• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Bentuk Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:55) bentuk penelitian metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, dimana dapat diartikan sebagai suatu pernyataan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Juliandi (2013:4) penelitian dalam permasalahan asosiatif merupakan penelitian yang berupaya mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel menjadi penyebab perubahan variabel lainnya. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dengan kepuasan masyarakat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Batubara.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Batubara yang beralamat di Jalan. Lintas Desa Gambus Laut Kelurahan Bulan-Bulan, Limapuluh, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara 21255. Pemilihan lokasi penelitian karena permasalahan mengenai pelayanan administrasi kependudukan yang masih dirasakan oleh masyarakat terutama bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan berkaitan dengan administrasi kependudukan dalam hal ini

penerbitan dan pengurusan e-ktp. Masalah terkait keluhan masyarakat tentang pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Batubara. Pelayanan yang kurang baik dikeluhkan oleh masyarakat yang ingin melakukan pengurusan administrasi kependudukannya yaitu pengurusan E-KTP.(http://waspada.co.id/sumut/urus-ktp-lamban-kades-serbu-kantor-capil-batubara/ diakses pada hasi Sabtu 20 Oktober 2018 pukul 15.30 WIB).

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan kurang lebih 1 bulan di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Batubara.

3.3. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kuantitatif, populasi dan sampel merupakan intrumen penting dalam pelaksanaan penelitian. Populasi dan sampel dipandang sebagai alat untuk memperoleh jawaban dalam suatu penelitian, populasi dan sampel merupakan seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang dapat membantu dalam memahami persoalan tersebut. Dalam penelitian ini penentuan populasi dan sampel dilakukan dengan kriteria yang dimiliki oleh populasi yaitu masyarakat yang melakukan pengurusan e-ktp di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Batubara dalam kurun waktu 3 bulan terakhir.

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:90). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan pengurusan e-ktp di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Batubara dalam kurun waktu 3 bulan terakhir yang berjumlah 24.420 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harap betul-betul representatif (Sugiyono, 2007:91). Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik penarikan sampel berdasarkan jumlah populasi, atau untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Menurut Arikunto (2012:120), bila populasi kurang dari 100 orang maka diambil keseluruhannya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 orang maka dapar diambil 10-15 persen atau 20 - 25 persen sampel atau lebih. Dalam penelitian ini penentukan jumlah sampel dari suatu populasi dapat menggunakan rumus Slovin (Umar, 2002), seperti berikut ini :

n

n

n

n = 99,6 dibulatkan menjadi 100 Keterangan :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Persen Kelonggaran

Berdasarkan penghitungan sampel diatas diperoleh hasil bahwa sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang masyarakat yang melakukan E-KTP di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Batubara.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau infoemasi, keterangan – keterangan atau fakta – fakta yang dibutuhkan dalam mendukung penelitian ini, penulis menggunakan 2 (dua) macam pengumpulan data, sebagai berikut.

1. Pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrument : metode kuisioner, yaitu sebuah pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan setiap pertanyaan merupakan jawaban – jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari:

a. Peneiltian kepustakaan yaitu, pengumpulan data yang diperoleh dari buku –buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi dokumentasi yaitu, teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan – catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber – sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

3.5. Teknik Penentuan Skor

Untuk menentukan nilai pada jenis pertanyaan dari suatu indikator, digunakan skala yang mengurutkan dari suatu tingkat sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jadi nilai masing - masing alternative 5 (lima) jawaban yang telah disediakan adalah sebagai berikut :

1. Untuk alternative jawaban Sangat Setuju diberi skor 5 2. Untuk alternative jawaban Setuju diberi skor 4

3. Untuk alternative jawaban Kurang Setuju diberi skor 3 4. Untuk alternative jawaban Tidak Setuju diberi skor 2

5. Untuk alternative jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Untuk mengetahui atau menetukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut (Sugiyono, 2009:214):

Skor tertinggi – Skor terendah Banyak bilangan

5-1 5 =0,8

Dengan demikian dapat ditentukan kategori jawaban responden masing-masing variabel, yaitu :

1. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00 2. Skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20 3. Skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40 4. Skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,60 5. Skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80

3.6. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah interprestasi untuk penelitian yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rangka mengungkap fenomena sosial tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di implem entasikan. Teknik analisis digunakan untuk menginterpretasikan dan menganalisis data. Sesuai dengan model yang dikembangkan dalam penelitian ini maka alat analisis data yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling), yang dioperasikan melalui program PLS 3.0.

