• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Raya No. 60, Desa Serua, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa PT Godongijo Asri merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai jenis

Gambar 6 Kerangka pemikiran operasional Indikasi sumber risiko produksi pada perusahaan: - Kondisi cuaca tidak menentu

- Serangan hama

- Serangan penyakit tanaman - Kualitas sekam

Dampak yang terjadi pada perusahaan:

- Kegagalan tanaman hias Walisongo

- Fluktuasi jumlah keberhasilan produksi Risiko produksi PT Godongijo Asri

Peluang Dampak

Peta risiko

Alternatif strategi pengelolaan risiko produksi pada PT

24

tanaman hias di wilayah Kota Depok. Selain itu pertimbangan lain dalam pemilihan lokasi penelitian ini adalah ketersediaan data dan kesedian pihak perusahaan untuk dijadikan tempat penelitian. PT Godongijo Asri merupakan perusahaan yang fokus bergerak dalam bidang tanaman hias sejak tahun berdirinya. Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang mengalami pertumbuhan dan pengembangan dalam usahanya. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian meliputi pengumpulan data untuk keperluan pengolahan data. Pengumpulan data pada PT Godongijo Asri berlangsung pada Bulan Februari 2015 sampai Maret 2015.

Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang merupakan keterangan dan jawaban dari pertanyaan dalam penelitian yang bukan berbentuk angka. Data kuantitatif adalah data yang merupakan fakta dan informasi tentang usaha tanaman hias di PT Godongijo Asri yang berupa angka dan telah disusun sebelumnya. Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengenai gambaran umum perusahaan, teknis pelaksanaan usaha perbanyakan tanaman hias di perusahaan, serta hal-hal lain yang terkait dalam penelitian. Data kuantitatif dalam penelitian ini terdiri dari data produksi tanaman hias Walisongo selama diproduksi PT Godongijo Asri, data penjualan tanaman hias, data investasi perusahaan, serta data biaya operasional.

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak perusahaan. Data sekunder diperoleh dari buku, artikel, skripsi serta data-data instansi terkait yang mendukung penelitian ini seperti Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, internet dan literatur yang relevan. Data-data tersebut berupa informasi seputar usaha PT Godongijo Asri dengan kegiatan produksi tanaman hias Walisongo yang dilakukan dan mendukung penelitian. Tabel 6 menunjukkan jenis dan sumber data penelitian.

Tabel 6 Jenis dan sumber data penelitian

Jenis data Sumber data Rincian data

Primer Pengamatan di lapangan dan wawancara dengan pihak manajemen PT Godongijo Asri.

Data produksi dan panen, kondisi fisik perusahaan, proses produksi tanaman hias Walisongo, permasalahan, penyebab dan kendala yang dihadapi perusahaan. Sekunder Buku, artikel, jurnal, skripsi,

Kementerian Pertanian, Pusat Data Informasi Kementerian Pertanian, Ditjen Hortikultura, Dinas Pertanian Jawa Barat.

PDB lapangan usaha, proyeksi peningkatan produktivitas sub sektor hortikultura di Indonesia, volume dan nilai ekspor impor komoditas hortikultura.

25 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Melakukan observasi atau pengamatan. Observasi ini dilakukan untuk melihat

dan mengamati tanaman hias Walisongo secara langsung terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penelitian seperti mencatat tanaman hias Walisongo yang gagal akibat sumber-sumber risiko kemudian diidentifikasi ciri-ciri tanaman yang gagal akibat sumber risiko dalam form pencatatan pengamatan. Observasi dilakukan langsung pada lokasi produksi dan perbanyakan tanaman hias Walisongo pada PT Godongijo Asri.

2. Melakukan wawancara untuk memperoleh keterangan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dari kondisi yang sebenarnya. Wawancara dilakukan pada pihak yang bertanggung jawab atas usaha dan merupakan pengambil keputusan pada usaha budidaya dan produksi tanaman hias Walisongo di PT Godongijo Asri. Wawancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dibuat oleh penulis yang berkaitan dengan penelitian risiko.

3. Studi literatur dan kepustakaan untuk dapat menganalisis secara teoritis terhadap masalah yang berhubungan dengan penulisan. Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai skripsi, buku, jurnal, artikel, sumber- sumber lain seperti Direktorat Jenderal Hortikultura dan Badan Pusat Statistik guna memperoleh data sekunder.

