• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6 Waktu dan Periode Penelitian

Tabel 1.1 Waktu dan Periode Penelitian

No

Kegiatan 2021-2022

OKT NOV DES JAN FEB MAR

a. Pengajuan Judul b.Penyusunan Proposal c. Desk Evaluation 2. a. Pengumpulan Data

b. Analisis Data 3. Tahap Penyusunan

Hasil Penelitian 4. Sidang Skripsi

Sumber: Olahan Peneliti (2021)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rangkuman Teori

2.1.1 Video Musik Sebagai Marketing Mix

Dari perspektif pemasaran, video musik digunakan untuk mempromosikan penjualan dari pekerjaan yang dibuat oleh seorang penyanyi seperti lagu. Dengan menceritakan sebuah cerita melalui video musik, audiens akan terdorong untuk mendengar dan memberikan perhatian mereka, sehingga mereka akan membeli album berisi lagu-lagu milik penyanyi pemilik video musik tersebut. Membentuk pengalaman dalam bentuk visual yang menempel dalam benak audiens akan meningkatkan penjualan lagu (Haf, 2020).

Setelah merilis sebuah album, tentunya sebuah perusahaan rekaman harus melakukan proses promosi agar album terutama lagu utama yang dimiliki seorang penyanyi dikenal di masyarakat. Terdapat 4 marketing mix menurut Philip Kotler yang dapat dilakukan agar produk, berupa album serta lagu yang dimiliki oleh seorang penyanyi, dapat dikenal di masyarakat, yaitu:

1. Product

Dalam tahapan ini, sebuah perusahaan harus tahu produk apa yang akan dipasarkan. Sebuah produk adalah bentuk pertahanan utama untuk bersaing harga. Brand akan menumbuhkan kepercayaan dan kenyamanan serta membentuk sebuah citra kualitas yang baik. Sebuah produk yang kuat harus memiliki ciri khas yang dapat menempel di benak khalayak, memiliki manfaat, dapat menunjukan karakteristik dari produk tersebut, dapat menawarkan hal yang memiliki kaitan dengan produk tersebut, dan suatu produk harus dapat menggambarkan karakter pengguna produk tersebut.

2. Price

Setelah perusahaan membuat produk untuk dipasarkan, langkah selanjutnya adalah mematok harga. Sebuah produk yang dapat menunjukan nilai dan perbedaan yang dimiliki sebagai pembeda dari produk lainnya dapat memiliki harga yang lebih tinggi di pasaran. Harga suatu produk ditentukan guna menarik perhatian kelompok tertentu.

10 3. Place

Produk yang dipasarkan oleh perusahaan pun harus didistribusikan pada khalayak. Sebuah perusahaan harus mendistribusikan produk mereka. Semakin besar jumlah distribusi, semakin besar pula jangkauan pasar yang diperoleh.

Namun, semakin besar distribusi yang dilakukan pun, sebuah perusahaan harus mengembangkan kemampuan kontrol pasar mereka.

4. Promotion

Akhirnya, perusahaan harus mengkomunikasikan tentang produk mereka kepada khalayak. Tahapan ini dimaksudkan untuk menarik perhatian khalayak. Dalam tahapan promosi ini, sebuah produk dapat dipublikasikan kepada khalayak lewat berbagai macam saluran (Kotler, 2005).

Video musik adalah sebuah produk yang dimiliki oleh musisi. Produk tersebut dibuat dengan konsep dan ciri khas tertentu yang menggambarkan musisi pemilik video musik. Perusahaan atau label musik yang menaungi musisi pemilik video musik akan mencapai tahap price dimana mereka mematok harga untuk lagu yang dijual, biasanya lagu mereka dijual dalam bentuk album. Melalui video musik, para musisi juga menjual belikan lagu mereka melalui berbagai macam platform streaming seperti Spotify, YouTube, dan Apple Music dimana tahapan ini adalah tahap distribusi atau place. Dalam tahapan promotion, video musik biasa dipromosikan melalui iklan YouTube, sosial media, hingga billboard di pusat kota.

Pada proses perilisan video musik ini, video musik dijadikan sebagai alat penjualan (selling) dan pemasaran (marketing) agar masyarakat dapat mengetahui lagu yang dirilis melalui video musik. Selain mendapatkan keuntungan dari kegiatan promosi, perusahaan rekaman juga dapat mengetahui konsep lagu dan video musik seperti apa yang disukai oleh masyarakat dari kegiatan pejualan (selling) dan pemasara (marketing).

Sebuah lagu butuh dipromosikan dan di dunia musik yang sudah mulai jenuh ini terkadang penyanyi yang berkualitas sering kali terabaikan. Video musik dapat mendorong penyanyi agar lebih dikenal khalayak sehingga khalayak dapat melakukan mencari tahu lebih dalam mengenai penyanyi yang ada dalam video musik. Video musik dibuat untuk pembentukan image seorang musisi.

11 Video musik juga dibuat agar masyarakat dapat mengenal musisi yang memiliki video musik, sehingga akan meningkatkan penjualan karya yang dibuat (Achmad, 2012).

Video musik menjadi jalan lain yang digunakan untuk mempromosikan dan memasarkan lagu yang hendak ditampilkan. Ada pun fungsi dari sebuah video musik, antara lain:

1. Mempromosikan penjualan album dan juga lagu,

2. Mempromosikan penyanyi baru kepada audiens dan memertahankan audiens untuk tetap fokus terhadap penyanyi yang sudah ada,

3. Mempromosikan citra sebuah penyanyi ada band secara menarik dan dinamis, 4. Menghibur audiens dan mendorong keinginan audiens untuk terus memutar

ulang video musik, dan

5. Membentuk sebuah visual yang mengandung makna dan alur cerita dari sebuah lagu. (BBC, 2021)

2.1.2 Dampak Pesan Metroseksual Dalam Video Musik

Pria metroseksual adalah pria yang gemar menghabiskan waktu dan penghasilan mereka untuk melakukan perawatan diri. Salah satu bentuk dari perawatan diri adalah penggunaan riasan. Salah satu fenomena penggunaan riasan ditunjukan pada video musik Seventeen “Thanks”. Pada video musik tersebut, ditunjukan bagaimana para anggota Seventeen yang sedang berada di ruang rias dengan banyak produk riasan di sekitar mereka. Selain itu, dalam beberapa adegan juga terdapat anggota Seventeen yang mendapatkan perawatan berupa penggunaan riasan.

Pesan mengenai penggunaan riasan bagi kaum pria yang ditunjukan dalam video musik tersebut memberikan dampak besar dalam bidang kecantikan pria.

Dilansir dari Billboard, terdapat penyebaran luas dan penerimaan, baik dari kelompok heteroseksual mau pun homoseksual, mengenai penggunaan riasan bagi kaum pria. Produk riasan terkenal seperti Milk Makeup dan Anastasia Beverly Hills pun sudah memulai untuk menginvestasikan kampanye riasan untuk gender netral. Seventeen pun memberikan sebuah gerakan sederhana namun memiliki dampak besar melalui video musik mereka (Benjamin, 2018).

12 Selain itu, Korean Wave turut serta dalam menyebarluaskan metroseksual.

Penyanyi Korea seperti G-Dragon Big bang, Kevin U-Kiss, Leeteuk dan Sungmin Super Junior, Jinwoon 2AM, Hong Ki FT Island adalah pelopor dari perawatan pria. Para artis Korea Selatan berbeda dengan artis barat, mereka menyebarluaskan citra pria yang ‘baik’, seseorang yang maskulin namun tetap lemah lembut (Loke & Omar, 2020). Terdapat pula perubahan persepsi yang terjadi terhadap pria Asia sebagai pria yang memiliki keinginan untuk memiliki kepribadian yang lembut, wajah tampan, dan tubuh atletis. Pria dalam industri hiburan di Korea Selatan atau lebih dikenal sebagai K-POP juga memberikan model alternatif untuk sebuah bentuk maskulinitas yaitu sebuah bentuk maskulinitas yang berada di antara soft masculinity dan hard masculinity (Tunstall, 2014).

2.1.3 Pesan Metroseksual Pada Video Musik

Casey Teniakoya, seorang direktor di Prague, menyampaikan pendapatnya mengenai video musik. Ia berpendapat bahwa sebuah video musik menceritakan sebuah kisah. Sebuah video musik tidak hanya tentang seseorang yang menyanyikan sebuah lagu, tapi tentang bagaimana sebuah cerita dari banyak orang dibawakan ke dalam sebuah musik dan karakter seseorang secara bersamaan. Ia juga berpendapat bahwa seorang artis yang memiliki musik yang berbeda di dalam sebuah video musik yang berbeda memiliki berbagai macam pesan untuk disampaikan di dalamnya. Hal tersebut memberikan perasaan yang berbeda yang membuat musik masuk ke dalam kehidupan seseorang dengan cara yang epik (Herron, 2021). Sebuah video musik seakan-akan membawa audiensnya ke dalam semesta yang bersifat abtrak, dimana mereka akan terbuai dengan suara dan visual yang ada (Herron, 2021).

