• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada petani anggota Koperasi Syari’ah Padamukti yang berada di Desa Cipada Kecamatan Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat. Penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan anggota Koperasi Syari’ah Padamukti merupakan usaha yang bergerak di bidang usaha perkebunan kopi arabika dan sedang mengalami perkembangan dalam usahanya, Kecamatan Cikalong Wetan juga merupakan daerah yang melakukan usaha perkebunan kopi arabika terbesar dibanding daerah lain di Kabupaten Bandung Barat. Selain itu Koperasi Syari’ah Padamukti pada saat ini memerlukan analisis dari lahan eksisting kopi arabika yang telah di tanam seluas 129 ha sebagai acuan koperasi melakukan pengembangan usaha. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November hingga Desember tahun 2013. Kegiatan ini meliputi penyusunan rencana penelitian, pengumpulan literatur dan data, pengolahan data dan penulisan skripsi.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian di anggota Koperasi Syari’ah Padamukti meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara langsung secara terpadu dengan pihak-pihak terkait seperti anggota koperasi, masyarakat sekitar perkebunan. Skala usaha yang akan dianalisis yaitu pada skala usaha < 0.5 ha, 0.5 – 1 ha, dan > 1 ha, pembagian skala usaha ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial dan non finansial dari setiap luas lahan yang berbeda dengan input yang sama. Dari total sampel petani anggota koperasi sebanyak 168 orang, jumlah sampel pada luas lahan < 0.5 ha sebanyak 81 orang, 0.5 sampai 1 ha sebanyak 33 orang, dan > 1 ha sebanyak 54 orang. Teknik penentuan responden dilakukan secara Quota sampling berdasarkan stratifikasi luas lahan yang diusahakan petani anggota koperasi. Penentuan responden diambil 10% berdasarkan judgement dari berbagai skala usaha yang dianggap dapat mewakili setiap skala usaha. Sehingga diperoleh sebanyak 16 responden yang akan diteliti dari berbagai skala usaha dengan proporsi masing-masing sebanyak < 0.5 ha 8 orang, 0.5 – 1 ha sebanyak 3 orang, dan > 1 ha sebanyak 5 orang. Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan yang relevan. Data sekunder digunakan sebagai pembanding kegiatan yang dilakukan oleh anggota dengan teori untuk kemudian sebagai bahan kajian evaluasi dan koreksi.

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara, observasi dan diskusi.Lokasi pengumpulan

data dilakukan di lokasi usaha, perpustakaan IPB, Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan Kabupaten Bandung, serta kantor Desa Cipada. Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk tanya jawab langsung dengan petani anggota koperasi yang melakukan budi daya kopi arabika dan narasumber lain seperti warga sekitar. Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lokasi perkebunan untuk memperoleh informasi dan data sebagai pelengkap dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Teknik diskusi dilakukan dengan membahas hasil dari wawancara dan observasi. Sedangkan untuk data sekunder, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur dan browsing internet.

Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Data dan informasi yang sudah diperoleh diolah dengan menggunakan komputer melalui program Microsoft Office Excel 2007. Analisis secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran usaha perkebunan kopi arabika secara deskriptif atau dengan cara diinterpretasikan dari tiap-tiap aspek dalam studi kelayakan perkebunan kopi arabika pada petani anggota Koperasi Syari’ah Padamukti. Aspek tersebut antara lain aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, lingkungan dan hukum. Analisis secara kuantitatif dilakukan pada aspek finansial dengan membandingkan biaya dan manfaat yang diperoleh dimasa sekarang dengan masa mendatang melalui tingkat diskonto tertentu. Selain itu, Aspek finansial yang dianalisis adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit per Cost (Net B/C) dan Payback Periode. Perhitungan kelayakan usaha perkebunan kopi arabika dengan adanya penurunan jumlah produksi dan penurunan harga output dengan menggunakan analisis sensitivitas setelah sebelumnya diketahui apabila usaha sudah layak untuk dijalankan.

Analisis Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi dipakai untuk menaksir pajak yang akan dimasukkan ke dalam cashflow.

