• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia adalah metode deskriptif, yaitu metode untuk memahami masalah berdasarkan fenomena atau gejala pada saat penelitian berlangsung.Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu kelompok atau masyarakat tertentu atau orang tertentu atau gambaran tentang

suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.52 Dalam kaitan ini

penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimanakah minat membaca buku pelajaan bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat.

E.Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, angket, dan wawancara.

1. Observasi

Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Dalam observasi ini penulis akan melihat sejauh mana minat membaca siswa kelas VIII terhadap pelajaran bahasa Indonesia yang dikaitkan setelah mereka membaca .

51

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung:Tarsito, 2005), h. 168. 52

2. Angket

Memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya. Adapun yang dimaksud dengan responden di sini adalah siswa-siswi kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat.

3. Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.

F. Instrumen penelitian

Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan-pernyataan berupa angket, yang kemudian diberikan kepada objek penelitian, yaitu siswa-siswi yang peneliti pilih dan menjadi sampel dalam penelitian.

Selain angket di atas, peneliti juga menggunakan instrumen wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada guru bahasa Indonesia untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang penelitian mata pelajaran bahasa Indonesia.

Tabel 1

Kisi-kisi Minat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Variabel Indikator No. soal Jumlah Minat membaca buku

pelajaran Bahasa Indonesia Perasaan senang 1, 2, 6, 15, 13, 17, 19 8 Perasaan tertarik 3,4, 9, 12, 14, 18 6 Memiliki pengetahuan 7, 8, 10, 11, 16, 20 6 Semangat 5, 1 Jumlah 20

G. Teknik Analisis Data

Untuk mengolah data angket yang telah penulis sebarkan kepada responden, penulis menggunakan teknik sebagai berikut.

1. Skoring

Untuk menentukan skoring dalam hasil penelitian ini, penulis menyusun alternatif jawaban. Untuk jawaban tinggi (A) mendapat nilai 4, jawaban yang menengah (B) mendapatkan nilai 3, jawaban (C) mendapatkan 2 dan jawaban (D) 1.

2. Rumus

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang menggunakan angket, maka cara menganalisis data dengan menggunakan skala prosentase, dengan rumus sebagai berikut:

P = F X 100

N

Keterangan:

P = Presentasi %

F = Frekuensi (jawaban responden terhadap salah satu alternatif jawaban)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat

1. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat

Madrasah Tsanawiyah Islamiyah adalah salah satu unit yang ada dibawah Yayasan Islamiyah Ciputat.Pada mulanya madrasah ini bernama PGA yang berdiri pada tahun 1960. Gedung yang pertama bertempat di depan gedung IAIN (sekarang UIN), tepatnya yang sekarangmenjadi klinik UIN. Madrasah tersebut diberi nama PGA Islamiyah. Pada tahun 1965 PGA Islamiyah pindah ke Al-hidayah (sekarang Plaza Ciputat). Setelah dari Alhidayah PGA Islamiyah pindah lagi ke Jl. Pendidikan Kampung Sawah (sekarang Jl. Ki Hajar Dewantara No. 23 Ciputat), dengan tetap memakai nama PGA Islamiyah.

Nama PGA Islamiyah bertahan sampai tahun 1974 dan pada tahun 1975 karena adanya pemekaran, maka Madrasah Tsanawiyah berganti nama dan dipecah menjadi dua lembaga yaitu Madrasah Tsanawiyah Islamiyah dan Madrasah Aliyah Islamiyah sampai sekarang. Madrasah Tsanawiyah menginduk ke Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Pondok Pinang DKI Jakarta dari tahun 1975 sampai tahun 1990. Karena pada tahun 1990 ada pemisahan wilayah yaitu ke wilayah Jawa Barat dan menginduk ke Madrasah Tsanawiyah Negeri II Pamulang.

Status Madrasah Tsanawiyah Islamiyah terus meningkat dari mulai terdaftar, diakui, dan sekarang sudah disamakan. Dengan statusnya yang disamakan itu Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat berhak melaksanakan ujian dan menandatangani ijazah sendiri. Madrasah Tsanawiyah didirikan oleh para tokoh

masyarakat dan bahkan tokoh nasional. Mereka itu antara lain Drs. Zarkasih Nur, H. Munir, BA, Hj. Muniroh, Drs. Saiful Milah, Drs. H. Arifin (Alm) dan bapak Jayadi Nur (Alm).

Adapun tujuan didirikannya Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat adalah “membentuk generasi muda muslim yang berkualitas dalam ilmu dan amal”.

2. Visi

“Unggul dalam Iman, Ilmu dan Amal”

3. Misi

a. Membentuk siswa yang berakhlakul karimah

b. Meningkatkan Prestasi Siswa

c. Mengantarkan siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

d. Melatih dan membimbing siswa yang selalu ikhlas dalam tindakan maupun

perbuatan.

4. Tujuan MTs Islamiyah

Generasi penerus bangsa yang unggul dalam bidang IPTEK dan IMTAQ yang merupakan benteng menuju manusia masa depan.

5. Strategi

MTs Islamiyah merupakan lembaga pendidikan yang berdiri sejaka tahun 1978, sampai saat ini kiprahnya sebagai sekolah pencetak pioner-pioner bukan hanya

ilmuan tetapi sudah banyak da’i – da’I, tokoh masyarakat, serta kepala daerah

MTs Islamiyah berdomasili di jalan Kihajar Dewantoro No 23 Ciputat Tangerang Selatan Banten dan secara geografis terletak di jantung kota Ciputat. Sehingga sangat mudah di jangkau dari segala arah. Program kedepan MTs Islamiyah menitik beratkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan dan lulusan, serta pembinaan akhlak mulia sesuai dengan visi dan misinya.

Hal lain terus menjadi target strategi MTs dan tidak kalah pentingnya yaitu melatih peserta didik untuk mampu trampil di dalam masyarakat dan bagian dari masyarakat yang mampu menyampaikan ide, hadist Rosulullah, serta isi Al-quran melalui kegiatan pengabdian masyarakat.

MTs Islamiyah merupakan lembaga pendidikan menengah setingkat dengan SLTP yang berdasarkan kepada Ahlu Sunnah Wal Jamaah dan sangat berpegang teguh kepada Al-quran dan Hadits sehingga out put dari lembaga ini diharapkan mampu berkiprah di masyarakat manapun dan golongan apapun sebagai manusia Indonesia yang berakhlakul karimah.

6. Keadaan guru dan siswa MTs Islamiyah Ciputat

Dalam proses belajar mengajar terdapat komponen-komponen yang saling mendukung satu sama lain. Untuk kelancaran belajar mengajar. Komponen-komponen tersebut yaitu guru, siswa dan saranaprasarana. Ketiga Komponen-komponen tersebut sangat penting dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.

Guru adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa ada guru, proses belajar mengajar pun tidak akan berjalan

dengan baik. Disamping itu guru mempunyai hak secara utuh untuk membimbing dan mengarahkan muridnya dalam mencapai tujuan pendidikan.

Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya ditangani oleh beberapa guru yang ahli pada bidangnya. Adapun nama-nama guru tersebut sebagaimana terlampir dalam kolom berikut ini.

Tabel 2

Nama Guru di MTs. Islamiyah

NO NAMA GURU MATA PELAJARAN

1 Hj. Yurnelis, BA Bahasa Inggris

2 Dra. Ch. Suhartini Pendidikan Kewarganegaraan

3 Dra. Ecin Kuraesin Bahasa Indonesia

4 Dra. Tatu Uyainah Alquran Hadits

5 Dra. Masnah Sejarah Kebudayaan Islam

6 Drs. Aris Herdiana Fiqih

7 Hikmatullah, Spd Komputer

8 Aep Saefullah Matematika

9 Drs. Mutholib Ilmu Pengetahuan Alam

10 Drs. Hilmudin Ilmu Pengetahuan Sosial

11 Amirullah, Spd Baca-Tulis-Quran

12 Tatang Sudrajat, Spd Bahasa Indonesia

13 Ahmad Djuanda, SE Ilmu Pengetahuan Sosial

14 Anna Saraswati, Ss Bahasa Arab

Selain guru komponen yang tidak kalah penting adalah siswa. Siswa mempunyai peranan yang sangat penting pula dalam proses belajar mengajar karena tanpa siswa proses belajar mengajar tidak akan terjadi. Siswa MTs Islamiyah Ciputat kelas 1-3 pada tahun pelajaran 2010-2011 tercatat sebagai berikut.

Tabel 3

Jumlah Siswa MTs. Islamiyah Ciputat Tahun pada Ajaran 2010-2011

Kelas Jurusan Jumah

Rombel Jumlah Siswa Awal Tahun L P Jumlah Keseluruhan Awal Tahun VII Agama 2 56 26 82 VIII Agama 2 29 45 74 IX Agama 2 31 38 69 Jumlah 6 116 109 225

7. Sarana dan Prasarana

Selain guru, murid, sarana dan prasarana pun merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam menunjang terlaksananya proses belajar mengajar, karena dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai maka proses belajar mengajar

akan berjalan dengan baik. Sebaliknya, jika sarana dan prasarana kurang memadai maka proses belajar mengajar pun menjadi kurang efektif. Dalam hal sarana dan prasarana ini MTs Islamiyah Ciputat memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut.

Tabel4

Keadaan sarana dan prasarana MTs. Islamiyah ciputat

Lantai Jumlah Ukuran Keterangan

I 1 1 1 1 2 8 x 8 M2 8 x 8 M2 8 x 8 M2 10 x 12 M2 2 x 2 M2

Ruang Kepala dan Wakil

Ruang Tata Usaha

Ruang Lab. Komputer

Mushalla WC II 4 1 1 1 1 8 x 8 M2 8 x 8 M2 8 x 8 M2 8 x 8 M2 2 x 3 M2 Ruang Belajar Ruang Guru

Ruang Lab. IPA

Ruang Perpustakaan

III 3 1 8 x 8 M2 2 x 3 M2 Ruang Belajar Ruang OSIS Jumlah 17 670 M2

8. Rencana Strategi (Renstra) MTs Islamiyah dibuat dalam 3 tahap, yakni:

A.Rencana Strategi Jangka Pendek, meliputi

1. Menyampaikan Ilmu Pengetahuan Umum dan Agama kepada peserta

didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas.

2. Pembinaan agama, serta sopan, ramah dalam pergaulan dan berakhlakul

karimah.

3. Memberi keterampilan Da’wah dan seni dalam bidang muhadhoroh dan pentas baik di dalam maupun di masyarakat.

B. Rencana Strategi Jangka Menengah, meliputi:

a. Mampu berkiprah di kelompok kerja madrasah (KKM) dengan program

Dakwah dan IPTEK melalui kegiatan lomba pentas proseni.

b. Pengentasan Buta, Baca, Tulis Al-quran untuk perwujudan nyata sebagai

lembaga pendidikan islam. C. Rencana Strategi Jangka Panjang

1. Membentuk Ikatan Alumni/Forum Alumni yang berperan menampilkan

mutu MTs melalui informasi Alumnus yang sudah berkiprah dan mengabdi di masyarakat sebagai da’i - da’i, tokoh masyarakat dan umaroh.

2. Menjadikan MTs Islamiyah sebagai lembaga pendidikan yang berstandar Nasional dan standar Internasional.

B. Hasil Analisis Data

1. Observasi

Tahap observasi dilakukan pada pengamatan langsung di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat yakni pada saat kegiatan belajar mengajar. Pengamatan ini dilakukan oleh penulis, penulis mengamati siswa ataupun guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah kegiatan belajar mengajar di kelas selesai, kemudian penulis mewawancarai langsung kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas. Berdasarkan hasil observasi yang terlampir penulis menyimpulkan bahwa untuk kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat dipilih berdasarkan tingkat kemampuan dan minat siswa.Bagi siswa untuk mata pelajaran bahasa Indonesia sangat memahaminya. Tetapi ada juga siswa yang masih sulit untuk memahami mata pelajaran bahasa Indonesia kurangnya fasilitas sarana dan prasarana.Oleh karena itu, tingkat minat membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat masih perlu ditingkatkan lagi dengan memberikan motivasi dan melengkapi sarana dan prasarana.

