• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS

C. Pengertian Buku Teks

Ada yang mengatakan bahwa “buku teks adalah rekaman pikiran rasial yang

disusun buat maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional”. Definisi buku

pelajaran atau buku teks pelajaran menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005. Buku pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan

kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.36

Large menjelaskan bahwa “buku teks adalah standar/buku setiap cabang

khusus studi” dan dapat terdiri atas dua tipe, yaitu buku pokok/utama dan

suplemen/tambahan. Bacon mengemukakan bahwa “buku teks adalah buku

yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli bidang itu dan diperlengkapi dengan

sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi”. Buckingham mengutarakan

bahwa “buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah -sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran”

dalam pengertian modern dan yang umum dipahami. 37

Dari berbagai pendapat ahli yang tertera di atas, dapat penulis simpulkan beberapa hal seperti berikut ini.

a. Buku teks itu selalu merupakan buku pelajaran yang ditunjukkan bagi siswa

pada jenjang pendidikan tertentu. Jadi, kita lihat adanya buku teks untuk SD, SMP, SMA, dan sebagainya.

35

Isah Cahyani, Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung: Upi Press), h. 102-103.

36

http://penchenk.blogspot.com/2009/01/definisi-buku-pelajaran.diakses pada pukul 14.34 WIB, 5-05-2011

37

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. (Bandung: Angkasa,2009), h. 12.

b. Buku teks itu selalu berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Ada buku teks yang mengenai matematika, sejarah, bahasa, ekonomi, dan sebagainya. Lebih khusus lagi, kita sering menjumpai buku teks, seperti bahasa Indonesia untuk SD, SMP, SMA, dan sebagainya.

c. Buku teks itu selalu merupakan buku yang standar. Pengertian standar di sini

ialah buku, menjadi acuan, berkualitas, dan biasanya ada tanda pengesahan dari badan yang berwenang. Di Indonesia misalnya, badan itu di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional.

d. Buku teks itu biasanya disusun dan ditulis oleh para pakar (ahli, ekspert) di

bidang masing-masing. Di Indonesia, misalnya kita kenal nama pengarang yang ahli pada bidangnya, seperti: Sunan Takdir Alisjahbana, Ramlan, Gorys Keraf dalam bidang tata bahasa.

e. Buku teks itu ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. Buku teks mengenai

keterampilan berbahasa, menyimak, ditulis untuk tujuan pengajaran menyimak tertentu.38

Berdasarkan uraian di atas dapat dsimpulkan bahwa buku teks adalah sama dengan buku pelajaran. Secara lebih lengkap dapat didefinisikan sebagai berikut “buku teks adalah buku pelajaran dalam mata pelajaran tertentu yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud dan tujuan intruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program pengajaran.

38Ibid,

1. Fungsi Buku Teks

Dunia kita kini adalah dunia buku. Betapa pentingnya buku dalam kehidupan pada masa modern. Dengan pertolongan buku-buku ilmu pengetahuan dapat dihimpun ke dalam suatu wadah yang selalu tersedia secara permanen.Buku-buku teks merupakan sarana penting dan ampuh bagi penyediaan dan pemenuhan pengalaman tidaklangsung dalam jumlah yang besar dan terorganisasi rapi. Banyak cara efektif yang dilakukan oleh para siswa dalam menggunakan serta memanfaatkan buku mereka, antara lain, dengan cara melatih mereka membaca intensif. Guru hendak menjelaskan bahwa nilai buku teks bergantung pada penggunaannya bagi tujuan mempelajari keuntungan-keuntungan khusus buku tersebut. Buckingham membagi keuntungan-keuntungan khas itu dapat dikelompokan menjadi:

a. Kesempatan mempelajarinya sesuai dengan kecepatan masing-masing.

b. Kesempatan untuk mengulangi atau meninjau kembali.

c. Kemungkinan mengadakan pemeriksaan atau pencekan terhadap ingatan.

d. Kemudahan untuk membuat catatan-catatan bagi pemakaian selanjutnya.

e. Kesempatan khusus yang dapat ditampilkan oleh sarana-sarana visual dalam

menunjang upaya belajar dari sebuah buku.

