• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Kerangka Pemikiran

Perusahaan atau badan usaha pasti memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia serta menekan biaya se-optimal mungkin agar dapat berkompetisi di tengah persaingan yang semakin ketat.

Tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dicapai dengan cara merancang dan mengimplementasikan strategi manajemen yang tepat. Pada industri manufacturing salah satu elemen terpenting adalah bagaimana perusahaan dapat menyusun sebuah perencanaan produksi yang optimum, kemudian melakukan pengadaan bahan baku yang sesuai dengan rencana produksi yang telah ditetapkan tersebut.

Perencanaan produksi yang baik sangat penting mengingat perusahaan pasti memiliki batasan sumberdaya yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi permintaan pasar. Implementasi dari perencanaan produksi akan berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh perencanaan persediaan bahan baku yang baik pula, sehingga proses produksi dapat berlangsung tanpa hambatan dari segi bahan baku.

Kerangka pemikiran yang disusun adalah mengenai usaha untuk mengurangi atau mengefisienkan biaya produksi dengan melakukan peramalan hingga mendapatkan pola produksi yang paling mendekati perkiraan permintaan kemudian dilakukan proses optimisasi produksi dan persediaan bahan baku, setelah pola produksi yang optimal didapatkan maka rencana persediaan bahan baku disesuaikan dengan pola produksi yang baru diagram alir penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Rencana pola produksi yang berbeda pasti memerlukan pengaturan persediaan bahan baku yang berbeda, dan setiap produk membutuhkan jumlah dan komposisi yang berbeda pula. Dengan sumber daya dan kapasitas produksi yang terbatas, penambahan jumlah produksi suatu jenis barang tertentu dapat mengurangi kuantitas produksi jenis barang yang lain.

PT. FKT untuk saat ini melakukan produksi untuk memenuhi permintaan dari perusahaan perakitan kendaraan bermotor yang berupa bulk

dan permintaan untuk dealer yang berupa oli kemasan botol untuk selanjutnya disebar ke pedagang kecil. Penelitian ini difokuskan kepada produk oli dalam kemasan botol karena permintaan bulk bersifat statis dan cenderung tetap.

3.2. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di pabrik PT. FKT di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur, dari Oktober 2010 sampai dengan Maret 2011.

3.3. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang didapatkan langsung dari PT. FKT. Data primer yang digunakan dan diolah didapatkan dengan metode wawancara, diantaranya adalah:

a. Data mengenai proses produksi secara umum.

b. Data mengenai biaya-biaya produksi, kapasitas produksi, permintaan produk.

c. Pola pengiriman bahan baku dan pengiriman barang ke pasar.

Metode pengumpulan data yang lain adalah dengan melakukan observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung objek yang diteliti. Tabel pengumpulan data dan analisis dapat di lihat pada Lampiran 2.

3.4 Pengolahan Data

3.4.1 Analisa Pola Permintaan Produk

Pola permintaan produk diolah berdasarkan data historis jumlah permintan tiap produk sehingga mendapatkan ramalan pola permintaan produk, kemudian hasil analisis disajikan secara visual dengan grafik-grafik dan diagram agar lebih mudah dipahami apakah pola permintaan bersifat trend, musiman, siklus, atau acak. Tahap-tahap kegiatan analisis pola permintaan produk adalah:

1. Mengumpulkan data permintaan produk 2008-2010.

2. Mengolah data-data tersebut, mengelompokkan berdasarkan tipe produk, lalu mencari rata-rata, nilai tengah, permintaan tertinggi, permintaan terrendah, masing-masing produk.

3. Menyajikan hasil olahan data tersebut dalam bentuk kurva, bagan-bagan dan mendeskripsikannya.

3.4.2 Pola Produksi Optimum

Setelah mendapatkan ramalan pola permintaan produk, data tersebut akan dipergunakan untuk menyusun pola produksi optimum bagi perusahaan dengan mempertimbangkan kapasitas produksi, dan hambatan sumberdaya yang dialami oleh perusahaan sebagai elemen pembatas dengan menggunakan linear programming dan dengan bantuan software.

3.4.3 Manajemen Persediaan Bahan Baku

Setelah mendapatkan pola produksi optimum, kemudian sistim persedian bahan baku yang telah telah diterapkan oleh PT.FKT disesuaikan dengan pola produksi yang telah optimum. Dalam menyesuaikan persediaan bahan baku terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Safety Stock.

Safety stock yaitu persediaan tambahan yang disiapkan untuk melindungi perusahaan dari kemungkinan terjadinya kehabisan barang, dalam hal ini bahan baku. Safety Stock

diperlukan untuk menjaga terhadap ketidakpastian atau perubahan

Lead Time. Safety stock dihitung dengan rumus:

safety stock = √ (1) Dimana : Z = service level.

= rata-rata kebutuhan L = lead time.

b. Lead Time.

Lead time adalah jeda waktu antara dilakukannya pemesanan hingga barang pesanan sampai dan siap untuk digunakan dalam proses produksi.

c. Reorder Point (R).

Reorder point adalah titik dimana perusahaan harus kembali melakukan pemesanan setelah dihitung dengan mempertimbangkan lead time dan safety stock sebagaimana hingga ketika barang yang dipesan tersebut tiba kondisi safety stock sama dengan nol (0). Reorder point dihitung dengan rumus:

Reorder point = đL + Z.σd

.

√ (2)

Dimana : đ = rata-rata penggunaan per satuan waktu.

Z = service level. L = lead time.

Z.σd √ = safety stock. 3.5. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan di PT.FKT diawali dengan mempelajari kondisi perusahaan secara umum melalui studi literatur dan wawancara dengan plant manager PT. FKT tentang kondisi perusahaan secara umum, sepeti tingkat penjualan, produk yang dihasilkan dan lain-lain.

Mendefinisikan faktor-faktor biaya produksi yang dilakukan dengan metode pengamatan, diskusi, studi literatur dan wawancara yang di lakukan di kedua plant produksi di PT. FKT, lalu dilanjutkan dengan pemetaan pola permintaan produksi dari bahan baku didatangkan hingga produk jadi keluar dari mesin dan siap di kemas dalam box.

Metode pencarian data yang sama dilakukan untuk mendapatkan pola produksi optimum, yaitu yang paling efisien dari segi biaya produksi. Model persediaan bahan baku disusun dan disesuaikan dengan pola produksi yang sudah optimal dari segi biaya produksi.

Dokumen terkait