BAB III : METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan dengan sebuah model studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada penelitian ini, peneliti membuat sebuah gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang dialami (Creswell dalam Iskandar, 2009 : 11).
Bogdan dan Taylor (dalam Iskandar, 2009 : 11) mendefenisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Studi kasus adalah strategi penelitian yang terfokus pada pemahaman terhadap sesuatu yang dinamis dan melibatkan satu kasus atau lebih dengan tingkat analisa yang berbeda-beda dan dapat memberikan gambaran terhadap suatu masalah. Ketika menggunakan model studi kasus, masalah yang diteliti adalah suatu realitas sosial yang benar-benar terjadi di masyarakat sehingga masalah tersebut dapat dideskripsikan secara mendalam.
Oleh karena itu penelitian ini diharapkan mampu menggambarkan secara jelas dan mendalam mengenai bagaimana dampak kekerasan seksual terhadap
perkembangan anak dalam studi kasus anak korban kekerasan seksual yang didampingi oleh Yayasan Pusaka Indonesia Provinsi Sumatera Utara.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Yayasan Pusaka Indonesia Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Kenanga Sari Nomor 20, Kecamatan Medan Selayang. Selain itu penelitian juga dilakukan di daerah lingkungan sekitar anak korban kekerasan seksual. Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi penelitian ini dikarenakan Yayasan Pusaka Indonesia adalah lembaga yang menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak anak serta lingkungan sosialnya dengan menganut prinsip kepentingan terbaik untuk anak. Selain itu Yayasan Pusaka Indonesia juga memiliki serangkaian kegiatan advokasi yang dinilai mampu mengcover permasalahan kekerasan seksual terhadap anak mengingat pengaruh kebudayaan di Indonesia yang menimbulkan kecenderungan pihak keluarga dan korban bungkam terhadap kasus kekerasan seksual yang menimpa korban.
3.3 Unit analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis
Pada penelitian ini yang perlu dijelaskan bukan “Populasi dan Sample” melainkan “Subjek Penelitiannya”, istilah subjek penelitian menunjuk pada orang, individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang dianalisis. Unit analisis merupakan sosok (hal, entitas) amat penting ketika melakukan analisis data penelitian. Penentuan unit analisis menjadi faktor yang utama untuk mendapatkan informasi dan data penelitian. Penentuan unit analisis menjadi faktor yang utama untuk mendapatkan informasi dan data yang akurat dilapangan. Adapun yang menjadi unit
analisis atau subjek kajian dari penelitian ini adalah anak korban kekerasan seksual yang pernah ditangani oleh Yayasan Pusaka Indonesia Provinsi Sumatera Utara.
3.3.2 Informan
Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara dan diperkirakan dapat memahami atau memberikan informasi, data ataupun fakta dari suatu objek penelitian.
Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ini selanjutnya akan menjadi informan penelitian yang diharapkan akan memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan dalam penelitian ini terdiri atas tiga jenis yaitu informan pangkal, informan kunci, dan informan biasa.
1. Informan pangkal adalah orang yang dianggap memiliki pengetahuan lebih banyak tentang masalah yang akan diteliti seperti Pihak Yayasan Pusaka Indonesia yang menangani permasalahan anak guna mendapatkan data mengenai kronologis kasus, upaya pendampingan yang dilakukan, maupun perspektif hukum dalam memandang kasus kekerasan seksual terhadap anak. Maupun pihak lain yang memiliki pengetahuan mengenai permasalahan dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak.
2. Informan kunci dalam penelitian ini adalah anak korban kekerasan seksual di Yayasan Pusaka Indonesia. Informan kunci ini dipilih berdasarkan beberapa kriteria yaitu Anak Korban kekerasan seksual yang pernah ditangani atau didampingi oleh Yayasan Pusaka Indonesia dengan tingkat keragaman kasus yang berbeda.
3. Informan biasa adalah informan tambahan yang mampu memperkuat data yang diperoleh dari informan pangkal dan informan kunci seperti keluarga,
lingkungan bermain, lingkungan belajar maupun lingkungan tempat tinggal korban.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan (Lybrary research) merupakan teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mengolah berbagai sumber kepustakaan seperi buku ilmiah, peraturan undang-undang, makalah, surat kabar, jurnal serta bentuk-bentuk tulisan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
b. Observasi Partisipatif
Observasi partisipasi adalah pengumpulan data melalui melaui observasi, interaksi interpersonal ataupun pengamatan terhadap objek secara langsung sehingga pengamat dapat betul-betul menyelami kehidupan objek penelitian. Observasi Partisipatif dalam penelitian ini dilakukan selama kurun waktu satu bulan atau hingga peneliti memperoleh informasi yang cukup untuk merumuskan dan menggambarkan hasil dari penelitian.
c. Wawancara Mendalam (In-depth interview)
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitiaan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta yang tampak dipermukaan itu. Dengan demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta dan bukan sekedar untuk menjelaskan fakta tersebut. Dan dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa kualitatif dengan menggunakan pendekatan induktif, dimana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum. Dengan demikian, pendekatan ini menggunakan logika berfikir menyerupai piramida duduk.
BAB IV