• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah asosiatif kausal. Menurut Umar (2005: 30), Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikantor PT Duta Agung Group di Jalan Pabrik Tenun No. 126 E Medan. Penelitian di mulai dari bulan Mei 2015 sampai dengan Juli 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel independen (X1)

Variabel independen (X) merupakan variabel bebas yang nantinya akan mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen yaitu Pelatihan (X1), dan Pengembangan (X2).

2. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen (Y) merupakan variabel tergantung yang keberadaannya dipengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian a) Variabel independen (X)

1. Pelatihan (X1), adalah proses secara sistematis mengubah tingkah

laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Pengembangan (X2), adalah suatu proses pendidikan jangka panjang

menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoretis untuk tujuan umum.

b) Variabel dependen (Y)

Efektivitas kerja (Y) adalah keadaan yang menunjukkan hasil dari usaha manusia dalam mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan yang dikehendaki.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Defenisi

Operasionalisai

Dimensi Indikator Skala

Pelatihan (X1)

Suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan

keterampilan, sikap, tingkah laku, dan pengetahuan daripada karyawan sesuai dengan keinginan PT Duta Agung Group Medan

1 Peserta Pelatihan 2 Kesesuaian materi pelatihan 3 Fasilitas pendukung program pelatihan 4 Instruktur 1 Motivasi Belajar 2 Kemampuan 3 Sesuai bidang tugas 4 Bermanfaat bagi pekerjaan

5 Tempat yang nyaman 6 Adanya alat peraga

7 Penguasaan materi 8 Komunikasi

Pengembangan (X2)

Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. 1Pengembangan Formal 2Pengembangan Informal 1 Perbedaan individu karyawan

2 Hubungan dengan analisis jabatan

3 Metode pengembangan yang relevan

4 Motivasi karyawan secara mandiri Likert Efektivitas kerja (Y) Keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan sesuai target

perusahaan.

1Kuantitas

2 Kualitas

1.Target volume pekerjaan 2.Beban kerja

3.Pelaksanaan pekerjaan cepat dan tepat 4.Meminimumkan tingkat kesalahan dalam bekerja 5.Ketelitian 6.Standart waktu Likert

Sumber : Sitohang (2006), Malthis (2002), Mangkunegara (2009: 45), Moekijat (2005:55) 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut (Sugiyono, 2006: 86), Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skor yang diberikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2006: 86)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Sugiyono, 2006:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Duta Agung Group Medan sebanyak 61 orang.

3.6.2 Sampel

Menurut Arikunto (2007: 122), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila objek kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh (sensus) yaitu dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil (Sugiyono, 2006:78). Dengan demikian, jumlah sampel adalah sebanyak 61 responden.

3.7 Jenis dan Sumber data

1. Data Primer

Menurut Kuncoro (2009:70), Data primer adalah data yang diperoleh dengan survey lapangan yang mengunakan semua metode pengumpulan data original.

2. Data Sekunder

Menurut Kuncoro (2009:70), Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada PT. Duta Agung Group Medan agar didapat data dan informasi yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini. Wawancara menggunakan alat bantu berupa seperangkat pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

2. Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner kepada sampel yang terdiri dari Karyawan Operasional PT. Duta Agung Group. 3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang, dkk (2010:69), Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Menurut Umar(2005:57),bahwa uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai posotif maka butir atau peryataan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Untuk menguji ketepatan kuusioner, akan dilakukan uji validitas terhadap 30 orang karyawan PT. Tisa Lestari yang beralamat di Jln. Abdul Hamid No. 43 Medan.

a. Jika maka Pernyataan disebut valid.

b. Jika maka Pernyataan disebut tidak valid.

Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Corrected Item-

Total Correlation rtabel Keterangan

P1 .585 0,361 Valid P2 .441 0,361 Valid P3 .531 0,361 Valid P4 .560 0,361 Valid P5 .499 0,361 Valid P6 .549 0,361 Valid P7 .469 0,361 Valid P8 .525 0,361 Valid P9 .603 0,361 Valid P10 .679 0,361 Valid P11 .407 0,361 Valid P12 .506 0,361 Valid P13 .452 0,361 Valid P14 .664 0,361 Valid P15 .537 0,361 Valid P16 .426 0,361 Valid P17 .368 0,361 Valid P18 .412 0,361 Valid

Sumber: Hasil penelitian (2015)

Berdasarkan Tabel 3.3 terlihat bahwa seluruh item pernyataan yang diajukan dalam kuesioner memiliki nilai rhitung (Corrected Item-Total Correlation) > rtabel 0,361. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian maka seluruh item pernyataan dinyatakan valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ukuran suatu kestabilan dan konsintensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk yang merupakan

dimensi suatu variabel yang disusun dalam suatu bentuk kuesioner V. Sujarveni, (2007:134). Uji realibilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan tersebut menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Bila korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan variabel.

Pengujian dilakukan dengan cara One Shot ( pengukuran sekali saja) dengan program SPSS Statistics 20.0for windows. Menurut Nunnaly (2000) dalam (Ghozali, 2006:42) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha ˃ 0.60. Atau jika nilai Cronbach Alpha> 0.80 maka pernyataan reliabel.

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Item rtabel Keterangan

0,881 18 0,80 Reliabel

Sumber: Hasil penelitian (2015)

Pada Tabel Hasil Uji Reliabillitas, terlihat bahwa nilai cronbach’s alpha selurh item/butir pernyataan adalah sebesar 0,881 > rtabel (0,80). Dengan demikian seluruh item/butir pernyataan variabel dinyatakan reliabel.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diuji dengan tingkat kepercayaan (confidenceinterval) 95%. Arikunto (2007:49) menyatakan penggunaan model regresi linear berganda harus memenuhi asumsi klasik, yaitu antara lain: ujinormalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak.

Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linear berganda dapat digunakan. Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik yaitu multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Sugiyono (2006:84), bahwa model yang paling baik adalah apabila datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Selain menggunakan grafik, untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal bisa juga dilakukan dengan menggunakan One - Sample Kolmogorov Smirnov Test (Ghozali, 2006;107).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan variasi residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang

lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan standardized

delete residual nilai tersebut. Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan

metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada grafik. Jika pola titik-titik yang terbentuk membentuk pola teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Sebaliknya, jika tidak terbentuk pola yang jelas dimana titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2006:106).

3. Uji Multikolinearitas

Uji multi kolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas yaitu mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi atau menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.

Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara variabel bebas (independent variable). Jika nilai korelasi antara variabel bebas tersebut lebih besar dari 0.7 (Nunnally dalam Ghozali, 2006:45), maka dapat dikatakan bahwa terjadi gejala multikolinearitas. Disamping dengan melakukan uji korelasi tersebut, pengujian ini juga dapat dilakukan dengan

Jika nilai Tolerance < 0.10 atau nilai VIF > 10 maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian.

3.11 Teknik Analisis Data

3.11.1 Analisis Deskriptif Kuantitatif

Analisis Deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner ini berisi tentang karakteristik responden, dan deskriptif variabel untuk mendapatkan informasi yang relevan.

3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linear berganda. Persamaan yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1+ b2X2+e Dimana: Y = Efektifitas Kerja a = Konstanta X1 = Pelatihan X2 = Pengembangan

b1 = Koefisien regresi Pelatihan b2 = Koefisien regresi Pengembangan

e = Termoferror

3.12 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh Pelatihan dan Pengembangan terhadap Efektivitas Kerja Karyawan di PT. Duta Agung Group Medan dilakukan pengujian dengan menggunakan :

3.12.1 Uji Secara Serempak (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama atau serempak terhadap variabel terikat (dependen). Kriteria pengujian hipotesis untuk uji secara serempak (simultan) adalah: H0:b1, b2, =0

( Pelatihan, dan Pengembangan secara simultan tidak berpengaruh terhadap Efektivitas karyawan di PT. Duta Agung Group Medan) H1:b1, b2, # 0

(Pelatihan, dan Pengembangan secara simultan berpengaruh terhadap Efektivitas karyawan di PT. Duta Agung Group Medan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan F hitungdan F tabel dengan ketentuan:

H0 diterima atau H1 ditolak jika Fhitung<Ftabel untuk α =5%. H1 diterima atau H0 ditolak jika Fhitung>Ftabel untuk α = 5%.

3.12.2 Uji Secara Parsial (Uji t)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas independen secara parsial terhadap variabel terikat dependen. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji secara parsial adalah:

H0 :b1=0 (Pelatihan tidak berpengaruh terhadap Efektivitas karyawan PT.

Duta Agung Group Medan).

H1 :b1# 0 (Pelatihan berpengaruh terhadap Efektivitas karyawan PT. Duta

Agung Group Medan).

H0: b2 = 0 (Pengembangan tidak berpengaruh terhadap Efektivitas karyawan

PT. Duta Agung Group Medan).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttable dengan ketentuan sebagai berikut:

H0diterima atau H1ditolak jika thitung<ttabel untuk α = 5 H1diterima atau H0ditolak Jika thitung>ttabel untuk α = 5

3.12.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) yaitu mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0 <R2<1). Semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang ditelitii terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat.

Dokumen terkait