• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tesis ini adalah penelitian yuridis normatif yaitu penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaedah- kaedah atau norma-norma hukum positif, dan yuridis empiris adalah penelitian yang dilakukan dengan meninjau masalah yang diteliti dari segi ilmu hukum dengan melihat serta mengkaitkan dengan kenyataan yang ada di dalam implementasinya yang bertujuan untuk mendiskripsikan kegiatan/peristiwa alamiah dalam praktek sehari-hari,42

Metode yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif yang merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya.

yang berkaitan dengan implikasi pemberlakuan asas Cabotage dalam pelayaran Indonesia terhadap eksistensi perusahaan angkutan laut nasional dalam kegiatan perdagangan bebas.

43

42

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, ( Surabaya: Bayumedia,2008), hlm.282

Logika keilmuan yang juga dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang objeknya hukum itu sendiri. Penelitian hukum normatif ini dilakukan dengan pendekatan terhadap dua hal, yaitu pendekatan terhadap peraturan perundang-undangan (statuta aproach) menyangkut aturan tentang pelayaran dan perdagangan internasional serta pendekatan konseptual

43

Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: UMM Press, 2007), hlm. 57

mengenai asas Cabotage, Domestic Regulation dan Schedule Of Commitments. Penelitian yuridis normatif yang digunakan dalam penyusunan tesis ini di dukung oleh penelitian empiris melalui wawancara mendalam dengan pihak yang terkait dalam penelitian ini untuk dapat mengkaji sampai sejauh mana pelaksanaan asas Cabotage terhadap eksistensi angkutan laut nasional dalam perdagangan bebas.

2. Sumber Data

Dalam penelitian hukum normatif data yang dipergunakan adalah data sekunder. Untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogianya, diperlukan sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder.44

a. Bahan hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat autoratif artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang- undangan yang diurut berdasarkan hierarki45

44

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), hlm. 141

. Bahan hukum primer berupa perundang-undangan yang berkaitan dengan penerapan asas Cabotage yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Undang-Undang No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Undang-Undang Nomor 7 tahun 1994 Tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization

45

(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang terdiri atas buku-buku teks yang ditulis oleh ahli hukum yang berpengaruh, jurnal-jurnal hukum, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum dan hasil-hasil symposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian. 46

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder 47 berupa kamus umum, kamus bahasa, surat kabar, artikel, hasil penelitian serta internet. Selain itu juga menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari informan. Untuk mendapatkan data primer dilakukan dengan wawancara.48

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi

46

Jhony Ibrahim, Op.Cit, hlm. 296 47

ibid

48

Tampil Anshari Siregar. Metode Penelitian Hukum . ( Medan:Pusatka Bangsa Press, 2007), hlm. 77

maupun dari perpustakaan, artikel-artikel baik yang diambil dari media cetak maupun media elektronik, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk peraturan perundang- undangan. Penelitian kepustakaan dalam hal ini didukung oleh penelitian lapangan yang berupa wawancara langsung dengan pratktisi, yaitu pelaku usaha dan pemerintah untuk mendapatkan informasi langsung serta data-data pendukung lainnya. Pelaku usaha dalam hal ini adalah pengguna jasa angkutan laut dan perusahaan angkutan laut nasional, sedangkan pemerintah yang menaungi bidang ini adalah Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

4. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.49 Dari hasil pengumpulan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder sesuai dengan yang diharapkan, maka untuk mengetahui data akurat dilakukan pemeriksaan dan pengelompokan agar menghasilkan data yang lebih sederhana sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Kemudian data yang telah diperoleh akan disusun secara sistematis dan selanjutnya dilakukan analisis deskriptif secara kualitatif50

49

Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 103

sehingga deskripsi mengenai objek penelitian semakin kian jelas batas cakupannya.

50

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 135. Dalam analisis data kualitatif, sebenarnya peneliti tidak harus menutup diri terhadap kemungkinan penggunaan data kuantitatif. Data ini bermanfaat bagi pengembangan analisis data

Pada penelitian hukum normatif, pengolahan bahan hakikatnya kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Sistematisasi berarti membuat klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi dalam menemukan hubungan antara konsep, asas dan masalah dalam bahan hukum dengan menggunakan kerangka teori sebagai pisau analisis. Bahan yang berupa peraturan perundang-undangan ini dianalisis secara kualitatif, dengan menggunakan logika berfikir dalam menarik kesimpulan secara deduktif.

kualitataif itu sendiri. Data kualitatif dapat digunakan pada analisis ini sampai pada batas-batas tertentu sesuai kebutuhan dalam analisis kualitatif.

BAB II

EKSISTENSI ASAS CABOTAGE DALAM PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA

Dokumen terkait