Salah satu pesan yang disampaikan dalam video musik adalah pesan mengenai fenomena metroseksual. Contohnya adalah pada video musik salah satu boyband asal Indonesia bernama Smash berjudul I Heart U, Rindu Ini, Patah Hati, dan Senyum semangat yang diteliti oleh Sandi Arganata Qodaralam. Pada empat video musik tersebut, terdapat berbagai macam simbol yang menunjukan pesan metroseksual dari para personil boyband Smash. Pesan tersebut dikelompokan menjadi gaya berpakaian, gaya busana, dan gaya rambut. Pada

13 empat video musik tersebut, terdapat simbol yang menunjukan pesan metroseksual antara lain, penggunaan jas atau tuxedo, penggunaan baju bermotif, baju dengan kerah ‘V’, rambut berponi, mohawk, dan cepak, penggunaan aksesoris anting, cincin, kacamata hitam, topi, kalung, dan kawat gigi (Qodaralam, 2013). Selain itu, ada pula video musik Thanks milik Seventeen.

Dalam video musik, ditunjukan kegiatan ke-13 anggota Seventeen yang sedang melakukan rekaman di studio, latihan koreografi di ruang latihan, hingga menaiki bus bersama. Kegiatan dalam video musik ditunjukan secara realistis, mengingat Seventeen dikenal sebagai sebuah boyband yang menulis lagu, menciptakan lagu, serta membuat koreografi mereka sendiri (Benjamin, 2018).

Pekerjaan dalam bidang model, industri musik, pelayanan, dan olahraga merupakan pekerjaan yang biasa diminati pria metroseksual (Hall, 2014).

Berdasarkan keterangan di atas, pada video musik Thanks milik Seventeen, para anggota Seventeen menunjukan pekerjaan mereka sebagai seorang penyanyi yang bekerja di industri musik kepada khalayak yang merupakan salah satu pekerjaan yang biasa diminati oleh pria metroseksual.

Pada video musik juga, Seventeen secara terbuka menunjukan bentuk normalisasi penggunaan riasan sebagai aktivitas sehari-hari mereka. Rutinitas kecantikan para anggota Seventeen dijadikan sebagai sebuah sorotan untuk menarik perhatian penggemar serta khalayak (Benjamin, 2018). Hal tersebut menunjukan adanya karakteristik dari pria metroseksual berupa perawatan diri yang ditunjukan pada video musik Thanks milik Seventeen.

2.1.4 Karakteristik Metroseksual Pada Penampilan

Mulyana mengungkapkan bahwa setiap orang memiliki pandangan tersendiri terhadap penampilan seseorang. Seseorang sering kali memberikan makna tertentu pada karakteristik orang lain (Mulyana, 2013). Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui karakter seseorang adalah melalui arah minat dan pandangan orang tersebut terhadap nilai-nilai tertentu. Busana yang digunakan seseorang adalah arah minat dan pandangan berupa nilai yang dimiliki seseorang (Sihabuddin, 2020). Busana bisa menjadi sebuah simbol bagi orang lain yang melihatnya. Hal tersebut menunjukan bahwa busana dapat memberikan

14 makna di benak seseorang sehingga membentuk sebuah proses komunikasi (Sihabuddin, 2020).

Burgoon menjelaskan bahwa physical appearance adalah satu dari tujuh kode non-verbal. Ia menjelaskan bahwa physical appearance atau penampilan fisik adalah bentuk komunikasi non-verbal yang ada pada anggota tubuh seseorang. Bahkan kosmetik adalah salah satu bentuk dari komunikasi non-verbal (Burgoon dalam Sihabuddin, 2020). Duncan mengungkapkan bahwa faktor artifaktual seperti pakaian dan kosmetik adalah satu dari enam jenis pesan non-verbal (Rakhmat, 2012).

Pria metroseksual sangat memerhatikan penampilan mereka. Para pria tersebut menggunakan pendapatannya guna mengikuti trend berbusana dan meluangkan waktu untuk melakukan perawatan di salon (Mulyana, 2015).

Dalam majalah Men’s Health, pria metroseksual dikonstruksikan sebagai seorang pria yang memiliki tubuh atletis, wajah tampan, mengenakan busana bermerk dan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Selain itu, pria metroseksual digambarkan sebagai seorang pria yang memeiliki kulit wajah yang segar dan terlihat muda serta tubuh yang harum (Mulyana, 2015). Para pria metroseksual menggunakan parfum, produk perawatan wajah, melakukan spa, dan merawat kuku mereka sebagai bentuk perawatan tubuh demi menjaga citra diri yang mereka miliki (Mulyana, 2015).

Dari uraian di atas, dapat dianalisis bahwa penampilan merupakan salah satu bentuk komunikasi non-verbal. Dalam berpenampilan, seseorang biasanya memiliki nilai-nilai tersendiri yang hendak dipenuhi melalui penampilan mereka.

Melalui penampilan, seseorang dapat menilai karakter orang lain. Karakteristik seseorang yang ditunjukan melalui penampilan orang tersebut membentuk sebuah pesan di dalam pikiran orang lain yang membuat proses komunikasi berjalan secara non-verbal.

2.1.5 Profil Video Musik “Thanks” Milik Boyband Seventeen

Lagu Thanks milik boyband Seventeen dirilis tanggal 5 Februari 2018 bersamaan dengan video musiknya. Thanks merupakan salah satu lagu yang

15 berada di dalam album Director's Cut. Pada deskripsi video musik Thanks yang diunggah oleh saluran YouTube SEVENTEEN, dijelaskan bahwa lagu ini berusaha untuk mengantarkan pesan berupa rasa terima kasih kepada para penggemar karena telah membuat kenangan indah bersama mereka.

Tidak lama dari waktu rilis lagu serta video musik Thanks, Billboard mengunggah sebuah artikel mengenai video musik Thanks berjudul Seventeen's 'Thanks' Video Marks a Progressive Moment for Men's Beauty. Dalam artikel ini dijelaskan bagaimana adegan-adegan dalam video musik Thanks ditampilkan terutama saat adegan dimana para anggota Seventeen berada di sebuah ruang rias dan mendapatkan riasan sebelum mereka tampil.

Billboard melansir, “After vocalist DK introduces viewers to a backstage dressing room, the full group is seen is seen sitting and laughing with one another surrounded by loads of makeup and cosmetic products (blushes, hair rollers, eye curlers and tons of makeup brushes) as the guys get touch-ups (Seungkwan gets powder on his cheeks while Jun appears to be preparing to apply some type of concealer)” (Benjamin, 2018). Dalam artikel ini dijelaskan beberapa adegan di dalam video musik Thanks. Dimulai dari seorang vokalis bernama DK yang menunjukan ruang rias yang berada di belakang panggung, dilanjutkan dengan para anggota lain yang sedang duduk sembari tertawa dengan satu sama lain dikelilingi oleh produk kecantikan di sekitar mereka. Dalam video musik ini juga ditampilkan seorang anggota bernama Seungkwan dan Jun yang sedang diberikan riasan.

Billboard juga melansir, “While it's no secret that celebrities of any gender wear makeup out in public, male stars openly talking about or applying makeup is still very rare -- it's usually an assistant giving a touch-up or splash of power with the man rarely an active participant. With the narrative of the music video focusing so much on the band's day-to-day schedule, Seventeen is not just being open about their use of makeup but normalizing it as an everyday activity. Plus, with the video obviously styled to show Seventeen in a very desirable spotlight -- this isn't just one of K--pop's most popular acts but one of the world's most active artists on social media, mind you -- spotlighting their beauty routine is likely being used as a way to further pull in fans and viewers, not turn them off”

(Benjamin, 2018).

Kutipan tersebut mengungkapkan bahwa banyak selebritas yang menggunakan riasan untuk tampil di hadapan publik tanpa memandang gender mereka. Namun, fenomena dimana seorang selebritas pria secara terbuka membicarakan tentang bagaimana mereka menggunakan riasan masih terbilang

16 sangat jarang. Dalam video musik ini, ditunjukan bagaimana kegiatan sehari-hari anggota Seventeen termasuk bagaimana para anggota secara terbuka memberi tahu kepada khalayak tentang mereka yang selalu menggunakan riasan untuk kebutuhan sehari-hari. Rutinitas kecantikan tersebut dilakukan untuk menarik perhatian para penggemar dan audiens.

