• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam penulisan skripsi, Penulis berusaha menemukan data-data dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif yang disebut juga dengan penelitan hukum doktrinal karena penelitian ini dilakukan atau ditujukan hanya kepada peraturan-peraturan yang tertulis dan bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum skunder dan bahan hukum tersier.

Dalam penelitian hukum normatif, bahan pustaka merupakan data dasar yang dalam ilmu penelitian digolongkan sebagai data yang mencakup:21

a) Bahan hukum primer

Bahan hukum primer ini adalah berbagai ketentuan dan peraturan perundang-undangan maupun undang-undang yang telah berlaku di Indonesia. Yang dalam penelitian ini bahan hukum primernya merupakan Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

b) Bahan hukum sekunder

Bahan hukum ini adalah bahan yang berkaitan dengan bahan hukum primer dan merupakan bahan pendukung dari bahan hukum primer. Dalam penelitian ini penulis mengambil bahan hukum sekunder dari studi kepustakaan, seperti mengumpulkan data dari library, literature.

21

c) Bahan hukum tersier

Merupakan bahan hukum pelengkap dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Dimana peneliti mendapatkannya melalui berbagai jurnal maupun arsip-arsip penelitian.

Penelitian hukum ini juga disebut sebagai penelitian kepustakaan atau studi dokumen disebabkan penelitian ini lebih banyak mengkaji literatur-literatur dan data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan yang berkaitan dengan judul skripsi, pendapat para ahli hukum terkait dan analisa kasus dalam dokumen-dokumen untuk memperjelas hasil penelitian. 22 Penelitian kepustakaan demikian dapat pula dikatakan sebagai lawan dari penelitian empiris (penelitian lapangan).23

22

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indoneia (UI-PRESS), 1981, hlm.52

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif yaitu dengan pendekatan Undang-Undang terkait dengan Cybercrime yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang terkait sperti undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Terorisme, Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, Undang-udang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

23

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2007), hlm.81

2. Penelitian Deskriptif

Dari sudut sifatnya, penelitian dapat ditinjau melalui berbagai sifat. Seperti:24

1. Penelitian yang bersifat eksploratif (penjajakan atau penjelajahan)

Penelitian ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu gejala tertentu, atau untuk mendapatkan ide-ide baru mengenai suatu gejala itu.

2.Penelitian yang bersifat deskriptif

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.

3. Penelitian yang bersifat eksplanatif (menerangkan)

Penelitian eksplanatif bertujuan menguji hipotesis-hipotesis tentang ada tidaknya hubungan sebab akibat antara berbagai variabel yang diteliti.

Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif karena disini penulis menggambarkan sifat-sifat suatu individu yang bertujuan untuk menghubungkan antara suatu gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat dan dapat membentuk teoti-teori baru atau memperkuat teori yang sudah ada, serta dapat menggunakan data kualitatif dan kuantitatif.

3. Jenis Data

Dalam penelitian, lazimnya jenis data dibedakan antara:25

24

Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Gramedia, Jakarta: 1980), hlm. 45

4. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama sekali. 5. Data Skunder

Yaitu data yang diperoleh melalui penelitian terhadap dokumen-dokumen, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menganalisis data berdasarkan pada bahan-bahan yang sudah tersedia baik diperpustakaan, media massa maupun media elektronik atau disebut data skunder. Karena pada dasarnya penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat normatif dan Sumber data yang diperoleh penulis dalam penulisan skripsi ini antara lain, mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan seterusnya. Ciri-ciri umum dari data sekunder adalah:26

a. Pada umumnya data sekunder dalam keadaan siap terbuat dan dapat dipergunakan dengan segera

b. Baik bentuk maupun isi data sekunder, telah dibentuk dan diisi oleh peneliti-peneliti terdahulu, sehingga peneliti kemudian, tidak mempunyai pengawasan terhadap pengumpulan, pengolahan, analisa maupun konstruksi data

c. Tidak terbatas oleh waktu maupun tempat

Dari sudut tipe-tipenya, maka data sekunder dapat dibedakan antara:

25

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2004), hlm. 30

26

a. Data sekunder yang bersifat pribadi, yang antara lain mencakup: a. Dokumen pribadi, seperti surat-surat, buku harian, dan seterusnya b. Data pribadi yang tersimpan di lembaga dimana yang bersangkutan

pernah bekerja atau sedang bekerja. 2. Data sekunder yang bersifat publik:

a. Data arsip, yaitu data yang dapat dipergunakan untuk kepentingan ilmiah, oleh para ilmuwan

b. Data resmi pada instansi-instansi pemerintah, yang kadang-kadang tidak mudah untuk diperoleh oleh karena mungkin bersifat rahasia c. Data lain yang dipublikasikan, misalnya yurisprudensi Mahkamah

Agung. G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi atas 4 (empat) bab, yang tiap bab dibagi pula beberapa sub bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud dari penulisan skripsi ini. Hal ini dimaksud untuk menjalin hubungan yang serasi antar bab, sehingga dapat menjawab permasalahan secara benar, terarah, terperinci dan sistematis kemudian dapat dipertanggungjawabkan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini secara singkat adalah sebagai berikut:

BAB I

PENDAHULUAN

Adalah sebagai bab pengantar dari permasalahan, terdiri dari 7 (tujuh) sub bab yaitu: Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II

PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA CYBERCRIME

Pada bab ini berisikan pembahasan tentang masalah pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime yang memiliki 2 (dua) sub bab yaitu pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime dan pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime menurut Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

BAB III

PEMBUKTIAN MENGENAI TINDAK PIDANA CYBERCRIME MENURUT HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE

Pada bab ini berisikan pembahasan tentang masalah pembuktian mengenai tindak pidana cybercrime menurut hukum acara pidana Indonesia dan Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang memiliki 2 (dua) sub bab yaitu alat bukti dalam sistem pembuktian hukum acara pidana Indonesia dan pembuktian alat bukti elektronik.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan penutup dari keseluruhan materi skripsi yang terdiri dari 2 (dua) sub bab yaitu : Kesimpulan dan Saran.

BAB II

PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA