KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di CV. Pusaka Bali Persada yang beralamatkan di Jalan Raya Singaraja – Seririt, Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Bali. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa CV. Pusaka Bali Persada merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kopi bubuk di Pulau Bali dan membutuhkan persediaan bahan baku yang cukup banyak. Selain itu, di CV. Pusaka Bali Persada memiliki permasalahan dalam memanajemen persediaan bahan baku yaitu tidak dilakukannya perhitungan persediaan sehingga pembelian bahan baku baru akan dilakukan apabila stock dalam gudang diperkirakan masih bisa digunakan untuk berproduksi dalam satu bulan dan sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan.
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2017.
4.2 Metode Penentuan Responden
Pada penelitian ini, penentuan responden menggunakan metode purposive atau sengaja dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian. Ditentukan 3 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini, yakni manajer produksi pada CV.
Pusaka Bali Persada yang mengetahui kebijakan dalam hal persediaan bahan baku biji kopi robusta, karyawan bagian produksi yang bertanggungjawab dalam kegiatan proses produksi dan karyawan yang bertanggungjawab dalam pengaturan dan pencatatan kebutuhan biji kopi robusta sehingga dapat memberikan informasi mengenai bagaimana kebijakan atau sistem manajemen persediaan yang dilakukan di CV. Pusaka Bali Persada.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi umum lokasi penelitian dan informasi yang terkait dengan manajemen persediaan biji kopi robusta. Jenis data yang dikumpulkan terbagi menjadi dua, yaitu data primer yang merupakan metode pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, dan data sekunder yang merupakan metode pengumpulan data melalui berbagai literatur. Penjelasan secara rinci mengenai metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari lokasi penelitian secara langsung pada saat penelitian yaitu dari CV. Pusaka Bali Persada. Terdapat dua metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer, yaitu melalui observasi dan wawancara.
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lokasi penelitian dalam waktu kurang lebih satu minggu pertama penelitian (setiap hari).
Observasi yang dilakukan yaitu mengamati kegiatan produksi kopi bubuk, mulai dari persiapan bahan baku di gudang penyimpanan hingga menjadi kopi bubuk yang sudah dikemas.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada 3 responden yang telah dipilih. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data – data yang dibutuhkan seperti kebijakan atau metode terkait manajemen persediaan bahan baku yang diterapkan oleh CV. Pusaka Bali Persada, dan biaya pemesanan (biaya transportasi, biaya telepon, dan biaya tenaga kerja) serta biaya penyimpanan (biaya sewa gudang, biaya listrik, biaya modal, dan biaya penyusutan peralatan).
Tipe wawancara yang dilakukan adalah tipe wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner. Namun kuisioner hanya digunakan sebagai acuan peneliti dalam mengajukan pertanyaan dan tidak diberikan langsung kepada responden. Pertanyaan diajukan sebagai upaya pengembangan informasi dari data yang diperoleh dari perusahaan.
c. Dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat dan mempelajari data terkait yang diperoleh langsung dari perusahaan yaitu profil perusahaan, jumlah pemesanan kopi, jumlah kopi yang digunakan untuk proses produksi.
2. Metode Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang digunakan sebagai pelengkap dari data primer. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur atau kajian pustaka. Kajian pustaka dilakukan dengan cara membaca dan mencatat informasi yang diperoleh dari buku – buku dan jurnal.
Informasi yang diperoleh dari buku yaitu mengenai metode yang digunakan peneliti dan informasi terkait dengan manajemen persediaan bahan baku. Selain itu memperoleh data berupa perhitungan manajemen persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan syarat – syarat penerapannya.
4.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian, akan dianalisis dengan metode yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan kuantitatif.
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab tujuan penelitian yang pertama yakni mengenai sistem pengendalian persediaan yang diterapkan oleh perusahaan (CV. Pusaka Bali Persada).
b. Analisis Kuantitatif
Analisis secara kuantitatif digunakan untuk mempermudah dalam menyimpulkan berbagai tujuan penelitian dengan tingkat kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode analisis kuantitatif yang digunakan menjawab tujuan penelitian kedua dan ketiga. Tujuan kedua dalam penelitian ini yaitu menganalisis perbedaan biaya total persediaan biji kopi antara sistem pengendalian persediaan yang diterapkan di CV. Pusaka Bali Persada dengan pengendalian persediaan menggunakan metode EOQ. Kemudian dilakukan analisis terhadap tujuan penelitian ketiga yaitu menganalisis pengaman, titik pemesanan kembali, serta persediaan maksimum dan minimum pada CV. Pusaka Bali Persada.
