• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Konseptual

Modal sosial sebagai salah satu modal dalam masyarakat mempunyai tiga pilar penting, yaitu kepercayaan (trust), norma sosial (social norms) dan jaringan sosial (sosial networking). Kepercayaan sosial (trust) dimana terdapat tiga aras kepercayaan yaitu pada tingkat individu dan kelembagaan serta sistem yang abstrak. Trust society dicerminkan oleh tingkat kepercayaan yang tinggi dapat diwujudkan bila trust menjadi gerakan atau aksi kolektif dan merupakan akumulasi gerakan individual. (Dharmawan dalam Alfiasari, 2004)

Kepercayaan (trust) merupakan salah satu essential contributor factor yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat ke arah harmoni dan integrasi. Oleh karena itu, disebutkan bahwa perlu adanya institusi formal dan informal yang menjamin trust berfungsi secara operasional. Pada kelembagaan formal, trust akan tumbuh bila fungsi-fungsi organisasi memberikan energi bagi tumbuh dan berkembangnya moralitas trust dalam masyarakat (Narayan, 1999). Sedangkan pada kelembagaan-kelembagaan informal yang dapat menumbuhkan trust adalah :

a. Hubungan interpersonal dalam masyarakat yang telah terbangun sejak lama.

b. Norma dan nilai yang telah dikukuhkan bersama dalam masyarakat bersama-sama untuk diyakini dan ditaati.

c. Sanksi sosial yang mengikat orang atau kelompok agar tidak berbuat semaunya..

Jaringan sosial (social networking) sebagai salah satu pilar modal sosial dapat dipahami sebagai jaring-jaring hubungan antara sekumpulan orang yang saling terkait baik langsung maupun tidak langsung. Analisa jaringan sosial merupakan sebuah studi yang terkait dengan hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat. Hubungan sosial inipun tentu saja tidak bisa terlepas dari komunikasi yang terbangun dalam jaringan sosial tersebut. Oleh karena itu, pembahasan mengenai jaringan sosial merujuk pada pendapat Rogers dan Kincaid

(1980). Secara umum jaringan sosial dapat dilihat antara lain: (1) Dengan siapa seseorang berinteraksi dalam sebuah sistem sosial: (2). Apakah seseorang dalam sistem sosial bergabung satu dengan yang lainnya dalam sebuah group atau organisasi: (3). Apakah seseorang dalam sistem sosial mempuyai status yang lebih tinggi atau rendah. Sedangkan menurut Stone dan Hughes (2002) terdapat dua aspek utama dalam menganalisa jaringan sosial, yaitu : (1) jaringan sosial dan (2) karakteristik jaringan sosial. Dimana jaringan sosialnya di lihat dalam tiga jenis yaitu jaringan informal, jaringan yang lebih umum serta jaringan kelembagaan. Sedangkan karakteristik jaringan sosial dibedakan berdasarkan bentuk dan luas (size and extensiveness), kerapatan dan ketertutupan (density and closure) dan keragaman (diversity).

Norma sosial merupakan elemen penting untuk menjaga agar hubungan sosial dalam suatu sistem sosial (masyarakat) dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan (Soekanto, 1982). Modal sosial dibentuk dari norma-norma informal berupa aturan-aturan yang sengaja di buat untuk mendukung terjadinya kerjasama diantara dua atau lebih individu. Norma yang dimaksud bisa berbentuk aturan tertulis atau nilai-nilai kejujuran, sikap menjaga komitmen, pemenuhan kewajiban, ikatan timbal balik dan yang lainnya. (Fukuyama, 2001). Sedangkan menurut Seralgedin dan Grotaert (1997) modal sosial dilihat sebagai norma dalam menjalin kerjasama yang setara meliputi perjanjian masyarakat dalam membentuk sebuah jaringan, norma-norma yang mengatur hubungan timbal balik di antara masyarakat dan kepercayaan yang ada dalam anggota masyarakat. Pengelolaan sumber daya alam tentunya tidak akan lepas dari aktifitas manusia sebagai individu, masyarakat dan kelembagaan di dalamnya.

Norma-norma sosial yang sudah terinternalisasi dan dipatuhi oleh masyarakat diharapkan akan membantu proses-proses pelestarian hutan tanpa menafikan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah dibuat maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitan

Definisi Operasional

Definisi operasional yang diperlukan dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk mempersempit pemahaman terhadap konsep-konsep yang digunakan, sebagai berikut :

1. Kelestarian hutan diteliti dengan indikator yang ada di lapangan. Seperti kondisi tegakan serta pengaruh hutan terhadap kondisi ekologis.

2. Kepercayaan yang dinilai adalah kepercayaan responden terhadap anggota masyarakat yang lain dengan parameter-parameter yang sudah ditentukan. 3. Norma sosial yang diteliti adalah norma sosial yang berkaitan dengan

kelestarian hutan dan akan dinilai persentase pemahaman dan pelanggaran yang terjadi.

4. Jaringan sosial akan diukur dari basis jaringan, sifat jaringan dan karakteristik jaringan dalam pengelolaan sumberdaya hutan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat matrik kerangka pemikiran yang dibangun sebagai berikut :

Kepecayaan (Trust) Norma sosial (Social Noms) Jaringan Sosial (Social Networking) Pengelolaan SDH Kelestarian Hutan Modal Sosial

Tabel 1. Matrik Kerangka Pemikiran diadaptasi dari Alfiasari (2004)

Topik/ konsep Sub topik/ variabel Sumber data/ informasi

Kepercayaan kepercayaan yang diteliti adalah kepercayaan responden terhadap anggota masyarakat yang lain dalam :.

ƒ kepercayaan terhadap manfaat hutan

ƒ kepercayaan terhadap aturan-aturan (tertulis, tidak tertulis, nilai agama dan norma lainnya)

ƒ kepercayan terhadap kemampuan menjaga kelestarian hutan

ƒ kepercayaan untuk bekerjasama

ƒ kepercayaan untuk menjaga keeratan hubungan

ƒ kepercayaan terhadap pihak lain dalam menjaga kelestarian hutan

Informan kunci : tokoh informal desa, tokoh pemerintahan, tokoh agama dan responden (masyarakat) Jaringan sosial Basis jaringan ƒ Basis pertetanggaan

ƒ Basis hubungan produksi

ƒ Basis kekeluargaan

ƒ Basis pertemanan

ƒ Basis kolektifitas

ƒ Basis komunitas (desa / etnis / religius / profesi / kegiatan)

Sifat jaringan

ƒ Fungsional ( hubungan yang didasarkan pada fungsi akan status yang dimiliki)

ƒ Struktural ( hubungan yang didasarkan status hierarki secara formal yang dimiliki)

ƒ Transaksional ( hubungan didasarkan pada proses pertukaran baik barang maupun jasa) Karakteristik jaringan : Bentuk, Luas, Kedalaman, Keterbukaan, Permanency

Informan kunci : tokoh informal desa, tokoh pemerintahan, tokoh agama dan responden

(masyarakat)

Norma sosial Tingkat pemahaman dan kepatuhan anggota masyarakat terhadap :

ƒ Aturan-aturan tertulis yang mengikat individu atau masyarakat

ƒ Aturan-aturan tidak tertulis yang mengikat individu maupun masyarakat

ƒ Kebiasaan yang dimiliki masyarakat

Informan kunci : tokoh informal desa, tokoh pemerintahan, tokoh agama dan responden (masyarakat) Pengelolaan sumber daya hutan ƒ Pemanfaatan hutan ƒ Pengelolaan hutan ƒ Perlindungan hutan Informan kunci : tokoh informal desa, tokoh pemerintahan, tokoh agama dan responden (masyarakat) Karakteristik masyarakat ƒ Sejarah ƒ Perkembangan

ƒ Hubungan dengan pihak lain

ƒ Sosial budaya

ƒ struktur

Informan kunci : tokoh informal desa, tokoh pemerintahan, tokoh agama dan responden

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode survai. Ciri khas penelitian ini adalah data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dimulai dengan munculnya minat peneliti terhadap suatu fenomena sosial tertentu, minat tersebut kemudian disusun menjadi masalah penelitian yang lebih jelas dan sistematis dengan menggunakan informasi ilmiah yang sudah tersedia dalam literatur, yakni teori (Singarimbun, 1995).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di 2 lokasi. Pertama, Kampung Ciburial, Desa Mekarsari, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Propinsi Banten. Desa Mekarsari merupakan desa yang penduduknya menganut kepada Kasepuhan Sirnaresmi (incu putu kasepuhan) yang berada di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Penelitian dimulai dengan survai lokasi pada bulan Juli 2005 dan pengambilan data primer dilakukan pada bulan September 2005. Kedua, di Kampung Cibedug, Wewengkon Adat Kasepuhan Cibedug, Desa Citorek, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten yang semua warganya adalah warga inti dari Kasepuhan Cibedug. Survei lokasi dilaksanakan pada bulan November 2005 dan pengambilan data pada bulan Desember 2005. Selanjutnya pengolahan data, pencarian literatur, dan penyusunan skripsi dilaksanakan pada bulan Oktober 2005 sampai dengan Januari 2006.

Kedua kampung tempat lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Kedua kampung tersebut dipilih karena peneliti memiliki akses dan kedekatan dengan masyarakat di kedua kampung tersebut sehingga lebih mudah dalam melakukan penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Karena pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif, maka pengumpulan data dilapang dilakukan melalui pengamatan (observation) dan

wawancara terstruktur baik kepada responden maupun kepada informan dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Data yang dicari adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari wawancara selama penelitian. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang dimiliki kelompok ataupun aparat desa dan pihak-pihak yang terkait dengan kelompok yang diteliti.

Analisis dan Penyajian Data

Analisis Data primer dimulai dengan mengkode data (coding data) kemudian ditabulasi dan dianalisis. Data yang sudah diolah kemudian disajikan secara deskriptif dan tabulasi silang.

Dokumen terkait