PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA (Studi Kasus Pada Sektor Usaha Kedai Kopi Di Wilayah Cibubur Dan Sekitarnya)
Oleh Axel Ibrahim NIM: 11160810000066
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA (Studi Kasus Pada Sektor Usaha Kedai Kopi Di Wilayah Cibubur Dan Sekitarnya)
Oleh Axel Ibrahim NIM: 11160810000066
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA
(Studi Kasus Pada Sektor Usaha Kedai Kopi Di Wilayah Cibubur Dan Sekitarnya)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
Axel Ibrahim NIM: 11160810000066
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Lili Supriyadi, MM.
NIP. 19600505 198903 1 006
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Selasa Tanggal 11 Bulan Agustus 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Axel Ibrahim 2. NIM : 11160810000066 3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pengalaman Kerja Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Kerja (Studi Kasus Pada Sektor Usaha Kedai Kopi Di Wilayah Cibubur Dan Sekitarnya)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Juli 2020
1. Dr. Suhendra, MM (____________________)
NIP. 197112062003121001 Penguji I
2. Bahrul Yaman, M.Si (____________________)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Axel Ibrahim
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 5 Juli 1998 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Alamat : Jalan Pramuka Sari V No.26 12/05,
Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Email : axel.ibrahim16@mhs.uinjkt.ac.id
II. PENDIDIKAN
2004 – 2010 : MIT Pondok Pesantren AL-HAMID
2010 – 2013 : SMPN 233 Jakarta Timur
2013 – 2016 : SMAN 77 Jakarta Pusat
2016 – 2020 : S1 Manajemen – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
2017 – 2019 : HMJ Manajemen UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2016 – 2020 : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of work experience and training on performance and its impact on employee productivity. The research method used is path analysis. The sample used was 54 employees of the coffee shop in Cibubur and its surroundings. The results of this study indicate that work experience, training and performance variables simultaneously and partially have a significant effect on the work productivity of the coffee shop employees.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pengalaman kerja dan pelatihan terhadap kinerja dan dampaknya terhadap produktivitas kerja karyawan. Metode penelitian yang digunakan ialah analisis jalur. Sampel yang digunakan adalah karyawan kedai kopi di wilayah cibubur dan sekitarnya berjumlah 54 orang. Hasil penelitian ini menunjukan variabel pengalaman kerja, pelatihan dan kinerja secara simultan maupun parsial berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan kedai kopi.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penyusunan penelitian ini ini saya menjumpai berbagai hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini terutama kepada :
1. Kedua orang tua, Bapak H. Heri Martono, S.H, M.M. dan Ibu Hj. Holisoh, S.Km. yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta selalu mendoakan yang tiada hentinya bagi saya untuk dapat menyelesaikan pendidikan di jenjang S1 saya. 2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP.,
CRMP. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga bapak diberikan kesehatan serta kemudahan dalam membangun Fakultas Ekonomi dan Bisnis lebih baik lagi.
3. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom, MM dan Ibu Amalia, S.E, MM. selaku Ketua dan Wakil Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Suhendra, MM. selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan wejangan untuk dapat menjadi manusia yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan dengan baik hingga akhir pendidikan saya.
ii 5. Bapak Lili Supriyadi, MM. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah berkenan memberikan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan serta kesulitan dalam proses bimbingan dan arahan untuk selesainya penyusunan skripsi ini.
6. Kepada seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman dan selalu mengajarkan etika kepada saya untuk selalu mengingat dan bertanggung jawab dari ilmu yang saya dapati selama di perkuliahan. Dan juga kepada seluruh civitas akademika yang telah banyak membantu saya ketika beraktifitas dalam menuntun ilmu sebagai Mahasiswa selama di kampus.
7. Kepada sahabat Colorful, empat orang sahabat yang dipertemukan tanpa disengaja dengan latar belakang yang berbeda dari berbagai wilayah dan disatukan tanpa alasan di kosan saya sehingga kita dapat mengenal satu sama lain lebih dalam dan menerima pribadi satu sama lain. Kepada Ramadhan Mikola J, Maulana Subakti (Cimeng), Aditya Prastiyo terimakasih telah menjadi bagian cerita dalam hidup saya. Canda, tawa , maupun sedih dan banyak cerita telah dilewati Bersama. Terimakasih telah memberikan banyak makna dan pelajaran bagi saya tentang hidup sebagai mahasiswa. Walaupun kini kita sudah memiliki kesibukan dan jalan masing masing semoga kalian tetap terus berkembang dan sukses dalam menjalani pengalaman hidup kalian.
8. Kepada sahabat kecil saya, lima orang sahabat yaitu Fahrul, Aji, Cengir, Aceng, Rakut. Terimakasih kepada kalian yang selalu ada disaat saya susah, sedih maupun senang. Terimakasih selalu jadi teman hidup saya dan bisa menerima saya apa adanya. Bantuan serta hiburan dari kalian penuh berarti untuk saya dalam mendapati pelajaran tentang hidup.
iii 9. Kepada senior-senior di kampus terutama abang Muhammad Hasan, S.E (Jambul), abang Tias Abdurrahman S.E dan abang Teuku M Jumadil Ichsan S.E, yang sudah sangat berbaik hati untuk meluangkan waktunya dalam membantu proses penyusunan penulisan dan membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Waktu, pertolongan, dan pelajaran yang kalian berikan sangat berharga bagi saya hingga saya tidak tahu bagaimana untuk membalas jasa kalian. Terimakasih seebesar-besarnya untuk segala jasa kalian, semoga selalu diberkan kesehatan, keberkahan serta kesuksesan dalam hidup yang diberikan atas keberkahan kebesaran Allah SWT.
10. Terimakasih Family Shark doo-doo. Keluarga kedua bagi saya di lingkungan kampus. Kebersamaan dan kenangan serta pembelajaran yang pernah kita lewato semoga teringat selalu dan bermakna untuk kita. Cimeng, Yola, Adit, Utari, Lissa, Rayhan, Madin, Roni, Soni, Bayu, Ainun, Akbar, Arum, Ismi, Citra, Dinda, Redja, Zubadhil, Endang dan Adhit. Semoga kalian sukses dunia dan akhirat dan dapat terus berkembang dengan jalan hidup yang kalian pilih.
11. Terimakasih kepada teman-teman khususnya Manajemen angkatan 2016 dan teman-teman dari jurusan lain yang telah menjadi saksi dalam setiap perjalanan semasa kuliah.
12. Terimakasih kepada pemilik kedai kopi dan teman serta sahabat saya di dunia kopi yang telah membantu dalam memberikan waktu, tenaga maupun materi dalam penyusunan penelitian saya. 13. Terakhir, teruntuk seorang wanita yang paling berkesan dan memberikan saya banyak sekali pembelajaran tentang hidup, Litta Ratna Kencana. Terimakasih telah sabar dan menemani saya selama berada di dunia perkuliahan, baik dalam keadaan senang maupun sedih terimakasih atas perhatian, kasih sayang dan dukungan akan kesabaran dalam menemani saya belajar di bangku perkuliahan ini. Semoga kelak apa yang telah kita lewati
iv dapat berguna di masa yang akan datang dan semoga kelak kita bisa sukses dengan apa mimpi kita dari apa yang telah kita bangun.
Dalam penyusunan skripsi ini saya menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Terakhir, harapan saya semoga penelitian ini bermanfaat khususnya bagi saya dan bagi pihak lain yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 27 October 2020
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... 4
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... 5
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... 6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 7
ABSTRACT ... 8
ABSTRAK ... 9
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... v
BAB I ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 16
C.Tujuan Penelitian ... 16
D.Manfaat Penelitian ... 17
BAB II ... 18
A.Teori – Teori Terkait Dengan Penelitian ... 18
1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 18
2. Pengalaman Kerja ... 22 3. Pelatihan ... 26 4. Kinerja ... 36 5. Produktivitas Kerja ... 40 B. Penelitian Terdahulu ... 44 C. Kerangka Pemikiran... 48
D. Keterkaitan antar Variabel ... 49
1. Pengalaman Kerja ... 49
2. Pelatihan ... 49
3. Kinerja ... 49
E. Hipotesis ... 50
BAB III ... 52
A.Populasi dan Sampel ... 52
1. Populasi ... 52
2. Sampel ... 53
vi
C.Data dan Sumber Data ... 55
1. Data ... 55
1) Wawancara ... 56
2) Angket/Kuesioner ... 57
b. Data Sekunder ... 57
D. Metode Analisis Pengumpulan Data ... 58
E.Metode Analisis Data ... 59
1. Analisis Deskriptif... 59
2. Uji Kualitas Data ... 60
a. Uji Validitas ... 60
b. Uji Reliabilitas ... 60
3. Uji Statistik Deskriptif ... 61
4. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 61
5. Uji Hipotesis ... 65
a. Uji Koefisien Korelasi ... 65
b. Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 66
c. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 66
d. Uji t ... 67
F. Operasional Variabel Penelitian ... 69
BAB IV ... 72
A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 72
B.Temuan Hasil Penelitian ... 74
BAB V ... 101
KESIMPULAN DAN SARAN ... 101
A. KESIMPULAN ... 101
B. SARAN ... 102
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah & Waktu Masa Kerja Karyawan ... 7
Tabel 1.2 Pelatihan Pada Kedai Kopi ... 10
Tabel 1.3 Jumlah Pengunjung Pada Kedai Kopi ... 13
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 44
Tabel 3.1 Tabel Populasi ... 52
Tabel 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 54
Tabel 3.3 Skala Likert ... 59
Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Korelasi ... 65
Tabel 3.5 Operasioanal Variabel ... 69
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ... 74
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 74
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Pengalaman Kerja ... 75
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Pelatihan ... 76
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Kinerja ... 78
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Produktivitas Kerja ... 79
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 81
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja ... 82
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Pelatihan ... 83
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Kinerja ... 83
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Produktivitas Kerja ... 84
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas ... 85
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisiensi Korelasi ... 86
Tabel 4.14 Pengujian Hubungan Antar Varibael ... 87
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Struktur I... 87
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi Struktur II ... 88
Tabel 4.17 Hasil Uji F Struktur I ... 89
Tabel 4.18 Hasil Uji F Struktur II ... 90
Tabel 4.19 Hasil Uji t Struktur I... 91
viii
Tabel 4.21 Hasil Uji t Struktur II ... 94
Tabel 4.22 Uji t Persamaan Struktur II ... 96
Tabel 4.23 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ... 99
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 48
Gambar 3.1 Analisis Jalur Path ... 63
Gambar 3.2 Sub Struktural 1 ... 64
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era industri 4.0 saat ini budaya, mobilitas, dan gaya hidup
masyarakat Indonesia berubah karena dipengaruhi oleh budaya luar.
Masyarakat Indonesia cenderung menghabiskan waktu luangnya untuk
bersosialisasi, mengunjungi pusat perbelanjaan, mengunjungi tempat
hiburan, atau bersantai di kafe favorit. Hal inipun berdampak pada sektor
usaha yang bergerak dalam penyajian makanan dan minuman yang banyak
ditemukan dari skala kecil hingga yang paling besar. Para pelaku usaha
disini harus menyiapkan strategi agar dapat tetap bersaing dan terus
berkembang ketika semakin banyaknya para pesaing baru bermunculan.
Seiring meningkatnya mobilitas dan gaya hidup di kota-kota besar di
Indonesia maka semakin ketat pula persaingan di dunia usaha ini membuat
para pelaku harus selalu bergerak lebih cepat dalam membuat inovasi baru
agar dapat terus mempertahankan para konsumen lamanya dan
mendapatkan konsumen baru. Usaha makanan dan minuman di dalam UKM
merupakan salah satu usaha yang memiliki persaingan sangat ketat. Dimana
UKM merupakan usaha kecil menengan dan sudah diatur di dalam UU
No.20 Tahun 2009 yang mana kriteria UKM ialah :
1. Usaha Kecil : Kriteria usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
2 usaha yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang –
undang ini.
Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalah usaha yang memiliki
kekayaan bersih Rp 50.000.000,- dengan maksimal yang dibutuhkannya
mencapai Rp 500.000.000,-. Hasil penjualan bisnis setiap tahunnya
antara Rp. 300.000.000,- sampai paling banyak Rp 2.500.000.000,-.
2. Usaha Menengah : Kriteria usaha menengah adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak pelaku usaha atau cabang
pelaku usaha yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagimana diatur
dalam undang – undang ini.
Usaha menengah sering dikategorikan sebagai bisnis besar dengan
kriteria kekayaan bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih
dari Rp 500.000.000,- milyar sampai Rp 50.000.000.000,-.
Berdasarkan fenomena saat ini dibutuhkan kesadaran para pelaku
UKM dalam melakukan inovasi dan pelayanan sebaik mungkin untuk tetap
dapat bersaing di dalam persaingan usaha yang sangat ketat. Salah satu
UKM yang memiliki persaingan ketat dalam memberikan inovasi dan
pelayanan masa kini ialah usaha kedai kopi, dimana usaha kedai kopi pada
3 makanan dan minuman. Kedai kopi (coffee shop) dapat menjadi tempat
pertemuan dengan rekan bisnis, tempat bersantai, arisan, bahkan tempat
berkumpulnya anak muda. Sehingga eksistensi kedai kopi dituntut
keberadaannya pada saat ini.
Saat ini kopi telah menjadi suatu komoditas yang sangat
menjanjikan, menurut data statistic kopi yang dihasilkan oleh Indonesia
merupakan produsen kopi utama di dunia dengan menduduki posisi ke- 4.
Pada tahun 2016 – 2017 konsumsi kopi di Indonesia mencapai 4,6 juta
kemasan 60 kg (Badan Pusat Statistik Indonesia,2017). Chairman Specialty
Coffee Association Indonesia (CSCAI), Syafrudin mengatakan, saat ini
kontribusi kedai kopi terhadap serapan kopi produksi dalam negeri
mencapai 25%-30%. Angka tersebut diprediksi terus naik ke level
35%-40% pada akhir tahun 2019. Sementara itu, konsumsi kopi domestik
Indonesia juga terus meningkat. Data Tahunan Konsumsi Kopi Indonesia
2019 yang dikeluarkan oleh Global Agricultural Information Network
menunjukkan proyeksi konsumsi domestik (Coffee Domestic
Consumption) pada 2019/2020 mencapai 294.000 ton atau meningkat
sekitar 13,9% dibandingkan konsumsi pada 2018/2019 yang mencapai
258.000 ton.
Usaha kedai kopi merupakan salah satu kontribusi pelaku ekonomi
terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi
dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Saat ini usaha
4 peningkatan kualitas perekonomian, karena mungkin saja karakteristik pola
hidup penduduk yang akan terbentuk mengikuti pola hidup baru sehingga
minuman kopi tetap dituntut eksistensinya.
Seiring berkembangnya penggunaan teknologi digital yang terus
berkembang dengan cepat. Para pelaku usaha kedai kopi harus dapat terus
berinovasi mengikuti perkembangan zaman yang ada, dengan terus
berinovasi dan juga peningkatan pelayanan dari kualitas sumber daya
manusia yang ada agar dapat terus bersaing dan membuat konsumen puas
dengan apa yang ditawarkan sesuai dengan tujuan usaha kedai kopi tersebut.
Dalam mencapai tujuan usaha secara optimal, sumber daya manusia yang
diperlukan yaitu hasil kinerja karyawan yang baik merupakan sumber daya
terpenting bagi keberlangsungan usaha. Hasil kinerja yang dicapai
karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu yang
dicapai atas kinerja kayawan.
Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting sehingga
keberadaanya dalam proses produksi usaha tidak bisa digantikan oleh
sumber daya lainnya. Manajemen sumber daya manusia menjadi hal yang
signifikan dan mendapat perhatian secara khusus karena sumber daya
manusia merupakan pelaku dari seluruh proses kegiatan mulai dari tingkat
perencanaan sampai dengan evaluasi, dengan memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki dan juga untuk tetap menjaga dan meningkatnya kinerja
karyawan. Sedangkan menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2011:67)
5 yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan dituntutnya
kinerja yang baik oleh seorang karyawan maka kinerja karyawan
merupakan hal terpenting sebagai penggerak keberhasilan dari sebuah usaha
yang ada terutama bagi usaha makanan dan minuman seperti kedai kopi
yang mengutamakan bakat dan keterampilan tertentu dalam menghasilkan
kualitas produk yang dibutuhkan.
Selanjutnya, menimbang dari fenomena saat ini dimana peran
sumber daya manusia telah banyak digantikan oleh teknologi mesin-mesin
canggih yang menjadi alat efisiensi dalam sebuah produksi. Peran seorang
karyawan tetap dibutuhkan didalam sektor usaha kedai kopi, dimana
pengalaman kerja seorang karyawan yang dimilikinya menjadi salah satu
faktor terpenting untuk meningkatkan hasil kinerja karyawan tersebut, baik
secara kuantitas maupun kualitas yang dibutuhkan. Pengalaman kerja
seseorang adalah guru terbaik, hal ini juga berlaku pada pengalaman kerja
karyawan di bidang makanan dan minuman dimana seseorang yang
memiliki pengetahuan berdasarkan pengalaman kerjanya dibidang yang
ditekuninya seperti di bidang usaha kedai kopi untuk memberikan hasil yang
terbaik dalam kinerja yang dapat diberikan. Menurut Sedarmayanti
(2016:75) “Seseorang dikatakan berpengalaman atau mempunyai pengalaman tentang suatu pekerjaan apabila orang yang bersangkutan telah
mengalami pekerjaan tersebut. Pengalaman akan terjadi jika seseorang
tersebut telah lama menekuni pekerjaan, sehingga tahu seluk beluk dan cara
6 seseorang tergantung pada lamanya orang tersebut menjalani pekerjaanya.
Pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui dan
dikuasai oleh seseorang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah
dilakukan selama beberapa waktu tertentu. Berdasarkan penelitian oleh
Trijanuar (2019) menunjukan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja.
Tabel 1.1Jumlah & Waktu Masa Kerja Karyawan
Sumber : Data primer penelitian yang diolah
Pada tabel 1.1 merupakan data pra observasi penelitian didalam
usaha kedai kopi, didapatkan data lama waktu dan masa kerja yang menjadi
nilai pengalaman kerja karyawan tersebut. Pengalaman kerja menjadi modal
utama bagi seseorang untuk terjun dalam bidang tertentu. Salah satunya
No. Kedai Kopi Jumlah
Karyawan
Lama Waktu dan Masa Kerja (>1 Tahun)
1. Teras Rumah Nenek 12 8
2. Artikula Kopi 6 4
3. Kopi Gram 6 4
4. Javalogi Coffee & Eatery 6 5
5. TukTuk Roast & Beans 5 4
6. Bersama.disini 5 3
7. Kopi Balap Jakarta 4 2
8. CoffeeRight Cibubur 7 4
9. Coffee Toffee Cibubur 7 5
10. Jiwan Coffee & Things 6 4
11. Pikot Coffee & Resto 5 5
12. Coffee Wetan 5 4
7 yaitu karyawan kedai kopi karena walaupun usaha kedai kopi masih
tergolong usaha UKM, namun keberadaan pengalaman kerja seorang
karyawan sangat diutamakan. Dimana seorang karyawan yang memiliki
pengalaman kerja dapat diukur dengan minimal satu tahun bekerja didalam
bidang pekerjaanya, sehingga karyawan dalam melaksanakan tugasnya
dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan cepat terselesaikan.
Memiliki karyawan yang berpengalaman serta memberikan lebih banyak
jam kerja untuk bekerja dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam
menghasilkan produk berkualitas yang diinginkan.
Berdasarkan pada hasil penelitian pendahuluan yang telah
ditanyakan terhadap 10 responden pada karyawan kedai kopi secara acak
terlihat bahwa 6 pertanyaan pendahuluan mengindikasi bahwa terdapat 7
dari 10 orang yang bekerja pada kedai kopi terindikasi tidak menguasai
pekerjaan yang telah diberikan dengan baik dengan pengalaman kerja yang
dimilikinya. Mereka cenderung hanya bekerja dan melakukan kewajiban
mereka semata tanpa memperdulikan kualitas yang dibangun oleh kedai
kopi guna mencapai tujuan usaha kedai kopi secara maksimal. Hal inipun
didukung berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada
beberapa owner atau pemilik usaha kedai kopi yang tercantum pada tabel
1.1. Hasil wawancara pada salah satu kedai kopi yaitu Javalogi Coffee &
Eatery dengan bapak Aldino Setia Parama selaku pemilik yang mengatakan
bahwa di dalam menyajikan secangkir kopi dan makanan yang nikmat
sangat dibutuhkan seorang karyawan yang memiliki pengalaman yang baik
8 masih ada karyawan yang masih kurang tingkat keterampilannya karena
kurangnya pengalaman kerja yang pernah didapatkan. Dimana ada beberapa
karyawan baru yang belum bisa menguasai pekerjaan yang diberikan,
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab kerja belum bisa dikuasai secara
maksimal, sehingga dalam melakukan tanggung jawab masih memiliki
kesulitan yang dialami dengan kualitas makanan dan minuman yang
diberikan, sehingga hasil kinerja karyawan masih kurang dari harapan dan
tujuan yang diinginkan, dan juga masih kurangnya ketelitian dari para
karyawan yang menyebabkan kurangnya tingkat efektivitas dan efisiensi
karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya (Wawancara dengan Bapak
Aldino Setia Parama).
Selanjutnya, berdasarkan observasi pra penelitian didalam usaha
kedai kopi dengan hasil wawancara tersebut. Diperoleh fenomena bahwa
karyawan kedai kopi yang memiliki pengalaman kerja dibidangnya masih
didapati karyawan yang kurang teliti dalam bekerja melakukan tanggung
jawabnya dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya,
pencapaian kerja karyawan masih kurang sesuai dengan harapan tujuan
usaha, dan karyawan masih kurang inisiatif dalam bekerja . Hal tersebut
menggambarkan kinerja karyawan yang masih kurang maksimal dengan apa
yang diharapkan.
