• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan penelitian dilakukan di kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), TNBBS (Gambar 1). Survei pendahuluan telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2008, sedangkan pengumpulan data dilaksanakan selama dua bulan pada bulan Agustus sampai September 2009. Plot-plot pengamatan ditempatkan di habitat danau, pantai, muara, landasan pacu (airstrip) serta terumbu karang (khusus untuk terumbu karang pengamatan hanya dilakukan selama air laut sedang surut).

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di Kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC).

Pengamatan pada habitat danau dilaksanakan di Danau Menjukut dan Danau Sei Leman. Pengamatan dilaksanakan di Danau Menjukut karena danau ini merupakan salah satu danau yang terdapat di TWNC dan memiliki berbagai karakteristik yang khas. Danau Menjukut memiliki panorama yang indah karena

berhadapan langsung dengan laut lepas, selain itu di bagian tengah danau ini terdapat pulau-pulau kecil diantaranya Pulau Kirin. Danau ini juga berasosiasi dengan hutan pantai dan hutan dataran rendah sehingga diduga di kawasan ini terdapat berbagai jenis satwaliar terutama burung.

Danau Sei Leman dipilih untuk menjadi lokasi pengamatan karena danau ini memiliki asosiasi dengan berbagai vegetasi seperti adanya Pulau Endapat yang didominasi oleh tegakan Nipah dan menjadi habitat berbagai macam burung air. Selain itu di danau ini juga bermuara sungai, terdapat rawa dan asosiasi danau dengan hutan pantai dan hutan dataran rendah.

Pengamatan di pantai dilaksanakan di Pantai Menjukut, Pantai Sei Leman dan Saung Bajau. Ketiga pantai ini memiliki keunikan masing-masing, untuk Pantai Menjukut keunikannya tidak jauh berbeda dengan Danau Menjukut karena lokasinya berdekatan, begitu pun dengan Pantai Sei Leman, keunikan dan kekhasan hampir sama dengan Danau Sei Leman. Adapun untuk Saung Bajau keunikan pantai ini adalah adanya objek yang menarik untuk dikunjungi yaitu pemandangan kapal karam dan mercusuar. Selain itu pada sore hari saat air laut surut terlihat terumbu karang yang terhampar luas dan sangat indah serta menjadi habitat beberapa burung air untuk mencari makan.

Pengamatan di muara dilaksanakan di tiga muara yaitu Blambangan, Way Tinggal dan Belimbing. Ketiga muara ini diduga menjadi habitat berbagai burung air karena merupakan daerah tempat pertemuan air tawar dan air laut yang masih dipengaruhi oleh pasang surut sehingga kawasan muara ini kaya akan ikan dan organisme lain yang menjadi pakan burung-burung air.

3.2 Alat

Peralatan yang digunakan adalah peta kerja (skala 1:100.000), binokuler, teleskop, kamera digital, kompas, GPS, buku panduan lapang: Pengenalan jenis burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan oleh MacKinnon et al. (1998). 3.3 Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan meliputi jenis burung, jumlah individu, penyebaran secara spasial dan temporal, aktivitas burung dan penggunaan habitat, kondisi habitat secara umum, baik fisik maupun vegetasinya.

3.4 Metode Pengumpulan data 3.4.1 Burung

Untuk mengetahui kekayaan jenis burung dilakukan metode jelajah, yaitu dengan langsung mendatangi lokasi-lokasi yang dianggap potensial terutama di habitat perairan. Setiap burung yang ditemukan dicatat secara langsung mengenai jenis, jumlah, waktu penemuan, aktivitas dan lokasinya. Metode Look and See (Bibby et al. 2000) digunakan dalam penelitian ini untuk mempersempit pilihan penelitian suatu jenis. Pelaksanaan metode Look and See ini didahului dengan cara mewawancarai petugas lapang serta masyarakat sekitar Tambling mengenai jenis-jenis burung yang pernah ditemukan di suatu tempat, setelah itu dilakukan pengamatan lapangan ke kawasan yang diduga menjadi habitat dari jenis burung yang diinformasikan oleh petugas lapang dan masyarakat sekitar.

Untuk pengamatan di habitat danau Menjukut dilakukan dengan menjelajahi pinggiran danau, selain itu dilakukan pengamatan dengan bersembunyi di suatu tempat yang tertutup dan tidak terlihat oleh burung. Untuk di habitat hutan pantai dilakukan dengan menyusuri pantai dan mencatat setiap jenis yang ditemukan.

Pengamatan di Danau Sei Leman dilakukan dengan beberapa cara yaitu penjelajahan ke dalam danau dengan menggunakan speed boat, penjelajahan dengan cara menyusuri tepian danau, dan dengan cara bersembunyi di tempat yang memungkinkan sehingga keberadaan pengamat tidak terlihat oleh burung. Untuk pengamatan di muara dilakukan dengan mengamati burung pada tempat yang tersembunyi di sekitar muara.

Untuk mengetahui kelimpahan (jumlah individu) digunakan metode concentration count. Metode ini digunakan hanya di lokasi dan waktu tertentu. Umumnya pada pagi dan sore hari beberapa jenis-jenis tertentu berkumpul sehingga memudahkan dalam penghitungan. Kegiatan ini dilakukan dengan menghitung langsung jumlah burung dari tiap jenis yang terlihat dalam suatu habitat tertentu yang biasanya digunakan oleh burung-burung tertentu untuk berkumpul seperti di danau, pantai, muara, dan terumbu karang.

Untuk mengetahui sebaran temporal (harian), pengambilan data dilaksanakan dengan menjelajah serta mencatat waktu perjumpaan. Selain itu

lokasi diplotkan dengan GPS tetapi hanya lokasi secara umum, tidak spesifik untuk tiap penemuan jenis burung. Pada saat pengamatan, pengambilan data ini dilakukan dengan mencatat jenis burung yang ditemukan beserta waktu penemuannya. Dengan cara ini dapat diketahui waktu perjumpaan burung setiap harinya sehingga dapat diketahui waktu perjumpaan jenis maksimal dan minimal pada setiap harinya.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai aktivitas burung di habitat perairan, maka aktivitas burung air yang teramati langsung dicatat, termasuk waktu pengamatan serta lokasi pemanfataan habitat oleh burung air tersebut (substrat dan ketinggian).

3.4.2 Habitat

Data habitat yang dikumpulkan berupa penutupan lahan, struktur vegetasi, serta tipe-tipe habitat yang potensial untuk dijadikan kawasan kegiatan birdwatching. Untuk penutupan lahan dilihat dari peta yang ada di TWNC serta melihat peta terbaru dari Biotrop, sedangkan untuk struktur vegetasi dan tipe habitat yang potensial untuk birdwatching dilakukan dengan mendata langsung vegetasi di lapangan serta mendata di habitat mana dapat dijumpai jenis-jenis burung dengan mudah. Selain itu dicatat juga kondisi permukaan air (dalam keadaan pasang atau surut) pada saat pengamatan, kondisi pasang surut ditentukan dengan terlihat atau tidaknya terumbu karang di sekitar pantai Belimbing.

3.5 Analisis Data

3.5.1 Kekayaan Jenis Burung

Daftar jumlah jenis untuk masing-masing habitat yang diamati disajikan dalam bentuk tabel. Selain itu, disajikan pula data perbandingan dari masing-masing habitat.

3.5.2 Kelimpahan

Kelimpahan diketahui dengan menghitung langsung jumlah individu dari suatu jenis pada masing-masing lokasi. Kelimpahan dihitung per lokasi dan

3.5.3 Jumlah Individu

Analisis data disajikan dalam bentuk tabel yang menunjukkan jenis dan jumlah individu dalam lokasi tertentu. Data disajikan dalam angka jumlah individu rata-rata per hari, jumlah individu paling sedikit dan jumlah individu paling banyak.

3.5.4 Penyebaran Burung di Habitat Perairan

Hasil penyebaran burung disajikan secara deskriptif, yang meliputi penyebaran baik menurut lokasi maupun menurut waktu. Pada saat pengamatan setiap jenis yang dijumpai dicatat secara lengkap mengenai lokasi serta substratnya walaupun tidak dipetakan dengan alat GPS tetapi dicatat lokasi perjumpaan setiap jenis burung yang ditemukan (danau, muara, pantai, pinggiran danau dan lain-lain) sehingga akan memudahkan apabila akan dilakukan pendataan ulang. Data mengenai sebaran temporal disajikan dalam bentuk histogram, sedangkan data mengenai sebaran spasial ditampilkan dalam bentuk peta.

Dokumen terkait