1. Total Penerimaan (Total Revenue)

Penerimaan total (Total Revenue) perusahaan sama dengan jumlah output yang dikalikan harga jual (Masyhuri 2007). total penerimaan dirumuskan sebagai berikut :

TR = P X Q Ket :

TR= Total Penerimaan P = Harga per unit output Q = Jumlah output

2. Biaya

Biaya tetap total (TFC) adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang dikeluarkan, sedangkan biaya variabel total (TVC) adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan

perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. (Masyhuri, 2007). Total biaya dirumuskan sebagai berikut :

TC = TFC – TVC Ket :

TC = Total biaya TFC = Total biaya tetap TVC = Total biaya variabel 3. Penyusutan

Beban penyusutan adalah alokasi atas harga perolehan suatu aktiva tetap. Karena hanya merupakan alokasi beban, tidak ada lagi kas yang keluar pada saat beban penyusutan ditetapkan untuk suatu periode tertentu. Salah satu metode perhitungan penyusutan adalah metode garis lurus (straight line) yaitu dengan rumus :

Penyusutan = Harga Perolehan −Nilai Sisa Umur Ekonomis Ket :

Harga Perolehan = harga beli aktiva tetap ditambah biaya pemasangan dan semua beban yang terkait dengan pembelian aktiva tetap Nilai sisa = perkiraan harga jual aktiva tetap jika aktiva tersebut telah

habis umur ekonomisnya

Umur ekonomis = masa pemakaian aktiva tetap yang paling optimal 4. Laba atau Rugi bersih

Suatu laporan laba rugi, mengukur jumlah laba yang dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.format paling dasar laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai berikut :

Penjualan – Beban = Laba bersih

Analisis Non Finansial

Pada penelitian ini, analisis kelayakan non finansial akan mengkaji kelayakan usaha dari berbagai aspek dan dianalisis secara deskriptif seperti aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis , aspek manajemen, aspek sosial, lingkungan dan hukum didasari indikator dari penelitian terdahulu dan studi literatur.

1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis aspek pasar perlu dikaji secara deskriptif meliputi potensi pasar, pangsa pasar serta bauran pemasaran kopi arabika petani anggota Koperasi Syari’ah Padamukti. Bauran pemasaran bertujuan untuk memperoleh laba yang optimal dengan mengkombinasikan variabel-variabel seperti produk, harga, promosi, dan distribusi yang diusahakan oleh petani kopi arabika anggota Koperasi Syari’ah Padamukti. Apabila aspek tersebut dapat dipenuhi oleh anggota Koperasi Syari’ah Padamukti, maka usaha perkebunan kopi arabika petani anggota Koperasi Syari’ah Padamukti pada aspek pasar dan pemasaran layak untuk dijalankan.

2. Analisis Aspek Teknis

Menurut Gittinger (1986), analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Analisis ini dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui apakah usaha perkebunan kopi arabika dapat dilaksanakan secara teknis seperti lokasi

usaha, skala usaha, teknik budi daya kopi arabika dan penanganan pascapanen sesuai dengan SOP. Aspek teknis berpengaruh sangat besar terhadap kelancaran proses produksi kopi arabika.

3. Analisis Aspek Manajemen

Analisis ini dilakukan secara kualitatif untuk mengetahui apakah manajemen usaha usaha perkebunan kopi arabika pada petani anggota koperasi sudah berjalan baik dilihat dari pengetahuan, pengalaman, dan keahlian petani dalam melakukan usaha perkebunan kopi arabika. Serta kemampuan manajerial para petani dalam hubungan dengan koperasi.

4. Analisis Aspek Hukum

Analisis aspek hukum dilakukan secara deskriptif pada badan usaha. Pada analisis ini dilihat bentuk badan usaha yang dipergunakan, berbagai akta, sertifikat dan izin yang diperlukan. Usaha dikatakan layak jika perusahaan mempunyai izin resmi dar instansi pemerintah baik berupa akta pendirian ataupun sertifikat yang berkaitan dengan izin berdirinya usaha.

5. Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan

Dalam penelitian ini, akan ditinjau kelayakan usaha perkebunan kopi arabika dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan lingkungan, yaitu mencakup kontribusi usaha perkebunan kopi arabika yang dilakukan oleh anggota Koperasi Syari’ah Padamukti terhadap masyarakat sekitar dalam hal penyerapan tenaga kerja dan penyediaan lapangan pekerjaan, kontribusi terhadap pembangunan dan pendapatan daerah, dan dampak dari adanya pengusahaan perkebunan kopi arabika terhadap lingkungan sekitar Desa Cipada Kecamatan Cikalong Wetan.

Analisis Finansial

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value yaitu selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis.. Jika NPV > 0, maka secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya. Jika NPV = 0, maka manfaat investasi sama dengan tingkat social opportunity cost of capital, secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. Jika NPV < 0, maka investasi tidak layak untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya/tidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. Berikut hubungan NPV dengan IRR (Nurmalina et al 2010) NPV = � 1+� � � �=0/1

� 1+� � � �=0/1

=

�− � 1+� � � �=0/1 Ket :

Bt = Manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

t = Tahun kegiatan bisnis i = Tingkat DR (%) n = Umur bisnis

2. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan usaha yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan %. IRR merupakan nilai discount rate yang membuat NPV dari suatu usaha sama dengan nol. Suatu usaha atau kegiatan investasi dinyatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat discount rate yang ditentukan maka usaha atau kegiatan investasi tidak layak untuk dijalankan (Nurmalina et al, 2010). Secara matematis IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

IRR =�1+ ���1

���1+���2� (�2− �1)

Ket :

�1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif �2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif ���1 = NPV positif

���2 = NPV negatif 3. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C)

Net B/C ratio merupakan perbandingan present value dari net benefit yang bernilai positif dengan present value dari net benefit yang bernilai negatif (Nurmalina et al., 2010). Net B/C ratio menunjukkan tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar 1 rupiah. Usaha layak untuk dilaksanakan jika nilai Net B/C ratio lebih dari 1. Secara matematis Net Benefit Cost Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

NET B/C = � − � 1+� � � �=1 � − � 1+� � � �=1 Ket :

Bt =Manfaat pada tahun t

Ct= Biaya pada tahun t

i = Discount rate (%) t = Tahun

n = Tahun

4. Payback Period (PP)

Menurut Nurmalina et al. (2010) Payback Period (PP) merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu usaha. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik usaha tersebut untuk dilaksanakan. Usaha layak untuk dilaksanakan jika payback period lebih kecil dari umur proyek. Secara matematis payback period dapat dirumuskan sebagai berikut:

Payback period = � � Ket :

I = besarnya biaya investasi yang diperlukan

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian dan dihitung setelah kondisi usaha dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Perubahan-perubahan yang terjadi seperti penurunan harga jual kopi arabika dan penurunan produksi. Penurunan harga kopi arabika terjadi mengingat fluktuatifnya harga kopi di pasar internasional. Penurunan produksi kopi arabika juga yang mungkin akan terjadi apabila pemeliharaan kopi arabika kurang intensif.

Asumsi Dasar

1. Periode usaha perkebunan kopi arabika yang digunakan adalah selama 15 tahun. Periode ini ditetapkan berdasarkan umur ekonomis dari pohon kopi arabika varietas Lini S 795 dan merupakan invetasi yang memiliki umur ekonomis paling lama.

2. Seluruh modal yang digunakan dalam usaha perkebunan kopi arabika ini merupakan modal sendiri milik petani anggota koperasi.

3. Skala usaha, jumlah produksi kopi gelondong segar, dan komponen lainnya yang digunakan dalam perhitungan aspek finansial ini merupakan nilai rata- rata dari komponen tiap skala usaha milik masing-masing responden yaitu petani anggota koperasi.

4. Dalam kurun waktu 15 tahun, rata-rata pertumbuhan produksi biji kopi petani anggota koperasi diasumsikan sebesar 15% per tahun dengan puncak produksi pada tahun ke-11, selanjutnya produksi mengalami penurunan.14 5. Pola penanaman yang digunakan dalam perhitungan adalah pola penanaman

jarak 2 x 2.5 m.

6. Harga seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini diasumsikan konstan hingga akhir umur usaha yang berlaku pada Desember 2013.

7. Pembagian hasil pemberdayaan lahan melalui Perjanjian kerjasama dengan Perhutani sebesar 17% ditetapkan sebagai sewa lahan petani.

8. Tingkat Diskonto (DR) yang digunakan sebesar 5.65% berdasarkan tingkat suku bunga deposito rata-rata Bank Mandiri dan Bank Jabar tahun 201315. 9. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional.

Biaya investasi dan operasional dikeluarkan pada tahun ke nol dan biaya reinvestasi yang dikeluarkan untuk peralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan variabel. 10. Nilai sisa dihitung berdasarkan perhitungan metode penyusutan garis lurus

dimana harga beli dibagi umur ekonomis.

11. Pajak Pendapatan yang digunakan sesuai sebesar 25% sesuai dengan Undang- Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Pasal 17 ayat 2 a, yang merupakan perubahan ke-4 atas Undang-Undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan.

14

Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar [Diunduh Januari 2014] 15

Dokumen terkait