• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian kualitatif ini menggunakan metode deskriptif analisis. Metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologis deskripsi dan analisis berarti menguraikan.1 Meskipun demikian, analisis yang berasal dari bahasa Yunani, analyein

(‘ana’=atas, ‘lyein’=lepas,urai), telah diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.2

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan stilistika dengan fokus hanya pada bahasa figuratif (gaya bahasa). Pada umumnya pendekatan itu sendiri, disamakan dengan metode.3 Dalam pembicaraan ini pendekatan didefinisikan sebagai cara-cara menghampiri objek, pendekatan lebih dekat dengan bidang studi tertentu, sedangkan metode adalah cara-cara mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data.4 Metode digunakan untuk efisiensi, dengan cara menyederhanakan sedangkan tujuan pendekatan adalah pengakuan terhadap hakikat ilmiah objek ilmu pengetahuan itu sendiri.5

Pendekatan stilistika bertumpu dari asumsi dasar bahwa fungsi bahasa berperan utama dalam mewujudkan keberadaan sebuah teks sastra. Sebagai media utama, keberadaan bahasa tidak dapat direnggut dari teks sastra. Bahasa sastra memiliki pesan keindahan dan sekaligus membawa makna. Tanpa keindahan bahasa, karya sastra menjadi hambar. Keindahan karya sastra juga sekaligus akan

1Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme Hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 53. 2Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi,

(Yogyakarta: MedPress, 2008), h. 71. 3Ratna, op.cit., h.53.

4Ibid., h. 53-54.

memberikan bobot karya tersebut. Bahkan menurut Pradopo dalam Endaswara bahwa nilai sastra ditentukan oleh gaya bahasanya.6

Berikut ini merupakan cakupan kriteria pendekatan stilistika.7

1. Pendekatan stilistika berpatokan bahwa kedigdayaan sastrawan mengekspresikan pengolahan bahasa adalah sebuah prestasi kreativitas yang agung. Oleh sebab itu, apresiasi yang paling mulia disandang sastrawan yang mampu mengeksplorasi bahasa dengan gaya yang memukau dan mencengangkan;

2. Dengan penitikberatan pada penelaahan aneka variasi penggunaan bahasa dan gayanya dalam teks sastra;

3. Berbeda dengan penelaahan pendekatan struktural, pengkajian bahasa lebih fokus dan mendalam sehingga mampu mengungkapkan simbol-simbol, dasar-dasar pilihan kata, dan pencapaian kemungkinan aneka penafsiran;

4. Juga penelaahan berfokus ke arah pembukaan tabir keabstrakan makna yang tampak dalam teks sastra yang kabur, absurd, dan eksperimental. Hal ini tentu saja akan memberikan manfaat yang besar untuk membantu para pembaca dalam mengapresiasikan secara tepat teks sastra;

5. Penelaahan dapat pula mengarah pada gaya khas bersifat individual sastrawan berupa gaya bahasa yang betul-betul mencerminkan keberadaan dirinya sendiri;

6. Penelaahan gaya bahasa pengarang tidak hanya menyangkut individual pengarang, melainkan dapat juga penelaahan gaya kelompok pengarang yang umum berlaku dalam periode tertentu seperti gaya bahasa khas pada sastrawan Angkatan Pujangga Baru. Penelaahan dapat pula mengacu kepada gejala pergeseran gaya bahasa yang terjadi pada sosok pengarang tertentu karena proses pematangan diri atau perubahan aliran sastra yang dianut;

7. Penelaahan juga dapat mengarah pada variasi penggunaan kata dalam struktur kalimat, kalimat dalam paragraf, dan paragraf dalam wacana yang semuanya itu terjalin dengan utuh sehingga mampu menggugah dan memukau, dan;

8. Penelaahan stilistika dapat juga mengacu pada pemahaman para pembaca terhadap teks sastra.

B. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.8 Penelitian ini

6Endaswara, op.cit., h. 72.

7Zulfa Hanum, Metode Penelitian Kesusastraan, (Tangerang: PT Pustaka Mandiri, 2012), h. 95-97.

menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.9 Sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku kumpulan puisi

Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono cetakan kedua Oktober 2013 terbitan PT Gramedia. Adapun sumber data sekunder diperoleh dari buku referensi, karya ilmiah, dan situs internet yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

Hujan Bulan Juni pertama kali diterbitkan oleh Grasindo, tahun 1994, berisi sepilihan sajak yang ditulis pada rentang waktu tahun 1964 sampai 1994. Sajak-sajak itu berasal dari beberapa buku puisi, yakni Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Akuarium (1974), dan Perahu Kertas (1984). Di samping itu ada sejumlah sajak yang belum pernah dimuat dalam buku puisi Sapardi sebelumnya.

Hujan Bulan Juni sudah dicetak ulang beberapa kali, dan setiap kali cetak ulang ada sedikit perubahan yang berupa koreksi, penambahan atau pengurangan sajak. Buku cetakan kedua terbitan PT Gramedia ini pun mengalami perubahan, terutama yang menyangkut jumlah dan waktu penulisannya. Secara keseluruhan, kumpulan puisi ini berisi 102 judul puisi.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Masalah pemilihan sampel dalam penelitian sastra dengan metode kualitatif cenderung menggunakan istilah “theoritical sampling”. Karakteristik utama dalam pengambilan sampel teoretis ini dikendalikan oleh pemahaman-pemahaman teoretis yang muncul dan berkembang sejalan dengan pengambilan data itu sendiri.10 Jumlah sampel dalam penelitian ini pun tidak dapat ditentukan secara tegas sejak awal penelitian. Berikut adalah prosedur pengambilan sampel menurut Sarantokos dalam Hanum.

8Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 157.

9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 225.

1.Tidak mengacu pada jumlah sampel yang banyak, melainkan mengarahkan kepada kasus-kasus tipikal sesuai dengan kekhususan masalah penelitian;

2.Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi tergantung pada jumlah dan karakteristik sampel sesuai dengan pemahaman konseptual berkembang dalam penelitian; dan

3.Tidak diarahkan pada keterwakilan, melainkan pada kecocokan konteks.11

Selain, menggunakan prosedur pengambilan sampel, penulis juga menggunakan panduan teknik pengambilan sampel seperti berikut ini.

1. Pengambilan sampel ekstrim atau menyimpang. Teknik ini memfokuskan pada kasus-kasus yang banyak mengandung informasi berdasarkan keunikan dan penampilan karakteristik yang khas dalam aspek-aspek tertentu.

2. Pengambilan sampel berfokus pada intensitas. Logika yang digunakan dalam teknik ini sama dengan pengambilan sampel ekstrim, berupa data yang berintensitas penuh dengan informasi yang berfokus pada intensitas masalah penelitian.

3. Pengambilan sampel dengan variasi maksimum. Teknik ini berorientasi pada sasaran penelitian yang menampilkan penuh aneka variasi dengan tujuan untuk mengungkap tema sentral yang terungkap sebagai akibat keluasan cakupan partisipan.

4. Pengambilan sampel homogen. Teknik ini mengacu kepada kasus yang memiliki kesamaan fenomena.

5. Pengambilan sampel kasus tipikal. Teknik ini mengacu kepada kasus yang mewakili individu/kelompok.

6. Pengambilan sampel yang terstratafikasi. Teknik ini mengacu kepada kasus-kasus yang mampu mengungkap kondisi rata-rata sehingga mampu membeberkan kondisi di atas atau di bawah rata-rata dari suatu fenomena.

7. Pengambilan sampel secara kritikal. Teknik ini mengarah kepada penyeleksian suatu individu/kelompok kritis yang mampu menjamin pemerolehan data yang sesuai dengan topik penelitian.

8. Pengambilan sampel secara “snowball” atau berantai.Teknik ini

menggali informasi dari satu responden dan perolehan informasi itu akan mengacu kepada responden lain serta berlanjut kepada responden berikutnya sehingga mata rantainya semakin lama semakin panjang bagaikan bola salju.

9. Pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Logika dasar yang mendasari teknik ini adalah peneliti meninjau kembali dan mengkaji ulang semua kasus yang memenuhi kriteria tertentu berdasarkan penetapan sebelumnya.

10.Pengambilan sampel berdasarkan “theory-based/operational construct sampling”. Teknik ini mengacu kepada teori sesuai dengan penelitian

yang berlangsung sebelumnya.12

Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel dengan prosedur mengacu kepada kasus yang memiliki kesamaan fenomena juga berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan sumber data yang diperoleh, penulis menemukan ada beberapa kesamaan fenomena dalam buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni

terbitan PT Gramedia, di antaranya adalah hujan, matahari, pewayangan, cermin, malam, bunga, dan lain-lain. Dari kesamaan fenomena tersebut kemudian penulis menggunakan kriteria tertentu untuk menetapkan sampel. Dalam hal ini, kriteria yang diambil adalah yang paling dominan, yaitu hujan. Hal ini sejalan dengan pendapat Aspahani, dalam buku Membaca Sapardi, Aspahani mengatakan bahwa Sapardi banyak menggunakan hujan sebagai objek puisinya. Berikut kutipannya.

Sapardi, bagi penikmat sajak dianggap sebagai “hantu” penggemar hujan.

Dalam buku pertamanya hanya ada lima sajak yang kebanyakan menampilkan hujan hanya sebagai latar. Di buku keduanya, sebagaimana kecenderungan sikapnya terhadap objek sajaknya, hujan digarap lebih detail.13Aspahani menghitung ada sepuluh sajak yang basah kuyup kehujanan, di mana di sajak ini, hujan tak lagi hanya menjadi latar, tetapi menjadi objek sajak, menjadi metafor utama.14

Dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni terbitan PT Gramedia, penulis menghitung ada 25 puisi yang menjadikan hujan sebagai objek dan latar, yaitu

Sajak Desember; Sehabis Mengantar Jenazah; Hujan Turun Sepanjang Jalan;

Dalam Doa: I; Gerimis Kecil di Jalan Jakarta, Malang; Kupandang Kelam yang

Merapat Ke Sisi Kita; Pertemuan; Hujan dalam Komposisi, 1; Hujan dalam komposisi, 2; Hujan dalam Komposisi, 3; Di Beranda Waktu Hujan; Kartu Pos Bergambar: Jembatan Golden Gate, San Fransisco; Cahaya Bulan Tengah Malam; Catatan Masa Kecil 2; Sajak, I; Percakapan Malam Hujan; Kuhentikan Hujan; Sihir Hujan; Hujan Bulan Juni; Sepasang Sepatu Tua; Pada Suatu Pagi

12Ibid., h. 52.

13Riris K. Toha-Sarumpaet dan Melani Budianta, Membaca sapardi, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010), h. 254-255.

Hari: Puisi Cat Air untuk Rizki; Lirik untuk Lagu Pop; Dalam Doaku; Hujan, Jalak, dan Daun Jambu.

Dengan demikian sampel penelitian ini difokuskan pada analisis gaya bahasa yang terdapat pada 25 puisi tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.15 Dalam penelitian kualitatif, pengambilan data dan analisis data berdekatan satu dengan yang lainnya dan bahkan saling bertumpuk atau mungkin saja berawal dari pengambilan data yang sedang berlangsung dan disaat yang sama juga dilakukan analisis data, bahkan mungkin juga terjadi pengambilan data lainnya.16

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, interview, dokumentasi, dan triangulasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan mengamati dan mencatat fenomena yang ada pada buku kumpulan puisi

Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang merupakan data primer dalam penelitian ini. Dokumentasi digunakan karena data yang diperoleh berupa teks atau karya seseorang. Teknik ini dilakukan dengan cara menelusuri otobiografi, majalah, dan data-data lain yang mendukung penelitian.Berikut adalah langkah-langkah dalam pengumpulan data.

1. Membaca buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono secara berulang.

2. Mempelajari kata-kata kunci dan berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah puisi-puisi yang bicara tentang hujan.

15Sugiyono, op.cit., h. 224. 16Hanum, loc.cit.

3. Menganalisa data yang terdapat dalam tiap puisi dengan menerapkan pendekatan stilistika.

4. Mencatat larik-larik yang menyatakan penggunaan gaya bahasa.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun oranglain.17 Nasution menyatakan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.18Adapun proses analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data mengalir.19Sejumlah langkah analisis terdapat dalam model ini, yakni.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.20Pengumpulan data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Data tersebut kemudian dibaca, dipelajari, dicatat dan ditelaah.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.21Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, bahkan dilakukan sebelum data benar-benar

17Sugiyono, op.cit., h. 244. 18Ibid., h. 245.

19FITK UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h. 69.

20Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 21. 21Sugiyono, op.cit., h. 247.

dikumpulkan. Dalam reduksi data ini, data-data yang dipilih adalah hanya data yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis, yaitu gaya bahasa yang terdapat dalam kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang kata kuncinya adalah hujan.

3. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.22Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian adalah dengan teks yang bersifat naratif.23Namun, untuk teks naratif tertentu ada yang dialihkan menjadi bentuk gambar, bagan, dan tabel guna memperkuat data deskriptif dan mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian. Dengan penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Dalam penelitian ini, penulis menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Setiap puisi yang dipilih sebagai sampel akan dianalisis gaya bahasa yang terdapat di dalamnya.

4. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.24

22Ibid., h. 249. 23Ibid.

Apabila dikaitkan dengan penelitian stilistika, langkah-langkah analisis yang perlu dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pertama, bisa menetapkan unit analisis,misalkan berupa bunyi, kata, frase, kalimat, bait, dan sebagainya.

2. Dalam puisi memang analisis dapat berhubungan dengan pemakaian aliterasi, asonansi, rima,dan variasi bunyi yang digunakan untuk mencapai efek estetika.

3. Analisis diksi memang sangat penting karena ini tergolong wilayah kesastraan yang sangat mendukung makna dan keindahan bahasa. Kata dalam pandangan simbolis tentu akan memuat lapis-lapis makna. Kata akan memberikan efek tertentu dan menggerakkan pembaca.

4. Analisis kalimat ditekankan pada variasi pemakaian kalimat dalam setiap kondisi.

5. Kajian makna gaya bahasa juga perlu mendapat tekanan tersendiri. Kajian makna hendaknya sampai pada tingkat majas, yaitu sebuah

figuratif language yang memiliki makna bermacam-macam.25

43

Dokumen terkait