• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian dan Pendekatan

Metode sejarah merupakan cara untuk merekonstruksi peristiwa masa lampau. Sejarah sebagai disiplin ilmu mempunyai metode dalam mengungkapkan peristiwa masa lalu agar menghasilkan karya sejarah yang ilmiah dan objektif. Penulisan ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.21

a. Heuristik

Pengumpulan bahan-bahan memerlukan kemampuan berpikir dan strategi untuk mendapatkan sumber sejarah yang relevan. Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (raw material) sejarah yang mencakup

21 Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011), hlm. 43.

segala macam bukti atau evidensi yang telah ditinggalkan manusia yang menunjukkan segala aktivitasnya di masa lalu baik berupa tulisan maupun lisan.22 Penulis pada tahap ini berusaha mengumpulkan sumber primer dan sumber sekunder.

Sumber primer dan sumber sekunder diperoleh melalui penelusuran di Laboratorium Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial UNY, Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Perpustakaan Universitas Gadjah Mada, Perpustakaan Pedesaan dan Kawasan UGM, Yogyakarta, dan Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jogja Library Center, dan Perpustakaan Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP). Sumber lisan yang akan diperoleh melalui metode wawancara (interview) dengan informan terkait yang dapat memberikan informasi sesuai dengan judul yang dikaji.

1) Sumber primer

Sumber primer berisi kesaksian seseorang dalam peristiwa sejarah yang bersangkutan.23 Sumber primer dapat dikatakan sebagai bukti yang sezaman dengan peristiwa yang terjadi. Sumber primer terdiri dari prasasti, manuskrip, transkripsi, rekaman pita, arsip, surat, koran, buku harian, sertifikat, peta, diagram, katalog, dan laporan penelitian. Jenis sumber primer yang digunakan dalam skripsi ini adalah sumber lisan (wawancara) dan arsip.

22 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm. 75.

23 Louis Gottschalck, “Understanding History: A Primer of Historical Method”, terj. Nugoroho Notosusanto, Mengerti Sejarah, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986), hlm. 43.

a) Sumber lisan

Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data keterangan tentang peristiwa yang diteliti. Wawancara merupakan metode utama dalam observasi. Teknik wawancara dipergunakan untuk tujuan tertentu, dari wawancara akan didapatkan keterangan dari seorang informan. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang berfokus sehingga didapat informasi yang cukup mendalam. Wawancara yang dilakukan untuk penyempurnaan skripsi ini dilakukan kepada petani yang terdapat di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunungkidul (lihat lampiran 1).

b) Arsip

Biro Pusat Statistik Daerah Istimewa Jogjakarta, Statistik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Jogjakarta Tahun 1968 Bagian II, Jogjakarta: Biro Pusat Statistik, 1969.

Biro Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, Statistik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1969 Bagian II, Yogyakarta: Biro Pusat Statistik, 1970.

Biro Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, Statistik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1970 Bagian II, Yogyakarta: Biro Pusat Statistik, 1971.

Biro Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, Statistik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1972 Bagian II, Yogyakarta: Biro Pusat Statistik, 1973.

Kantor Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka Tahun 1978 Bagian I, Yogyakarta: Kantor Statistik, 1979.

Pusat Pengolahan Data Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka Tahun 1983 Bagian II, Yogyakarta: Pusat Pengolahan Data, 1984.

Pusat Pengolahan Data Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta Dalam Trend Statistik 1982-1986, Yogyakarta: Pusat Pengolahan Data, 1985.

2) Sumber Sekunder

Sumber sekunder merupakan sesuatu yang ditulis oleh sejarawan dengan menggunakan sumber primer. Sumber sekunder berisi kesaksian seseorang yang tidak hadir, namun melaporkan kejadian berdasarkan kesaksian orang lain dalam peristiwa sejarah yang bersangkutan.24 Sumber sekunder digunakan untuk memperdalam pemahaman mengenai latar belakang sumber-sumber atau arsip yang sezaman. Sumber tersebut terdiri dari karya-karya sejarah, seperti buku sejarah, dan karya ilmiah sejarah (skripsi, tesis, dan disertasi). Sumber sekunder yang digunakan dalam skripsi ini adalah:

Achmad Saubari, dkk, Presiden Soeharto dan Pembangunan Pertanian, Jakarta: Citra Media Persada, 1992.

Ahmad Nashih Luthfi, dkk, Pemikiran Agraria Bulaksumur: Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo, Masri Singarimbun, dan Mubyarto, Yogyakarta: Sains Sajogyo Institute, 1980.

Andreas Maryoto, Jejak Pangan: Sejarah, Silang Budaya, dan Masa Depan, Jakarta: Kompas, 2009.

Biro Pusat Statistik, Peta Konsumsi Pangan di Indonesia 1981, Jakarta: Biro Pusat Statistik, 1981.

Frans Husken, Masyarakat Desa Dalam Perubahan Zaman: Sejarah Diferensiasi Sosial di Jawa, 1830-1980, Jakarta: PT Gramedia, 1998. Hohnholz, Jurgen H., Geografi Pedesaan: Masalah Pengembangan Pangan,

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986.

Kantor Pusat Data Propinsi DIY, Monografi DIY Tahun 1979, Yogyakarta: Kantor Pusat Data, 1981.

Kaslan A. Tohir, Pengantar Ekonomi Pertanian, Bandung: Vorkink-Van Hoeve Gravenhage, t.t.

Mubyarto, Masalah Beras di Indonesia, Yogyakarta: Lembaga Penelitian Ekonomi FEB UGM, 1975.

Mubyarto,Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta: LP3ES, 1973.

Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, Pertumbuhan dan Pemerataan dalam Pembangunan Pertanian, Jakarta: PERHEPI, 1983.

Saafroedin Bahar, dkk, 50 Tahun Indonesia Merdeka: Selayang Pandang Hasil-hasil Pembangunan dalam Pelita I-Pelita V, Jakarta: Sekretariat Negara, 1997.

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1982.

Sri Widodo, Efficiency of Rice Farmers in Java Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1988.

Widjojo Nitisastro,Pengalaman Pembangunan Indonesia:Kumpulan Tulisan dan Uraian Widjojo Nitisastro, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010.

b. Kritik Sumber

Kritik terhadap sumber-sumber yang telah dikumpulkan sangat dibutuhkan untuk menguji kebenaran atau ketepatan (akurasi) sehingga karya sejarah merupakan produk dari suatu proses ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Kritik sumber dalam metode sejarah dilakukan dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal.

Kritik eksternal dilakukan dengan cara pengujian terhadap “aspek-aspek luar” dari sumber sejarah yaitu keaslian dan relevansi sumber yang dapat dilihat dari bentuk fisik dokumen. Kritik internal dilakukan dengan

menguji kandungan data dalam sumber yang lebih menekankan “aspek-aspek dalam” yaitu isi dari sumber kesaksian (testimoni) untuk diperoleh fakta sejarah, sehingga fakta sejarah yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian sejarah. Kritik sumber mutlak dilakukan untuk menghindari unsur subjektivitas.

c. Interpretasi

Interpretasi terdiri atas interpretasi analitis dan sintesis. Interpretasi analitis adalah proses penguraian fakta-fakta yang terkandung dalam sumber sejarah, sedangkan interpretasi sintesis adalah proses penyatuan fakta-fakta yang terkandung dalam sumber sejarah. Peneliti harus memiliki kemampuan yang baik dalam mengangkat dan menguraikan sebab-akibat peristiwa yang dikaji. Tahap ini seringkali diwarnai oleh subjektivitas, padahal interpretasi tidak dapat dihilangkan dalam memahami suatu peristiwa sejarah.

d. Historiografi

Penulisan sejarah merupakan tahap terakhir dalam metodologi penelitian sejarah. Tahap penulisan mencakup interpretasi sejarah, eksplanasi sejarah, dan presentasi (pemaparan sejarah). Penulis diharapkan memiliki kemampuan yang baik dalam menguraikan fakta-fakta yang ada sehingga tercipta sebuah karya sejarah. Penyajian tulisan sejarah harus dilakukan secara sistematis dalam bentuk kalimat yang efektif sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) serta menggunakan model penulisan yang sesuai dalam metodologi sejarah.

2. Pendekatan Penelitian

Tulisan sejarah yang melibatkan penelitian suatu gejala sejarah dengan jangka yang relatif panjang (aspek diakronis) dan melibatkan penelitian aspek ekonomi, masyarakat atau politik (aspek sinkronis) memakai pendekatan ilmu-ilmu sosial.25 Pendekatan penelitian digunakan untuk mempermudah pembaca dalam memahami hasil penelitian. Pendekatan penelitian dengan bantuan ilmu-ilmu bantu akan mempermudah penulis dalam proses penelitian sehingga hasil penelitian lebih relevan.26 Pendekatan penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah pendekatan ekonomi dan pendekatan sosial, antara lain sebagai berikut:

a. Pendekatan Ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikosnamos atau oikonomia yang artinya manajemen urusan rumah tangga, khususnya penyediaan administrasi pendapatan.27Ilmu ekonomi menurut Samuelson dan Nordhaus adalah studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memilih beberapa alternatif penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai komoditas, kemudian menyalurkan untuk saat ini dan masa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat. Ilmu ekonomi merupakan suatu 25Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Pustaka, 1995), hlm. 117.

26 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 3.

27Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 366.

disiplin tentang aspek-aspek ekonomi dalam tingkah laku manusia yang mengkaji peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat. Tujuan dari ilmu ekonomi adalah mencari pengertian tentang hubungan kausal maupun fungsional dan menguasai masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat.

Penulis menggunakan pendekatan ekonomi untuk menganalisis hubungan antara masalah pertanian dan kesejahteraan yang merupakan bidang kajian dari ilmu ekonomi yaitu ekonomi kesejahteraan dan ekonomi pertanian. Teori Paretian dalam ekonomi kesejahteraan menyatakan bahwa suatu kebijakan pada umumnya memberi keuntungan dan kerugian, sehingga peningkatan kesejahteraan tidak hanya merasakan kerugian ataupun keuntungan saja.28 Ekonomi pertanian memiliki masalah pokok yaitu memaksimalkan keuntungan pada setiap petani yang memiliki sumber daya dan teknologi tertentu dalam lingkungan ekonomi yang ditandai dengan kompetisi sempurna di semua pasar input dan outputnya.

b. Pendekatan Sosiologi

Istilah sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu socius dan logos. Socius berarti kawan, berkawan, ataupun bermasyarakat, sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara tentang sesuatu. Sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat. Pitirim Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Penulis menggunakan pendekatan sosiologi untuk

menganalisis pengaruh yang ditimbulkan dari adanya penerapan modernisasi pertanian terhadap sosial ekonomi petani. Modernisasi pertanian merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi beras secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi petani. Perubahan dari sistem pertanian tradisional ke sistem pertanian modern tidak hanya mempengaruhi produksi pertanian saja, tetapi turut mempengaruhi kehidupan sosial petani khususnya petani di pedesaan.

Dokumen terkait