• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada PT Duta Agung Group Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada PT Duta Agung Group Medan"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PADA PT DUTA AGUNG GROUP MEDAN

OLEH

JULIA HARAPAN RAMBE 130521061

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PADA PT. DUTA AGUNG GROUP MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan pengembangan karyawan terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT. Duta Agung Group Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Duta Agung Group Medan dengan jumlah 61 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel dengan jumlah 61 responden. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial pelatihan dan pengembangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja dengan nilai kontribusi sebesar 52,8% sedangkan sisanya sebesar 47,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

THE EFFECT TRAINING AND DEVELOPMENT OF EMPLOYEES ON EFFECTIVENESS OF WORK AT PT. DUTA AGUNG

GROUP MEDAN

The purpose of this study was to determine the effect of training and development of employees to the effectiveness of employees at PT. Duta Agung Group Medan. This research is associative causal research aimed to analyze the relationship between one variable with another variable or how a variable affecting other variables. The population in this study were all employees of PT. Duta Agung Group Medan as much as 61 people. The sampling method using census method that all members of the population sampled by the number of 61 respondents. Primary data was collected through questionnaires and interviews, secondary data collected from companies and literature. Data analysis method used is descriptive method and quantitative analysis with multiple linear regression analysis technique. The results showed that simultaneous and partial training and development significant effect on the work effectiveness with contribution 52,8% and remaining 47,2% affecting by another variabels not include in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat ALLAH SWT. Atas

rahmat dan karuniaNYA Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “ Analisis Perbedaan Prestasi Kerja Berdasarkan Kepuasan

Kerja Dan Tingkat Pendidikan Karyawan Pada Divisi Umum dan Logistik PT.

Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Medan”. Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran, motivasi dan do’a dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, terutama

kepada Kedua orang tua tercinta, Ayahanda H. Hasanuddin Rambe dan Ibunda

Hj. Siti Anismah Tanjung, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dengan penuh kesabaran, terima kasih atas do’a, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dan pendidikan,

dengan baik. Selanjutnya Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi

(5)

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univeristas Sumatera Utara.

6. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumban Raja, SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing

yang telah membimbing, serta memotivasi Penulis dalam penulisan skripsi

ini.

7. Ibu Dra. Lucy Ana, M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan koreksi dan masukan atas penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang telah membantu dalam kegiatan akademik.

9. Manajer beserta seluruh karyawan PT. Duta Agung Group Medan yang telah

banyak membantu khususnya dalam pengumpulan data selama penyusunan

skripsi ini.

10. Saudara-Saudaraku tercinta Abangda M. Soleh Rambe, Kak Eka Septiana

Rambe, Adekku Ahda Maulidan Rambe, serta saudara-saudaraku lainnyayang

senantiasa mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kepada seluruh teman-teman khususnya Suhendri, Suci, Uli, Ainun,

Dermawan, Afifah, Ika,yang selalu membantu dan memotivasi penulis, serta

teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis sangat berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

(6)
(7)
(8)

DAFTAR TABEL

Tabe Judul Halaman

1.1 Data Karyawan PT. Duta Agung Group Medan Yang Medapat

Pelatihan dan Pengembangan Tahun 2012-2014 ... 5

1.2 Realisasi Target Penyelesaian Pekerjaan Proyek ... 8

2.1 Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Operasionalisasi Variabel... 34

3.2 Instrumen Skala Likert ... 35

3.3 Hasil Uji Validitas ... 38

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 39

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 52

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 53

4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Pelatihan ... 54

4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Pengembangan ... 58

4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabek Efektivitas- Kerja ... 60

4.8 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 65

4.9 Uji Glejser ... 66

4.10 Hasil Uji Multikolonearitas ... 67

4.11 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 68

4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 70

4.13 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 71

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 31

4.1 Struktur Organisasi ... 48

4.2 Histogram Normalitas Data ... 63

4.3 Grafik Normal Probability Plot ... 64

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 81

2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 84

3 Karakteristik Responden ... 85

4 Tabulasi Jawaban Responden ... 86

5 Analisis Deskriptif Jawaban Responden ... 88

6 Uji Asumsi Klasik ... 93

(11)

ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PADA PT. DUTA AGUNG GROUP MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan pengembangan karyawan terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT. Duta Agung Group Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau begaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Duta Agung Group Medan dengan jumlah 61 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel dengan jumlah 61 responden. Data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, data sekunder dikumpulkan dari perusahaan dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial pelatihan dan pengembangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja dengan nilai kontribusi sebesar 52,8% sedangkan sisanya sebesar 47,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

(12)

ABSTRACT

THE EFFECT TRAINING AND DEVELOPMENT OF EMPLOYEES ON EFFECTIVENESS OF WORK AT PT. DUTA AGUNG

GROUP MEDAN

The purpose of this study was to determine the effect of training and development of employees to the effectiveness of employees at PT. Duta Agung Group Medan. This research is associative causal research aimed to analyze the relationship between one variable with another variable or how a variable affecting other variables. The population in this study were all employees of PT. Duta Agung Group Medan as much as 61 people. The sampling method using census method that all members of the population sampled by the number of 61 respondents. Primary data was collected through questionnaires and interviews, secondary data collected from companies and literature. Data analysis method used is descriptive method and quantitative analysis with multiple linear regression analysis technique. The results showed that simultaneous and partial training and development significant effect on the work effectiveness with contribution 52,8% and remaining 47,2% affecting by another variabels not include in this research.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) hal yang penting bagi perusahaan untuk

mencapai tujuannnya, sumber daya manusia sering juga disebut sebagai modal

intelektual yang terdiri dari orang-orang yang ada dalam organisasi yang

mempunyai kemampuan, bakat, keahlian dan keterampilan untuk bekerja dan itu

semua mereka gunakan dalam mengerjakan pekerjaannya.Pentingnya pelatihan

dan pengembangan akhirnya menjadi sebuah keharusan dan kebutuhan bagi

perusahaan yang ingin meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman

karyawannya disemua level organisasi. Perusahaan haruslah mampu

mengindentifikasi kebutuhan organisasi, individu, modal dan jenis pelatihan dan

pengembangan serta departemen/level yang akan dilatih agar dapat disesuaikan

dengan tujuan yang ingin dicapai sehingga membuka peluang terjadinya ahli

keterampilan, pengetahuan dan pengalaman untuk pekerjaan yang lebih baik

dimasa depan.

Menurut Hasibuan (2003:105), efektivitas merupakan suatu kekuatan

keberhasilan kerja yang sempurna sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Supaya dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan berhasil dalam

meningkatkan efektivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi. Sedangkan

menurut siagian (2002:151), efektivitas kerja adalah penyelesaiaan pekerjan tepat

(14)

sangat tidak baik tergantung pada penyelesaian tugas tersebut, bagaimana cara

melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.

Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja adalah melalui

pelatihan dan pengembangan terhadap karyawan. Menurut Rivai (2009: 211)

menyatakan bahwa pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang

menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan

diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan

metode yang mengutamakan pada praktik daripada teori. Menurut (Hasibuan, 2003:69), “ Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerja/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan”. Maka pengembangan bertujuan untuk menyiapkan karyawan siap memangku jabatan tertentu dimasa

yang akan datang.

PT. Duta Agung Group adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak

di bidang jasa konstruksi atau kontraktor. PT Duta Agung Group telah

berpartisipasi dalam pembangunan nasional terutama membangun sarana dan

prasarana berupa pembangunan jalan, jembatan, perumahan dan sebagainya. PT

Duta Agung Group didukung oleh personil – personil professional yang memiliki kompetensi dan berpengalaman.Duta Agung Group dengan kualifikasi Kecil,

kemudian pada tanggal 03 Februari 2004 direksi mengeluarkan kebijakan untuk

menaikkan kualifikasi perusahaan dari Kecil menjadi Menengah sebagai syarat

(15)

menjadi PT Duta Agung Group, dan pada tanggal 16 Agustus 2007 PT Duta

Agung Group memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000 dari PT. TUV Rheinland.

PT Duta Agung Group adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak

dibidang jasa konstruksi atau kontraktor. Pada perusahaan kontraktor,

pengelolaan sumber daya manusianya (tenaga kerja) pada umumnya kurang baik

sehingga sering kali proses dan hasil akhir dari pelaksanaan proyek dapat

menyimpang dari apa yang telah direncanakan semula. PT Duta Agung Group

terus menerus dan berkesinambungan dalam melaksanakan perencanaan pelatihan

dan pengembangan karyawan agar keterampilan, kecakapan, dan sikap karyawan

meningkat sehingga setiap pekerjaan akan lebih mudah diselesaikan tepat waktu

dan tepat sasaran yang pada akhirnya akan meningkatkan efektifitas kerja dalam

perusahaan sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.

Pelaksanaan program pelatihan yang dilakukan oleh PT Duta Agung

Group sering dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

seiring dengan perubahan globalisasi, kemajuan teknologi, dan tuntutan

kebutuhan dari masyarakat.Agar terciptanya kepuasan dari pelanggan maka PT

Duta Agung Group melakukan pelatihan dan pengembangan kepada setiap

pegawainya. Untuk mendapatkan karyawan yang mempunyai pengetahuan dan

skill yang luas, maka pimpinan perusahaan PT Duta Agung Group yang bergerak

dibidang general kontraktor, perlu melakukan pelatihan mengingat bahwa

kegiatan usahanya berhubungan langsung dengan masalah sumber daya manusia.

(16)

kemampuan, keahlian, pengetahuan, pengalaman dan perilaku yang spesifik yang

berhubungan dengan pekerjaan, sehingga dengan adanya pengetahuan yang

dimiliki tersebut secara langsung karyawan dapat menunaikan aktivitas atau

pekerjaan tertentu, yang nantinya akan berdampak pada produktivitas kerja yang

dicapai oleh karyawan

Bentuk pelatihan yang selama ini diterapkan oleh PT Duta Agung Group

adalah belajar sambil praktek dengan maksud memberikan pengetahuan kepada

karyawan, serta bentuk pelatihan lainnya yang diberikan. Hal ini yang mendasari

perusahaan untuk membutuhkan sejumlah tenaga kerja yang kualified dan

berkemampuan dalam menangani pekerjaan. Dimana fenomena yang dihadapi

oleh perusahaan saat ini adalah pelatihan yang dilakukan oleh PT Duta Agung

Group belum dapat meningkatkan efektivitas kerja karyawan. Salah satu faktor

penyebabnya adalah pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan belum sesuai

dengan kebutuhan karyawan. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai program

pelatihan kerja terus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan kerja karyawan.

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan yang

(17)

Tabel 1.1

Jumlah Karyawan PT Duta Agung Group Medan Yang Mendapat Pelatihan Kerja Dan PengembanganTahun 2012 s/d 2014

Sumber : bagian personalia/ umum pada PT. Duta Agung Group Medan (2015)

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa semua bagian mendapat pelatihan

kerja disetiap tahunnya meskipun tidak semua karyawan mendapat pelatihan

sekaligus setiap tahunnya, namun dilakukan secara bergilir, sehingga seluruh

karyawan mendapat pelatihan kerja yang relatif sama. Jenis pelatihan yang

diberikan juga telah disesuaikan dengan bidang kerja masing-masing karyawan

sehingga diharapkan karyawan akan semakin kompeten dibidangnya.

Namun pelatihan yang diberikan sering kurang terjadwal dengan baik

sehingga setiap karyawan tidak selalu dapat mengikuti pelatihan yang diadakan

perusahaan karena sedang dalam mengerjakan suatu proyek terlebih jika proyek

tersebut di luar kota. Persoalan lainnya adalah pelatihan yang diberikan sering

kurang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan karyawan, sehingga terkadang

karyawan yang sudah mahir namun diberikan pelatihan dasar atau pelatihan yang

lebih umum sehingga kurang menarik bagi peserta pelatihan, demikian sebaliknya

karyawan dengan tingkat keterampilan yang masih kurang terkadang kurang

No Bagian

Jumlah Karyawan Yang Mengikuti Pelatihan Tahun 2012 s/d 2014

(18)

dasar. Pelatihan yang diberikan tidak dilakukan secara berjenjang dan spesifik,

sehingga pada saat mengerjakan suatu proyek sering terjadi kesalahan maupun

keterlambatan dalam penyelesaiannya terlebih proyek yang ditangani perusahaan

cukup bervariasi seperti membangun jembatan, jalan, drainasi, dan sebagainya.

Sehingga beberapa karyawan masih kurang mampu mengerjakan proyek tertentu

karena masih kurangnya pengalaman dibidang tersebut.

Persoalan lainnya adalah pada peserta pelatihan itu sendiri khususnya pada

bagian lapangan yang terkadang kurang serius mengikuti pelatihan maupun

kurang mampu menyerap materi pelatihan yang diberikan terlebih pada bagian

lapangan tingkat pendidikan karyawan umumnya didominasi pendidikan

SMA/Sederajat sehingga pada saat mengerjakan suatu proyek sering bertindak

sendiri sesuai kondisi dilapangan tanpa memperhatikan prosedur pengerjaan

seperti yang telah diberikan pada materi pelatihan.

Demikian halnya dengan program pengembangan karyawan yang masih

kurang terarah sehingga program pengembangan karyawan masih kurang

menonjol terutama dalam mempersiapkan karyawan untuk menempati suatu

posisi tertentu atau promosi jabatan. Pengembangan karyawan umumnya hanya

berjalan tanpa perencanaan yang baik, sehingga perencanaan karir karyawan juga

sangat tergantung pada kebutuhan perusahaan, terutama jumlah proyek yang

dikerjakan perusahaan. Dengan pola pengembangan karyawan yang kurang

terencana dengan baik, karyawan sering kurang persiapan untuk menduduki suatu

posisi dimasa mendatang sehingga terkadang seorang karyawan dipromosikan

(19)

proyek misalnya. Perusahaan umumnya akan menunjuk karyawan yang

berpengalaman atau terampil untuk dipromosikan, namun dengan pengalaman dan

keterampilan saja tentunya karyawan akan kurang siap dalam menghadapi

berbagai persoalan yang muncul dalam menjalankan tugasnya karena kurangnya

pengetahuan, kurangnya kemampuan negosiasi, kurangnya kemampuan

memimpin bawahan serta kurang terbiasa mengambil keputusan dengan cepat dan

tepat. Hal-hal seperti inilah yang sering muncul terutama dilapangan karena

karyawan kurang mendapat pengembangan yang tepat dan terarah. Program

pengembangan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan kreatifitas karyawan

dalam memberikan hasil kerja terbaik dalam melayani pelanggannya, sehingga

keterampilan dan prestasi keja karyawan menjadi prioritas utama untuk melayani

pelanggannya dalam meningkatkan hasil kerja yang lebih baik.

Dengan kondisi pelatihan dan pengembangan seperti yang telah diuraikan,

tentunya akan sangat berdampak pada efektivitas kerja karyawan tersebut.

sebagian karyawan mungkin telah mampu mengimbangi tuntutan pekerjaan

denagn tingkat keterampilan yang dimiliki, namun sebagian karyawan lainnya

masih kurang mampu memenuhi tuntutan pekerjaan dengan baik yang berdampak

pada kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan pada klien. Terlebih sebagai

perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor, kerja sama tim sangatlah penting

dalam menyelesaikan suatu proyek. Jika ada karyawan tidak mampu bekerja

dengan efektif akan berdampak pada kinerja keseluruhan tim sehingga pengerjaan

(20)

Efektivitas kerja yang kurang tergambar dari tidak terealisasinya target

penyelesaian pekerjaan tepat waktu beberapa proyek yang ditangani perusahaan

seperti terlihat pada Tabel 1.2 berikut

Tabel 1.2

Realisasi Target Penyelesaian Pekerjaan Proyek

No. Kriteria Waktu Penyelesaian Realisasi

1 Pembangunan jembatan ≤ 5 Tahun 7 Tahun

2 Pembangunan perumahan ≤ 3 Tahun 4 Tahun

3 Pembangunan gedung ≤ 5 Tahun 6 Tahun

4 Pembuatan jalan ≤ 2 Tahun 2,5 Tahun

Sumber : Kabag Lapangan pada PT Duta Agung Group (2015)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa efektivitas kerja karyawan dari segi

ketepatan waktu karyawan didalam menyelesaikan pekerjaan masih kurang efektif

dimana target yang telah ditetapkan tidak sesuai dengan realisasinya seperti

pembangunaan jembatan, target yang ditetapkan untuk menyelesaikan proyek

tersebut ≤ 5 Tahun sementara realisasinya pembangunan jembatan tersebut tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu penyelesaian pekerjaan atas proyek

tersebut selesai 7 tahun. Masalah ini disebabkan karena karyawan kurang mampu

menggunakan/mengoperasikan mesin/peralatan dengan benar sehingga

memperlambat penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu sehingga perlu diberikan

pelatihan dan pengembangan kepada setiap karyawan secara merata agar dapat

mencapai tujuan yang optimal.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih

lanjut bagaimana peranan pelatihan dan pengembangan yang diterapakan

(21)

penelitian “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Secara Serempak

Berpengaruh signifikan dan positif Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan

Pada PT Duta Agung Group Medan ?

2. Apakah Pelatihan Berpengaruh secara signifikanan positif Terhadap

Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan?

3. Apakah Pengembangan Berpengaruh secara signifikan dan positif

Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pelatihan dan

Pengembangan Karyawan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT

Duta Agung Group Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pelatihan Terhadap

Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pengembangan Terhadap

(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi PT Duta Agung Group

Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang bermanfaat

pada PT Duta Agung Group, dalam meningkatkan efektivitas kerja melalui

perencanaan pelatihan dan pengembangan.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti yang berkaitan dengan

pelatihan dan pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT

Duta Agung Group, serta dapat memperdalam pengetahuan peneliti dalam

bidang sumber daya manusia.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelatihan

2.1.1 Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah suatu kegiatan perusahaan yang bermaksud untuk dapat

memperbaiki dan mengembangkan keterampilan, sikap, tingkah laku, dan

pengetahuan dari para karyawan sesuai dengan keinginan dari perusahaan yang

bersangkutan (Nitisemito, 2002:68).

Menurut Mathis (2002:82), pelatihan adalah suatu proses dimana

orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu organisasi mencapai

tujuannya. Pelatihan memberikan pengetahuan secara spesifik dan keterampilan

yang dibutuhkan dalam pekerjaan, sedangkan menurut Panggabean (2002:41),

pelatihan merupakan cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan

keterampilan yang dibutuhkan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang

sekarang.

Pelatihan merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan perusahaan

apabila perusahaan ingin tetap memiliki karyawan yang berkualitas dan mampu

menghadapi tantangan- tantangan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan

kerja, terutama kemajuan-kemajuan dimasa kini.

2.1.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pelatihan Kerja

Menurut Hariandja (2002:118) ada beberapa langkah yang harus dilakukan

(24)

pelatihan dan pengembangan yang akan dilakukan. Analisis dapat dilakukan

melalui langkah-langkah seperti analisis kebutuhan organisasi, analisis kebutuhan

pekerjaan, analisis kebutuhan karyawan. Adapun uraian dari langkah-langkah

analisis tersebut adalah:

1. Analisis kebutuhan organisasi

Dalam analisis ini yang perlu diperhatikan adalah tujuan dari organisasi,

sumber daya yang dimiliki dan lingkungan organisasi yang sebenarnya.

Analisis organisasi dapat dilakukan dengan cara mengadakan survey

mengenai sikap karyawan terhadap kepuasan kerja, persepsi dan sikap

karyawan. Disamping itu dapat pula menggunakan turn over, absensi, kartu

pelatihan, daftar perkembangan dan data perencanaan karyawan.

2. Analisis kebutuhan perusahaan

Analisis ini bertujuan untuk menganalisis pekerjaan yang harus dilakukan

dalam setiap jabatan. Uraian tugas dan persyaratan standar untuk kerja

merupakan dua hal yang dapat dipelajari dari perilaku peran tersebut.

Pekerjaan tersebut secara efektif dapat dilakukan dengan menentukan

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan.

3. Analisis kebutuhan karyawan

Analisis kebutuhan karyawan merupakan analisis terhadap karyawan

perusahaan, yaitu menganalisis apakah karyawan kurang persiapan dalam

melakukan pekerjaannya atau kurang didalam kemampuan, keterampilan dan

pengetahuan yang dapat menentukan karyawan-karyawan yang

(25)

2.1.3 Tujuan Pelatihan

Menurut Panggabean (2002:41), pelatihan dilakukan untuk kepentingan:

1. Karyawan

a. Meningkatkan moral karyawan

Dengan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaannya mereka akan

antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik

b. Membantu karyawan dalam menghadapi perubahan, baik perubahan

struktur organisasi, teknologi, maupun sumber daya manusianya. Melalui

pelatihan karyawan diharapkan dapat secara efektif menggunakan teknologi

baru

c. Peningkatan karier karyawan

Dengan mengikuti pelatihan, kesempatan untuk meningkatkan karier

menjadi besar karena keahlian dan prestasi kerja yang lebih baik.

d. Meningkatkan jumlah balas jasa yang dapat diterima karyawan

Dengan mengikuti pelatihan, keterampilan semakin meningkat dan prestasi

kerja semakin baik dan gaji juga akan meningkat karena kenaikan gaji

didasarkan prestasi.

2. Perusahaan

a. Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia

Dengan adanya pelatihan, perusahaan melakukan upaya bersama untuk

secara benar mendapatkan sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan

(26)

b. Penghematan

Pelatihan dapat mengurangi biaya produksi karena pelatihan untuk

meningkatkan keterampilan karyawan. Jika karyawan terampil, maka

mereka cepat bekerja dan bisa menggunakan mesin-mesin dengan baik.

c. Mengurangi tingkat kerusakan dan kecelakaan

Pelatihan dapat mengurangi kerusakan barang, mesin, dan tingkat

kecelakaan karyawan karena keterampilan karyawan telah meningkat.

d. Memperkuat komitmen karyawan

Organisasi yang gagal menyediakan pelatihan akan kehilangan karyawan.

Karyawan merasa frustasi karena merasa tidak ada kesempatan untuk

promosi dan akhirnya memilih keluar untuk mencari perusahaan lain yang

menyediakan pelatihan bagi kemajuan karir mereka.

2.1.4 Metode Pelatihan Kerja

Menurut Panggabean (2002:45), ada berbagai metode yang dapat digunakan

untuk pelatihan dan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian

yaitu:

1. On the job training

On the job training meliputi semua upaya melatih karyawan untuk

mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya di tempat kerja yang

sesungguhnya.On the job training meliputi:

a. Program magang

Program magang menggabungkan pelatihan pada pekerjaan dengan

(27)

ditugaskan pada karyawan yang ada saat ini selama jangka waktu tertentu

dan dibawah pengawasan organisasi.

b. Rotasi Pekerjaan

Karyawan berpindah dari satu jenis pekerjaan ke pekerjaan lain dalam

jangka waktu yang direncanakan.

c. Coaching

Teknik pelatihan yang dilakukan dengan praktek langsung dengan orang

yang sudah berpengalaman.

2. Off the job training

Off the job training merupakan pelatihan yang dilaksanakan pada lokasi

terpisah dengan tempat kerja. Off the job training meliputi beberapa program

yaitu:

a. Pembelajaran terprogram

Suatu program sistematik untuk mengajarkan keterampilan mencakup

penyajian pertanyaan atau fakta, memungkinkan orang itu untuk

memberikan tanggapan dan memberikan peserta belajar umpan balik segera

tentang kecermatan jawabannya

b. Vestibule training

Merupakan training yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus terpisah

dari tempat kerja biasa dan disediakan peralatan yang sama seperti yang

(28)

c. Studi kasus

Dalam metode ini disajikan kepada petatar masalah perusahaan secara

tertulis kemudian para petatar menganalisis kasus tersebut secara pribadi

dan menyampaikan solusinya dalam diskusi

d. Management games

Petatar dibagi dalam kelompok dimana masing-masing kelompok bersaing

e. Seminar

Metode ini bertujuan untuk mengembangkan keahlian kecakapan peserta

untuk menilai dan memberikan sarannya

f. Permainan peran

Petatar memainkan peran tertentu dimana diberikan suatu permasalahan dan

bagaimana seandainya petatar menangani permasalahan yang ada

g. Pengajaran melalui komputer

Pengajaran menggunakan komputer untuk memudahkan training dimana

menggunakan program yang disesuaikan dengan tingkat kecepatan

seseorang dalam menyelesaikan masalah

2.1.5 Mengevaluasi Pelatihan Kerja

Melakukan penilaian atau evaluasi terhadap program pelatihan yang telah

dilaksanakan adalah penting untuk mengukur seberapa jauh program pelatihan

tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan

organisasi. Menurut Hariandja (2002:99) ada empat tingkatan sebagai basis

(29)

1. Tingkatan reaksi

Penilaian ditekankan pada bagaimana reaksi peserta pelatihan terhadap

program pelatihan yang diikutinya. Reaksi - reaksi dari peserta dicatat dalam

sebuah lembar yang memuat informasi tentang perasaan, keinginan dan

penilaian mereka terhadap lingkungan latihan maupun pelatih mereka.

2. Tingkatan pembelajaran

Tahap ini dilakukan penilaian sejauh mana peserta pelatihan mempelajari

fakta, prinsip- prinsip dan pendekatan - pendekatan yang tercakup dalam

latihan. Hasil akhir yang diperoleh dari evaluasi tingkat ini adalah adanya

umpan balik tentang bagaimana hasil pelatihan setelah peserta bekerja di

tempat kerja asalnya.

3. Tingkatan perilaku dan perubahan keahlian

Penilaian ini ditekankan pada sejauh mana tingkah laku dalam pekerjaan

berubah karena mengikuti pelatihan. Cara yang digunakan dalam penilaian ini

adalah dengan melakukan observasi terhadap perilaku setelah masuk kembali

bekerja.

4. Tingkatan dampak

Yang dinilai dalam tingkatan ini adalah apakah hasil akhir yang diperoleh

dari program pelatihan secara signifikan memiliki keterkaitan erat dengan

(30)

2.2 Pengembangan

2.2.1 Pengertian Pengembangan

Menurut Hasibuan (2002: 69), “Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai

dengan kebutuhan pekerja/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan”. Pengembangan bersifat lebih luas karena menyangkut banyak aspek, seperti

peningkatan dalam keilmuan, pengetahuan, kemampuan, sikap dan

kepribadian.Program pelatihan dan pengembangan bertujuan antara lain untuk

menutupi antara kecakapan karyawan dengan permintaan jabatan selain itu juga

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai

sasaran kerja.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang pokok atau

bahkan intinya sebuah pembangunan dan dimana bidang pendidikan dan pelatihan

turut memberikan andil.Sedangkan menurut Andrew, (2011: 70) Perencanaan

Pengembangan mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu proses

pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan

terorganisasi dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoretis

untuk tujuan umum.

2.2.2 Tujuan Pengembangan

Pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan,

karyawan, konsumen, atau masyarakat yang mengkonsumsi barang/jasa yang

dihasilkan perusahaan. Tujuan pengembangan menurut Hasibuan, (2002: 87),

(31)

a. Produktivitas Kerja

Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat,

kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill,

human skill, dan managerial skill karyawan yang semakin baik.

b. Efisiensi

Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga,

waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin.Pemborosan

berkurang, biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan

semakin besar.

c. Kerusakan

Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang,

produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil

dalam melaksanakan pekerjaannya.

d. Kecelakaan

Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan,

sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan

berkurang.

e. Pelayanan

Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik

dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan

yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting bagi

(32)

f. Moral

Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian

dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka

antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

g. Karier

Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan

semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih

baik.Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi

kerja seseorang.

h. Konseptual

Dengan pengembangan, manajer semakin capak dan cepat dalam

mengambil keputusan yang lebih baik karena technical skill, human skill,

dan managerial skillnya lebih baik.

i. Kepemimpinan

Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik,

human relations-nya lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga

pembinaan kerja sama vertical dan horizontal semakin harmonis.

j. Balas Jasa

Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah insentif, dan benefits)

karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.

2.2.3 Prinsip Pengembangan

Prinsip pengembangan adalah peningkatan kualitas dan kemampuan bekerja

(33)

didalamnya sudah tercantum sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, dan

waktu pelaksanaannya.Jelasnya suatu program sudah pasti dilakukan supaya

pengembangan ini mencapai hasil yang baik dengan biaya relatif kecil hendaknya

terlebih dahulu ditetapkan program pengembangan.

Dalam program pengembangan harus dituangkan sasaran, kebijaksanaan,

prosedur, anggaran, peserta kurikulum, dan waktu pelaksanaannya.Program

pengembangan harus berprinsipkan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi

kerja masing-masing karyawan pada jabatannya.Program pengembangan suatu

organisasi hendaknya diinformasikan secara terbuka kepada semua karyawan atau

anggota supaya mereka mempersiapkan dirinya masing-masing.

2.2.4 Jenis-Jenis Pengembangan

Menurut Moekijat (2005:55), Jenis pengembangan dikelompokkan

atas:pengembangan secara informal dan pengembangan secara formal:

a. Pengembangan secara informal

Yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan

mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang

ada hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya.Pengembangan secara

informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk

maju dengan secara meningkatkan kemampuan kerjanya.Hal ini

bermanfaat bagi perusahaan karena prestasi kerja karyawan semakin besar,

(34)

b. Pengembangan secara formal

Yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau

latihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh

lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan.Pengembangan secara formal

dilakukan perusahaan karena tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa

datang, sifatnya nonkarier atau peningkatan karier seorang karyawan.

2.2.5 Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan

Sitohang (2006:213) mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengembangan karier karyawan dalam suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut

antara lain:

1. Kebijakan organisasi

Kebijakan organisasi merupakan faktor yang paling dominan yang

mempengaruhi pengembangan karier seorang karyawan dalam perusahaan.

Kebijakan perusahaan merupakan penentu ada tidaknya pengembangan karier

dalam perusahaan.

2. Keterampilan

Keterampilan karyawan dalam melakukan pekerjaan juga menentukan

kariernya. Karyawan yang lebih teraampil biasanya mendapat pengembangan

karier yang lebih cepat.

Sedangkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan

karyawan menurut Mangkunegara (2009: 45) adalah:

1. Perbedaan individu pegawai

(35)

3. Motivasi

4. Partisipasi aktif

5. Seleksi peserta penataran

6. Metode pelatihan dan pengembangan

2.3 Peserta Pelatihan dan Pengembangan

Menurut Nawawi (2002:212), peserta yang akan mengikuti pengembangan

dari suatu perusahaan adalah karyawan baru dan lama, baik dia tenaga operasional

atau karyawan manajerial.

a. Karyawan Baru

Yaitu karyawan yang baru diterima bekerja pada perusahaan.Mereka diberi

pengembangan agar memahami, terampil, dan ahli dalam menyelesaikan

pekerjaannya, sehingga para karyawan dapat bekerja lebih efesien dan

efektif pada jabatan/pekerjaannya.Pengembangan karyawan baru perlu

dilaksanakan agar teori dasar yang telah mereka kuasa dapat

diimplementasikan secara baik dalam pekerjaannya.

b. Karyawan Lama

Yaitu karyawan lama oleh perusahaan ditugaskan untuk mengikuti

pengembangan, seperti pada Balai Pusat Latihan Kerja.Pengembangan

karyawan lama dilaksanakan karena tuntutan pekerjaan, jabatan, perluasan

perusahaan, penggantian mesin lama dengan mesin baru, pembaruan

metodekerja, serta persiapan untuk promosi.Jelasnya pengembangan

(36)

technical skill, human skill, conceptual skill, dan managerial skill, supaya

moral kerja dan prestasi kerjanya meningkat.