2. Angket

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan tujuan dapat menarik kesimpulan dengan baik. Pengolahan data yang masuk ditempuh dengan cara menganalisis dan menafsirkan tiap-tiap data dari masing-masing responden atau individu.

Setelah diperoleh data dari hasil angket, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel deskripsi persentase dengan menggunakan rumus.

P = F X 100 N Keterangan:

P = Presentasi %

F = Frekuensi (jawaban responden terhadap salah satu alternatif jawaban)

N = Number of case (jumlah responden)

Adapun sejumlah pernyataan yang penulis berikan kepada para responden dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:

Tabel 5

Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif jawaban Responden %

Sangat senang 10 27,7

Senang 21 58,3

Biasa saja 5 13,8

Tidak menyenangkan - -

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 27,7% sikap siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia menjawab merasa sangat senang, 58,3% menjawab

senang, dan 13,8% menjawab biasa saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa merasa senang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dan sedikit sekali siswa yang merasakan biasa saja ketika mengikuti pelajaran bahasa Indonesia.

Tabel 6

Nilai Bahasa Indonesia

Alternatif jawaban Responden %

Sangat bagus - -

Bagus 26 72,2

Kurang bagus 2 5,5

Sedang 8 22,2

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai pelajaran Bahasa Indonesia siswa menjawab bagus yaitu 72,2 %, 5,5 kurang bagus, dan 22,2 sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai bahasa Indonesia siswa bagus. Artinya, siswa sangat memahami pelajaran bahasa Indonesia dan sedikit sekali nilai siswa kurang bagus.

Tabel 7

Berminat Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif jawaban Responden %

Ya 25 69,4

Tidak - -

Biasa saja 7 19,4

Ragu-ragu 4

Jawaban 36 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa siswa sangat berminat sekali membaca buku pelajaran bahasa Indonesia sangat besar sekali hingga mencapai 69,4%, dan sisanya 19,4% menjawab biasa saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa peran guru bahasa Indonesia di sekolah sangat berperan dalam membangkitkan minat siswa untuk membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.

Tabel 8

Sikap Mendapatkan Nilai Bahasa Indonesia Kurang Bagus

Alternatif jawaban Responden %

Berusaha memperbaiki 36 100

Banyak membaca - --

Bertanya pada guru - -

Tidak mau tahu - -

Berdasarkan dari tabel di atas bahwa semua siswa yang mendapatkan nilai kurang bagus menjawab agar berusaha dengan memperbaikidengan cara membaca atau mengulangnya mencapai 100% siswa menyatakan terus berusaha untuk memperbaikinya.

Tabel 9

Sikap Orang Tua Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif jawaban Responden %

Sangat bagus 11 30,5

Cukup baik 17 47,2

Biasa saja 8 22,2

Diam saja - -

Jumlah 36 100

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan sikap orang tua siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia mengatakan cukup baik berjumlah 47,2%, sangat bagus 30,5%, dan biasa saja 22,2%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa peran orang tua pun sangat diperlukan dalam proses belajar siswa.

Tabel 10

Tanggapan Teman Terhadap Pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif jawaban Responden %

Sangat senang 4 11,1

Senang 22 61,1

Biasa saja 10 27,7

Tidak menyenangkan

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 11,1% tanggapan teman siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia sangat senang, 61,1% senang, dan 27,7% mengatakan biasa saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua siswa senang terhadap pelajaran bahasa Indonesia.

Tabel 11

Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Sebelum Pelajaran Dimulai

Alternatif jawaban Responden %

Sering 3 8,3

Jarang 25 69,4

Sesekali 4 11,1

Tidak pernah 4 11,1

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 8,3% siswa membaca buku pelajaran bahasa Indonesia sebelum pelajaran dimulai menjawab sering, 69,4% menjawab jarang, 11,1% menjawab sesekali, dan 11,1% tidak pernah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sangat bervariasi sekali ketika siswa membaca buku pelajaran bahasa Indonesia sebelum pelajaran dimulai bahkan yang paling banyak menjawab adalah siswa jarang membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.