Greene dan Petty telah merumuskan beberapa peranan buku teks tersebut sebagai berikut:

1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai

pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.

2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject-matteryang kaya, mudah dibaca, dan bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan ketika keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai

keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi.

4. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampingi

metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para siswa.

5. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai

penunjang bagi pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis.

6. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat

guna.39

Dari uraian-uraian di atas, tergambar bahwa peranan buku teks ternyata berkaitan erat dengan kurikulum, lebih-lebih dengan Garis-Garis Besar Program Pengajaran. Buku teks sebagai pengisi bahan haruslah menampilkan sumber bahan yang mantap. Susunannya teraturdan sistematis. Jenisnya bervariasi dan kaya. Daya penariknya kuat karena sesuai dengan minat siswa, bahkan memenuhi kebutuhan siswa. Lebih dari itu, buku teks itu menantang, merangsang serta menunjang aktivitas dan kreativitas siswa.

39Ibid

2. Kualitas Buku Teks

Buku adalah kunci kearah gudang ilmu pengetahuan. Siapa yang ingin maju dan pandai haruslah menggunakan manfaat buku. Buku memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern. Banyak hal yang dapat dipelajari dari buku. Bahkan, dapat dikatakan hamper semua segi kehidupan manusia direkam dalam buku.

Bagi seorang pelajar salah satu buku yang sangat diperlukan ialah buku teks atau buku pelajaran. Buku teks berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar-mengajar dalam mata pelajaran tertentu. Semakin baik kualitas buku teks, semakin sempurna pengajaran mata pelajaran yang ditunjang. Buku teks mengenai Bahasa Indonesia bermutu tinggi akan meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil pengajaran bahasa Indonesia, dan seterusnya.

Greene dan Petty telah menyusun cara penilaian buku teks dengan sepuluh kriteria. Apabila buku teks dapat memenuhi 10 berkualitas. Butir-butir yang harus dipenuhi oleh buku teks yang tergolong nategori berkualitas tinggi, antara lain:

a. Buku teks harusmenarik minat anak-anak, yaitu para siswa yang

mempergunakannya;

b. Buku teks harus mampu member motivasi kepada para siswa yang memakainya;

c. Buku teks harus memuat ilustrasi yang menarik para siswa yang

memanfaatkannya;

d. Buku teks seyogianya mempertimbang aspek-aspek linguistik sehingga sesuai

e. Buku teks isinya harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya; lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu;

f. Buku teks harus dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para

siswa yang mempergunakannya;

g. Buku teks harusdengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep yang

samar-samar dan tidak biasa, adar tidak sempat membimbing para siswa yang memakainya;

h. Buku teks harus mempunyai sudut pandang atau “point of view” yang jelas dan

tegas sehingga juga yang pada akhirnya menjadi sudut pandang para pemakaiannya yang setia;

i. Buku teks harus mampu member pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak

dan orang dewasa;

j. Buku teks itu harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa

pemakainya.40

Kriteria yang dikemukakan oleh Greene dan Petty di atas, dapat diidentifikasi sepuluh butir yang dipakai sebagai titik tolak dalam penentuan kualitas buku teks. Butir-butir itu meliputi minat siswa, motivasi, ilustrasi, kejelasan konsep, titik pandang, pemantapan nilai, dan menghargai perbedaan pribadi.

