saudi, Jepang, Singapura, Pakistan dan China. India dan China selain sebagai produsen lada dunia mereka juga sebagai importir lada, selain itu juga terdapat konsumen lada di kawasan Afrika sebesar 2 persen.

5.1.4. Impor oleh Negara Produsen

Selain sebagai produsen dan eksportir lada dunia, sebagian negara-negara produsen juga sebagai pengimpor lada, seperti halnya India dan China. Impor lada India sebagian besar diserap oleh industri pengolahan lada, salah satunya pabrik minyak lada (pepper oil/oleoresin) dan produk lainnya yang mempunyai nilai tambah untuk selanjutnya diekspor kembali ke negara tujuan akhir. Pada tahun 2006, impor lada India sebesar 16 897 ton, kemudian terjadi kenaikan impor lada India pada tahun 2010 menjadi 18 000 ton. Hal serupa terjadi pada China, walaupun sebagai produsen lada akan tetapi juga sebagai importir lada, Pada priode tahun 2006 - 2010, impor lada China mengalami fluktuasi dengan trend penurunan. Tahun 2006 total impor sebesar 5 331 ton, kemudian turun pada tahun 2010 sebesar 5 039 ton. Demikian juga Malaysia dan Indonesia mulai menjadi pengimpor lada, meskipun jumlahnya tidak sebesar India. Umumnya impor lada Indonesia dalam bentuk yang telah mengalami pengolahan lebih lanjut seperti lada bubuk, oleoresin lada dan lainnya.

5.1.5. Impor oleh Negara Non Produsen untuk Re-ekspor

Singapura, Belanda, Uni Emirat Arab dan Hongkong, juga merupakan kelompok negara pengimpor lada yang tergolong cukup besar. Lada yang diimpor ke empat negara ini sebagian besar kemudian di ekspor lagi ke konsumen lain. Namun demikian, impor lada oleh ke empat negara ini cenderung menurun, terutama sekali untuk Singapura. Dalam beberapa tahun yang lalu hingga tahun 2003, impor lada ke singapura cukup besar, hingga mencapai angka tertinggi 43 806 ton (tahun 2001). Namun sejak tahun 2004 hingga 2006, impor lada ke

Singapura hanya sekitar 15 000 ton, dan bahkan pada tahun 2010 impor lada ke Singapura sebesar 14 000 ton. Hal ini disebabkan karena negara produsen telah mengekspor lada mereka langsung ke negara tujuan tanpa melalui Singapura.

5.2. Perkembangan Lada Putih di Indonesia

Dokumen terkait