Jogiyanto dan Abdillah (2009) menyatakan analisis Partial Least Squares (PLS) adalah teknik statistika multivarian yang melakukan perbandingan antara variabel

dependen berganda dan variabel independen berganda. PLS merupakan salah satu metode statistika SEM berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data.

Lebih lanjut, Ghozali (2006) menjelaskan bahwa PLS adalah metode analisis yang bersifat soft modeling karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat kecil (dibawah 100 sampel). Perbedaan mendasar PLS yang merupakan SEM berbasis varian dengan LISREL atau AMOS yang berbasis kovarian adalah tujuan penggunaannya.

1. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial, (statistic induktif atau statistic probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2007:103). Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS (Partial Least Square) mulai dari pengukuran model (outer model), struktur model (inner model) dan pengujian hipotesis. PLS (Partial Least Square) menggunakan metoda principle component analiysis dalam model pengukuran, yaitu blok ekstraksi varian untuk melihat hubungan indikator dengan konstruk latennya dengan menghitung total varian yang terdiri atas varian umum (common variance), varian spesifik (specific variance), dan varian error (error variance). Sehingga total varian menjadi tinggi.

2. Pengukuran Model (Outer Model)

Outer model sering juga disebut (outer relation atau measurement model) yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Blok dengan indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

X = Δx ξ + εx ... (2.1) Y = Δy η + εy ... (2.2)

Dimana x dan y adalah indikator variabel untuk variabel laten exogen dan endogen ξ dan η, sedangkan Δx dan Δy merupakan matrix loading yang menggambarkan koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan εx dan εy dapat diinterpretasikan sebagai kesalahan pengukuran. Model pengukuran (outer model) digunakan untuk menilai validitas dan realibilitas model. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler dalam Jogiyanto dan Abdillah 2009). Sedangkan uji reliablitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden

Model pengukuran (outer model) digunakan untuk menilai validitas dan realibilitas model. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler dalam Jogiyanto dan Abdillah 2009). Sedangkan uji reliablitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pernyataan dalam kuesioner

atau instrument penelitian. Convergent validity dari measurement model dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan skor variabelnya. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai AVE diatas 0,5 atau memperlihatkan seluruh outer loading dimensi variabel memiliki nilai loading > 0,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran tersebut memenuhi kriteria validitas konvergen (Chin dalam Kalnadi 2013). Selanjutnya uji reliablitas dapat dilihat dari nilai Crombach’s alpha dan nilai composite reliability ( ). Untuk dapat dikatakan suatu item pernyataan reliabel, maka nilai Cronbach’s alpha harus > 0,7.

3. Evaluasi Model Struktural

Model struktural (inner model) merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten. Melalui proses bootstrapping, parameter uji T-statistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas.

Model struktural (inner model) dievaluasi dengan melihat persentase varian yang dijelaskan oleh nilai R 2 untuk variabel dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q-square test (Stone, 1974; Geisser, 1975 dalam Kalnadi 2013) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Model persamaannya dapat ditulis seperti dibawah ini.

η = β0 + βη І + Γ ξ + ζ

Dimana η menggambarkan vector endogen (dependen) variabel laten, ξ adalah vector variabel exogen (independent), dan ζ adalah vector variabel residual.

4. Pengujian Hipotesis

Menurut Hartono dalam Jogiyanto dan Abdillah (2009) menjelaskan bahwa ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan nilai T-table dan T-statistic. Jika Tstatistic lebih tinggi dibandingkan nilai T-T-table, berarti hipotesis terdukung atau diterima. Dalam penelitian ini untuk tingkat keyakinan 95 persen (alpha 95 persen) maka nilai T-table untuk hipotesis satu ekor (one-tailed).

BAB IV

Dokumen terkait