• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah non-eksperimental, karena peneliti tidak memberikan intervensi terhadap subyek penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif evaluatif dengan menggunakan data retrospektif, yaitu berdasarkan data yang sudah ada. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan Cross sectional yaitu pengukuran dan pengamatan datanya dilakukan satu kali dalam suatu waktu yang bersamaan. Data yang disajikan bersifat apa adanya tanpa manipulasi dan tanpa intervensi mengenai kondisi data tersebut, sehingga tidak memerlukan adanya hipotesis (Nursalam, 2008; Sastroasmoro & Ismael, 2002).

Penelitian ini dilakukan dengan menelusuri profil peresepan antibiotika yang diberikan terhadap pasien pediatrik rawat inap di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta pada periode Juli tahun 2013 melalui rekam medis pasien. Selanjutnya dilakukan analisa kualitatif peresepan antibiotika yang dikaji berdasarkan literatur dengan menggunakan metode Gyssens.

B. Variabel Penelitian 1. Profil penyakit infeksi yang diderita pasien

2. Profil peresepan antibiotika 3. Rasionalitas peresepan antibiotika

C. Definisi Operasional

1. Profil penyakit infeksi yang diderita pasien dalam penelitian ini adalah jenis-jenis penyakit infeksi yang ditetapkan menurut diagnosa utama dan diagnosa penyerta pasien, misalnya: infeksi saluran kemih, bronkitis, dan demam tifoid. 2. Profil peresepan antibiotika pada penelitian ini meliputi golongan, jenis, cara

pemberian, dan durasi pemakaian

a) Golongan antibiotika adalah semua golongan antibiotika yang diberikan pada pasien pediatrik yang menjalani perawatan di rawat inap di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta pada periode Juli tahun 2013, misalnya sefalosporin, penisilin, dan lain lain.

b) Jenis antibiotika adalah semua jenis antibiotika yang diberikan pada pasien pediatrik yang menjalani perawatan di rawat inap di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta pada periode Juli tahun 2013, misalnya amoksisilin, ampisilin, sefotaksim, dan lain lain.

c) Cara pemberian adalah cara yang digunakan dalam memasukkan antibiotika ke dalam tubuh, misalnya oral, intravena, dan lain-lain.

d) Durasi pemakaian adalah lama waktu (hari) pemakaian antibiotika kepada pasien.

3. Rasionalitas peresepan antibiotika dalam penelitian ini adalah rasionalitas peresepan antibiotika yang dievaluasi secara kualitatif menggunakan kriteria Gyssens (Gyssens & Meers, 2001). Evaluasi dilakukan dengan menggunakan literatur sebagai sebagai referensi. Literatur yang digunakan yaitu Sukandar,

dkk., (2009), Lacy, Amstrong, Goldman, Lance, (2011), Kemenkes (2011), berbagai buku farmakoterapi seperti Setiabudy (2012), Wells, Dipiro, Schwinghammer, Dipiro (2009), Tan & Rahardja (2007), dan berbagai jurnal terkait.

D. Subyek dan Bahan Penelitian

1. Subyek penelitian adalah seluruh pasien pediatrik yang menjalani perawatan di rawat inap di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta pada periode Juli tahun 2013.

2. Bahan penelitian adalah seluruh rekam medis pasien pediatrik yang menjalani perawatan di rawat inap di bangsal bangsal anak rumah sakit Panti Nugroho Yogyakarta pada periode Juli tahun 2013.

3. Rekam medis adalah semua berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien.

4. Kriteria inklusi :

a) Rekam medis pasien pediatrik rawat inap di bangsal anak rumah sakit Panti Nugroho Yogyakarta pada periode Juli tahun 2013.

b) Rekam medis yang jelas terbaca. 5. Kriteria eksklusi :

a) Data rekam medis tidak jelas terbaca oleh lebih dari satu orang.

b) Rekam medis pasien tidak lengkap seperti tidak tercantumnya berat badan pasien, lama pengobatan, dan diagnosa penyakit pasien.

c) Pasien yang mendapatkan antibiotika pulang paksa atau meninggal dunia sebelum program pemberian antibiotika pasien tersebut selesai.

d) Pasien melanjutkan pengobatan di tempat lain.

E. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Panti Nugroho Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan pada September sampai Oktober tahun 2013.

F. Alat / Instrumen Penelitian

Alat atau instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Formulir untuk mengambil data

Dalam penelitian ini digunakan formulir yang memuat data rekam medis pasien. Formulir ini digunakan untuk pengambilan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya: identitas pasien, diagnosa pasien, nama antibiotika, indikasi, dosis pemberian, frekuensi pemberian, lama pemberian, cara pemberian, jenis penggunaan, data klinis, dan data laboratorium.

2. Diagram Gyssens.

Diagram Gyssen adalah suatu diagram alir yang memuat ketepatan penggunaan antibiotika seperti: ketepatan indikasi, pemilihan berdasarkan efektivitas, toksisitas, harga dan spectrum, lama pemberian, dosis, interval, cara, dan waktu pemberian (Gyssens & Meers, 2001).

3. Kategori Gyssens.

Skala nominal 0-VI yang digunakan untuk mengkategorikan rasionalitas peresepan suatu antibiotika berdasarkan metode Gyssens.

4. Literatur sebagai referensi evaluasi

Literatur yang digunakan yaitu Sukandar dkk. (2008), Lacy, Amstrong, Goldman, Lance, (2011), Kemenkes (2011), berbagai buku farmakoterapi seperti Setiabudy (2012), Dipiro & Schwinghammer (2009), Tan & Rahardja (2007), dan berbagai jurnal terkait.

G. Tata Cara Penelitian dan Analisis Data 1. Melakukan seleksi data

Memilih data yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.

2. Melakukan pengumpulan data

Mengumpulkan data mengenai terapi antibiotika yang diresepkan oleh dokter dari rekam medis dan pengobatan.

3. Analisis data

Analisis data dilakukan secara analisa deskriptif. Analisa deskriptif dilakukan dengan menguraikan data-data yang didapatkan dari rekam medis, untuk menggambarkan pola penyakit infeksi dan pola penggunaan antibiotika. Data yang diperoleh diperiksa kelengkapannya dan dipastikan tidak ada kekeliruan pemasukan data. Selanjutnya dilakukan evaluasi sesuai dengan alur Gyssens.

Hasil evaluasi dikategorikan sebagai berikut: Kategori 0 : penggunaan tepat /rasional Kategori I : timing tidak tepat

Kategori II : dosis dan cara pemberian kurang tepat Kategori III : lama pemberian kurang tepat

Kategori IV : pemilihan antibiotika kurang tepat karena adanya alternatif yang lebih efektif, lebih tidak toksik, lebih murah, atau lebih spesifik dengan spektrum lebih sempit

Kategori V : penggunaan antibiotika tanpa ada indikasi Kategori VI : rekam medis tidak lengkap untuk dievaluasi

H. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut.

1. Dengan metode pendekatan secara retrospektif, kelengkapan dan kesulitan dalam pembacaan rekam medis menjadi suatu kesulitan tersendiri.

2. Adanya beberapa data yang dapat mendukung hasil penelitian namun tidak dapat diakses atau tidak dapat perijinan dari pihak rumah sakit dalam penggunaannya. Data yang dimaksud yaitu data mengenai ada tidaknya alergi pasien terhadap suatu jenis obat dan Standar Pelayanan Medis (SPM) dari rumah sakit itu sendiri. Selain itu keterbatasan waktu dan kesempatan peneliti dalam melakukan wawancara mendalam dengan dokter maupun apoteker untuk mengetahui kondisi yang lebih mendalam dari pasien dalam proses pemberian terapi antibiotika menjadi kekurangan tersendiri dalam penelitian ini.

3. Metode yang digunakan untuk evaluasi yaitu metode Gyssens tidak selalu dapat diselaraskan dengan kondisi yang dialami pasien baik dari diagnosa awal sampai dengan outcome terapi pasien. Sangat sulit apabila hanya berpatokan dari teoritis metode ini berdasarkan buku-buku pegangan tanpa mengetahui kondisi sebenarnya yang dialami oleh pasien. Banyak kasus yang bertentangan dengan tiap-tiap alur dalam metode ini namun memberikan outcome terapi yang justru baik bagi pasien yang bersangkutan. Beberapa antibiotika yang sebenarnya bukan antibiotika yang disarankan sebagai terapi lini pertama atau kedua penyakit infeksi justru memberi hasil terapi yang baik dan bahkan pasien menjadi sembuh.

32 BAB IV