Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2020 di Rumah yang beralamat di Jalan Flamboyan Raya, Komplek Flamboyan Mas No.
B23, Medan. Pembuatan ekstrak nanas dilaksanakan di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 buah akuarium dengan ukuran 30 cm x 25 cm x 17 cm yaitu sebagai wadah pemeliharaan ikan lele.
Timbangan digital untuk menimbang bobot ikan uji. Kertas milimeter block dan penggaris untuk mengukur panjang ikan uji. Tanggok untuk menangkap ikan uji
yang akan diamati. Aerator sebagai pensuplai oksigen. Termometer untuk mengukur suhu. pH meter untuk mengukur kadar asam dan basa uji media uji. DO meter untuk mengukur kandungan oksigen. Spray untuk menyemprotkan pakan. Blender untuk pengadukkan enzim dan air. Selang sipon untuk melakukan penyiponan. Kamera digital untuk mengambil dokumentasi. Mesin sentrifugasi untuk pemisahan ekstrak kasar dan supernatan.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan lele (Clarias batrachus) ukuran panjang ± 8 cm sebanyak 180 ekor dengan padat tebar
sebanyak 1 ekor/liter. Air bersih untuk media hidup ikan uji. Pakan buatan berupa pelet ikan lele pelet komersil 781-1.Daging buah nanas. Buffer Fosfat pH 7,0, dan probiotik yang digunakan berupa probiotik merk aquaenzim.
Rancangan Percobaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor yaitu faktor pertama terdiri dari tiga taraf perlakuan dan faktor kedua terdiri atas dua taraf perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali (ordo 3x2x3). Faktor pertama adalah dengan pemberian ekstrak nanas dosis 0,75 %/kg pakan (P1), dosis 1,5 %/kg pakan (P2) dan dosis 2,25 %/kg pakan (P3) sedangkan faktor kedua adalah pemberian probiotik dosis 1 mL/L (F1) dan dosis 1,5 mL/L (F2). Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Wadah untuk setiap ulangan ditempatkan secara acak (random).
Menurut Gasperz (1991) model linear yang digunakan dari Rancangan Acak Lengkap adalah sebagai berikut :
Xij = μ + σi + ԑij
Dimana :Xij : Hasil pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangaan ke-j μ : Rataan Umum
σi : Pengaruh perlakuan ke-i
ԑij : Pengaruh faktor random pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j Dengan perlakuan seperti berikut :
Perlakuan P1F1 : Pakan uji 0,75 %/kg ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik.
Perlakuan P1F2 : Pakan uji 0,75 %/kg ekstrak nanas dan 1,5 mL/L probiotik.
Perlakuan P2F1 : Pakan uji 1,5 %/kg ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik.
Perlakuan P2F2 : Pakan uji 1,5 %/kg ekstrak nanas dan 1,5 mL/L probiotik.
Perlakuan P3F1 : Pakan uji 2,25 %/kg ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik.
Perlakuan P3F2 : Pakan uji 2,25 %/kg ekstrak nanas dan 1,5 mL/L probiotik.
Prosedur Penelitian Persiapan ekstrak nanas
Bagian batang dan daging buah nanas sebagai sumber enzim bromelin dihancurkan dengan mortar porselen. Sebanyak 5 mL cairan dari batang dan daging buah nanas dilarutkan dalam 50 mL 0,5 M buffer fosfat pH 7,0. Campuran tersebut dibiarkan selama 1-2 jam pada suhu 40C. Selanjutnya disentrifugasi pada suhu dingin untuk memisahkan bagian-bagian yang tidak terlarut pada 3000 g selama 15 menit. Supernatan didekantasi dan merupakan ekstrak kasar atau crude enzim bromelin dari buah nanas.
Persiapan wadah pemeliharaan
Wadah media uji atau tempat pemeliharaan Ikan Lele yang digunakan adalah akuarium dengan ukuran 30 cm x 25 cm x 17 cm sebanyak 18 buah. Akuarium yang digunakan untuk adaptasi dicuci bersih terlebih dahulu dengan larutan desinfektan yang diperbolehkan bagi perikanan kemudian di bilas dengan air bersih. Setelah dicuci bersih alat-alat tersebut dijemur selama 1 hari dibawah sinar matahari. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan atau memutus rantai bibit penyakit pada alat-alat yang digunakan. Akuarium yang sudah bersih dan kering disusun sesuai tata letak percobaan yang ada pada denah penempatan pada akuarium yang berisikan ikan lele dengan masing-masing perlakuan.
Persiapan air media pemeliharaan
Air merupakan sebagai media hidup dalam pemeliharaan ikan, sehingga diperlukan persiapan air media yang baik sebelum dilakukan penelitian. Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang berasal dari sumur galian yang dinaikkan menggunakan pompa. Air diendapkan ± 48 jam atau dua hari sampai
kadar keasaman air mencapai 7 (tujuh) hal ini bertujuan untuk menghindari kematian ikan dan menghindari zat-zat berbahaya. Selanjutnya, air diisi kedalam akuarium sebanyak 10 liter sehingga menyisakan 5 cm dari tinggi akuarium.
Selanjutnya air diaerasi menggunakan aerator selama 4 (empat) hari untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut. Setelah itu air dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan. Kemudian penambahan probiotik dengan dosis yang ditentukan.
Probiotik F1 ditambahkan pada media pemeliharaan dengan dosis pemberian 1 mL probiotik untuk 1 L air dan Probiotik F2 pemberian 1,5 mL probiotik untuk 1 L air.
Persiapan ikan uji
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan lele yang memiliki ukuran ±8 cm dan bobot ikan ±3 gram. Jumlah Total ikan lele yang digunakan dalam penelitian ini adalah 180 ekor. Ikan lele yang digunakan berasal dari pembudidaya ikan lele, ikan diletakkan ke dalam wadah sementara dan sebelum dimasukkan ke dalam media pemeliharaan, ikan di aklimitasi selama 7 (tujuh) hari sehingga ikan dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan tidak mengalami stress.
Persiapan pakan uji dan probiotik
Pakan di timbang sebanyak 5% dari total bobot biomassa ikan pada setiap perlakuan, kemudian pakan yang digunakan penelitian ini adalah pelet ikan lele yaitu pelet komersial 781-1 yang akan dicampurkan dengan bahan enzim bromelin berupa ekstrak nanas di siapkan dengan dosis yang telah di tentukan. Adapun kandungan dari pakan komersial 781-1 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan pakan pelet komersial 781-1
Protein Lemak Serat Abu Kadar Air
33% 5% 6% 13% 13%
Selanjutnya, pakan komersil 781-1 ditambahkan ekstrak nanas pada setiap perlakuan diberikan dosis tertentu. Pakan pelet komersial 781-1 yang akan dicampurkan dengan bahan enzim bromelin berupa ekstrak nanas di siapkan dengan dosis yang telah di tentukan untuk setiap perlakuan Perlakuan P1=7,5 gram ekstrak nanas untuk 1 kg pakan sebagai campuran dan akan menjadi pakan uji, P2=15 gram ekstrak nanas untuk 1 kg pakan sebagai campuran dan akan menjadi pakan uji, P3=22,5 gram ekstrak nanas untuk 1 kg pakan sebagai campuran dan akan menjadi pakan uji. Pemberian ekstrak nanas pada pakan dilakukan dengan menimbang jumlah enzim sesuai dosis menggunakan timbangan elektrik dengan ketelitian 0,01 gram, kemudian penambahan air sebanyak 100 mL.Pengadukan enzim dan air menggunakan blender hingga homogen, kemudian disemprotkan pada pakan menggunakan sprayer dan diaduk hingga rata. Kemudian dikeringan dengan diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara langsung yang telah dilarutkan kemudian di tutup dengan rapat dan di jauhi dari sinar matahari.
Probiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah probiotik komersial untuk media air dengan merek dagang Aquaenzim. Pengaktifan probiotik mengikuti petunjuk dalam kemasan produk yaitu dengan cara menyiapkan air steril sebanyak 7,5 L lalu ditambahkan molase 250 mL dan ragi 20 g dan selanjutnya dimasukkan kedalam wadah jerigen dan didiamkan selama 1 hari. Campuran yang sudah didiamkan selama 1 hari selanjutnya dicampurkan kembali dengan probiotik 20 g dan tepung terigu 125 g. Campuran diaduk secara merata dan didiamkan kembali selama 1 hari kemudian dapat digunakan untuk ditambahkan ke media pemeliharaan. Maka dalam perlakuan F1 yaitu 10 mL untuk 10 L air dan F2 yaitu 15 mL untuk 10 L air.
Pemeliharaan ikan uji
Pemeliharaan benih ikan dilakukan selama 40 hari. Ikan lele ditebarkan ke dalam akuarium berisikan air masing sebanyak kepadatan dalam wadah pemeliharaan 1 ekor/ L air. Jumlah benih yang ditebar untuk tiap perlakuan dan ulangan sebanyak 10 ekor, jumlah total ikan uji yang digunakan sebanyak 180 ekor.
Setelah proses aklimitasi ikan dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh sisa pakan yang ada dalam tubuh ikan. Selanjutnya, pengukuran panjang, bobot ikan sebagai data awal sebelum ikan dimasukkan pada akuarium penelitian. Kualitas air juga diukur pada tiap akuarium penelitian sebelum ikan dimasukkan. Pemeliharaan dan pengamatan terhadap ikan uji dilakukan selama 40 hari dengan pemberian pakan pada ikan lele dilakukan secara at satiation dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali yaitu pada pagi, siang dan sore hari (07.00, 12.00 dan 17.00 WIB). pada masing-masing perlakuan. Jumlah pakan yang diberikan per perlakuan yaitu sebanyak 5% dari bobot ikan dengan dosis pakan uji.
Pemberian probiotik dilakukan setiap tiga hari sekali dengan dosis yang telah ditentukan.
Pada proses pemeliharaan ikan, pengontrolan kualitas air harus terjaga agar ikan uji sehat dan tumbuh dengan baik serta memperhatikan tinggi air didalam akuarium. Setiap hari ikan uji akan mengeluarkan kotoran atau sisa pakan yang menyebabkan air menjadi kotor, oleh sebab itu dilakuan penyifonan setiap harinya.
Penyifonan air dilakukan setelah aerator dimatikan, ini bertujuan untuk kotoran dan sisa makanan ikan turun kedasar wadah pemeliharaan. Jumlah volume air yang akan tersifon ±10 % dari volume awal. Kemudian, air yang terbuang akan diganti
kembali dengan air bersih sebanyak jumlah volume air yang terbuang saat proses penyifonan.
Parameter kualitas air yang juga diamati diantaranya adalah pengukuran suhu, pengukuran pH media uji dan mengukur kandungan oksigen terlarut.
Pengukuran pH dan DO ini dilakukan setiap 10 hari sekali agar kondisi media uji tetap dalam keadaan yang terkontrol dan pengukuran suhu dilakukan setiap hari.
Pengamatan Hasil
Pengamatan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi data pertumbuhan panjang, efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), tingkat kelangsungan hidup dan kualitas air.
Pertumbuhan panjang
Pengukuran panjang dilakukan setiap 10 hari. Pengukuran dilakukan dengan cara ikan diletakkan diatas millimeter kemudian dicatat panjang ikan. Pertumbuhan Panjang Mutlak (L) dihitung dengan menggunakan rumus menurut Effendie (1997):
L = Lt– L0 Keterangan :
L = Pertumbuhan panjang (cm)
Lt = Rata-rata panjang pada akhir penelitian (cm) L0 = Rata-rata panjang pada awal penelitian (cm) Peningkatan bobot
Pengukuran bobot ikan menggunakan timbangan analitik. Bobot ikan yang telah ditimbang kemudian dicatat. Pengukuran dilakukan setiap 10 hari sekali.
Pertumbuhan bobot menggunakan rumus pertumbuhan menurut Wulandari (2019) yaitu :
∆W= Wt – Wo
Perhitungan nilai efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) dihitung dengan menggunakan rumus pertumbuhan menurut Tacon (1993) yaitu :
Kelangsungan hidup ikan diamati berdasarkan jumlah total ikan lele pada saat awal pemeliharaan sampai saat akhir percobaan yang dilakukan pada setiap perlakuan. Tingkat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) diukur dengan menggunakan rumus menurut Efendie (1979) yaitu:
Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran Kualitas Air Parameter kualitas air yang diukur yaitu suhu, pH, dan DO. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari selama penelitian. Pengukuran DO dan pH dilakukan setiap 10 hari sekali selama penelitian.
Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selama penelitian akan dianalisis dengan menggunakan Microsoft Excel dan hasil data percobaan ditabulasi secara statistik dengan menggunakan analyisis of variance (ANOVA). Analisis tersebut menggunakan program komputer SPSS. Apabila terdapat pengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjutan dengan uji F. Selanjutnya data akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik..