• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada PT Duta Agung Group Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada PT Duta Agung Group Medan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelatihan

2.1.1 Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah suatu kegiatan perusahaan yang bermaksud untuk dapat

memperbaiki dan mengembangkan keterampilan, sikap, tingkah laku, dan

pengetahuan dari para karyawan sesuai dengan keinginan dari perusahaan yang

bersangkutan (Nitisemito, 2002:68).

Menurut Mathis (2002:82), pelatihan adalah suatu proses dimana

orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu organisasi mencapai

tujuannya. Pelatihan memberikan pengetahuan secara spesifik dan keterampilan

yang dibutuhkan dalam pekerjaan, sedangkan menurut Panggabean (2002:41),

pelatihan merupakan cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan

keterampilan yang dibutuhkan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan yang

sekarang.

Pelatihan merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan perusahaan

apabila perusahaan ingin tetap memiliki karyawan yang berkualitas dan mampu

menghadapi tantangan- tantangan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan

kerja, terutama kemajuan-kemajuan dimasa kini.

2.1.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pelatihan Kerja

Menurut Hariandja (2002:118) ada beberapa langkah yang harus dilakukan

(2)

pelatihan dan pengembangan yang akan dilakukan. Analisis dapat dilakukan

melalui langkah-langkah seperti analisis kebutuhan organisasi, analisis kebutuhan

pekerjaan, analisis kebutuhan karyawan. Adapun uraian dari langkah-langkah

analisis tersebut adalah:

1. Analisis kebutuhan organisasi

Dalam analisis ini yang perlu diperhatikan adalah tujuan dari organisasi,

sumber daya yang dimiliki dan lingkungan organisasi yang sebenarnya.

Analisis organisasi dapat dilakukan dengan cara mengadakan survey

mengenai sikap karyawan terhadap kepuasan kerja, persepsi dan sikap

karyawan. Disamping itu dapat pula menggunakan turn over, absensi, kartu

pelatihan, daftar perkembangan dan data perencanaan karyawan.

2. Analisis kebutuhan perusahaan

Analisis ini bertujuan untuk menganalisis pekerjaan yang harus dilakukan

dalam setiap jabatan. Uraian tugas dan persyaratan standar untuk kerja

merupakan dua hal yang dapat dipelajari dari perilaku peran tersebut.

Pekerjaan tersebut secara efektif dapat dilakukan dengan menentukan

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan.

3. Analisis kebutuhan karyawan

Analisis kebutuhan karyawan merupakan analisis terhadap karyawan

perusahaan, yaitu menganalisis apakah karyawan kurang persiapan dalam

melakukan pekerjaannya atau kurang didalam kemampuan, keterampilan dan

pengetahuan yang dapat menentukan karyawan-karyawan yang

(3)

2.1.3 Tujuan Pelatihan

Menurut Panggabean (2002:41), pelatihan dilakukan untuk kepentingan:

1. Karyawan

a. Meningkatkan moral karyawan

Dengan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaannya mereka akan

antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik

b. Membantu karyawan dalam menghadapi perubahan, baik perubahan

struktur organisasi, teknologi, maupun sumber daya manusianya. Melalui

pelatihan karyawan diharapkan dapat secara efektif menggunakan teknologi

baru

c. Peningkatan karier karyawan

Dengan mengikuti pelatihan, kesempatan untuk meningkatkan karier

menjadi besar karena keahlian dan prestasi kerja yang lebih baik.

d. Meningkatkan jumlah balas jasa yang dapat diterima karyawan

Dengan mengikuti pelatihan, keterampilan semakin meningkat dan prestasi

kerja semakin baik dan gaji juga akan meningkat karena kenaikan gaji

didasarkan prestasi.

2. Perusahaan

a. Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia

Dengan adanya pelatihan, perusahaan melakukan upaya bersama untuk

secara benar mendapatkan sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan

(4)

b. Penghematan

Pelatihan dapat mengurangi biaya produksi karena pelatihan untuk

meningkatkan keterampilan karyawan. Jika karyawan terampil, maka

mereka cepat bekerja dan bisa menggunakan mesin-mesin dengan baik.

c. Mengurangi tingkat kerusakan dan kecelakaan

Pelatihan dapat mengurangi kerusakan barang, mesin, dan tingkat

kecelakaan karyawan karena keterampilan karyawan telah meningkat.

d. Memperkuat komitmen karyawan

Organisasi yang gagal menyediakan pelatihan akan kehilangan karyawan.