Ada beberapa perubahan atau tambahan yang dapat kita terapkan kepada kriteria di atas. Pertama, mengenai urutan atau susunannya. Kedua, mengenai

40

peristilahan. Dan yang ketiga, mengenai penambahan kriteria. Sementara itu, mengenai urutannya disusun seperti berikut: titik pandang, kejelasan konsep, relevansi, minat, motivasi, menstimulasi aktivitas, ilustrasi, komunikatif, menunjang pelajaran lain, menghargai perbedaan individu, dan menetapkan nilai-nilai. Dapat dikemukakan pedoman penilaian buku teks sebagai berikut:

a) Sudut pandang

Buku teks harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu yang menjiwai atau melandasi buku teks secara keseluruhan. Sudut pandang ini dapat berupa teori dari ilmu jiwa, bahasa, dan sebagainya.

b)Kejelasan konsep

Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus jelas dan tandas. Keremengan-keremengan dan keamanan perlu dihindari agar siswa atau membaca juga jelas pengertian, pemahaman, dan penangkapannya.

c) Relevan dengan kurikulum

Buku teks ditulis untuk digunakan di sekolah .Sekolah mempunyai kurikulum. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bahwa buku teks harus relevan dengan kurikulum yang berlaku.

d)Menarik minat

Buku teks ditulis untuk siswa. Oleh karena itu, penulis buku teks harus mempertimbangkan minat-minat siswa pemakai buku teks tersebut. Semakin sesuai buku teks dengan minat siswa, semakin tinggi daya tarik buku teks tersebut.

Motifasi berasal dari kata “motif” yang berarti daya pendorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu motivasi diartikan sebagai penciptaan kondisi yang ideal sehingga seseorang ingin, mau, dan senang mengerjakan sesuatu. Buku teks yang baik ialah buku teks yang dapat membuat siswa, ingin, mau, senang mengerjakan apa yang diinstruksikan dalam buku tersebut. Apalagi bila buku teks tersebut dapat menggiring siswa kearah penumbuhan motivasi intrinsik.

f) Menstimulasi aktivitas siswa

Buku teks yang baik ialah buku teks yang merangsang, menantang, dan menggiatkan aktivitas siswa. Selain tujuan dan bahan, faktor metode sangat menentukan dalam hal ini.

g)Ilustratif

Buku teks harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik. Ilustrasi yang cocok pastilah memberikan daya penarik tersendiri serta memperjelas hal yang dibicarakan.

h)Buku teks harus dimengerti oleh pemakaiannya, yaitu siswa. Pemahaman harus

didahului oleh komuniasi yang tepat. Faktor utama yang berperan di sini adalah bahasa. Bahasa buku teks haruslah: sesuai dengan bahasa siswa, kalimat-kalimatnya efektif, terhindar dari makna ganda, sederhana, sopan, menarik.

i) Menunjang mata pelajaran lain

Buku teks mengenai bahasa Indonesia, misalnya, di samping menunjang mata pelajaran bahasa Indonesia, juga menunjang mata pelajaran lain. Melalui pengajaran bahasa Indonesia, pengetahuan siswa dapat bertambah dengan soal-soal Sejarah, Ekonomi, Matematika, dan sebagainya.

j) Menghargai perbedaan individu

Buku teks yang baik, tidak membesar-besarkan perbedaan individu tertentu.Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, ekonomi, sosial, budaya setiap individu tidak dipermasalahkan tetapi diterima sebagaimana adanya.

k) Memantapkan nilai-nilai

Buku teks yang baik berusaha untuk memantapkan nila-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Urian-uraian yang menjurus kepada penggoyahan nilai-nilai

yang berlaku pantas dihindarkan.41

3. Keterbatasan Buku Teks

Di antara beraneka ragam jenis buku yang beredar, salah satu jenis buku yang paling vital dan fungsional bagi siswa. Bila kita ingin hasil pengajaran setiap mata kuliah atau mata pelajaran berkualitas tinggi, buku teks bagi setiap mata pelajaran harus dilengkapi, dibantu, dan ditunjang oleh buku pendamping lainnya, seperti:

a. Buku suplemen (tambahan) bagi buku pokok;

b. Buku pegangan guru;

c. Buku sumber atau buku acuan lainnya yang relevan.

Buku suplemen berfungsi sebagai buku kerja yang menuntun siswa untuk berlatih, berpraktik atau mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari pada buku pokok. Buku pegangan guru merupakan buku penuntun bagi guru dalam mengelola interaksi belajar-mengajar dalam mata pelajaran yang relevan. Kedua buku inipun harus ditunjang oleh buku acuan lainnya. Guru harus memadukan buku acuan

41

dengan buku teks agar bahan, metode, dan media pengajaran semakin lengkap, sempurna dan mutakhir.

Greene dan Petty telah mengidentifikasikan keterbatasan buku teks. Keterbatasan buku teks itu, antara lain:

a) Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar (walaupun beberapa kegiatan belajar

dapat dicapai dengan membacanya) tetapi merupakan suatu sarana pengajaran.

b)Isi yang disajikan sebagai perangkat-perangkat kegiatan belajar dipadu secara

artificial atau secara buatan saja bagi setiap kelas tertentu.

c) Pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis agaknya kurang memadai karena

keterbatasan-keterbatasan dalam ukuran buku teks dan dikarenakan begitu banyaknya praktik-praktik, pelatihan yang perlu dilaksanakan secara perbuatan.

d)Sarana-sarana pengajaran juga sangat sedikit dan singkat karena

keterbatasan-keterbatasan ruang, tempat, atau wadah yang tersedia di dalamnya.

e) Pertolongan-pertolongan atau bantuan-bantuan yang berkaitan dengan evaluasi

hanyalah bersifat sugestif dan tidaklah mengevaluasi keseluruhan yang diinginkan.

4. Jenis-Jenis Buku Teks

Di lingkungan Sekolah Menengah Atas, dikenal beberapa nama buku teks. Misalnya, buku teks dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Di perguruan tinggi, ada berbagai jenis buku teks. Di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai contoh kita kenal buku teks matakuliah Tata Bahasa (Sintaksis dan Morfologi), Menyimak, Membaca, Apresiasi Sastra, dan sebagainya.

Buku teks tunggal, buku teks berjilid, dan buku teks berseri. Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa buku teks mempunyai aneka jenis atau ragam.

Dari segi cara penulisan buku teks dikenal tiga jenis buku teks. Ketiga jenis itu adalah:

A.Buku teks tunggal

Buku teks tunggal ialah buku teks yang hanya terdiri atas satu buku saja. Berikut ini didaftarkan beberapa contoh buku teks tunggal, antara lain:

a) Kerap, Gorys. 1973. Tata Bahasa Indonesia untuk SLA. Ende Flores: Nusa

Indah.

b) Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Penerbit

Angkasa.

c) Tarigan, Henry Guntur. 1983. Membaca, Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bndung: Angkasa.

B.Buku teks berjilid

Buku teks berjilid ialah buku peljaran untuk suatu kelas tertentu atau untuk satu jenjang sekolah tertentu. Berikut ini didaftarkan beberapa contoh buku teks berjilid, seperti:

1. Depdikbud. 1981. Bahasa Indonesia 1, H dan III. Jakarta: Proyek Pengadaan

Buku Pelajaran, Perpustakaan & keterampilan SLU

2. Alisyahbana, Sutan Takdir. 1975. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia 1 dan II.

C.Buku teks berseri

Buku teks berseri ialah buku pelajaran berjilid mencakup beberapa jenjang sekolah, misalnya, dari SD, SMP, dan SMA. Berikut ini disajikan satu contoh buku teks berseri.

1. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1985. Terampil Berbahasa Indonesia,

(untuk SD-9 jilid). Bandung: Angkasa

2. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1985. Terampil Berbahasa Indonesia,

(untuk SMP-6 jilid). Bandung: Angkasa

Berdasarkan jumlah penulis buku teks, kita kenal buku teks dengan penulis tunggal dan buku teks dengan penulis kelompok. Penulis tunggal ialah penulis yang menyiapkan buku teks tertentu seorang diri. Penulis kelompok ialah penulis yang terdiri atas beberapa orang untuk menyiapkan buku teks tertentu.

Baik penulis perseorangan maupun penulis tim mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Dalam tulisan ini, pembicaraan kita titik-beratkan pada penulis tim. Keunggulan penulis tim itu, antara lain:

a. Dapat membagi-bagi tugas sesuai dengan keahlian masing-masing;

b. Menghemat waktu dan tenaga;

c. Target dapat dicapai sesuai dengan jadwal kerja;

d. Dapat saling mengisi dan mengontrol satu sama lain.

Di samping keunggulan yang telah kita uraikan tadi, penulis pun tidak jarang mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu, antara lain:

a) Karena tugas setiap anggota telah dibagi secara khusus, tidak jarang tidak terdapat lagi keterpaduan yang utuh;

b) Karena setiap anggota sudah dianggap ahli dalam bidangnya, sering pengawasan

atas kontrol kurang diperhatikan (oleh ketua tim);

c) Kesinambungan dan keutuhann terkadangsukar untuk dikontrol dan dicapai;

d) Tidak jarang terjadi pengulangan atau tumpang tindih sesuatu subpokok bahasan

dalam suatu kelas atau jenjang pendidikan tertentu;

e) Setiap anggota tim mempunyai gaya (bahasa, menulis) khas sehingga tidak

mempunyai keutuhan gaya lagi;

f) Adanya anggota yang tidak taat menuruti jadwal penulisan sehingga target

waktu sukar tercapai.42

5. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Berdasarkan Urutan Buku Teks

Buku teks merupakan penerapan dan pengembangan dari instructional

design yang lebih menekankan pada prinsip-prinsip yang diadopsi dari teori dan temuan penelitian tentang belajar. Orientasi buku teks adalah untuk mengoptimalkan kegiatan belajar dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, buku teks harus dapat menyajikan bahan pembelajaran yang bermakna bagi siswa sebagai subjek yang belajar. Dalam kaitan ini Association Of Educational Communications and Technology (AECT) dalam

42

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), h.11-33.

definisi teknologi pendidikan mempertegas bahwa pemahaman terhadap suatu

informasi dapat terjadi apabila bahan yang dipelajari bermakna bagi pembacanya.43

Agar buku teks sebagai sumber belajar menjadi bermakna bagi siswa, maka pengorganisasian buku teks tersebut harusmemiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan buku-buku lainnya. Karakteristik yang perlu diperhatikan dalam merancang buku teks antara lain (1) isi pesannya harus dianalisis dan diklasifikasi ke dalam kategori-kategori tertentu, (2) setiap kategori harus dipenggal menjadi beberapa penggalan teks, (3) perlu ada penyajian format visualisasi untuk memberikan kemenarikan isi, (4) kategori format judul yang berisi bahan harus diseleksi.44

Dalam upaya menghasilkan sajian buku teks yang efektif dalam menunjang keberhasilan proses belajar-mengajar, hal yang tidak dapat diabaikan adalah menjadikan buku teks tersebut menjadi prasyarat bagi pembaca untuk belajar berikutnya, atau menjadi pengetahuan yang baru bagi pembaca.

6. Prinsip Penyusunan Materi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa

Kenyataan di lapangan (dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari)

menunjukkan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru kepada siswa sudah

tersedia dalam bentuk Buku Teks, yang disebut buku pelajaran. “Natawidjaja dalam

Budinuryanta mengatakan bahwa buku pelajaran terutama buku pelajaran utama merupakan penjabaran bahan pelajaran yang ditata dan disajikan untuk menunjang

43

Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan (et) Munandir, Seri Pustaka Teknologi pendidikan No. 11, (Jakarta: Rajawali bekerja sama dengan PAU di UT, 1991), hlm. 237-247

44

Association mof Educational Communications and Technology (AECT), The Definition of Educational Terminology (et) Yusufhadi Miarso, dkk, Definisi Teknologi Pendidikan Satuan Tugas Definisi dan Terminologi AECT, (Jakarta: Rajawali, 1986), hlm. 118

pencapaian tujuan kurikulum dari bidang studi atau matapelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian, prinsip penyusunan materi pembelajaran (pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia) sesungguhnya adalah prinsip

penyusunan Buku Teks/Buku Teks Indonesia”45

.

Menurut Abdul Syukur Ibrahim dan kawan-kawan ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip penyusunan Buku Teks (Buku Teks Bahasa Indonesia) yaitu sebagai berikut.

a. Kurikulum dan Buku Teks Bahasa Indonesia

Sesuai dengan fungsinya, Buku Teks haruslah sejajar dengan kurikulum, dalam arti Buku Teks akan dapat menunaikan fungsinya jika bahan pelajaran yang ada dalam Buku Teks itu sendiri dari topik-topik yang sejajar dengan topik-topik bahan pelajaran seperti yang disarankan atau ditentukan dalam silabus kurikulum. Tanpa ada kesejajaran antara kondisi topik Buku Teks dengan topik silabus kurikulum, secara langsung atau tidak, akan menjadikan hambatan bagi kegiatan belajar-mengajar bahasa.

b. Ilmu Jiwa Belajar dalam Buku Teks Bahasa Indonesia

Broughton di dalam Budinuryanta mengatakan bahwa “Ilmu jiwa

menyelidiki bagaimana bahasa itu dipelajari. Berdasarkan teori-teori dalam ilmu jiwa dihasilkan berbagai metode pengajaran bahasa, termasuk di dalamnya pengelolaan kelas, teknik bertanya, perencanaan pelajaran, strategi mengajar, dan

bermacam-macam teknik yang dapat digunakan guru didalam kelas.”46

45

Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,2008), h. 225.

46Ibid

c. Linguistik/Linguistik Terapan dalam Buku Teks Bahasa Indonesia

Loban et al. (1961) menyarankan bahwa bahan pelajaran dalam BTBI

haruslah didasarkan pada deskripsi bahasa yang hendak diajarkan. Dengan deskripsi ini siswa diharapkan mengenal dan memahami pemakaian bahan sebagaimana adanya sehingga mereka akan lebih mudah menguasai kaidah bahasa

yang dipelajarinya.47

Pada akhirnya, rencana pelajaran atau program pengajaran bahasa harus disusun dengan mengambil linguistik terapan sebagai sumber karena tanpa hal ini pertimbangkan terhadap masalah bahasa yang diajarkan telah menyimpang.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aplikasi pengetahuan linguistik dan linguistik terapan merupakan jawaban yang tepat yang harus sudah dipertimbangkan pada awal perancangan Buku Teks/BTBI karena linguistik menyediakan materi bahasanya, sedangkan linguistik terapan terlibat pada masalah pemlihan data bahasa, organisasi, dan penyajian data bahasa dalam bentuk bahan pengajaran. 7. Penyajian Buku Teks Bahasa Indonesia (BTBI)

Penyajian sebuah Buku Teks/BTBI hendaknya meliputi empat hal, yaitu:

a. Ruang Lingkup Materi

Dengan didasarkan pada prinsip-prinsip penyusunan Buku Teks/BTBI di atas, ditetapkan ruang lingkup materi sebagai berikut. (1) keterampilan reseptif yang meliputi: (a) keterampilan memahami bahasa lisan dan (b) keterampilan memahami bahasa tulisan, (2) keterampilan produktif, yaitu: (a) keterampilan memproduksi bahasa lisan dan (b) keterampilan memproduksi bahasa tulis.

47Ibid

Dari jabaran ruang lingkup materi itu, dapat dikatakan bahwa materi BTBI mencakup dua hal pokok, yaitu: (1) penguasaan kaidah-kaidah BI dan (2) keterampilan menerapkan kaidah itu dalam komunikasi aktual.

1. Penguasaan Kaidah Bahasa Indonesia

Kaidah-kaidah bahasa yang sebaiknya tersaji di dalam BTBI meliputi: (a) sistem bunyi BI, (b) sistem bentuk BI, (c) system kalimat BI, (d) sistem

Dokumen terkait