• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

3.7 Metode Analisis Data

analisis statistik dengan menggunakan SPSS 16. Peneliti melakukan terlebih

dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam pengujian hipotesis, harus di uji

terlebih dahulu apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas

data, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

3.7.1.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,

2005:110). Menurut Ghozali (2005:110), ”cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu

analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan

grafik dengan melihat histogram dari residualnya”.

Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data

berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual

adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan

oleh Ghozali (2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi >0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti

distribusi data tidak normal dan Ha diterima.

3.7.1.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya menunjukkan tidak

terjadinya korelasi diantara variabel independen. Menurut Erlina

(2008:105), multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel

variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya, dalam hal

ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel

variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang

memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Model

independen.Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan

melihat:

1) Melihat nilai tolerance,

Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0,10.

2) Melihat nilai variance inflation factor (VIF),

Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai VIF < 10.

3) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen,

Menurut Ghozali (2005: 93) untuk matrik korelasi adanya indikasi

multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada

korelasiyang cukup tinggi umumnya diatas 0,95.

4) Melihat nilai Condition Index (CI),

Jika nilai CI antara 10 dan 30 terdapat multikolinearitas moderat

ke kuat, sedangkan jika nilai CI > 30 artinya terdapat

multikolinearitas sangat kuat.

3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan yang lain.

Menurut Erlina (2007:108) “jika varians dari residual satu

homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut

heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel

independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat

digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas

dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas .

Menurut Gozali (2005: 107) ”analisis dengan grafik plots

memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah

pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah

pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot.

Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin

keakuratan hasil”. Adapun uji statistik yang digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini

adalah UjiGlejser.

3.7.1.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu

periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang

berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi

masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin

Watson dengan ketentuan dari Prof.Singgih sebagai berikut:

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,

3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat

pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat

korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan

korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random

yaitu dengan melihat nilai probabilitasnya. Menurut Ghozali (2005:

103) bila signifikansi >0,05 dengan α = 5% berarti residual random dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti

residual tidak random dan H0 ditolak.

3.7.2 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat

seberapa besar pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum,

Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil terhadap Belanja Langsung

dengan model dasar sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Variabel dependen, dalam hal ini Belanja Langsung

α = Konstanta

β1,β2, β3, β4 = Koefisien regresi X1,X2,X3,X4

X1 = Variabel independen pertama yaitu Pendapatan Asli Daerah

X2 = Variabel independen kedua yaitu Dana Alokasi Umum

X3 = Variabel independen ketiga yaitu Dana Alokasi Khusus

X4 = Variabel independen keempat yaitu Dana Bagi Hasil

ε = Tingkat kesalahan pengganggu

3.7.2.1 Uji Signifikan Parsial (Uji t )

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini dilakukan

untuk melihat pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi

Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil secara parsial

terhadap Belanja Langsung. Uji ini dilakukan dengan

membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai

berikut:

• H0 diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%) • Ha diterima jika t hitung > t tabel (α = 5%)

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai

signifikansi penelitian < 0,05 maka Ha diterima.

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU),

Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH)

berpengaruh terhadap belanja langsung secara parsial.

Ho: bi = 0 (Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum

(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH)

tidak berpengaruh terhadap belanja langsung secara parsial) Hipotesis Statistik

Ha: bi ≠ 0 (Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH)

berpengaruh terhadap belanja langsung secara parsial)

3.7.2.2 Uji Signifikasi Simultan (Uji f )

Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh

dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama (serentak) terhadap

variabel tidak bebas. Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan

menyeluruh dari variabel bebas yaitu Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK)

dan Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap belanja langsung. Uji ini

dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

• H0 diterima jika Fhitung < Ftabel • Ha diterima jika Fhitung > Ftabel Pada tingkat kepercayaan 95 %.

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU),

Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH)

berpengaruh terhadap belanja langsung secara simultan. Hipotesis Penelitian

H0: b1=b2=b3=b4= 0 (Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana

Bagi Hasil (DBH) tidak berpengaruh terhadap belanja langsung

secara simultan). Hipotesis Statistik

Ha: b1≠b2≠b3≠ b4≠ 0 (Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana

Bagi Hasil (DBH) berpengaruh terhadap belanja langsung secara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait