• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk memperoleh data dengan tujuan dan manfaat tertentu. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotika.

38 Di penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis semiotika dengan trikotomi tanda Charles Sanders Peirce untuk menganalisis makna tanda metroseksual pada video musik Thanks milik Seventeen. Peirce mengungkapkan bahwa dalam tanda di lingkungan (terutama bahasa tertulis) dibutuhkan pengamatan yang teliti dan mendetail bukan hanya sekedar sebuah definisi spekulatif (Short, 2007). Semiotika yang dilakukan Peirce mengalami banyak hambatan dan perjalanan yang panjang.

Di buku ‘Peirce Theory of Sign’, Peirce mengungkapkan:

“And there is a philosophical tradition, going back to Aristotle, of talking about words as being signs. But if thought is essentially verbal and if words are signs, then thoughts are signs” (Short, 2007). Yang artinya adalah ada filosofi tradisional, kembali pada Aristoteles, yang membicarakan hal tentang kata-kata sebagai tanda-tanda. Jika pikiran merupakan dasar sebuah lisan dan jika kata-kata adalah tanda, maka pikiran adalah tanda. Peirce terpengaruh pemilikiran yang dimiliki Aristoteles dalam melihat tanda baik kata, tertulis, mau pun lisan sebagai sebuah tanda.

Charles S. Peirce berpendapat bahwa tanda atau representamen (representament) merupakan sebuah hal yang mewakili hal yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Hal lain tersebut disebut interpretan (interpretant) dari tanda pertama yang merujuk pada sebuah objek (object). Tanda atau representamen memiliki relasi triadik dengan interpretan dan objek. Proses semiosis adalah suatu proses yang mencampurkan entitas atau representamen dengan entitas lain atau objek. Proses semiosis tersebut dikenal dengan siginifikasi (signification) (Budiman, 2011). Peirce membedakan tipe tanda menjadi:

a. Ikon, adalah tanda yang memiliki kemiripan dengan objek sebenarnya,

b. Indeks, adalah tanda yang memiliki hubungan fenomenal atau eksistensial antara representamen dan objek,

c. Simbol, adalah tanda yang memiliki sifat yang disetujui atau sudah disepakati dengan masyarakat.

Dalam semiotika Perice, ikon dan indeks ditentukan oleh keterkaitan referen-referennya, sedangkan simbol ditentukan oleh posisinya dalam sebuah sistem arbitrer dan konvensional. Tanda ikon merupakan hal yang utama bagi Perice. Ikon

39 adalah tanda yang memiliki kemiripan dengan objek sebenarnya. Dalam realitas kehidupan manusia kemungkinan memiliki kesempatan untuk dianggap sebagai tanda, baik objek konkret atau abstraksi. Segala hal yang terjadi dapat memiliki keterkaitan antara ‘yang hadir’ (tanda) dengan ‘yang tidak hadir’ sebab pada umumnya terdapat keterkaitan kemiripan karena antar tanda dan acuannya memiliki sebuah kemiripan. Bila tanda dan hal yang dijadikan acuan tidak memiliki kemiripan, maka tidak akan membentuk hubungan yang representatif (Rusmana, 2014).

Berikut adalah model triadic dan konsep trikotomi Charles Sanders Peirce:

Gambar 3.1 Sumber: Vera (2020)

a. Representamen adalah sebuah bentuk yang diterima oleh tanda atau hal yang berfungsi sebagai tanda (Saussure menyebutnya dengan signifier).

Representamen terkadang disebut sebagai sign.

b. Interpretant bukan lah penafsir tanda, tapi merujuk pada makna dari sebuah tanda.

c. Object adalah hal yang merujuk pada tanda. Hal tersebut diwakili representamen dan memiliki hubungan dengan acuan. Objek bisa berupa representasi mental (hal yang ada di pikiran), dan juga hal yang nyata di luar tanda (Vera, 2020).