Tabel 12

Membeli Buku Pelajaran Bahasa Indonesia di Toko Buku

Alternatif jawaban Responden %

Sering 1 2,7

Jarang 11 30,5

Sesekali 15 41,6

Tidak pernah 9 25

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas beragamnya jawaban siswa terhadap membeli buku pelajaran bahasa Indonesia di toko buku 2,7% sering, 30,5% jarang, 41,6% sesekali, dan 25% tidak pernah. Hal ini menggambarkan bahwa guru bahasa Indonesia sangat berperan dalam membangkitkan minat siswa untuk lebih giat lagi dalam membaca.

Tabel 13

Yang disukai ketika Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban Responden %

Sampul - -

Isi 30 83,3

Gambar 6 16,6

Jumlah 36 100

Tabel tersebut menggambarkan bahwa siswa dapat tertarik membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia dilihat dari isi buku tersebut yang mencapai 83,3% dan 16,6% siswa tertarik pada gambar buku pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan siswa yang menyukai isi buku pelajaran bahasa Indonesia siswa dapat lebih memahami dan mengerti terhadap pelajaran bahasa Indonesia.

Tabel 14

Frekuensi Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban Responden %

1x 9 25

2x 23 63,8

3x 4 11,1

Tidak pernah

Berdasarkan tabel di atas bahwa frekuensi siswa yang membaca buku pelajaran bahasa Indonesia dalam seharinya 1x sebanyak 25% siswa,2x sebanyak 63,8%, dan 3x sebanyak 11,1%. Hal ini menandakan bahwa minat baca siswa terhadap buku pelajaran bahasa Indonesia cukup baik.

Tabel 15

Berdiskusi Kepada Teman Tentang Pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban Responden %

Ya 12 33,3

Tidak 3 8,3

Kadang-kadang 21 58,3

Tidak pernah - -

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas menjawab ya, siswa berdiskusi kepada teman tentang pelajaran bahasa Indonesia sebanyak 33,3 %, yang menjawab tidak sebanyak 8,3%, dan menjawab kadang-kadang sebanyak 58,3%.

Tabel 16

Alasan berminat membaca buku pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban Responden %

Diri sendiri 14 38,8

Perintah guru 4 11,1

Ikut-ikutan teman - -

Isi, cerita, dan bahasa yang menarik

18 50

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa alasan berminat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia 38,8 % siswa menjawab diri sendiri, perintah guru 11,1% perintah guru, dan 50% isi, cerita, dan bahasa yang menarik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa alasan siswa berminat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia karena dilihat dari isi, cerita, dan bahasa yang menarik dan atas kesadaran diri sendiri.

Tabel 17

Sikap Responden Tentang Teman yang Mengejek Pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban Responden %

Menasehati 16 44,4

Diam 5 13,8

Menegurnya 7 19,4

Biasa saja 8 22,2

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas sikap siswa terhadap teman yang mengejek pelajaran bahasa Indonesia sebanyak 44,4% menjawab menasehati, 13,8% diam, 19,4 menegurnya, dan biasa saja 22,2%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya kesadaran siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia mengatakan menasehati bagi teman yang mengejek terhadap buku pelajaran bahasa Indonesia.

Tabel 18

Keinginan Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban Responden %

Diri sendiri 36 100

Ayah - -

Ibu - -

Teman - -

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa keinginan membaca buku pelajaran bahasa Indonesia sebanyak 100% siswa menjawab atas keinginan diri sendiri.

Tabel 19

Kondisi Kelas ketika Belajar Bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban Responden %

Senang 19 52,7

Sangat senang 5 13,8

Biasa saja 12 33,3

Tidak senang - -

Jumlah 36 100

Tabel ini menggambarkan bahwa sebanyak 52,7% siswa merasakan suasana senang dalamkelas ketika pelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Ini disebabkan peran guru bahasa Indonesia yang dapat mengkondisikan ruang kelas sehingga siswa merasa senang didalamnya.

Tabel 20

Mengulang Membaca Buku Pelajaran di Rumah

Alternatif Jawaban Responden %

Ya 1 2,7

Tidak 2 5,5

Tidak pernah 3 8,3

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa mengatakan ya 2,7% mengulang membaca buku pelajaran bahasa Indonesia di rumah, 5,5% tidak, 83,3% kadang-kadang, dan 8,3 tidak pernah.

Tabel 21

Tidak Pernah Bosan Membaca Buku pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatif Jawaban Responden %

Sangat setuju 4 11,1

Setuju 24 66,6

Tidak setuju - -

Ragu-ragu 8 22,2

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 11,1% siswa tidak pernah bosan membaca buku pelajaran bahasa Indonesia, 66,6% setuju, dan 22,2% ragu-ragu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa setuju tidak pernah bosan membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.

Tabel 22

Membaca Buku yang Berkaitan dengan Pelajaran Bahasa Indonesia di Perpustakaan

Alternatif Jawaban Responden %

Sangat setuju 16 44,4

Tidak setuju - -

Kadang-kadang 19 52,7

Ragu-ragu 1 2,7

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa 44,4% siswa sangat setuju membaca buku pelajaran bahasa Indonesia, 52,7% kadang-kadang, dan 2,7% ragu-ragu.

Tabel 23

Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Membuang Waktu Saja

Alternatif Jawaban Responden %

Sangat setuju - -

Setuju 3 8,3

Tidak setuju 31 86,1

Ragu-ragu 2 5,5

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 8,3% siswa menjawab setuju membaca buku pelajaran bahasa Indonesia membuang waktu saja,

86,1 menjawab tidak setuju, dan 5,5% menjawab ragu-ragu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa tidak membuang waktu ketika membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.

Tabel 24

Pengaruh Selesai Membaca Buku Pelajaran Bahasa Indonesia

Alternatf Jawaban Responden %

Ada perubahan 28 77,7

Biasa saja 8 22,2

Tidak ada perubahan - -

Tidak tahu - -

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 77,7% siswa menjawab ada perubahan ketika selesai membaca buku pelajaran bahasa Indonesia dan 22,2% siswa menjawab biasa saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan siswa bertambah ketika selesai membaca buku pelajaran bahasa Indonesia.

3. Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang terlampir, penulis menyimpulkan bahwa minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia di MTs Islamiyah masih perlu ditingkatkan lagi.

C. Pembahasan

Minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia di sekolah masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi. Karena siswa ketika mengisi angket terdapat pada angket nomor tujuh membaca buku pelajaran bahasa Indonesia sebelum jam pelajaran mereka menjawabnya dengan jarang, sesekali dan bahkan sampai tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa banyak kendala yang menjadi berkurangnya minat terhadap mereka. Minat tergantung pada kesempatan anak untuk belajar. Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah, minat mereka “tumbuh dari rumah” sehingga kesempatan pertama untuk belajar berasal dari rumah dan lingkungan rumah merupakan tahap awal. Minat membaca salah satu contoh paling relevan, dimana lingkungan rumah merupakan stimulus paling awal dan tempat belajar utama bagi seseorang anak untuk belajar membaca.

Kurangnya minat membaca pada siswa di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat salah satunya adalah dalam bidang sarana dan prasarana. Terutama pada perpustakaan di sekolah ini terdapat perpustakaan namun bukan milik sekolah MTs Islamiyah tetapi digunakan secara bersamaan dengan Aliyah, SMK, dan SMP hal ini sehingga timbul rasa malu dan malas pada siswa MTs Islamiyah untuk membaca buku di setiap menggunakan waktu yang senggang.

BAB V PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas mengenai “Minat Membaca Buku Pelajaran

Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat” yang dibahas pada

bab dan pasal sebelumnya ini akan penulis kemukakan beberapa simpulan dan saran.

A.Simpulan

1. Minat siswa dalam membaca buku pelajaran bahasa Indonesia di MTs Islamiyah

masih sangat berkurang.

2. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca siswa adalah faktor

intern siswa dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa yaitu faktor-faktor yang terdapat atau bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri. Sedangkan faktor ekstern siswa yaitu segala yang mempengaruhi perkembangan tingkah laku siswa termasuk minatnya yang bersumber dari luar siswa yang bersangkutan. Misalnya, yang berasal dari lingkungan, teman, masyarakat disekitar, dan guru di sekolahnya.

B.Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, penulis memandang penting untuk menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Peran orang tua sebagai pendidik utama bagi anaknya yang membekali

Dokumen terkait