• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sejarah Perusahaan

1. Bersih 2. Aman

5.4 Pengolahan Biji Kopi Menjadi Kopi Bubuk Banyuatis

Proses produksi kopi bubuk di perusahaan CV. Pusaka Bali Persada memiliki beberapa tahapan-tahapan, diantaranya :

1. Sortasi Bahan Baku

Kegiatan sortasi bahan baku di perusahaan CV. Pusaka Bali Persada dilakukan dengan menggunakan alat pembersih yang memiliki dua tingkat penyaringan yang dapat menyaring debu. Selain penyaringan debu, pada proses pembersihan menggunakan alat ini juga dibersihkan dari kotoran atau sampah sisa plastik yang ada pada bahan baku, lalu setelah bersih bahan baku dimasukkan

kedalam karung kemudian ditimbang. Pada proses ini dilakukan oleh dua orang tenaga kerja laki-laki. Kegiatan sortasi selain menggunakan alat, juga dilakukan secara manual. Kegiatan secara manual ini dipilih biji kopi yang baik dan memisahkan dari biji kopi yang berkapang dan bentuk biji yang tidak utuh atau cacat. Pada proses ini dilakukan oleh dua orang tenaga kerja perempuan yang mana hasil dari proses manual ini akan dihasilkan produk kopi kualitas super (produk premium). Kegiatan sortasi secara manual ini bisa menghasilkan 20 kg biji kopi bersih per orang untuk setiap harinya.

2. Proses Sangrai (Roasting)

Pada proses roasting di perusahaan CV. Pusaka Bali Persada dilakukan pada tungku api yang di dalamnya terdapat wadah berupa lingkaran dan di dalam lingkaran tersebut terdapat sekat yang berguna agar biji kopi dapat berpindah tempat dengan rata dan kematangannya pun juga merata. Di bagian bawah terdapat ruang untuk meletakkan kayu bakar. Kayu bakar yang digunakan biasanya berasal dari kayu rambutan, kayu cengkeh, dan kayu asam.

Hal yang pertama harus dipersiapkan yaitu persiapan bahan baku, menyalakan tungku api, menyalakan mesin penggerak. Kemudian masuk pada proses penuangan bahan baku sebanyak 24 kwintal dengan menggunakan alat yang mana alat tersebut seperti lift yang kemudian masuk ke wadah roasting, lalu proses roasting selama ± 80 menit dan memastikan nyala api tetap stabil. Pada awal proses roasting, api harus besar agar kopi dapat mengembang. Di pertengahan proses roasting, api harus stabil dan di akhir proses roasting, api harus di kecilkan 5-10 menit sebelum kopi matang. Kemudian masuk ke proses pendinginan kopi yang sudah matang selama ± 20 menit. Pendinginan bertujuan untuk mengurangi tingkat kematangan kopi dan pembersihan kulit ari. Selain itu, juga untuk mengetahui berapa hasil penyusutan dari proses roasting.

Rata-rata penyusutan yang dihasilkan yaitu sebanyak 25%, yang berarti biji kopi yang di roasting mengalami penyusutan 25% dan dari 24 kwintal menyusut menjadi 18 kwintal. Tidak lupa juga untuk mengecek kematangan kopi dengan mencatat waktu atau lama proses dibutuhka. Lalu kopi yang sudah dingin dimasukkan kedalam wadah dan dilakukan penimbangan kopi seberat 5,5 kg.

Setelah proses penimbangan selesai, kopi yang sudah matang disitribusikan ke

ruangan penyimpanan untuk didinginkan selama satu hari. Setelah didinginkan kopi yang sudah matang siap untuk digiling menjadi kopi bubuk.

3. Penggilingan Kopi (Grinding)

Pada kegiatan penggilingan Kopi Banyuatis dilakukan dengan 3 mesin penggiling, yang mana 2 mesin merupakan mesin aktif dan 1 mesin cadangan.

Setiap mesin yang digunakan dikontrol oleh satu operator. Proses penggilingan kopi ini dilakukan dengan cara memasukkan biji kopi yang sudah matang kedalam mesin penggiling sebanyak ±200 kaleng dalam satu hari. Lama proses penggilingan untuk satu kaleng (5,5 kg) biji kopi ± 3 menit. Setiap biji kopi yang masuk dan keluar dari mesin harus dicatat. Setelah selesai dilakukan proses penggilingan, hasil setiap kaleng yang telah menjadi bubuk dimasukkan kedalam ruang penyimpanan untuk ditimbang. Satu kaleng ditimbang seberat 7,92 kg yang mana berat bersih kopi bubuk yaitu 7 kg sedangkan berat kaleng yaitu 0,92 kg. Setelah ditimbang lalu di simpan dan didinginkan untuk dikemas dihari berikutnya.

4. Pengemasan Kopi Bubuk (Packaging)

Kegiatan pengemasan pada kopi bubuk Banyuatis memiliki beragam jenis.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengemasan produk yaitu kerapian produk, kebersihan produk, warna kemasan dan warna design. Kapasitas produksi maksimal kopi bubuk produk reguler yaitu sekitar 1800 kg per harinya, sedangkan kapasitas produksi maksimal kopi bubuk produk premium yaitu sekitar 2000 kg per bulan.

Kegiatan pengemasan untuk setiap harinya memiliki jumlah dan jenis yang berbeda. Kegiatan packaging untuk kemasan produk reguler memiliki beragam ukuran, diantaranya ukuran 50 gram, 100 gram, 200 gram, 250 gram, dan 500 gram.

Ukuran 50 gram, 100 gram dan 250 gram menggunakan mesin pengemas (Automatic Powder Packer) yang dikontrol oleh operator mesin. Kemasan Kopi Bubuk Banyuatis 50 gram ditumpuk dan dilipat sampai 10 pcs, untuk kemasan Kopi Bubuk Banyuatis 100 gram ini ditumpuk sampai 10 pcs sedangkan untuk kemasan 250 gram ditumpuk sampai 5 pcs, kemudian setiap tumpukan di press dengan menggunakan kedua tangan untuk menghilangkan udara yang terdapat di dalam kemasan sekaligus pengecekan pada kemasan yang cacat atau berlubang. Lalu

produk ini dimasukkan ke dalam kardus yang mana setiap satu kardus berisi 10 kg produk reguler kopi Banyuatis dan disimpan ke dalam gudang penyimpanan.

Kemasan produk reguler ukuran 200 gram dan 500 gram menggunakan cara manual dengan ditimbang terlebih dahulu, lalu ditutup dengan mesin Continuous Sealer dan ditusuk menggunakan jarum untuk menghilangkan udara yang terdapat di dalam kemasan. Lalu produk ini dimasukkan ke dalam kardus dimana setiap satu kardus berisi 10 kg produk reguler Kopi Banyuatis dan disimpan ke dalam gudang penyimpanan. Pada pengemasan produk premium ukuran 200 gram dilakukan dengan memasukkan kopi bubuk yang sudah dikemaskedalam kantong plastik lalu dimasukkan ke dalam kemasan kertas yang sudahberlabel atau berlogokan Kopi Bubuk Banyuatislalu dimasukkan kedalam kardus yang mana setiap satu kardus berisi 40 pcs.

Pada pengemasan produk premium 2in1 Original Coffee ukuran 23 Gram merupakan campuran kopi dan gula untuk sekali seduh. Produk ini diawali dengan memasukkan kopi 2in1 yang sudah dikemas ke dalam kantong plastik lalu dimasukkan ke dalam kemasan kertas yang sudah berlabel atau berlogokan Kopi Bubuk Banyuatis lalu dimasukkan kedalam kardus yang mana setiap satu kardus berisi 150 pcs. Pada pengemasan produk Kecak Extra Coffee ukuran 200 gram, 80 gram, dan 40 gram serta produk Legong Original Coffee ukuran 200 gram, 100 gram, dan 50 gram dilakukan dengan memasukkan kopi bubuk yang sudah dikemas ke dalam kantong plastik lalu dimasukkan ke dalam kemasan kertas yang sudah berlabel atau berlogokan Banyuatis lalu dimasukkan kedalam kardus dimana setiap satu kardus berisi 8 kg.

Pengemasan produk kopi jenis Bean dilakukan dengan menimbang biji kopi yang sudah matang, baik itu jenis Arabika maupun Robusta seberat 250 gram lalu dimasukkan ke dalam kemasan plastik yang sudah berlabel Banyuatis. Setelah dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu di press menggunakan alat Continuous Sealer. Pengemasan kopi jenis Robusta Tubruk ukuran 100 gram, Kopi Mix Robusta dan Arabika ukuran 100 gram dan 200 gram, Kopi Lanang 50 Gram, Kopi Arabika Organik 50 gram dan Kopi Luwak 50 gram yang dilakukan dengan memasukkan tiap jenis produk kopi yang sudah dikemas dalam kantong plastik dengan ke dalam bag yang mana bagian luar bag ditempel dengan stiker yang

berlogokan Banyuatis. Pengemasan produk kualitas super yaitu Kopi Luwak 150 gram, Kopi Arabika Organik 150 gram, Kopi Lanang 150 gram, Kopi Robusta 200 gram dan Kopi Arabika 200 gram dilakukan dengan memasukkan tiap jenis produk kopi ke dalam bag yang bagian dalamnya berbahan foil dan bagian luar bag ditempel dengan stiker yang berlogokan Banyuatis. Pengemasan produk Kopi Mix Arabika Robusta ukuran 250 gram yang dikemas menggunakan box yang di vakum dengan menggunakan alat Vacuum Packaging.