Adapun format pencatatan produksi tanaman hias Walisongo yang gagal selama 30 hari pengamatan pada mistroom dan ruang aklimatisasi berdasarkan masing-masing sumber risiko pada Tabel 7.

Tabel 7 Form pencatatan sumber risiko produksi tanaman hias Walisongo Hari ke- Umur tanaman (hari) ∑ stek tanaman Walisongo (batang)

Jumlah kegagalan (batang) Total gagal (batang) Sisa tanaman (batang) Sumber

risiko… risiko…Sumber risiko…Sumber

… … ………. ………. ………. ………. … …

… … ………. ………. ………. ………. … …

… … ………. ………. ………. ………. … …

… … ………. ………. ………. ………. … …

n … ………. ………. ………. ………. … …

Metode Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Microsoft Excel 2010. Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan deskriptif untuk mengetahui gambaran umum mengenai keadaan perusahaan dan risiko produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Selanjutnya dilakukan analisis kuantitatif dengan mengidentifikasi sumber-sumber risiko untuk mengetahui probabilitas dan dampak risiko. Selanjutnya memetakan risiko pada peta risiko (Kountur 2008). Setelah diketahui dimana letak risiko tersebut

26

pada peta risiko, selanjutnya adalah memilih strategi yang sesuai untuk dapat mencegah atau mengurangi dampak maupun probabilitas dari risiko tersebut. Analisis Kuantitatif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status dan kondisi kelompok manusia, suatu sistem pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan analisis deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis ini dilakukan untuk menganalisis faktor- faktor yang menjadi sumber risiko produksi dalam usaha tanaman hias Walisongo pada PT Godongijo Asri.

Analisis Probabilitas

Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko adalah dengan menggunakan metode nilai standar atau z-Score. z-Score adalah suatu angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu nilai menyimpang dari rata-ratanya pada distribusi normal. Dengan mengetahui z- Score kita dapat mengetahui besarnya kemungkinan suatu ukuran atau nilai yang berbeda lebih besar atau lebih kecil dari rata-ratanya. Menurut Kountur (2008) langkah yang diperlukan dalam perhitungan kemungkinan terjadinya risiko dengan metode ini adalah:

a. Menghitung rata-rata kejadian berisiko

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata fluktuasi jumlah produksi tanaman hias Walisongo adalah:

x̅ ∑�

keterangan:

x̅ = Nilai rata-rata dari kegagalan tanaman hias Walisongo untuk setiap sumber risiko selama 19 periode (batang)

xi = Nilai per periode kegagalan tanaman hias Walisongo untuk setiap

sumberrisiko (batang)

n = 19 periode produksi selama tahun 2013 sampai 2015 b. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko

� √∑ x̅)

keterangan:

s = Standar deviasi dari kegagalan tanaman hias Walisongo untuk setiap

sumber risiko selama 19 periode (batang)

xi = Nilai per periode dari kegagalan tanaman hias Walisongo untuk setiap

27

x̅ = Nilai rata-rata dari kegagalan tanaman hias Walisongo selama 19 periode (batang)

n = 19 periode produksi selama tahun 2013 sampai 2015 c. Menghitung nilai z-Score

keterangan:

z = Nilai z-Score dari kegagalan tanaman hias Walisongo untuk setiap sumber risiko selama 19 periode (batang)

x = Batas kegagalan tanaman hias Walisongo yang dianggap masih dalam taraf normal (batang) untuk setiap sumber risiko

x̅ = Nilai rata-rata dari kegagalan tanaman hias Walisongo untuk setiap sumber risiko selama 19 periode (batang)

s = Standar deviasi dari kegagalan tanaman hias Walisongo untuk setiap

sumber risiko selama 19 periode

Jika hasil z-Score yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal. Sebaliknya, jika nilai z-Score positif maka nilai tersebut berada di sebelah kanan kurva distribusi z (normal). Batas normal untuk setiap sumber risiko telah ditetapkan oleh perusahaan.

d. Mencari probabilitas terjadinya risiko produksi

Setelah nilai z-Score dari produksi tanaman hias Walisongo diketahui, selanjutnya dapat dicari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari tabel distribusi z (normal) sehingga dapat diketahui berapa persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana tanaman hias Walisongo yang hilang mendatangkan kerugian yang disebabkan oleh masing-masing sumber risiko yang melebihi batas normal yang ditetapkan. Kondisi risiko adalah dimana kematian yang diakibatkan oleh setiap sumber risiko melebihi batas normal P (x > xi). Dengan demikian,

) )

) Analisis Dampak Risiko

Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur dampak risiko adalah VaR (Value at Risk). VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Metode analisis tersebut dilakukan untuk mengukur dampak dari risiko pada kegiatan produksi perbanyakan tanaman hias Walisongo di PT Godongijo Asri. Kejadian yang dianggap merugikan berupa

28

jumlah tanaman hias Walisongo yang hilang sebagai akibat dari terjadinya sumber-sumber risiko. Dalam menghitung VaR, terlebih dahulu dihitung jumlah tanaman Walisongo yang hilang setiap periode. Jumlah tanaman hias Walisongo yang hilang tersebut kemudian dikalikan dengan harga yang terjadi pada periode yang sama. Setelah didapat angka kerugian dari masing-masing periode kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya, setelah itu dicari berapa besar nilai standar deviasi atau penyimpangan. Menurut Kountur (2008), VaR dapat dihitung dengan rumus berikut:

� �̅+ z( �

√�)

�̅ � ) + � ) + ⋯ + � )

keterangan:

VaR = Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh setiap sumber risiko selama 19 periode

�̅ = Nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko selama 19 periode (batang)

Si = Jumlah kegagalan pada masing-masing sumber risiko pada periode ke-i

(batang)

P = Tingkat harga tanaman hias Walisongo (Rp)

z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5%

s = Standar deviasi kerugian akibat kematian tanaman hias Walisongo selama 19 periode

n = 19 periode produksi selama tahun 2013 sampai 2015 Pemetaan Risiko

Menurut Kountur (2008), peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari 2 sumbu yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak. Peta risiko terbagi ke dalam 4 kuadran. Risiko yang memiliki probabilitas besar dan dampak yang kecil berada pada kuadran I. Risiko yang memiliki probabilitas besar dan dampak yang besar berada pada kuadran II. Risiko yang memiliki probabilitas kecil dan dampak risiko yang kecil berada pada kuadran III. Risiko yang memiliki probabilitas kecil dan dampak yang besar berada pada kuadran IV.

Batas antara besar kecilnya dampak risiko dan probabilitasnya didapatkan berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan dapat ditentukan dengan pendekatan menggunakan rata-rata dari ke-4 sumber yang digunakan yaitu seperti kondisi cuaca tidak menentu (R1), serangan hama (R2), serangan penyakit

tanaman (R3) dan kualitas sekam (R4). Berdasarkan sumber risiko tersebut, pada

penelitian ini yang menjadi batas antara probalitas serta dampak besar dan kecil merupakan rata-rata dari hasil penjumlahan ke-4 risiko. Layout peta risiko dapat dilihat pada Gambar 7.

29

Penempatan risiko pada peta risiko didasarkan atas proporsi dimana dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Posisi suatu risiko dalam peta risiko tersebut status risiko, dimana status risiko didapat dari perhitungan sebagai berikut:

Status Risiko = Probablilitas x Dampak

Berdasarkan perhitungan status risiko, maka akan diketahui urutan risiko dari yang paling besar sampai yang paling kecil. Status risiko ini hanya menggambarkan urutan risiko yang paling besar risikonya sampai yang paling tidak berisiko.

Kegiatan operasional produksi tanaman hias Walisongo dilakukan selama 2 bulan yaitu pada mistroom selama 1 bulan dan ruang aklimatisasi selama 1 bulan.

Mistroom adalah tempat yang memiliki tingkat suhu dan kelembaban yang tinggi dilengkapi dengan sistem irigasi otomatis sedangkan ruang aklimatisasi adalah tempat proses penyesuaian tanaman setelah pertumbuhan akar. Tanaman hias Walisongo yang berada pada mistroom dilakukan untuk proses perakaran setelah dilakukan perbanyakan dengan teknik stek sedangkan tanaman hias Walisongo yang berada pada ruang aklimatisasi dilakukan untuk proses pembesaran serta menyesuaikan dengan kondisi luar ruangan untuk selanjutnya dijual pada konsumen. Tanaman hias Walisongo yang gagal berarti sudah tidak dapat tumbuh dan tidak dapat dijual pada konsumen.

Besar Kecil Kecil Besar Probabilitas (%) Dampak (Rp) Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 � + � + � + � � � + � + � + � �

30

Dokumen terkait