4.4.1 Metode EOQ (Economic Order Quantity)
Hal yang pertama dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan analisis terhadap variabel biaya yang nantinya akan mempengaruhi biaya total persediaan. Analisis ini didasarkan pada kegiatan pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan. Biaya total persediaan terdiri dari biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Biaya total persediaan tahunan dianalisis dengan mengidentifikasi biaya pemesanan tahunan dan biaya penyimpanan tahunan. Metode EOQ digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan optimal, biaya penyimpanan tahunan, dan biaya pemesanan tahunan (Zulkikarijah, 2005). Metode EOQ dapat
juga dilakukan analisis frekuensi pemesanan per tahun berdasarkan jumlah permintaan per tahun dan jumlah pemesanan optimal produk (Zulkikarijah, 2005).
Selanjutnya analisis perbandingan antara sistem persediaan dengan metode yang diterapkan oleh perusahaan dan metode EOQ dengan melihat biaya persediaan total yang muncul. Biaya persediaan total per tahun dihitung berdasarkan kuantitas produk pada saat melakukan pemesanan yang menimbulkan biaya total pemesanan dan kuantitas produk yang terdapat digudang yang menimbulkan biaya total penyimpanan (Zulkikarijah, 2005).
Analisis perbandingan dilakukan untuk melihat metode mana yang dapat menghasilkan penghematan pada biaya total persediaan. Selisih biaya antara total biaya persediaan dengan metode perusahaan dibandingkan dengan total biaya persediaan menggunakan metode EOQ merupakan jumlah penghematan yang dapat dilakukan perusahaan.
4.4.2 Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Persediaan pengaman (Safety Stock) adalah sejumlah persediaan bahan baku cadangan yang digunakan apabila terjadi kekurangan bahan baku ataupun terjadi keterlambatan datangnya bahan baku yang telah dipesan. Persediaan pengaman ini diadakan karena adanya waktu tenggang.
Persediaan pengaman ini merupakan sejumlah bahan baku yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan baku (stock out) karena keterlambatan waktu penerimaan bahan baku. Dengan adanya persediaan pengaman maka proses produksi dalam perusahaan akan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan kehabisan bahan baku walaupun bahan baku dibeli perusahaan tersebut terlambat dari waktu yang diperhitungkan.
4.4.3 Penentuan Tingkat Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Dalam menentukan berapa jumlah persediaan yang akan dibeli, yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah kapan melakukan pemesanan. Keputusan akan memesan biasanya diungkapkan dalam konteks titik pemesanan ulang/kembali, tingkat persediaan dimana harus dilakukan pemesanan. Waktu antara saat melakukan pemesanan dan penerimaan pemesanan ini disebut lead time, sehingga keputusan untuk melakukan pemesanan kembali persediaan ini disebut dengan reorder point atau titik pemesanan kembali.
Perusahaan menetapkan persediaan pengaman (safety stock) pada produknya dalam melakukan sistem persediaan dengan tujuan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan produk saat terjadi peningkatan permintaan (Zulkikarijah, 2005).
4.4.4 Persediaan Maksimal dan Persediaan Minimal
Penentuan besarnya persediaan minimal ini menyatakan besarnya persediaan minimal yang sebaiknya dimiliki perusahaan yaitu batas terendah persediaan yang harus ada diperusahaan sebelum persediaan itu habis dan melakukan pembelian kembali sejumlah bahan baku.
Sedangkan persediaan maksimal yang sebaiknya dimiliki perusahaan adalah jumlah dari pesanan standart ditambahkan dengan besarnya persediaan pengaman (safety stock). Persediaan maksimal dihitung dengan menambahkan safety stock dengan kuantitas pesanan.
HASIL DAN PEMBAHASAN