Selanjutnya selain faktor pengalaman kerja, faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan adalah pelatihan. Kinerja karyawan dapat
terus ditingkatkan, salah satu cara yang umum dilakukan pelaku usaha untuk
9 (2015:284), mengemukakan bahwa Pelatihan merupakan proses
mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, pelatihan keterampilan
dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka.
Karyawan baik yang baru atau pun yang sudah bekerja perlu mengikuti
pelatihan. Pelatihan akan memberikan kesempatan bagi karyawan
mengembangkan keahlian dan kemampuan dalam bekerja, agar apa yang
diketahui dan dikuasai dapat membantu karyawan untuk mengerti apa yang
seharusnya dikerjakan dan mengapa harus dikerjakan. Berdasarkan
penelitian Tjahyanti (2017) menunjukan bahwa pelatihan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja.
Dalam pelaksanaan pelatihan ada berbagai macam metode yang
dapat digunakan untuk pelatihan dan pada dasarnya dapat dikelompokan
kedalam dua kelompok besar, yaitu one the job training dan off the job
training (Efendi 2005) . Berdasarkan data pra observasi yang dikumpulkan peneliti, usaha kedai kopi yang tercantum dalam penelitian ini dalam
melaksanakan pelatihan yaitu menggunakan pelatihan one the job training,
dimana meliputi upaya dalam melatih karyawan untuk mempelajari suatu
pekerjaan sambil mengerjakannya ditempat kerja yang sesungguhnya.
Dalam melaksanakan on the job training meliputi seorang intruktur
pelatihan dimana seorang intruktur pelatihan memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang memadai dalam memberikan pelatihan yang dibutuhkan
sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki instuktur
pelatihan yang berikan kepada karyawan. Adapun jenis pelatihan yang
10 Tabel 1.2 Pelatihan Pada Kedai Kopi
No. Kedai Kopi Jenis Pelatihan Output Jumlah
Karyawan
1.
Teras Rumah
Nenek
Pelatihan Dasar Mengelola Bahan Baku, Peralatan dan Perlengkapan Kedai Kopi
Memahami menu dan resep
makanan dan minuman 8
Pelatihan Barista Coffee Manual Brew, Roasting, Cupping dan Latte Art
Memahami dalam
menyajikan minuman kopi 6
Pelatihan Dasar Mengelola Area Kerja dan Menangani Pelanggan Kedai Kopi
Dapat mengembangkan produk dan membuat inovasi baru
8
Pelatihan Mengembangkan dan Inovasi Produk Kedai Kopi
Memahami teknik dasar pembuatan kopi tingkat lanjut
8
Pelatihan Manajemen Kafe Memahami manajemen
operasional kafe 3
2. Artikula
Kopi
Pelatihan Dasar Mengelola Bahan Baku, Peralatan dan Perlengkapan Kedai Kopi
Memahami menu dan resep
makanan dan minuman 6
Pelatihan Barista Coffee Manual Brew, Roasting, Cupping dan Latte Art
Memahami dalam menyajikan makanan dan minuman
4
Pelatihan Dasar Mengelola Area Kerja dan Menangani Pelanggan Kedai Kopi
Dapat mengembangkan produk dan membuat inovasi baru 4 3. Javalogi Coffee & Eatery
Pelatihan Dasar Mengelola Bahan Baku, Peralatan dan Perlengkapan Kedai Kopi
Memahami menu dan resep
makanan dan minuman 6
Pelatihan Barista Coffee Manual Brew, Roasting, Cupping dan Latte Art
Memahami dalam menyajikan makanan dan minuman
5
Pelatihan Mengembangkan dan Inovasi Produk Kedai Kopi
Memahami teknik dasar pembuatan kopi tingkat lanjut
11 Sumber : Data primer penelitian yang diolah
Melalui program pelatihan diharapkan seluruh potensi yang dimiliki
dapat ditingkatkan sesuai dengan keinginan pelaku usaha atau setidaknya
mendekati apa yang diharapkan. Setiap orang memiliki kemampuan masing
- masing, akan tetapi kemampuan (ability) yang dimiliki belum tentu sesuai
dengan spesifikasi yang dicari dan dibutuhkan oleh suatu bidang usaha,
maka dari itu penting bagi penggerak usaha untuk melaksanakan pelatihan
agar karyawan tahu apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana
melakukannya. Dengan melaksanakannya pelatihan pengelolaan sumber
daya manusia dalam suatu usaha harus senantiasa dilaksanakan untuk
mencapai tujuan usaha dengan efektif dan efisien. Efisiensi maupun
efektivitas dalam melakukan proses produksi sangat tergantung pada baik
buruknya pengembangan dan pelatihan sumber daya itu sendiri.
Berdasarkan pada hasil penelitian pendahuluan yang telah
ditanyakan terhadap 10 responden pada karyawan kedai kopi secara acak
terlihat bahwa 9 pertanyaan pendahuluan mengindikasi bahwa terdapat 6
Pelatihan Mengembangkan dan Inovasi Produk Kedai Kopi
Memahami teknik dasar pembuatan kopi tingkat lanjut 5 4. TukTuk Roast & Beans
Pelatihan Dasar Mengelola Bahan Baku, Peralatan dan Perlengkapan Kedai Kopi
Memahami menu dan resep
makanan dan minuman 5
Pelatihan Barista Coffee Manual Brew, Roasting, Cupping dan Latte Art
Memahami dalam menyajikan makanan dan minuman
4
Pelatihan Mengembangkan dan Inovasi Produk Kedai Kopi
Memahami teknik dasar pembuatan kopi tingkat lanjut
12 dari 10 orang yang bekerja pada kedai kopi terindikasi tidak menguasai
materi pelatihan yang diberikan secara maksimal, sehingga ditemukan
masalah dimana karyawan tersebut tidak dapat menyelesaikan
masalah-masalah pada pekerjaannya dengan baik. Hal inipun didukung berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada manager operasional di
salah satu kedai usaha kedai kopi yang tercantum pada tabel 1.2. Hasil
wawancara pada salah satu kedai kopi yaitu Teras Rumah Nenek dengan
bapak M. Faiz Nurhuda selaku Manager Operasional dan Pengembangan
Bisnis yang mengatakan bahwa seorang karyawan dalam menyajikan
makanan dan minuman harus mengetahui dasar pengetahuan tentang resep
dan menu yang diberikan, maka sebelum karyawan bekerja pelatihan
tentang dasar menu dan kualitas kedai harus diberikan agar kinerja
karyawan dapat diharapkan dengan hasil yang baik. Namun kenyataan yang
ada belum maksimal sesuai dengan harapan dan target pencapaian yang di
harapkan karena ditemukan beberapa karyawan masih belum bekerja secara
efektif dan efisien dalam bekerja. Oleh karena itu, agar usaha dapat terus
berkembang dan bersaing dengan kompetitor pelatihan untuk keryawan
harus tetap dilakukan untuk mengasah keterampilan dan bakat agar tercipta
kinerja dan inovasi baru sesuai di bidang kedai kopi ini. (Wawancara dengan
Bapak M. Faiz Nurhuda).
Selanjutnya produktivitas kerja karyawan sangat dibutuhkan oleh
sektor usaha yang bersangkutan dalam peningkatan pendapatan usaha
tersebut. Pentingnya program pelatihan dan pengalaman kerja harus lebih
13 ditentukan demi menunjang produktivitas kerja seorang karyawan dengan
hasil kinerjanya. Produktivitas tenaga kerja merupakan hubungan antara
hasil kerja dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk oleh
seorang karyawan. Sebuah sektor usaha seperti khususnya kedai kopi tidak
akan dapat berkembang apabila produktivitas kerja karyawannya juga tidak
mengalami peningkatan. Menurut Sutrisno (2016:99) Produktivitas secara
umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang-barang atau jasa)
dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang). Produktivitas adalah ukuran
efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan.
Masukan sering dibatasi dengan kinerja tenaga kerja, sedangkan keluaran
diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai. Produktivitas adalah
kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan
prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal dan
maksimal. Sehingga faktor pengalaman dan pelatihan kerja ini sangat
mempengaruhi untuk menunjang produktifitas kerja. Karena pada
hakikatnya bahwa sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat
penting dan perlu mendapat perhatian untuk menghadapi perkembangan
zaman terlebih dalam bidang usaha kedai kopi yang semakin menjamur dan
menjadi suatu prospek yang menjajikan saat ini.
Tabel 1.2 Jumlah Pengunjung Pada Kedai Kopi
No. Kedai Kopi
Jumlah
Pengunjung
Juli
1. Teras Rumah Nenek 2.000
2. Artikula Kopi 1.800
14 4. Javalogi Coffee & Eatery 1.900
5. TukTuk Roast & Beans 2.000
6. Bersama.disini 1.600
7. Kopi Balap Jakarta 1.100
8. CoffeeRight Cibubur 1.300
9. Coffee Toffee 2.000
10. Jiwan Coffee & Things 1.750 (Hasil pra observasi pada kedai kopi)
Dengan banyaknya jumlah pengunjung pada kedai kopi tersebut
maka produktivitas kerja karyawan sangat dibutuhkan untung menunjang
pelayanan dan kualitas yang diharpkan untuk diberikan terhadap
pengunjung. Untuk itu peneliti melakukan observasi pra penelitian, maka
diperoleh beberapa data dan fenomena permasalahan sebagai berikut, yaitu
karyawan kurang memahami teknik kerja yang tepat dan kurangnya
kreatifitas karyawan dalam menyelesaikan tugasnya sehingga produtivitas
yang diharapkan belum begitu maksimal dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan. Hal tersebut mencerminkan produktivitas kerja
karyawan masih kurang optimal. Pendapat peneliti tersebut hampir sama
dengan pendapat Bapak Aulia Arrizda selaku pengelola yang mengatakan
bahwa para karyawan terkadang masih bingung dan cenderung kurang
kreatif dalam menyelesaikan tugasnya, oleh karena itu diperlukan
peningkatan terhadap produktivitas kerja karyawan agar dapat memperoleh
hasil yang optimal bagi pelaku usaha sehingga pelanggan pun dapat
terlayani dengan baik dan puas dengan kualitas yang diberikan. (Wawancara
denganAulia Arrizda).
Dengan ditemukannya fenomena seperti yang dijelaskan
15 masyarakat dan suksesnya berbagai macam kedai kopi kelas premium,
menginspirasi para pelaku usaha lainnya untuk terjun memulai meniru
usaha sejenis dengan skala yang lebih kecil dan harga yang terjangkau.
Seperti di wilayah Cibubur, dengan pertumbuhan wilayah yang sangat pesat
di bidang infrastrukturnya menyebabkan pertumbuhan yang besar juga di
sektor usaha lainnya khususnya usaha kedai kopi di wilayah Cibubur dan
sekitarnya. Banyak terdapat kedai kopi premium seperti Starbuck dan kedai
premium lainnya yang terdapat di wilayah ini dan menawarkan konsep
seperti ciri khasnya dan juga banyak usaha kedai kopi menengah namun
menawarkan konsep yang menarik yang ditawarkan untuk kenyamanan
pelanggan seperti Coffee Toffee, Teras Rumah Nenek, Bersama Disini,
Artikula Kopi, Javalogi Coffee & Eatery, KopiGram, TukTuk Roast &
Beans, Bersama.disini, Kopi Balap, CoffeeRight, Jiwan Coffee dan
contoh-contoh lainnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini akan berfokus
pada usaha Kedai Kopi di daerah Cibubur dan sekitarnya. Dari uraian pada
latar belakang permasalahan di atas, maka penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul tentang “ PENGARUH PENGALAMAN
KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Sektor Usaha Kedai Kopi Di Wilayah Cibubur Dan Sekitarnya). ”
16
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan—batasan masalah diatas, maka perumusan
masalah yang dapat dibuat adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja pada karyawan
usaha kedai kopi secara langsung?
2. Apakah pelatihan berpengaruh terhadap kinerja pada karyawan usaha
kedai kopi secara langsung?
3. Apakah pengalaman kerja dan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja
pada karyawan usaha kedai kopi secara simultan?
4. Apakah pengalaman kerja dan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja
pada karyawan usaha kedai kopi secara langsung?
5. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada
karyawan usaha kedai kopi secara langsung?
6. Apakah pelatihan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada
karyawan usaha kedai kopi secara langsung?
7. Apakah pengalaman kerja dan pelatihan berpengaruh terhadap
produktivitas kerja pada karyawan usaha kedai kopi secara simultan?
C. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu
tujuan penelitian agar tidak kehilangan arah dalam melakukan penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman kerja terhadap
17 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja
pada karyawan kedai kopi secara langsung.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman kerja dan
pelatihan terhadap kinerja pada karyawan kedai kopi secara simultan.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman kerja terhadap
produktivitas kerja pada karyawan kedai kopi secara langsung.
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pelatihan terhadap
produktivitas kerja pada karyawan kedai kopi secara langsung.
6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kinerja terhadap
produktivitas kerja pada karyawan kedai kopi secara langsung.
7. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman kerja, pelatihan
dan kinerja terhadap produktivitas kerja pada karyawan kedai kopi
secara simultan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan, serta mengembangkan kreatifitas dalam melaksanakan
penelitian berikutnya.
2. Bagi restoran, diharapkan dapat sebagai bahan masukan dan saran demi peningkatan kualitas pelayanan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan bahan pembanding bagi pihak – pihak berkepentingan, terutama yang akan mengadakan
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori – Teori Terkait Dengan Penelitian
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Sutrisno (2016:6) Manajemen Sumber Daya Manusia
merupakan kegiatan perencanaan, pengadaan, pengembangan,
pemelihaaraan, serta penggunaan SDM untuk mencapai tujuan baik secara
individu maupun organisasi.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2015:2) Manajemen sumber
daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan,
pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Hasibuan (2017:10) Manajemen sumber daya
manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja agar lebih efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan pelaku
usaha, karyawan dan masyarakat. Dengan demikian, berdasarkan beberapa
teori di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa manajemen sumber daya
manusia adalah kegiatan mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
19 Dengan demikian, berdasarkan beberapa teori menurut ahli di atas
peneliti dapat menyimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia yaitu
ilmu yang mengatur kegiatan hubungan dan peranan sumber daya manusia
dalam memberikan peranan sebagai tenaga kerja agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2017), menjelaskan secara singkat fungsi-fungsi
manajemen sumber daya manusia sebagai berikut :
1) Perencanaan (Planning).
Merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai
dengan kebutuhan pelaku usaha dalam mewujudkan tujuan.
2) Pengorganisasian (Organizing).
Menyusun suatu organisasi dengan mendesain struktur dan
hubungan antara tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tenaga kerja
yang dipersiapkan.
3) Pengarahan (Directing).
Kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan
bekerja secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya
tujuan pelaku usaha, karyawan, dan masyarakat.
4) Pengendalian (Controlling).
Kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati
20 5) Pengadaan Tenaga Kerja (Procurement).
Proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk
mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan pelaku
usaha.
6) Pengembangan (Development).
Proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan
moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
7) Kompensasi (Compensation).
Pemberian balas jasa langsung (direct), dan tidak langsung
(indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa
yang diberikan kepada pelaku usaha.
8) Pengintegrasian (Integration).
Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan pelaku usaha dan
kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling
menguntungkan.
9) Pemeliharaan (Maintenance).
Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik,
mental, dan loyalitas karyawan agar mereka mau bekerja sama
sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program
kesejahteraan yang berdasarkan sebagian besar kebutuhan
karyawannya.
10) Kedisiplinan (Discipline).
Keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan pelaku
21 11) Pemutusan Hubungan Tenaga Kerja (Separation).
Putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu pelaku usaha.
Pemutusan hubungan kerja ini dapat disebabkan oleh keinginan
karyawan, keinginan pelaku usaha, kontrak kerja berakhir, pensiun
dan sebab-sebab lainnya.
c. Manfaat Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2017), berikut adalah manfaat dari manajemen
sumber daya manusia :
1) Untuk menggali potensi manusia dalam organisasi sehingga dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin.
2) Manusia sebagai makhluk sosial yang unik harus menjadi fokus
perhatian terhadap keinginan (wants) dan kebutuhannya (needs)
yang harus dipenuhi.
3) Manusia memiliki cita-cita untuk mencapai tujuan yang diinginkan
melalui jalur karir yang ditempuhnya.
4) Organisasi adalah kumpulan orang-orang. Kesuksesan orang-orang
di dalamnya haruslah sesuai dengan tujuan organisasi yang ingin
dicapai.
5) Organisasi dibentuk bukan hanya dalam jangka pendek, melainkan
dalam jangka panjang sehingga kebutuhan SDM harus
direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, dan dikendalikan
22 2. Pengalaman Kerja
a. Pengertian Pengalaman Kerja
Menurut Sedarmayanti (2016:75) “Seseorang dikatakan berpengalaman atau mempunyai pengalaman tentang suatu pekerjaan
apabila orang yang bersangkutan telah mengalami pekerjaan tersebut.
Pengalaman akan terjadi jika seseorang tersebut telah lama menekuni
pekerjaan, sehingga tahu seluk beluk dan cara terbaik untuk menghasilkan
barang/jasa. Tinggi rendahnya pengalaman seseorang tergantung pada
lamanya orang tersebut menjalani pekerjaanya. Pengalaman adalah
pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai oleh
seseorang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama
beberapa waktu tertentu. Pengalaman merupakan faktor utama dalam
perkembangan seseorang dalam berarti bahwa jiwa dan kemampuan
seseorang akan lebih mapan jika orang tersebut telah melaksanakan keadaan
yang sebenarnya”
Menurut Foster (2001:40), Pengalaman kerja adalah ukuran tentang
lama waktu kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami
tugas-tugas atau pekerjaan dan telah melakasanakanya dengan baik.
Menurut Siagian (2005:171), program pengembangan karir seorang
karyawan dapat dipengaruhi oleh pengalaman kerja yang dimilikinya.
Banyak organisasi yang menerapkan prasyarat masa kerja (senioritas)
23 peningkatan pada karirnya, dengan asumsi bahwa masa kerja yang lebih
lama berarti pengalaman kerja yang lebih banyak.
Menurut Mulyawati (2014:5) “Dalam penerimaan karyawan, kualifikasi pekerjaan yang dibutuhkan untuk memangku suatu jabatan,
pendidikan, pengalaman, dan keterampilan yang harus dimiliki. Dengan
semakin tinggi tingkat pendidikan seorang karyawan, maka dia akan
memiliki pengetahuan atau wawasan yang luas dan didukung dengan
pengalaman kerja yang dimilikinya, maka seeorang karyawan sudah
memiliki nilai plus dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Berbekal
pengalaman yang dimiliki, seorang karyawan juga sudah mempunyai
keterampilan an tahu cara yang tepat untuk menyelesaikan tugasnya.
b. Cara Mendapatkan Pengalaman Kerja
Syukur (2007:83) menyatakan bahwa cara yang dapat dilaksanakan
untuk memperoleh pengalaman kerja adalah sebagai berikut:
1) Pendidikan
Berdasarkan pendidikan seseorang, maka orang tersebut dapat
memperoleh pengalaman kerja yang lebih banyak dari sebelumnya.
2) Pelaksanaan tugas
Melalui pelaksanaan tugas sesuai dengan kemampuannya, maka
seseorang akan semakin banyak memperoleh pengalaman kerja.
3) Media informasi
Pemanfaatan berbagai media informasi akan mendukung seseorang
24 4) Penataran
Melalui kegiatan penataran, maka seseorang akan memperoleh
banyak pengalaman dari orang yang menyampaikan bahan penataran
tersebut.
5) Pergaulan
Melalui pergaulan sehari-hari, orang semakin banyak memperoleh
pengalaman kerja untuk diterapkan sesuai dengan kemampuannya.
6) Pengamatan
Dengan mengamati, maka orang tersebut akan dapat memperoleh
pengalaman kerja yang lebih baik sesuai dengan taraf
kemampuannya.
c. Faktor yang Mempengaruhi Pengalaman Kerja
Menurut Mulyati (2014:28), ada beberapa fakor yang diperlukan
untuk menentukan berpengalaman tidaknya seorang karyawan yaitu :
1. Latar belakang pribadi mencakup pendidikan, kursus, latihan,
berkerja. Untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan seseorang
diwaktu yang lalu.
2. Tekad dan minat untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau
kemampuan seseorang.
3. Sikap dan kebutuhan untuk meramalkan tanggung jawaban
wewenang seseorang.
4. Keterampilan kemampuan-kemampuan analisis dan manipulative
untuk mempelajari kemampuan penilaiann dan penganalisaan dalam
25 d. Indikator - Indikator Pengalaman Kerja
Selain itu ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi pengalaman
kerja pengawai. Adapun menurut (Sedarmayanti, 2016:56) indikator
pengalaman kerja sebagai berikut:
1. Lama waktu/ masa bekerja. Ukuran tentang lama waktu atau masa
kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu
pekerjaaan dan telah melaksanakan dengan baik.
2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pengetahuan
merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain
yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup
kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada
tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan keterampilan merujuk pada
kemampuan fisik yang ibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan
suatu tugas atau pekerjaan.
3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan tingkat penguasaan
seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik peralatan dan teknik
pekerjaan. mampu dalam melaksanakan pekerjaannya dengan adanya
pengalaman
Dari uraian tersebut dapat diketahui, bahwa seorang karyawan yang
berpengalaman akan lebih cepat menanggapi tanda – tanda, dapat menduga
akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya, dan bekerja
dengan tenang serta dipengaruhi faktor lain yaitu : lama waktu/masa kerja
seseorang, tingkat pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki dan
26 karyawan yang mempunyai pengalaman kerja adalah seseorang yang
mempunyai kemampuan jasmani, memiliki pengetahuan, dan keterampilan
untuk bekerja serta tidak akan membahayakan bagi dirinya dalam bekerja.
3. Pelatihan
a. Pengertian Pelatihan
Di dalam era persaingan industri yang penuh tantangan sekarang ini,
pelatihan merupakan wahana untuk membangun SDM yang mengacu kepada
metode yang digunakan untuk memberikan keterampilan kepada karyawan
baru dan karyawan yang ada saat ini yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan. Menurut Gary Dessler (2015:284), mengemukakan bahwa
Pelatihan merupakan proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada
sekarang, pelatihan keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk
menjalankan pekerjaan mereka. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam
meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Pegawai baik
yang baru atau pun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan.
Sedangkan menurut L. Mathis dan Jackson dalam Sedarmayanti
(2010) Pelatihan adalah sebuah proses dimana orang mendapatkan
kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasional
Kemudian menurut Mondy (2008) pelatihan merupakan aktivitas-
aktivitas yang dirancang untuk memberi para pembelajar pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini.
Pelatihan juga sebagai proses pemberdayaan dan pembelajaran,
artinya individu (seseorang) harus mempelajari sesuatu (materi) guna
27 kehidupan sehari-hari dalam menopang ekonominya (pendapatan). Sama
halnya dengan yang dikatakan oleh Pangabean dalam UCEO (2015) bahwa
pelatihan adalah sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau
meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
sekarang.
Menurut pasal 1 ayat 9 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk
memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi
kerja, produktivitas, disiplin, sikap, peningkatan kinerja pada tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi
jabatan serta pekerjaan.
Richard L. Daft (2011), mengatakan bahwa pelatihan merupakan
upaya terencana yang dilakukan pelaku usaha untuk memfasilitasi karyawan
untuk mempelajari berbagai keterampilan, kompetensi dan perilaku yang
berhubungan dengan pekerjaan. Kompetensi tersebut mencakup
pengetahuan, keterampilan atau perilaku-perilaku untuk keberhasilan kinerja
karyawan.
Dilihat dari sisi lain, L. Mathis dan Jackson dalam Sedarmayanti
(2010) menjelasan bahwa pelatihan bagi karyawan memerlukan biaya yang
cukup besar yang harus dikeluarkan pelaku usaha, sehingga pelaku usaha
atau organisasi harus dapat mempersiapkan sebuah pelatihan yang tepat bagi
karyawan. Mulai dari perencanaan, implementasi hingga pada tahap
evaluasi. Diharapkan dari biaya yang dikeluarkan pelaku usaha untuk
28 peningkatan kualitas kerja karyawan, kinerja karyawan, dapat peningkatan
produktifitas kerja untuk pelaku usaha dan berkurangnya tingkat kesalahan
kerja dan kecelakaan kerja, serta mengurangi tingkat turnover karyawan
ataupun meningkatkan kemampuan mengaplikasikan keterampilan baru.
b. Tujuan Pelatihan
Pada umumnya, pelatihan dilakukan untuk kepentingan karyawan,
perusahaan, dan konsumen. Sedangkan tujuan pelatihan dalam
meningkatkan kinerja karyawan menurut Mutiara S. panggabean (2002),
yaitu:
1.) Tujuan bagi karyawan
a) Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
keryawan.
b) Meningkatkan moral karyawan, dengan keterampilan dan keahlian
yang sesuai dengan pekerjaannya, maka mereka akan antusias
untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
c) Memperbaiki kinerja karyawan yang bekerja secara tidak
memuaskan karena kekurangan keterampilan, maka dapat
diminimalkan dengan melalui program pelatihan dan
pengembangan.
d) Membantu karyawan dalam menghadapi perubahan-perubahan,
baik perubahan struktur organisasi, teknologi, maupun sumber
daya manusia itu sendiri. Melalui pelatihan, karyawan diharapkan
dapatsecara efektif menggunakan teknologi baru.
29 dengan pelatihan maka keterampilan akan semakin meningkat dan
prestasi kerja semakin baik dan gaji juga akan meningkat karena
gaji yang didasarkan prestasi.
2.) Tujuan bagi perusahaan
a) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya
manusia, dengan pelatihan perusahaan melakukan upaya bersama
untuk mendapatkan sumber daya manusia yang benar yang
memenuhi kebutuhan perusahaan.
b) Penghematan, pelatihan dapat mengurangi biaya produksi karena
pelatihan dan pengembangkan dimaksudkan untuk meningkatkan
keterampilan karyawan (teknis, manusia dan septual), jika
karyawannya lebih terampil, maka bekarjanya cepat selesai,
penggunan bahan baku lebih hemat, dan dapat menggunakan
mesin-mesin dengan lebih baik sehingga tidak cepat rusak
c) Mengurangkan tingkat kerusakan dan kecelakaan, dengan
pelatihan dapat mengurangi kerusakan barang, produksi, mesin-
mesin dan kecelakaan karyawan, karena keterampilan karyawan
telah meningkat. Hal ini dapat mengurangi biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan.
d) Memperkuat komitmen karyawan, organisasi yang gagal dalam
menyediakan pelatihan akan kehilangan karyawan yang
berorientasi pencapain yang merasa frustasi karena merasa tidak
ada kesempatan untuk promosi dan akhirnya keluar untuk mencari
30 mereka.
3.) Konsumen
a) Konsumen akan memperoleh produk yang lebih baik dalam hal
kualitas dan kuantitas.
b) Meningkatkan pelayanan karena pemberian pelayanan yang baik
merupakan daya tarik yang sangat penting bagi rekanan perusahaan
yang bersangkutan, itu berarti bahwa dengan adanya pelatihan dan
pengembangan akan memberikan manfaat yang lebih baik bagi
konsumen. Mereka dapat memperoleh produk atau pelayanan yang
lebih baik pada waktunya.
c. Metode Pelatihan
Ada berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk pelatihan
dan pada dasarnya dapat dikelompokan kedalam dua kelompok besar, yaitu
one the job training dan off the job training. (Efendi 2005)
1) One the job training (latihan sambil bekerja)
On the job training meliputi semua upaya melatih karyawan untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya di tempat
kerja yang sesungguhnya. On the job training, meliputi beberapa
program yaitu :
a) Job instruction training (Pelatihan Instruksi)
Pelatihan dimana seseorang bertindak sebagai pelatih untuk
mengintruksikan bagaimana melakukan pekerjaan tertentu
dalam proses kerja.
31 Teknik pelatihan yang dilakukan ditempat kerja oleh atasan
dengan membimbing peserta melakukan pekerjaan secara
informal melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya
tidak terencana.
c) Job rotation (Rotasi Pekerjaan)
Program pelatihan yang direncanakan secara formal dengan
cara menugaskan pegawai pada beberapa pekerjaan yang
berbeda dan dalam bagian yang berbeda dengan organisasi
untuk menambah pengetahuan mengenai pekerjaan dalam
organisasi.
2) Off the job training
Pelatihan dan pengembangan dilaksanakan pada tempat yang
terpisah dengan tempat kerja. Program ini memberikan individu
dengan keahlian dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan pada waktu terpisah dari waktu kerja regular
mereka. Ada beberapa jenis metode pelatihan Off the job training,
yaitu:
a) Lecture (Memberikan Ceramah)
Pelatihan dengan menggunakan presentasi atau ceramah yang
diberikan oleh pelatih kepada peserta pelatihan.
b) Video presentation (Pelatihan Menggunakan Video)
Program pelatihan yang disajikan melalui film, atau video
tentang pengetahuan atau bagaimana melakukan suatu
32 c) Vestibule training/simulation (Simulasi Pelatihan)
Latihan yang diberikan disebuah tempat khusus dirancang
menyerupai tempat kerja, yang dilengkapi dengan berbagai
peralatan seperti ditempat kerja.
d) Role playing (Permainan Peran)
Metode pelatihan yang dilakukan dengan cara para peserta
diberi peran tertentu bertindak dalam situasi tertentu.
e) Case study (Studi Kasus)
Studi kasus yang dilakukan dengan memberikan beberapa
kasus tertentu, kemudian perserta diminta memecahkan kasus
tersebut melalui diskusi dikelompok belajar.
f) Self study (Belajar Sendiri)
Meminta peserta untuk belajar sendiri melalui rancangan
materi yang disusun dengan baik, seperti melalui bahan bacaan,
video, dan kaset.
g) Programmed learning (Pembelajaran Terprogram)
Bentuk lain dari self-study, yaitu menyiapkan seperangkat
pertanyaan dan jawabannya secara tertulis dalam buku, atau
dalam sebuah program komputer.
h) Laboratory training
Latihan untuk meningkatkan kemapuan hubungan antar
pribadi, melalui sharing pengalaman, perasaan, persepsi, dan
33 i) Action learning (Pembelajaran Tindakan)
Proses belajar melalui kelompok kecil dalam memecahkan
berbagai persoalan dalam pekerjaan, yang dibantu oleh seorang
ahli, bisa dari dalam perusahaan atau diluar perusahaan.
d. Indikator-Indikator Pelatihan
Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu
sumber daya manusia dalam dunia kerja dan meningkatkan kinerja.
Karyawan baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena
adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan
kerja, strategi dan lain sebagainya. Dalam mengukur variabel pelatihan,
penelitian mengadaptasi indikator yang digunakan dalam penelitian Gary
Dessler (2015:284), pelatihan dibagi menjadi 5 indikator yaitu sebagai
berikut:
1) Instruktur
Mengingatkan pelatihan umumnya berorientasi pada peningkatan skill,
maka para pelatih yang dipilih untuk memberikan materi pelatihan
harus benar-benar memiliki kaulifikasi yang memadai sesuai dengan
bidangnya, profesional dan berkompeten. Adapun indikator dari
instruktur yaitu:
a. Kualifikasi / kompetensi yang memadai
Penguasaan materi bagi seorang instruktur merupakan hal yang
penting untuk dapat melaksanakan proses pelatihan dengan baik
sehingga para peserta pelatihan dapat memahami materi yang
34 b. Memotivasi peserta
Instruktur dapat memotivasi peserta pelatihan untuk dapat
mengembankan kemampuan yang dimiliki oleh peserta.
c. Kebutuhan umpan balik
Kebutuhan umpan balik informasi tentang perilaku masa
lalu,disampaikan pada saat ini dan dimungkinkan memengaruhi
perilaku pada waktu yang akan datang.
2) Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan tentunya harus diseleksi berdasarkan persyaratan
tertentu dan kualifikasi yang sesuai. Adapun indikator dari peserta
pelatihan yaitu :
a. Semangat mengikuti pelatihan
Hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan proses
pelatihan jika instruktur bersemangat dalam memberikan materi
pelatihan maka peserta pelatihan akan semangan mengikuti
pelatihan tersebut,dan sebaliknya.
b. Keinginan untuk memperhatikan
Adanya keinginan untuk memperhatikan dari para peserta
pelatihan hal ini memberikan pelatihan yang diberikan oleh
instruktur dapat diterima dengan baik.
3) Metode
Metode pelatihan akan menjamin berlangsungnya kegiatan pelatihan
sumber daya manusia yang efektif, apabila sesuai dengan jenis
35 metode yaitu :
a. Kesesuaian metode dengan jenis pelatihan
Metode yang diterapkan oleh instruktur sesuai dengan jenis
pelatihan yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan.
b. Kesesuaian metode dengan materi pelatihan
Metode yang diterapkan oleh instruktur memiliki materi yang
sesuai dengan kebutuhan pelatihan yang berlangsung.
4) Materi
Pelatihan sumber daya manusia merupakan materi atau kurikulum
yang sesuai dengan tujuan pelatihan sumber daya manusia yang
hendak dicapai oleh perusahaan. Adapun indikator dari materi yaitu:
a. Menambah kemampuan
Materi yang diberikan pada pelatihan dapat menambah
kemampuan yang dimiliki oleh peserta pelatihan untuk menunjang
kinerja.
b. Kesesuaian materi dengan tujuan pelatihan
Materi yang diberikan pada pelatihan sesuai dengan tujuan dari
diadakannya pelatihan.
5) Tujuan Pelatihan
Pelatihan memerlukan tujuan yang telah ditetapkan, khususnya
terkait dengan penyususnan rencana aksi (action plan) dan penetapan
sasaran, serta hasil yang diharapkan dari pelatihan yang
diselenggarakan. Adapun indikator tujuan palatihan yaitu :
36 Hasil yang diharapkan dari pelatihan yang diselenggarakan adalah
meningkatkan keterampilan (skill) pengetahuan dan tingkah laku
peserta.
b. Pemahaman etika kerja peserta pelatihan.
Pelatihan yang dilaksanakan diharapkan dapat membuat peserta
pelatihan memahami etika dalam bekerja.
Kesimpulannnya pelatihan memiliki pengaruh secara positif terhadap
peningkatan kinerja karyawan dan sangat penting untuk dilaksanakan bagi
kepentingan bersama, sebab dari sinilah para karyawan akan dapat lebih
memahami dan mengerti tentang tugas dan tanggung jawab yang diberikan
dan dengan pelatihan membuat karyawan akan mengubah perilaku kerjanya
dalam usaha meningkatkan kinerjanya untuk mencapai tujuan pelaku usaha
(Sutrisno, 2011).
4. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2011:67) pengertian kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan, secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
37 Kinerja juga dapat dikatakan sebagai penampilan hasil karya personel
baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel.
Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku
jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran
personel di dalam organisasi (Ilyas, 2002:65).
Selain itu, menurut Bambang Guritno dan Waridin dalam Heny
Sidanti (2015:46) menyatakan bahwa kinerja adalah “perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut Hasibuan (2012:94) kinerja adalah hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
serta waktu.
Dari pengertian kinerja menurut pada ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa hasil kerja dari seorang karyawan baik secara kualitas maupun
kuantitas dalam melaksanakan tanggung jawab pekerjaan seorang karyawan
bedasarkan kecakapan, pengalaman, kegigihan dan waktu dalam
melaksanakan pekerjaan.
b. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
Di sebagian besar organisasi, kinerja para karyawan individual
merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan organisasi. Faktor
yang mempengaruhi kinerja karyawan individual (Mathis dan Jackson,