2.1.6 Sejarah dan Perkembangan Semiotika

Semiotika berasal dari kata Yunani menurut Etimologis, yaitu semeion yang memiliki arti tanda. Tanda yang dimaksud adalah tanda yang sudah disetujui dan dianggap memiliki arti untuk hal lain (Wahjuwibowo, 2018).

Secara singkat, semiotika memiliki arti berupa ilmu tentang tanda. Semiotika mengkaji segala hal yang berhubungan dengan sistem tanda (Lantowa et al., 2017)

Sedangkan, secara terminologis, semiotika adalah sebuah upaya untuk mempertanyakan tanda-tanda yang aneh atau belum jelas. Tanda sendiri menurut Littlejohn merupakan dasar dari segala kegiatan komunikasi (Wahjuwibowo, 2018). Semiotika digunakan untuk melakukan analisis mengenai tanda budaya dan pendekatan untuk menganalisis tanda arsitektur (Lantowa et al., 2017).

Semiotika merupakan bidang ilmu yang membahas tentang tanda yang hadir dalam kehidupan manusia. Konsep tanda dalam semiotika digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara absentia (signified) dan tanda (signifier).

Tanda sendiri merupakan gabungan antara penanda (signifier) dan petanda (signified) (Lantowa et al., 2017). Charles Morris membagi semiotika menjadi tiga cabang penyelidikan (Branches of inquiry), yaitu:

1. Sintaktik (syntatics), merupakan cabang semiotika yang membahas tentang hubungan formal antara satu tanda dengan tanda lainnya. Pada cabang ini lebih terfokus pada kaidah tuturan dan interpretasi. Sintaktik juga dikenal sebagai gramatika.

2. Semantik (semantics), yaitu cabang yang mempelajari tentang hubungan tanda dengan designata atau objek acuannya. Designata merupakan tanda yang digunakan dalam tuturan tertentu.

17 3. Pragmatik (pragmatics), adalah cabang yang mempelajari hal mengenai hubungan antar tanda dengan interpreter atau pemakainya. Pragmatik memiliki kaitan dengan aspek komunikasi (Wahjuwibowo, 2018).

Ada pula tokoh-tokoh semiotika, seperti:

1. Ferdinand De Saussure, adalah seorang tokoh semiotika yang berfokus pada semiotika linguistik. Saussure memakai pendekatan anti historis dimana bahasa dilihat sebagai sebuah sistem utuh dan harmonis secara internal atau dinamakan sebagai langue. Saussure memiliki lima pandangan, yaitu signifier (penanda), signified (petanda), langue (bahasa) dan parole (tuturan), form (bentuk) dan content (isi), synchronic (sinkronik) dan diachronic, dan syntagmatic dan associative atau paradigmatik.

2. Roland Barthes, merupakan tokoh semiotika yang mengungkapkan konsep megenai konotasi dan denotasi sebagai hal yang utama dari analisisnya.

Roland Barthes menjadikan tanda (sign) sebagai sistem yang terdiri dari sebuah ekspresi (E) atau hubunagan signifier (R) dengan consent (signified) (C): ERC.

3. Charles Sanders Peirce, adalah tokoh semiotika yang teorinya sering disebut sebagai ‘ground theory’. Artinya, gagasan yang diungkapkan oleh Peirce memiliki sifat menyuruh dan deskripsi yang struktural dalam sistem penandaannya. Peirce mengidentifikasikan partikel dasar tanda guna digabungkan dengan semuka komponen ke dalam struktur tunggal. Dalam membedakan tipe tanda, Peirce mengklasifikasikannya menggunakan tipologi tanda. Selain itu, Peirce juga berpendapat bahwa sebuah tanda (representamen) memiliki kaitan triadik dengan interpretan dan objeknya.

Pada kesempatan ini penulis menggunakan penelitian semiotika Charles Sanders Peirce sebab penulis hendak menemukan tanda-tanda metroseksual menggunakan trikotomi tanda yang terdapat pada analisis semiotika Charles Sanders Peirce (Wahjuwibowo, 2018).

18 2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding serta untuk memperkaya teori dalam penelitian yang sedang dilakukan. Berikut adalah penelitian terdahulu berupa jurnal nasional, jurnal internasional, dan skripsi yang digunakan sebagai referensi.

Literatur Penelitian Terdahulu

Judul Representasi Laki-Laki Metroseksual Dalam Iklan Vaseline Men Face Moisturizer

Nama Peneliti Arnie Mellawatie, Eni Maryani, Nindi Aristi Lokasi Penelitian Universitas Padjajaran

Teknik Analisis Data

Analisis Semiotika Roland Barthes

Hasil Penelitian Jurnal ini berisi tentang keberadaan metroseksual yang ada pada sebuah iklan Vaseline Men Face Moisturizer TVC.

Penelitan dari jurnal ini memfokuskan pada empat scene yang memiliki tanda-tanda metroseksual yang paling dominan. Tanda-tanda tersebut terdiri dari bentuk tubuh laki-laki, kulit wajah, produk kosmetik, dan ketertarikan wanita pada laki-laki metroseksual. Kelima hal tersebut dijadikan tanda penting yang membangun makna dan struktur teks terkait metroseksual. Metode yang digunakan adalah metode semiotika oleh Roland Barthes. Peneliti menganalisis tanda-tanda metroseksual berdasarkan tanda denotasi dan konotasi. Peneliti juga menganalisis dengan melihat teks sebagai rangkaian peristiwa yang membentuk

19 sejumlah narasi atau cerita. Sedangkan mitos yang ditemukan adalah mitos maskulinitas dalam konsep metroseksual dan mitos tokoh idola laki-laki metroseksual.

Perbedaan Objek penelitian pada penelitian ini adalah pesan yang ada pada sebuah iklan Vaseline Men Face Moisturizer TVC, sedangkan objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah musik video Seventeen berjudul Thanks.

Judul Representasi Pria Metroseksual pada Iklan OVO-Tokopedia Edisi Playcoy Nama Peneliti Wa Ode Sitti Nurhaliza, Ratna Puspita, Pipit

Dwi Lestari

Lokasi Penelitian Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi

Teknik Analisis Data

Analisis Semiotika John Fiske

Hasil Penelitian Dalam jurnal ini membahas tentang fenomena laki-laki metroseksual pada iklan OVO-Tokopedia edisi Playcoy. Peneliti menggunakan metode semiotika John Fiske.

Dalam iklan ini pria metroseksual ditampilkan melalui cara berpakaian trendi dengan aksesoris yang digunakan di tokoh pria. Pada iklan OVO-Tokopedia edisi Playcoy menampilkan pria pekerja, sukses, narsis dan percaya diri. Hal ini terlihat dari penampilan, kostum, perilaku hingga gesture serta ekspresi tokoh pria. Level representasi terdiri dari kode teknis berupa pengambilan gambar dan lighting dan representasi konvensional. Ada pula level ideologi dalam iklan OVO-Tokopedia edisi Playcuy merepresntasikan

20 pria metroseksual yang ditampilkan dari tampilan yang memberi kode verbal dan non-verbal. Iklan ini merepresentasikan pria metroseksual yang konsumerisme, kapitalisme dan narsisme.

Perbedaan Objek penelitian pada penelitian ini adalah pesan yang ada pada sebuah iklan OVO-Tokopedia edisi Playcoy dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis semiotika John Fiske, sedangkan objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah musik video Seventeen berjudul Thanks dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis semiotika Charles Sanders Peirce.

Judul Representasi Metroseksual Pada Fashion Stefandy Yanata Harilasso (Analisis Semiotika Roland Barthes Terhadap Foto Stefandy Yanata Harilasso Pada Akun Instagram @Andyyanata)

Nama Peneliti Anisa Dwi Pramesti, Dina Anik Rahayu, Ade Kusuma

Lokasi Penelitian Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur Teknik Analisis

Data

Metode Analisis Semiotika Roland Barthes

Hasil Penelitian Jurnal ini membahas tentang metroseksual yang muncul sebab masyarakat modern dan perkotaan, gaya berpakaian mengalami pergeseran yang cukup berarti. Gaya berpakaian menjelaskan identitas sosial seseorang. Pandangan tradisional membedakan pakaian dan aksesoris berdasarkan gender tertentu. Merah muda atau

21 pink adalah warna untuk perempuan, sedangkan biru identik dengan laki-laki.

Adanya metroseksual di Indonesia memberikan fenomena baru tentang gaya hidup dan selera laki-laki perkotaan yang modern. Hal tersebut memiliki peneliti ingin meneliti tentang representasi metroseksual yang ditampilkan pada akun Instagram

Adanya metroseksual di Indonesia memberikan fenomena baru tentang gaya hidup dan selera laki-laki perkotaan yang modern. Hal tersebut memiliki peneliti ingin meneliti tentang representasi metroseksual yang ditampilkan pada akun Instagram

Dokumen terkait