40 3.3 Objek dan Subjek Penelitian

3.3.1 Objek Penelitian

Sugiyono mengungkapkan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai seseorang, objek, atau aktivitas yang memiliki variasi tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan (Sugiyono, 2017a). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan objek berupa tanda metroseksual dalam video musik Thanks milik boyband Seventeen. Maskulinitas di Asia khususnya yang terkena pengaruh dari budaya populer Korea yang menciptakan fenomena Hallyu dan Korean Wave telah memberikan kesadaran pada dunia tentang pergeseran persepsi mengenai maskulinitas (Jung, 2011). Hal ini membuat adanya video musik milik artis Korea Selatan yang memunculkan tanda metroseksual, baik dari segi berpakaian hingga gaya hidup, seperti video musik milik boyband Seventeen berjudul Thanks. Peneliti menggunakan video musik Thanks milik boyband Seventeen sebagai objek penelitian dengan analisis semiotika Charles Sanders Peirce.

3.3.2 Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menjadikan potongan-potongan scene yang terdapat pada video musik Thanks milik Seventeen yang mengandung pesan metroseksual sebagai subjek penelitian.

3.4 Unit Analisis Penelitian

Unit analisis yang diteliti dalam penelitian ini adalah video musik Thanks milik boyband Seventeen. Video musik ini berdurasi 3 menit 34 detik yang dirilis saluran YouTube SEVENTEEN pada tanggal 5 Februari 2018. Penelitian ini terfokus pada tanda-tanda mengenai pesan metroseksual yang muncul dalam video musik. Beberapa scene yang menyimpan pesan metroseksual dilihat dengan analisis semiotika Charles Sanders Peirce yang mengacu pada trikotomi tanda.

41 Tabel 3.1 Unit Analisis Penelitian

No Durasi Scene

1. 0:24

2. 0:46

3. 0:47

4. 1:52

42 5. 1:53

6. 2:01

7. 2:05

8. 2:06

9. 2:06

43 10. 2:07

11. 2:40

Sumber: Olahan Peneliti, 2021

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan data adalah langkah strategis dalam penelitian sebab memiliki tujuan untuk memperoleh data (Sugiyono, 2016). Dari kutipan berikut dapat disimpulkan bahwa proses pengumpulan data menggunakan teknik-teknik pengumpulan data merupakan proses yang penting dilakukan agar peneliti bisa mendapatkan data yang sesuai dengan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti pun menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diberikan secara langsung oleh sumber data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2017). Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah informasi berupa tanda-tanda yang berhubungan dengan metroseksual yang didapatkan dari video musik Thanks milik boyband Seventeen yang dilakukan melalui observasi dengan cara mengamati secara langsung. Tanda-tanda tersebut kemudian diidentifikasi oleh peneliti menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Peirce.

44 3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak diberikan secara langsung oleh sumber data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2017). Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini didapatkan melalui studi literatur atau studi kepustakaan yang didapatkan dari penelitian terdahulu berupa skripsi, buku, jurnal nasional, jurnal internasional, dan internet.

3.6 Teknik Analisis Data

Sugiyono berpendapat bahwa teknik analisis data merupakan sebuah proses pencarian dan penyusunan data yang didapatkan secara sistematis, baik dari hasil wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan yang kemudian dikelompokan sesuai kategori, diuraikan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, disusun ke dalam pola, diseleksi mana yang penting untuk dipelajari, dan disimpulkan agar mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis semiotika Charles Sanders Peirce.

Semiotika adalah ilmu yang mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan tanda, maka dari itu proses analisis data menggunakan teknik analisis semiotika dianggap sesuai dengan penelitian ini.

Dalam analisis menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce, proses analisis mengacu pada trikotomi tanda yang terdiri dari representamen, objek, dan interpretan. Dengan mengacu pada trikotomi tanda tersebut juga peneliti menggunakan teknik analisis data berupa ikon, indeks, dan simbol.

Dengan trikotomi tanda pada analisis semiotika Charles Sanders Peirce, peneliti dapat menemukan makna mengenai metroseksual pada video musik Thanks milik boyband Seventeen. Hasil dari data yang dianalisis melalui proses analisis semiotika Charles Sanders Peirce tersebut pada akhirya dijabarkan oleh peneliti.