Karyawan merasa frustasi karena merasa tidak ada kesempatan untuk

promosi dan akhirnya memilih keluar untuk mencari perusahaan lain yang

menyediakan pelatihan bagi kemajuan karir mereka.

2.1.4 Metode Pelatihan Kerja

Menurut Panggabean (2002:45), ada berbagai metode yang dapat digunakan

untuk pelatihan dan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian

yaitu:

1. On the job training

On the job training meliputi semua upaya melatih karyawan untuk

mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya di tempat kerja yang

sesungguhnya.On the job training meliputi:

a. Program magang

Program magang menggabungkan pelatihan pada pekerjaan dengan

(5)

ditugaskan pada karyawan yang ada saat ini selama jangka waktu tertentu

dan dibawah pengawasan organisasi.

b. Rotasi Pekerjaan

Karyawan berpindah dari satu jenis pekerjaan ke pekerjaan lain dalam

jangka waktu yang direncanakan.

c. Coaching

Teknik pelatihan yang dilakukan dengan praktek langsung dengan orang

yang sudah berpengalaman.

2. Off the job training

Off the job training merupakan pelatihan yang dilaksanakan pada lokasi

terpisah dengan tempat kerja. Off the job training meliputi beberapa program

yaitu:

a. Pembelajaran terprogram

Suatu program sistematik untuk mengajarkan keterampilan mencakup

penyajian pertanyaan atau fakta, memungkinkan orang itu untuk

memberikan tanggapan dan memberikan peserta belajar umpan balik segera

tentang kecermatan jawabannya

b. Vestibule training

Merupakan training yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus terpisah

dari tempat kerja biasa dan disediakan peralatan yang sama seperti yang

(6)

c. Studi kasus

Dalam metode ini disajikan kepada petatar masalah perusahaan secara

tertulis kemudian para petatar menganalisis kasus tersebut secara pribadi

dan menyampaikan solusinya dalam diskusi

d. Management games

Petatar dibagi dalam kelompok dimana masing-masing kelompok bersaing

e. Seminar

Metode ini bertujuan untuk mengembangkan keahlian kecakapan peserta

untuk menilai dan memberikan sarannya

f. Permainan peran

Petatar memainkan peran tertentu dimana diberikan suatu permasalahan dan

bagaimana seandainya petatar menangani permasalahan yang ada

g. Pengajaran melalui komputer

Pengajaran menggunakan komputer untuk memudahkan training dimana

menggunakan program yang disesuaikan dengan tingkat kecepatan

seseorang dalam menyelesaikan masalah

2.1.5 Mengevaluasi Pelatihan Kerja

Melakukan penilaian atau evaluasi terhadap program pelatihan yang telah

dilaksanakan adalah penting untuk mengukur seberapa jauh program pelatihan

tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan

organisasi. Menurut Hariandja (2002:99) ada empat tingkatan sebagai basis

(7)

1. Tingkatan reaksi

Penilaian ditekankan pada bagaimana reaksi peserta pelatihan terhadap

program pelatihan yang diikutinya. Reaksi - reaksi dari peserta dicatat dalam

sebuah lembar yang memuat informasi tentang perasaan, keinginan dan

penilaian mereka terhadap lingkungan latihan maupun pelatih mereka.

2. Tingkatan pembelajaran

Tahap ini dilakukan penilaian sejauh mana peserta pelatihan mempelajari

fakta, prinsip- prinsip dan pendekatan - pendekatan yang tercakup dalam

latihan. Hasil akhir yang diperoleh dari evaluasi tingkat ini adalah adanya

umpan balik tentang bagaimana hasil pelatihan setelah peserta bekerja di

tempat kerja asalnya.

3. Tingkatan perilaku dan perubahan keahlian

Penilaian ini ditekankan pada sejauh mana tingkah laku dalam pekerjaan

berubah karena mengikuti pelatihan. Cara yang digunakan dalam penilaian ini

adalah dengan melakukan observasi terhadap perilaku setelah masuk kembali

bekerja.

4. Tingkatan dampak

Yang dinilai dalam tingkatan ini adalah apakah hasil akhir yang diperoleh

dari program pelatihan secara signifikan memiliki keterkaitan erat dengan

(8)

2.2 Pengembangan

2.2.1 Pengertian Pengembangan

Menurut Hasibuan (2002: 69), “Pengembangan adalah suatu usaha untuk

meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai

dengan kebutuhan pekerja/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan”.

Pengembangan bersifat lebih luas karena menyangkut banyak aspek, seperti

peningkatan dalam keilmuan, pengetahuan, kemampuan, sikap dan

kepribadian.Program pelatihan dan pengembangan bertujuan antara lain untuk

menutupi antara kecakapan karyawan dengan permintaan jabatan selain itu juga

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai

sasaran kerja.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang pokok atau

bahkan intinya sebuah pembangunan dan dimana bidang pendidikan dan pelatihan

turut memberikan andil.Sedangkan menurut Andrew, (2011: 70) Perencanaan

Pengembangan mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu proses

pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan

terorganisasi dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoretis

untuk tujuan umum.

2.2.2 Tujuan Pengembangan

Pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan,

karyawan, konsumen, atau masyarakat yang mengkonsumsi barang/jasa yang

dihasilkan perusahaan. Tujuan pengembangan menurut Hasibuan, (2002: 87),

(9)

a. Produktivitas Kerja

Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat,

kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill,

human skill, dan managerial skill karyawan yang semakin baik.

b. Efisiensi

Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga,

waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin.Pemborosan

berkurang, biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan

semakin besar.

c. Kerusakan

Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang,

produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil

dalam melaksanakan pekerjaannya.

d. Kecelakaan

Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan,

sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan

berkurang.

e. Pelayanan

Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik

dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan

yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting bagi

(10)

f. Moral

Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian

dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka

antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

g. Karier

Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan

semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih

baik.Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi

kerja seseorang.

h. Konseptual

Dengan pengembangan, manajer semakin capak dan cepat dalam

mengambil keputusan yang lebih baik karena technical skill, human skill,

dan managerial skillnya lebih baik.

i. Kepemimpinan

Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik,

human relations-nya lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga

pembinaan kerja sama vertical dan horizontal semakin harmonis.

j. Balas Jasa

Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah insentif, dan benefits)

karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.

2.2.3 Prinsip Pengembangan

Prinsip pengembangan adalah peningkatan kualitas dan kemampuan bekerja

(11)

didalamnya sudah tercantum sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, dan

waktu pelaksanaannya.Jelasnya suatu program sudah pasti dilakukan supaya

pengembangan ini mencapai hasil yang baik dengan biaya relatif kecil hendaknya

terlebih dahulu ditetapkan program pengembangan.

Dalam program pengembangan harus dituangkan sasaran, kebijaksanaan,

prosedur, anggaran, peserta kurikulum, dan waktu pelaksanaannya.Program

pengembangan harus berprinsipkan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi

kerja masing-masing karyawan pada jabatannya.Program pengembangan suatu

organisasi hendaknya diinformasikan secara terbuka kepada semua karyawan atau

anggota supaya mereka mempersiapkan dirinya masing-masing.

2.2.4 Jenis-Jenis Pengembangan

Menurut Moekijat (2005:55), Jenis pengembangan dikelompokkan

atas:pengembangan secara informal dan pengembangan secara formal:

a. Pengembangan secara informal

Yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan

mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang

ada hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya.Pengembangan secara

informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk

maju dengan secara meningkatkan kemampuan kerjanya.Hal ini

bermanfaat bagi perusahaan karena prestasi kerja karyawan semakin besar,

(12)

b. Pengembangan secara formal

Yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau

latihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh

lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan.Pengembangan secara formal

dilakukan perusahaan karena tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa

datang, sifatnya nonkarier atau peningkatan karier seorang karyawan.

2.2.5 Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan

Sitohang (2006:213) mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengembangan karier karyawan dalam suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut

antara lain:

1. Kebijakan organisasi

Kebijakan organisasi merupakan faktor yang paling dominan yang

mempengaruhi pengembangan karier seorang karyawan dalam perusahaan.

Kebijakan perusahaan merupakan penentu ada tidaknya pengembangan karier

dalam perusahaan.

2. Keterampilan

Keterampilan karyawan dalam melakukan pekerjaan juga menentukan

kariernya. Karyawan yang lebih teraampil biasanya mendapat pengembangan

karier yang lebih cepat.

Sedangkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan

karyawan menurut Mangkunegara (2009: 45) adalah:

1. Perbedaan individu pegawai

(13)

3. Motivasi

4. Partisipasi aktif

5. Seleksi peserta penataran

6. Metode pelatihan dan pengembangan

2.3 Peserta Pelatihan dan Pengembangan

Menurut Nawawi (2002:212), peserta yang akan mengikuti pengembangan

dari suatu perusahaan adalah karyawan baru dan lama, baik dia tenaga operasional

atau karyawan manajerial.

a. Karyawan Baru

Yaitu karyawan yang baru diterima bekerja pada perusahaan.Mereka diberi

pengembangan agar memahami, terampil, dan ahli dalam menyelesaikan

pekerjaannya, sehingga para karyawan dapat bekerja lebih efesien dan

efektif pada jabatan/pekerjaannya.Pengembangan karyawan baru perlu

dilaksanakan agar teori dasar yang telah mereka kuasa dapat

diimplementasikan secara baik dalam pekerjaannya.

b. Karyawan Lama

Yaitu karyawan lama oleh perusahaan ditugaskan untuk mengikuti

pengembangan, seperti pada Balai Pusat Latihan Kerja.Pengembangan

karyawan lama dilaksanakan karena tuntutan pekerjaan, jabatan, perluasan

perusahaan, penggantian mesin lama dengan mesin baru, pembaruan

metodekerja, serta persiapan untuk promosi.Jelasnya pengembangan

(14)

technical skill, human skill, conceptual skill, dan managerial skill, supaya

moral kerja dan prestasi kerjanya meningkat.

2.4 Proses Pelatihan dan Pengembangan

Menurut Tanjung (2003: 58), Proses atau langkah-langkah pengembangan

hendaknya dilakukan sebagai berikut:

a. Sasaran

Setiap pengembangan harus terlebih dahulu ditetapkan secara jelas sasaran

yang ingin dicapai.Apakah sasaran pengembangan untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan pekerjaan (technical skill)

ataukah untuk meningkatkan kecakapan memimpin (managerial skills) dan

conceptual skills.

b. Kurikulum

Kurikulum atau mata pelajaran yang akan diberikan harus mendukung

tercapainya sasaran dari pengembangan itu.Kurikulum harus ditetapkan secara

sistematis, jumlah jam pertemuan, metode pengajaran, dan system evaluasinya

harus jelas agar sasaran dari pengembangan itu optimal.

c. Sasaran

Mempersiapkan tempat dan alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan

pengembangan. Penyediaan tempat dan alat-alat harus didasarkan pada prinsip

ekonomi serta berpedoman pada sasaran pengembangan yang ingin

dicapai.Misalnya : Tempat pengembangan hendaknya strategis, tenang,

(15)

dalam pengembangan sama jenisnya dengan mesin yang akan digunanakan

dalam bekerja pada perusahaan.

d. Peserta

Menetapkan syarat-syarat dan jumlah peserta yang dapat mengikuti

pengembangan.Misalnya usia, jenis kelamin, pengalaman kerja dan latar

belakang pendidikannya. Peserta pengembangan sebaiknya mempunyai latar

belakang yang relatif homogen dan jumlahnya ideal, supaya kelancaran

pengembangan terjamin.

e. Pelatih

Menunjukkan pelatihan atau isntruktur yang memenuhi persyaratan untuk

mengajarkan setiap mata pelajaran sehingga sasaran pengembangan

tercapai.Pengangkatan pelatih atau instruktur harus berdasarkan kemampuan

objektif (teoritis dan praktis) bukan didasarkan kepada kawan atau saudara.

Dengan pelatih yang qualified akan menghasilkan anak didik yang baik.

f. Pelaksanaan

Melaksanakan proses belajar-mengajar artinya setiap pelatih mengajarkan

materi pelajaran kepada peserta pengembangan. Proses belajar-mengajar harus

diakhiri dengan ujian atau evaluasi untuk mengetahui sasaran pengembangan

tercapai atau tidak.

2.5 Efektivitas Kerja

2.5.1 Pengertian Efektivitas Kerja

(16)

ekonomis (Malthis, 2002:104). Efektivitas juga dapat dikatakan sebagai biaya

perunit output, supaya efektif, perusahaan harus dapat mencapai tujuan, tetapi

dengan cara yang peling efisien dalam penggunaan sumber daya manusia.

Efektivitas kerja adalah keadaan yang menunjukkan hasil dari usaha manusia

dalam mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan yang dikehendaki (Daft,

2003: 85).

Penggunaan tenaga kerja yang efektif dan terarah merupakan kunci dari

peningkatan pegawai sehingga dibutuhkan suatu kebijaksanaan perusahaan untuk

menggerakkan tenaga kerja tersebut agar mau bekerja lebih produktif sesuai

dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.Agar berfungsi secara

efektif, sumber daya manusia harus mempunyai visi yang jelas tentang apa yang

harus dikerjakan dan siapa yang harus dilayani.

Jadi efektivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan antara

hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu.Upaya dalam

meningkatkan efektivitas kerja dapat dilakukan dengan pembinaan karyawan serta

jaminan keamanan selama bekerja maupun sesudahnya.Yang paling penting pada

efektivitas kerja didukung oleh sumber daya manusia yang berkompetensi yang

memiliki knowledge, skill dan attitude. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

tentunya sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap

perusahaan.Setiap karyawan sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih

meningkatkan efektivitas kerja mereka melalui berbagai tahapan usaha secara

maksinal.Sehingga pemanfaatan sumber daya manusiaakan lebih berpotensi dan

(17)

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Kerja Menurut Malthis dan

Jackson (2002: 179), adalah sebagai berikut :

a. Kuantitas

Kuantitas adalah jumlah hasil pekerjaan seseorang dalam menyelesaikan

pekerjaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi.

b. Kualitas

Kualitas adalah kualitas kerja menunjukkan sejauh mana mutu seorang

(18)

2.6 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti & Tahun

Penelitian Judul Penelitian

Metode

Analisis Hasil Penelitian

1. Novi

Syahrifadilla (2008)

“Pengaruh Lingkungan

Kerja dan Pengembangan Karyawan Terhadap Kinerja

Karyawan pada PT.

Carsurindo Superintendent,

Medan” Metode analisis dekriptif dan metode regresi linear berganda.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai signifikansi (0,011) lebih kecil dari 5%. Koefisien

regresi ini juga

menunjukkan hubungan

positif atau searah antara pengembangan karyawan

(X2) dengan kinerja

karyawan (Y), artinya

apabila pengembangan

karyawaan di PT.

Superintendent meningkat maka kinerja karyawan juga akan meningkat.

2. Noviantoro, Djatmiko

(2009)

“Analisis Pengaruh

Pelatihan danPengembangan Serta Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai pada PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia

Tbk, Medan”. Metode analisis statistik dan metode analisis dekjriptif

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pelatihan dan pengembangan

serta kompensasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 53,8 % dan sisanya sebesar 46,2 % dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Sinaga

(2010)

“Pengaruh Pendidikan dan

Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Regional IV Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Medan”

Analisis regresi Linear berganda

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil. Dan

Pengaruhnya sebesar

21,16% sedangkan sisanya 78,84% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian tersebut. 4. Fauzan Nur

Anshari S. (2012)

“Analisis Pengaruh

Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Pt.

Rajawali Jaya Sakti

Contrindo Di Makassar”

Analisis regresi

linear berganda

hasil analisis koefisien regresi antara pelatihan

terhadap peningkatan

prestasi karyawan maka diperoleh hasil regresi bernilai positif dan signifikan dimana dengan meningkatkan pelatihan maka akan berpengaruh

terhadap peningkatan

(19)

5. Ali Shahnavaz (2009)

A Study Of On The Job Training Effectiveness: Empirical Evidence Of Iran

Metode analisis statistik dan metode analisis dekjriptif

Hasil penelitian

inimenunjukkan bahwa on the job training memiliki pengaruh positif pada

kreativitas manajer,

mencapai

tujuan organisasi, manfaat

ekonomis. Dengan

keunggulan sehingga

pelatihanmendedikasikan

untuk organisasi,

setiaporganisasi yang memiliki ambisi yang tinggi, harus melakukan pelatihan tersebut untuk mencapai manfaat.

6. Nadeem

Ahmed Bashir (2012)

Training And Development Program And Its Benefits To

Employees And

Organizations: A

Conceptual Study.

Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

pelatihan dan pengembangan berpengaruh

positifsignifikan sebesar 76,4 % dan sisanya sebesar

23,6%dipengaruhi oleh

faktor lain.

7 Hersona,

Rismayadi,

dan Mariah

(2012)

Analisis Pengaruh

Pengembangan SDM

Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian

Daerah Kabupaten

Karawang

Analisis Asosiatif Korelasi

Terdapat hubungan yang positif antara pengembangan

SDM dengan kinerja

pegawai

2.7 Kerangka Konseptual

2.7.1 Pengaruh Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja

Menurut Ruky (2003:124) Pelatihan adalah sebagai usaha untuk

meningkatkan kinerja karyawan dalam pekerjaannya sekarang atau dalam

pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera. Pelatihan berpengaruh terhadap

efektivitas kerja karyawan dimana dengan keterampilan dan kemampuan yang

diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dan membantu karyawan untuk

(20)

pengetahuan karyawan, ketrampilan karyawan maupun sikap karyawan itu sendiri

terhadap tugasnya. (Hermanto, 2005: 96).

Terdapat dua hal yang harus diperhatikan pelaku bisnis untuk mencapai

pelatihan yang efektif yaitu memperhatikan posisisi pelatihan dalam proses bisnis,

dan pelatihan dengan tahapan-tahapan pemprograman dan

pengimplementasiannya. Dalam konteks strategi manajemen masa kini,

penggunaan teknologi tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, setiap

karyawan dituntut dapat menguasai penggunaan teknologi dengan berbagai

macam bentuk. Terlebih dalam pekerjaan yang membutuhkan tingkat

keterampilan yang tinggi sehingga karyawan yang kurang terampil akan

mengalami kendala dalam melakukan pekerjaannya yang akhirnya akan

menyebabkan pemborosan, kecelakaan kerja, pekerjaan tidak selesai tepat waktu

serta hal-hal lainnya yang dapat berpengaruh pada kinerja secara keseluruhan.

Sebaliknya karyawan yang kompeten tentunya akan mampu menyelesaikan

berbagai pekerjaan dengan memuaskan salah satu upaya dalam menciptakan

karyawan yang kompeten tentunya adalah dengan memberikan pelatihan yang

tepat sesuai dengan kebutuhan karyawan, pekerjaan, dan kebutuhan organisasi.

Dengan demikian, pelatihan karyawan dapat meningkatkan efektivitas kerja.

2.7.2 Pengaruh Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja

Secara lebih luas faktor lain yang turut berperan dalam meningkatkan

efektivitas kerja adalah pengembangan karyawan. Dengan adanya program

pengembangan dengan berbagai metode seperti pendidikan dan pelatihan, mutasi

(21)

tanggung jawab sehingga pekerjaan terselesaikan sesuai dengan rencana. Untuk

meningkatkan efektivitas kerja karyawan, perlu adanya suatu perhatian yang baik

terhadap karyawan. Karyawan akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik

sehingga prestasi kerja karyawan dapat meningkat dan mendorong tercapainya

tujuan organisasi atau instansi. Pengembangan karyawan adalah suatu usaha

untuk meningkatkan kemampuan secara teoritis, teknis, konseptual dan moral

karyawan sesuai dengan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan,

promosi dan pemindahan karyawan (Hasibuan, 2000:69).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelatihan pada dasarnya merupakan sebuah

proses untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Disamping itu, program

pelatihan dan pengembangan tidaklah memperhitungkan apakah perusahaan

berskala besar atau kecil. Pelatihan dan pengembangan merupakan sarana ampuh

mengatasi bisnis masa depan yang penuh dengan tantangan dan mengalami

perubahan yang sedemikian cepat. Pelatihan dan pengembangan yang efektif

dapat dicapai dengan pemosisian program pelatihan dan pengembangan secara

utuh dalam kerangka perencanaan manajemen strategi dan dilakukan

tahapan-tahapan yang teratur.

Dengan demikian, berdasarkan uraian tersebut, kerangka konseptual

(22)

Sumber : Ruky (2003), Hermanto (2005), Hasibuan (2000)

Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual 2.8 Hipotesis

Menurut Kuncoro, (2003: 47) menyatakan hipotesis merupakan suatu

penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah

terjadi atau akan terjadi. Tujuan menggunakan hipotesis adalah agar fokus pada

informasi atau data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis.Berdasarkan

rumusan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

H1. Pelatihan dan Pengembangan mempunyai pengaruh positifdan signifikan

terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.

H2. Pelatihan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas

Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.

H3. Pengembangan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan. Pelatihan

(X1)

Pengembangan (X2)

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian kolaboratif ini adalah (1) mendeskripsikan langkah- langkah penerapan model inkuiri terbimbing dengan media kertas lipat, (2) meningkatkan

“ Pembuatan Pupuk Cair dari Daun dan Buah Kersen dengan Proses.. Ekstraksi

Analisis Regresi sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel dependen (terikat) dan

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

[r]

These dynamical groups of ideas produce a new infor- mation field, conscious field, which induces a new information force, conscious force, which is the direct analogue of quantum

A stochastic model based on the molecular automata approach was developed to simulate the cyclic dynamics of glycolysis – gluconeogenesis in cell energy metabolism.. The

[r]