5.5 Manajemen Persediaan Bahan Baku pada CV. Pusaka Bali Persada Manajemen persediaan yang dilakukan CV. Pusaka Bali Persada masih bersifat konvensional, dalam arti hanya berdasarkan perkiraan saja, masih belum ada teori khusus yang diterapkan. Dalam pengendalian persediaan dengan sistem konvensional, bahan baku disediakan dalam jumlah yang besar karena dianggap lebih efisien. CV. Pusaka Bali Persada juga menerapkan manajemen persediaan pada bahan baku kopi dengan tujuan meminimumkan biaya dan untuk memaksimumkan laba dalam waktu tertentu. Manajemen persediaan bahan baku juga bertujuan agar tingkat persediaan bahan baku cukup, tidak terlalu banyak tetapi tidak terlalu sedikit. Adanya manajemen persediaan bahan baku kopi membuat perusahaan tidak kehilangan kesempatan untuk memenuhi permintaan konsumen.

Upaya yang dilakukan CV. Pusaka Bali Persada untuk mewujudkan hal tersebut diantaranya yaitu pengadaan bahan baku, penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, pengeluaran bahan baku serta monitoring terhadap bahan baku tersebut. Pengadaan bahan baku kopi dilakukan jika jumlah persediaan sudah mencapai batas pemesanan kembali. Bagian gudang membuat daftar bahan baku kopi yang diperlukan, kemudian bagian pabrik membuat Surat Pembelian Bahan Baku yang akan diserahkan ke Staf Bagian Pembelian. Selanjutnya bagian pembelian akan mengecek permintaan. Jika telah sesuai maka akan dilakukan penjadwalan penerimaan bahan baku kopi.

Penerimaan bahan baku kopi dilakukan setelah jadwal kedatangan bahan baku telah disepakati bersama supplier. Bahan baku yang telah sampai di perusahaan langsung dilakukan pengecekan Surat Pengiriman Barang dan pengecekan kondisi fisik pada bahan baku kopi tersebut. Setelah dilakukannya pengecekan, kemudian dilakukan penimbangan bahan baku dan mengisi Form

Penerimaan Barang untuk mendata bahan baku kopi yang masuk ke gudang.

Setelah semua bahan baku masuk, selanjutnya dibuat Laporan Penerimaan Bahan Baku. Penyimpanan bahan baku menggunakan karung goni. Bahan baku kopi yang disimpan digudang dikelompokkan berdasarkan tanggal penerimaan serta jenis bahan baku kopi tersebut. Penyimpanan bahan baku kopi menggunakan alas (palet) yang disusun saling mengikat. Selanjutnya daftar stok bahan baku yang tertera di pintu bagian depan gudang diperbaharui sesuai dengan jumlah yang ada di gudang.

Pengeluaran bahan baku dari gudang harus menyiapkan Form Pengeluaran Bahan Baku, alat bantu kerja, penimbangan bahan baku dan membuat Laporan Pengeluaran Bahan Baku. Monitoring bahan baku dilakukan dengan tujuan untuk dapat melakukan kontrol dan evaluasi. Mengontrol pemasukan dan pengeluaran biji kopi pada gudang dilakukan agar tidak terjadi pembengkakan biaya. Berikut upaya yang dilakukan CV. Pusaka Bali Persada dalam memanajemen persediaan bahan baku:

5.5.1 Pengadaan Bahan Baku

Proses perencanaan dan pengadaan bahan baku kopi dilakukan oleh bagian pabrik yang akan diajukan pembeliannya di bagian pembelian kantor. Analisis dilakukan berdasarkan waktu, dosis dan jenis kopi yang akan dipesan. Ketiga faktor tersebut disesuaikan dengan proses produksi di pabrik. Perusahaan CV. Pusaka Bali Persada dalam proses produksi kopi bubuk bali mayoritas menggunakan biji kopi jenis Robusta. Sedangkan untuk biji kopi Arabika, perusahaan hanya menggunakan untuk produk kopi jenis premium. Hal ini dikarenakan harga biji kopi Arabika yang lebih mahal dibandingkan dengan biji kopi Robusta. Perusahaan CV. Pusaka Bali Persada bekerjasama dengan Pak Edi sebagai supplier perusahaan.

Untuk tetap menjaga ketersediaan bahan baku yang ada di gudang, perusahaan telah menetapkan stok minimal yang harus ada di gudang. Stok minimal yang harus ada di gudang yaitu 10 kwintal untuk jenis kopi Arabika GB, 40 kwintal untuk jenis kopi Arabika SP, 1.500 kwintal untuk jenis kopi Robusta GB, 50 kwintal untuk jenis kopi Robusta SP. Dengan adanya stok minimal ini, perusahaan telah mengamankan satu bulan stok biji kopi. Ketika sudah mencapai batas minimial, perusahaan akan melakukan pemesanan bahan baku kopi. Perusahaan

tidak lagi melakukan stok penuh di gudang, karena akan memakan banyak biaya penyimpanan.

5.5.2 Penerimaan Bahan Baku

Pada saat penerimaan bahan baku dilakukan pengecekan berat biji kopi pada beberapa karung yang dilakukan secara acak. Hal ini untuk menghindari adanya kecurangan. Bahan baku yang didatangkan oleh supplier menggunakan truk akan langsung dimasukkan dan disimpan ke dalam gudang bahan baku. Ketika bahan baku yang diterima sudah disimpan dalam gudang, maka dilakukan kembali pencatatan jumlah bahan baku total yang ada dalam gudang. Penerimaan bahan baku di perusahaan CV. Pusaka Bali Persada menerima bahan baku kopi sebanyak 2 truk dengan jumlah total 306 kwintal yang mana setiap truk masing-masing memuat 153 kwintal dengan jumlah karung sebanyak 170 karung dan setiap karung memiliki berat 90 kg.

Supplier bahan baku kopi bernama Pak Edi yang merupakan supplier utama bahan baku kopi di CV. Pusaka Bali Persada. Dalam melakukan pembelian bahan baku kopi dengan umur kopi minimal 1 tahun dari panen atau telah disimpan selama satu tahun karena semakin lama biji kopi disimpan akan semakin baik kualitas yang dimiliki oleh kopi tersebut.

Standar bahan baku yang ditetapkan di perusahaan CV. Pusaka Bali Persada adalah bahan baku yang memiliki grade 6 yaitu dengan perbandingan 5:1 antara bahan baku yang baik dengan bahan baku yang kurang baik dari 100 gram biji kopi.

Kriteria biji kopi yang kurang baik yaitu 50% dari satu biji tersebut terdapat cacat atau tidak utuh. Biji kopi yang kurang baik akan terlihat setelah 5-6 bulan setelah panen. Apabila biji kopi tersebut dipetik muda, maka biji kopi tersebut akan keriput.

Dan apabila biji kopi itu dipetik tua maka biji akan terlihat mengkilat. Perbedaan biji kopi Arabika dan Robusta jika dilihat dari segi fisik yaitu biji kopi Arabika terlihat lebih pipih sedangkan biji kopi Robusta terlihat lebih bulat. Untuk kandungan kadar air biji kopi yang ditetapkan perusahaan CV. Pusaka Bali Persada yaitu maksimal 13% yang berarti dari 100 kg biji kopi terdapat 13 kg air.

5.5.3 Penyimpanan Bahan Baku

Penyimpanan biji kopi yang dilakukan di gudang bahan baku memiliki kapasitas maksimum sebanyak 2500 kwintal yang didominansi oleh bahan baku kopi jenis Robusta, yaitu biji kopi Robusta sebanyak 2400 kwintal sedangkan biji kopi Arabika sebanyak 100 kwintal. Penyimpanan bahan baku yang dilakukan pada CV. Pusaka Bali Persada dilakukan dengan menggunakan karung goni karena dipercaya mempunyai daya serap kadar air lebih bagus dan sirkulasi udara lebih bagus juga. Penyimpanan bahan baku kopi juga memakai bantalan (alas) agar tidak menyentuh lantai dan juga tembok secara langsung. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kelembaban pada bahan baku kopi yang tersimpan di gudang. Adapun prosedur penyimpanan bahan baku yaitu :

a. Bahan baku disimpan dengan menggunakan karung goni

b. Pengelompokkan bahan baku berdasarkan tanggal penerimaan dan jenisnya c. Alas penyimpanan menggunakan palet

d. Penyusunan bahan baku saling mengikat dan batas tumpukan maksimum yaitu 10 tumpukan

e. Memperbarui daftar stok bahan baku 5.5.4 Pengeluaran Bahan Baku

Pada gudang bahan baku didominasi oleh bahan baku kopi jenis Robusta, sedangkan jenis lainnya tetap tersedia pada gudang tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Penempatan bahan baku di gudang disesuaikan dengan jenisnya.

Pengecekan bahan baku dilakukan dengan melihat jumlah produksi yang telah dilakukan kemudian melihat isi gudang bahan baku dan mengecek pada data bahan baku yang keluar gudang. Metode First In First Out (FIFO) telah ditetapkan sebagai sistem produksi, itu artinya biji kopi yang datang lebih dulu yang harus dikeluarkan terlebih dahulu pula. Pada kegiataan pengeluaran bahan baku dari gudang dilakukan dengan menyesuaikan jumlah dan jenis kopi yang akan diproduksi perusahaan.

Dokumen terkait