2.4 Proses Pelatihan dan Pengembangan

Menurut Tanjung (2003: 58), Proses atau langkah-langkah pengembangan

hendaknya dilakukan sebagai berikut:

a. Sasaran

Setiap pengembangan harus terlebih dahulu ditetapkan secara jelas sasaran

yang ingin dicapai.Apakah sasaran pengembangan untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan pekerjaan (technical skill)

ataukah untuk meningkatkan kecakapan memimpin (managerial skills) dan

conceptual skills.

b. Kurikulum

Kurikulum atau mata pelajaran yang akan diberikan harus mendukung

tercapainya sasaran dari pengembangan itu.Kurikulum harus ditetapkan secara

sistematis, jumlah jam pertemuan, metode pengajaran, dan system evaluasinya

harus jelas agar sasaran dari pengembangan itu optimal.

c. Sasaran

Mempersiapkan tempat dan alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan

pengembangan. Penyediaan tempat dan alat-alat harus didasarkan pada prinsip

ekonomi serta berpedoman pada sasaran pengembangan yang ingin

dicapai.Misalnya : Tempat pengembangan hendaknya strategis, tenang,

(37)

dalam pengembangan sama jenisnya dengan mesin yang akan digunanakan

dalam bekerja pada perusahaan.

d. Peserta

Menetapkan syarat-syarat dan jumlah peserta yang dapat mengikuti

pengembangan.Misalnya usia, jenis kelamin, pengalaman kerja dan latar

belakang pendidikannya. Peserta pengembangan sebaiknya mempunyai latar

belakang yang relatif homogen dan jumlahnya ideal, supaya kelancaran

pengembangan terjamin.

e. Pelatih

Menunjukkan pelatihan atau isntruktur yang memenuhi persyaratan untuk

mengajarkan setiap mata pelajaran sehingga sasaran pengembangan

tercapai.Pengangkatan pelatih atau instruktur harus berdasarkan kemampuan

objektif (teoritis dan praktis) bukan didasarkan kepada kawan atau saudara.

Dengan pelatih yang qualified akan menghasilkan anak didik yang baik.

f. Pelaksanaan

Melaksanakan proses belajar-mengajar artinya setiap pelatih mengajarkan

materi pelajaran kepada peserta pengembangan. Proses belajar-mengajar harus

diakhiri dengan ujian atau evaluasi untuk mengetahui sasaran pengembangan

tercapai atau tidak.

2.5 Efektivitas Kerja

2.5.1 Pengertian Efektivitas Kerja

(38)

ekonomis (Malthis, 2002:104). Efektivitas juga dapat dikatakan sebagai biaya

perunit output, supaya efektif, perusahaan harus dapat mencapai tujuan, tetapi

dengan cara yang peling efisien dalam penggunaan sumber daya manusia.

Efektivitas kerja adalah keadaan yang menunjukkan hasil dari usaha manusia

dalam mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan yang dikehendaki (Daft,

2003: 85).

Penggunaan tenaga kerja yang efektif dan terarah merupakan kunci dari

peningkatan pegawai sehingga dibutuhkan suatu kebijaksanaan perusahaan untuk

menggerakkan tenaga kerja tersebut agar mau bekerja lebih produktif sesuai

dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.Agar berfungsi secara

efektif, sumber daya manusia harus mempunyai visi yang jelas tentang apa yang

harus dikerjakan dan siapa yang harus dilayani.

Jadi efektivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan antara

hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu.Upaya dalam

meningkatkan efektivitas kerja dapat dilakukan dengan pembinaan karyawan serta

jaminan keamanan selama bekerja maupun sesudahnya.Yang paling penting pada

efektivitas kerja didukung oleh sumber daya manusia yang berkompetensi yang

memiliki knowledge, skill dan attitude. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

tentunya sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap

perusahaan.Setiap karyawan sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih

meningkatkan efektivitas kerja mereka melalui berbagai tahapan usaha secara

maksinal.Sehingga pemanfaatan sumber daya manusiaakan lebih berpotensi dan

(39)

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Kerja Menurut Malthis dan

Jackson (2002: 179), adalah sebagai berikut :

a. Kuantitas

Kuantitas adalah jumlah hasil pekerjaan seseorang dalam menyelesaikan

pekerjaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi.

b. Kualitas

Kualitas adalah kualitas kerja menunjukkan sejauh mana mutu seorang

(40)

2.6 Penelitian Terdahulu

Kerja dan Pengembangan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. signifikansi (0,011) lebih kecil dari 5%. Koefisien Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai pada PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia

Tbk, Medan”. berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 53,8 % dan

Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil. Dan Pengaruhnya sebesar 21,16% sedangkan sisanya 78,84% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian tersebut. 4. Fauzan Nur

Anshari S. (2012)

“Analisis Pengaruh Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Pt.

(41)

5. Ali Shahnavaz inimenunjukkan bahwa on the job training memiliki pengaruh positif pada kreativitas manajer, mencapai

tujuan organisasi, manfaat ekonomis. Dengan harus melakukan pelatihan tersebut untuk mencapai manfaat.

6. Nadeem Ahmed Bashir (2012)

Training And Development Program And Its Benefits To Employees And

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

2.7.1 Pengaruh Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja

Menurut Ruky (2003:124) Pelatihan adalah sebagai usaha untuk

meningkatkan kinerja karyawan dalam pekerjaannya sekarang atau dalam

pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera. Pelatihan berpengaruh terhadap

efektivitas kerja karyawan dimana dengan keterampilan dan kemampuan yang

diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dan membantu karyawan untuk

(42)

pengetahuan karyawan, ketrampilan karyawan maupun sikap karyawan itu sendiri

terhadap tugasnya. (Hermanto, 2005: 96).

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan pelaku bisnis untuk mencapai

pelatihan yang efektif yaitu memperhatikan posisisi pelatihan dalam proses bisnis,

dan pelatihan dengan tahapan-tahapan pemprograman dan

pengimplementasiannya. Dalam konteks strategi manajemen masa kini,

penggunaan teknologi tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, setiap

karyawan dituntut dapat menguasai penggunaan teknologi dengan berbagai

macam bentuk. Terlebih dalam pekerjaan yang membutuhkan tingkat

keterampilan yang tinggi sehingga karyawan yang kurang terampil akan

mengalami kendala dalam melakukan pekerjaannya yang akhirnya akan

menyebabkan pemborosan, kecelakaan kerja, pekerjaan tidak selesai tepat waktu

serta hal-hal lainnya yang dapat berpengaruh pada kinerja secara keseluruhan.

Sebaliknya karyawan yang kompeten tentunya akan mampu menyelesaikan

berbagai pekerjaan dengan memuaskan salah satu upaya dalam menciptakan

karyawan yang kompeten tentunya adalah dengan memberikan pelatihan yang

tepat sesuai dengan kebutuhan karyawan, pekerjaan, dan kebutuhan organisasi.

Dengan demikian, pelatihan karyawan dapat meningkatkan efektivitas kerja.

2.7.2 Pengaruh Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja

Secara lebih luas faktor lain yang turut berperan dalam meningkatkan

efektivitas kerja adalah pengembangan karyawan. Dengan adanya program

pengembangan dengan berbagai metode seperti pendidikan dan pelatihan, mutasi

(43)

tanggung jawab sehingga pekerjaan terselesaikan sesuai dengan rencana. Untuk

meningkatkan efektivitas kerja karyawan, perlu adanya suatu perhatian yang baik

terhadap karyawan. Karyawan akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik

sehingga prestasi kerja karyawan dapat meningkat dan mendorong tercapainya

tujuan organisasi atau instansi. Pengembangan karyawan adalah suatu usaha

untuk meningkatkan kemampuan secara teoritis, teknis, konseptual dan moral

karyawan sesuai dengan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan,

promosi dan pemindahan karyawan (Hasibuan, 2000:69).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelatihan pada dasarnya merupakan sebuah

proses untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Disamping itu, program

pelatihan dan pengembangan tidaklah memperhitungkan apakah perusahaan

berskala besar atau kecil. Pelatihan dan pengembangan merupakan sarana ampuh

mengatasi bisnis masa depan yang penuh dengan tantangan dan mengalami

perubahan yang sedemikian cepat. Pelatihan dan pengembangan yang efektif

dapat dicapai dengan pemosisian program pelatihan dan pengembangan secara

utuh dalam kerangka perencanaan manajemen strategi dan dilakukan

tahapan-tahapan yang teratur.

Dengan demikian, berdasarkan uraian tersebut, kerangka konseptual

(44)

Sumber : Ruky (2003), Hermanto (2005), Hasibuan (2000)

Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual 2.8 Hipotesis

Menurut Kuncoro, (2003: 47) menyatakan hipotesis merupakan suatu

penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah

terjadi atau akan terjadi. Tujuan menggunakan hipotesis adalah agar fokus pada

informasi atau data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis.Berdasarkan

rumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H1. Pelatihan dan Pengembangan mempunyai pengaruh positifdan signifikan

terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.

H2. Pelatihan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas

Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.

H3. Pengembangan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.

Pelatihan (X1)

Pengembangan (X2)

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah asosiatif kausal. Menurut Umar (2005: 30),

Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu

variabel mempengaruhi variabel lain. Dengan kata lain desain kausal berguna

untuk mengukur hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis

bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikantor PT Duta Agung Group di Jalan Pabrik

Tenun No. 126 E Medan. Penelitian di mulai dari bulan Mei 2015 sampai dengan

Juli 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel independen (X1)

Variabel independen (X) merupakan variabel bebas yang nantinya akan

mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel

independen yaitu Pelatihan (X1), dan Pengembangan (X2).

2. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen (Y) merupakan variabel tergantung yang

(46)

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian a) Variabel independen (X)

1. Pelatihan (X1), adalah proses secara sistematis mengubah tingkah

laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Pengembangan (X2), adalah suatu proses pendidikan jangka panjang

menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi

dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoretis

untuk tujuan umum.

b) Variabel dependen (Y)

Efektivitas kerja (Y) adalah keadaan yang menunjukkan hasil dari usaha

manusia dalam mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan yang

dikehendaki.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Defenisi

Operasionalisai

Dimensi Indikator Skala

Pelatihan karyawan sesuai dengan keinginan PT Duta 3 Sesuai bidang tugas 4 Bermanfaat bagi pekerjaan

5 Tempat yang nyaman 6 Adanya alat peraga

7 Penguasaan materi 8 Komunikasi

(47)

Pengembangan

4 Motivasi karyawan secara mandiri

Sumber : Sitohang (2006), Malthis (2002), Mangkunegara (2009: 45), Moekijat (2005:55) 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert.

Menurut (Sugiyono, 2006: 86), Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Skor yang diberikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

(48)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari (Sugiyono, 2006:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

karyawan PT. Duta Agung Group Medan sebanyak 61 orang.

3.6.2 Sampel

Menurut Arikunto (2007: 122), Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila objek kurang dari 100 orang

lebih baik diambil semua. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh (sensus)

yaitu dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah

populasinya relatif kecil (Sugiyono, 2006:78). Dengan demikian, jumlah sampel

adalah sebanyak 61 responden.

3.7 Jenis dan Sumber data

1. Data Primer

Menurut Kuncoro (2009:70), Data primer adalah data yang diperoleh

dengan survey lapangan yang mengunakan semua metode pengumpulan

data original.

2. Data Sekunder

Menurut Kuncoro (2009:70), Data sekunder adalah data yang telah

dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada

(49)

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada PT. Duta Agung Group Medan agar didapat

data dan informasi yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini.

Wawancara menggunakan alat bantu berupa seperangkat pertanyaan yang

telah dipersiapkan terlebih dahulu.

2. Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner kepada

sampel yang terdiri dari Karyawan Operasional PT. Duta Agung Group.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku-buku

literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang, dkk (2010:69), Uji validitas menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Menurut

Umar(2005:57),bahwa uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai

rhitung dengan rtabel. Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai posotif maka butir

atau peryataan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Untuk menguji ketepatan

kuusioner, akan dilakukan uji validitas terhadap 30 orang karyawan PT. Tisa

Lestari yang beralamat di Jln. Abdul Hamid No. 43 Medan.

(50)

a. Jika maka Pernyataan disebut valid.

b. Jika maka Pernyataan disebut tidak valid.

Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Corrected

Item-Total Correlation rtabel Keterangan

P1 .585 0,361 Valid

Berdasarkan Tabel 3.3 terlihat bahwa seluruh item pernyataan yang

diajukan dalam kuesioner memiliki nilai rhitung (Corrected Item-Total

Correlation) > rtabel 0,361. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian

maka seluruh item pernyataan dinyatakan valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ukuran suatu kestabilan dan konsintensi responden

(51)

dimensi suatu variabel yang disusun dalam suatu bentuk kuesioner V. Sujarveni,

(2007:134). Uji realibilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang

digunakan tersebut menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama.

Bila korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan

variabel.

Pengujian dilakukan dengan cara One Shot ( pengukuran sekali saja) dengan

program SPSS Statistics 20.0for windows. Menurut Nunnaly (2000) dalam

(Ghozali, 2006:42) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha ˃ 0.60. Atau jika nilai Cronbach Alpha> 0.80 maka pernyataan reliabel.

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Item rtabel Keterangan

0,881 18 0,80 Reliabel

Sumber: Hasil penelitian (2015)

Pada Tabel Hasil Uji Reliabillitas, terlihat bahwa nilai cronbach’s alpha

selurh item/butir pernyataan adalah sebesar 0,881 > rtabel (0,80). Dengan demikian

seluruh item/butir pernyataan variabel dinyatakan reliabel.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diuji dengan tingkat

kepercayaan (confidenceinterval) 95%. Arikunto (2007:49) menyatakan

penggunaan model regresi linear berganda harus memenuhi asumsi klasik, yaitu

(52)

bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak.

Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi

linear berganda dapat digunakan. Model regresi linear berganda dapat disebut

sebagai model yang baik apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data

dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik yaitu multikolinearitas dan

heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Sugiyono

(2006:84), bahwa model yang paling baik adalah apabila datanya berdistribusi

normal atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi

data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya. Selain menggunakan grafik, untuk mengetahui

apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal bisa juga dilakukan

dengan menggunakan One - Sample Kolmogorov Smirnov Test (Ghozali,

2006;107).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi

(53)

lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan standardized

delete residual nilai tersebut. Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan

metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar

pada grafik. Jika pola titik-titik yang terbentuk membentuk pola teratur

(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi. Sebaliknya, jika tidak terbentuk pola yang

jelas dimana titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka nol pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2006:106).

3. Uji Multikolinearitas

Uji multi kolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Ada dua cara yang

dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas yaitu mengeluarkan salah satu

variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkolerasi dengan kuat,

maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi atau menggunakan

metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.

Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi

antara variabel bebas (independent variable). Jika nilai korelasi antara variabel

bebas tersebut lebih besar dari 0.7 (Nunnally dalam Ghozali, 2006:45), maka

dapat dikatakan bahwa terjadi gejala multikolinearitas. Disamping dengan

(54)

Jika nilai Tolerance < 0.10 atau nilai VIF > 10 maka dapat dikatakan bahwa telah

terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian.

3.11 Teknik Analisis Data

3.11.1 Analisis Deskriptif Kuantitatif

Analisis Deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini merupakan uraian atau

penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi

oleh responden penelitian. Kuesioner ini berisi tentang karakteristik responden,

dan deskriptif variabel untuk mendapatkan informasi yang relevan.

3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linear

berganda. Persamaan yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1+ b2X2+e

Dimana:

Y = Efektifitas Kerja a = Konstanta X1 = Pelatihan X2 = Pengembangan

b1 = Koefisien regresi Pelatihan b2 = Koefisien regresi Pengembangan

e = Termoferror

3.12 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh Pelatihan dan Pengembangan terhadap

Efektivitas Kerja Karyawan di PT. Duta Agung Group Medan dilakukan

(55)

3.12.1 Uji Secara Serempak (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen)

secara bersama-sama atau serempak terhadap variabel terikat (dependen). Kriteria

pengujian hipotesis untuk uji secara serempak (simultan) adalah: H0:b1, b2, =0

( Pelatihan, dan Pengembangan secara simultan tidak berpengaruh terhadap

Efektivitas karyawan di PT. Duta Agung Group Medan) H1:b1, b2, # 0

(Pelatihan, dan Pengembangan secara simultan berpengaruh terhadap Efektivitas

karyawan di PT. Duta Agung Group Medan. Pengambilan keputusan dilakukan

dengan membandingkan F hitungdan F tabel dengan ketentuan:

H0 diterima atau H1 ditolak jika Fhitung<Ftabel untuk α =5%. H1 diterima atau H0 ditolak jika Fhitung>Ftabel untuk α = 5%.

3.12.2 Uji Secara Parsial (Uji t)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas independen

secara parsial terhadap variabel terikat dependen. Kriteria pengujian hipotesis

untuk uji secara parsial adalah:

H0 :b1=0 (Pelatihan tidak berpengaruh terhadap Efektivitas karyawan PT.

Duta Agung Group Medan).

H1 :b1# 0 (Pelatihan berpengaruh terhadap Efektivitas karyawan PT. Duta

Agung Group Medan).

H0: b2 = 0 (Pengembangan tidak berpengaruh terhadap Efektivitas karyawan

PT. Duta Agung Group Medan).

(56)

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttable

dengan ketentuan sebagai berikut:

H0diterima atau H1ditolak jika thitung<ttabel untuk α = 5 H1diterima atau H0ditolak Jika thitung>ttabel untuk α = 5

3.12.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) yaitu mengukur seberapa besar kemampuan

model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan (R2) ini berkisar

antara nol sampai dengan satu (0 <R2<1). Semakin besar (mendekati satu), maka

dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel

terikat. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan

pengaruh variabel bebas yang ditelitii terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika

R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang

(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Duta Agung Group Medan

PT. Duta Agung Group adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak

di bidang jasa konstruksi atau kontraktor yang dipimpin oleh Ibu Rita Hayati, SE.

yang didirikan pada tanggal 31 Agustus 1999 dengan nama CV. Duta Agung

Group dengan kualifikasi Kecil, kemudian pada tanggal 03 Februari 2004 direksi

mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan kualifikasi perusahaan dari Kecil

menjadi Menengah sebagai syarat untuk dapat mengerjakan proyek - proyek yang

lebih besar dan mengubah nama menjadi PT Duta Agung Group, dan pada

tanggal 16 Agustus 2007 PT Duta Agung Group memperoleh sertifikat ISO 9001

: 2000 dari PT. TUV Rheinland.

PT Duta Agung Group telah berpartisipasi dalam pembangunan nasional

terutama membangun sarana dan prasarana berupa pembangunan jalan, jembatan,

perumahan dan sebagainya. Akte Perubahan terakhir yaitu No. 31 tanggal 20 Juni

2012 oleh Notaris Faisal, SH.; dan Akte Jual Beli Saham No. 33 Tanggal 12 Juli

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Karyawan PT Duta Agung Group Medan Yang Mendapat
Tabel 1.2 Realisasi Target Penyelesaian Pekerjaan Proyek
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, sedang menyusun sebuah karya ilmiah sebagai salah satu syarat

Berdasarkan uji parsial menunjukkan bahwa variabel Pelatihan Sumber Daya Manusia berpengaruh positif dan signifikan, Kepribadian berpengaruh positif dan signifikan, dan

Berdasarkan uji parsial menunjukkan bahwa variabel Pelatihan Sumber Daya Manusia berpengaruh positif dan signifikan, Kepribadian berpengaruh positif dan signifikan, dan

Hasil penelitian ini menunjukan variabel pengalaman kerja, pelatihan dan kinerja secara simultan maupun parsial berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja dan pengembangan karir secara simultan dan parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT PLN

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan disiplin kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

Variabel gaya kepemimpinan, rekrutmen, pelatihan dan variabel pengembangan karir secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, hal ini dipengaruhi oleh

Hasil pengujian terbukti bahwa Variabel Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja dan Pelatihan berpengaruh secara simultan dengan hasil regresi linier berganda dalam uji F diperoleh Fhitung