Menurut Nawiroh Vera, terdapat enam langkah yang harus diperhatikan saat melakukan penelitian semiotika:

1. Memilih topik untuk dijadikan bahan penelitian,

2. Membuat rumusan masalah berbentuk pertayaan penelitian, 3. Menetapkan teori yang digunakan dalam penelitian,

45 4. Menetapkan metode pengolahan data. Dalam penelitian semiotika digunakan

metode kualitatif,

5. Menentukan model semiotika dan mengelompokan data,

6. Menarik kesimpulan berisi uraian singkat dari analisis yang dilakukan (Vera, 2020).

3.7 Teknik Keabsahan Data

Sugiyono mengungkapkan bahwa meningkatkan ketekunan memiliki arti melaksanakan penelitian dengan lebih berkesinambungan dan cermat. Hal tersebut dilakukan guna mendapatkan kepastian data dan urutan peristiwa yang pasti dan sistematis (Sugiyono, 2017). Meningkatkan ketekunan dilakukan untuk memeriksa jika ada kesalahan pada data yang dimiliki. Meningkatkan ketekunan akan membantu peneliti untuk mendapatkan data yang sistematis dan akurat (Sugiyono, 2017). Menurut peneliti, meningkatkan ketekunan dapat membantu peneliti guna mendapatkan data yang lebih pasti, akurat, dan sistematis sebab dilakukannya pengecekan secara berkala terhadap data yang diperoleh.

46 DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. (2012). My Life as Video Music Director. PlotPoint Publishing.

Apriliono, R. (2014). Representasi Nilai-Nilai Metroseksual Di Dalam Majalah Men’ S Guide. Universitas Diponegoro: Semarang.

Ardianto, E., & Q-Anees, B. (2009). Filsafat Ilmu Komunikasi. Simbiosa Rekatama Media.

Arnie, M., Maryani, E., & Aristi, N. (2019). Representasi Laki-Laki Metroseksual Dalam Iklan Vaseline Men Face Moisturizer. Jurnal Manajemen Komunikasi, 2(1), 10.

Astuti, P. T. (2016). Penerimaan Penggemar K-Pop Terhadap Gambaran Pria Soft Masculine Boyband EXO. Jurnal E-Komunikasi, 4(1), 2–12.

Bano, S., & Sharif, M. A. M. (2016). Metrosexual: Emerging and lucrative segment for marketers. International Review of Management and Marketing, 6(4), 114–

119.

BBC. (2021). Music. Bbc.Co.Uk.

https://www.bbc.co.uk/bitesize/guides/zw8xfrd/revision/1

Benjamin, J. (2018). Seventeen’s “Thanks” Video Marks a Progressive Moment for Men’s Beauty. Billboard. https://assets.billboard.com/articles/columns/k-town/8099607/seventeen-thanks-video-progressive-moment-for-mens-beauty Budiman, K. (2011). Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas. Jalasutra.

Bungin, B. (2001). Imaji Media Massa: Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalistik. Jendela.

Carson, T. (2010). “Music video.” Encyclopedia Britannica.

https://www.britannica.com/art/music-video

Cobb, C. (2021). Breaking Into the American Mainstream - Korean Pop’s

Expansions and American Influences. California State University: California.

Crossman, A. (2019). Sociological Definition of Popular Culture the History and Genesis of Pop Culture. ThoughtCo. https://www.thoughtco.com/popular-culture-definition-3026453

Haf, F. (2020, June 9). Music Critic Ffion Haf explores some of the reasons for music videos following Tones and I’s ‘Dance Monkey’ video reaching one billion views on YouTube. Redbrick. https://www.redbrick.me/the-importance-of-music-videos/

47 Hall, M. (2014). ‘It’s A Metrosexual Thing’: A Discourse Analytical Examination of

Masculinities. Nottingham Trent University.

Herron, I. (2021). Why Are Music Videos So Important? Youth Time Magazine.

https://youth-time.eu/why-are-music-videos-so-important/

Jung, S. (2011). Korean masculinity and transcultural consumption. Hong Kong University Press.

Kaur, J. P., & Bawa, J. (2016). Males, Media and Metrosexuality : An Exploratory Study of Persuasion. International Journal of Latest Technology in Engineering, Management & Applied Science, 5(10), 30–38.

Khai, S. W., & Wahab, J. A. (2017). Prettiness as a shield: The romantic

perpetuation of patriarchy through the representation of pretty boy in popular Korean dramas in Malaysia. Media Watch, 8(3), 298–310.

Korean Culture and Information Service. (2011). Contemporary Korea No.1 The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon. Korean Culture and Information Service Ministry of Culture, Sports and Tourism.

Kotler, P. (2005). According To Kotler. PT Bhuana Ilmu Pelajar.

Lantowa, J., Marahayu, N. M., & Khairussibyan, M. (2017). Semiotika Teori, Metode, dan Penerapannya dalam Penelitian Sastra. Deepublish.

Likhar, N. (2021). Motivations to Male Grooming: The New & the Old Masculinity.

Psychology and Education Journal, 58(3), 969–978.

Loke, M. S., & Omar, B. (2020). The impact of Korean wave on Malaysian metrosexual grooming attitude and behaviour: The moderating role of visual media consumption. Media Watch, 11(2), 263–280.

Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, A. (2015). Gaya Hidup Metroseksual Perspektif Komunikasi. PT Bumi Aksara.

Mulyana, D. (2013). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya.

Ode, W., & Nurhaliza, S. (2020). Representasi Pria Metroseksual pada Iklan OVO-Tokopedia Edisi Playcoy. 2(2), 42–57.

Pramesti, A. D., Rahayu, D. A., & Kusuma, A. (2020). Representasi Metroseksual Pada Fashion Stefandy Yanata Harilasso (Analisis Semiotika Roland Barthes Terhadap Foto Stefandy Yanata Harilasso pada Akun Instagram @Andyyanata).

Jurnal Sosial Ekonomi Dan Politik, 1(4), 19–26.

48 Qodaralam, S. A. (2013). Representasi Pria Metroseksual Dalam Video Klip Smash

(Analisis Semiotika Representasi Pria Metroseksual Melalui Personil Band Dalam Video Klip Smash). Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.

Rabbani, M. T. (2017). Citra Diri Pria Metroseksual di Kota Makassar (Studi Kasus Komunikasi Antarpribadi Member Celebrity Fitness). Universitas Hasanuddin:

Makassar.

Rachmadini, S. (2016). Studi Fenomenologi Tentang Dinamika Komunikasi Sosial Pria Metroseksual di Kota Makasar. UIN Alauddin Makassar: Makassar.

Rakhmat, J. (2012). Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Rusmana, D. (2014). Filsafat Semiotika: Paradigma, Teori, dan Metode Interpretasi Tanda dari Semiotika Struktural hingga Dekonstruksi Praktis. CV Pustaka Setia.

Short, T. L. (2007). Peirce’s Theory of Signs. Cambridge University Press.

Sibarani, E. M. (2018). Analisis Kesadahan Total dan Alkalinitas pada Air Bersih Sumur Bor dengan Metode Titrimetri di PT Sucofindo Daerah Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Sihabuddin. (2020). Komunikasi Di Balik Busana. Arruzz Media.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Susanto, R. F. (2021). Representasi Pria Metroseksual Dalam Iklan Nivea Men Creme Dan Deo. Universitas Multimedia Nusantara: Tangerang.

Tumanan, Y. L. (2015). Ibadah Kontemporer: Sebuah Analisis Reflektif terhadap Hadirnya Budaya Populer dalam Gereja Masa Kini. Jurnal Jaffray, 13(1), 36–

54.

Tunstall, E. D. (2014). Un-designing masculinities: K-pop and the new global man?

The Conversation. https://theconversation.com/un-designing-masculinities-k-pop-and-the-new-global-man-22335

Vera, N. (2020). Semiotika dalam Riser Komunikasi. Ghalia Indonesia.

Wahjuwibowo, I. S. (2018). Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Mitra Wacana Media.

Zaborskis, M. (2018). Gender Studies: Foundations and Key Concepts.

https://daily.jstor.org/reading-list-gender-studies/

49 LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Potongan Scene Video Musik Seventeen ‘Thanks’

Scene 1

Scene 2

Scene 3

50 Scene 4

Scene 5

Scene 6

51 Scene 7

Scene 8

Scene 9

52 Scene 10

Scene 11

Dokumen terkait