• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa desa tersebut adalah salah satu sentra industri tahu di Kabupaten Bogor. Berdasarkan data laporan tahunan KOPTI diperoleh data bahwa Kecamatan Cibungbulang memiliki kebutuhan kedelai tiap bulannya sebesar 97 350 kg. Kegiatan pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Maret 2014 hingga April 2014. Jumlah kebutuhan kedelai pada rekap anggota KOPTI Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Rekap Anggota KOPTI Kabupaten Bogor per wilayah pelayananan tahun 2012

Wilayah Pelayanan Jumlah Anggota Jumlah Tenaga Kerja Kebutuhan Kedelai (kg/bulan) Leuwiliang 39 175 99 750 Ciampea 62 235 130 350 Cibungbulang 34 185 97 350 Jasinga 20 106 83 100 Dramaga 19 84 45 000 Sumber: KOPTI 2013

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil obervasi langsung di lapang, wawancara langsung dengan industri tahu mengenai profil usaha dan kondisi usaha sebelum dan setelah terjadinya kenaikan harga kedelai yang dilakukan melalui penyebaran kuisioner terstruktur kepada industri tahu yang dipandu oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur buku, website, jurnal yang relevan dengan penelitian dan data-data dari dinas atau instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, KOPTI Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik, Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor, dan media informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam analisis keuntungan dan nilai tambah dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara kepada industri tahu terkait. Pengambilan responden dilakukan dengan metode sensus yaitu industri tahu di Desa Leuweung Kolot yang melakukan pengolahan kedelai menjadi tahu. Jumlah responden yang digunakan berjumlah 25 orang sesuai dengan jumlah populasi industri tahu di Desa Leuweung Kolot. Perhitungan analisis keuntungan dihitung dalam waktu satu bulan (30 hari) produksi usaha tahu.

20

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif analitik untuk mendukung data kuantitatif. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi yang ditransfer dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner yang kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan kalkulator dan Microsoft Excel yang kemudian diinterpretasikan. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis berupa analisis struktur biaya, analisis keuntungan, analisis penerimaan dan biaya, dan analisis nilai tambah.

Analisis Struktur Biaya

Analisis struktur biaya dilakukan dengan mengelompokkan biaya-biaya yang terjadi pada suatu kegiatan usaha. Biaya tetap (fixed cost) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Soekartawi 1995):

FC = ∑ dimana:

FC = biaya tetap

Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap Pxi = harga input

n = macam input

Total biaya merupakan penjumlahan dari biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel total (TVC). Penjumlahan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut (Salvatore 2006):

TC = TFC + TVC dimana:

TC = Biaya tetap (total cost)

TFC = Biaya tetap total (total fixed cost) TVC = Biaya variabel total (total variable cost)

Total biaya rata-rata (average cost) dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya tetap rata-rata (average fixed cost) dengan biaya variabel rata-rata (average variable cost). Sistematika perumusan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut (Salvatore 2006):

AC = AFC + AVC dimana:

AC = average cost

AFC = average fixed cost

AVC = average variable cost

Analisis Keuntungan

Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Keuntungan yang diterima oleh industri bergantung pada besarnya total biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diterima. Saat nilai penerimaan yang diterima

21 lebih besar dari total biaya maka industri memperoleh keuntungan sebesar pengurangan penerimaan dan total biaya. Menurut (Soekartawi 1995), perhitungan keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pd = TR – TC dimana:

Pd = Keuntungan usaha TR = Total penerimaan TC = Total biaya

Keuntungan dihitung sebagai total penerimaan dikurangi dengan total biaya yang telah dikeluarkan, dimana hasil dalam keuntungan ini merupakan keuntungan rata-rata industri tahu. Biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel terdiri dari pengeluaran untuk kedelai, bahan bakar, garam, sioko, kunyit, sepuhan, tepung oncom, kemasan, dan upah tenaga kerja. Biaya tetap terdiri dari penyusutan, transportasi, listrik, dan sewa bangunan. Analisis Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio)

Analisis penerimaan dan biaya (R/C Rasio) digunakan untuk mengetahui seberapa besar penerimaan yang mungkin dihasilkan dari setiap satu rupiah yang dikeluarkan. Analisis keuntungan selalu diikuti dengan pengukuran efisiensi. Pengukuran efisiensi usaha terhadap setiap penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh nilai rasio antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya (R/C). R/C rasio yang dihitung pada penelitian ini terdiri dari R/C atas biaya total. Perhitungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi 1995):

dimana:

R = Revenue atau penerimaan (Rp) C = Cost atau pengeluaran (Rp)

Apabila nilai R/C lebih besar dari 1, maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Begitupula sebaliknya, apabila nilai R/C lebih kecil dari 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Pada struktur biaya, penyusutan merupakan biaya yang penting dan diperhitungkan. Perhitungan biaya penyusutan didasarkan pada metode yang digunakan. Perhitungan penyusutan digunakan untuk menghitung biaya yang hilang atas penggunan alat-alat untuk melakukan kegiatan produksi dalam suatu usaha. Untuk menghitung penyusutan, dapat digunakan rumus sebagai berikut (Prawirokusumo 1990):

22

Analisis Statistik Uji T-Paired

Pada analisis statistik, pengujian hipotesis dapat dilakukan menggunakan beberapa jenis uji statistik yang disesuaikan dengan jenis data. Uji t adalah statistik parametis yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio (Sugiyono 2003). Uji t digunakan untuk menguji hipotesa komparatif pada sampel kecil dan varian populasi yang tidak diketahui. Pada uji t, sampel yang digunakan harus mempunyai distribusi sebaran normal. Uji t untuk menganalisis perbedaan keuntungan dan R/C rasio menggunakan paired sample t-test. Uji t-paired

membandingkan rata-rata dari suatu sampel yang berpasangan (tidak saling bebas) pada sebuah kelompok sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan yang berbeda (Siagian dan Sugiarto 2006). Pengujian t-paired

digunakan untuk pengujian “before-after” dan “with-without” (Atmaja L.S. 2009). Uji t yang digunakan merupakan uji t dua sampel (uji komparatif) untuk membandingkan apakah kedua variabel berbeda atau tidak (Riduwan 2009). Pengujian hipotesis untuk sampel tak bebas sebagai sampel berpasangan (paired samples) dapat dilakukan dengan prosedur pengujian sebagai berikut (Supranto 2009):

1. Merumuskan H0 dan H1 sebagai berikut: H0 : µ1 = µ2 H1 : µ1 ≠ µ2

2. Menentukan α, dan nilai tα dari tabel dengan df = n – 1 dimana taraf nyata yang digunakan adalah 5%.

3. Menentukan nilai statistik uji menggunakan rumus:

̅ √

dimana:

̅ = rata-rata beda n = banyaknya data

Sd = standar deviasi dari beda

4. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai kriteria uji t yang dihitung dengan nilai t dari tabel dengan kriteria uji dua arah:

Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Uji perbedaan pada penelitian ini dilakukan pada industri tahu di Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada keuntungan dan nilai R/C rasio sebelum dan setelah kenaikan harga kedelai pada industri tahu tersebut. Perhitungan ini menggunakan data keuntungan dan R/C rasio dari masing-masing responden sebanyak 25 orang. Pengujian hipotesisnya dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Uji beda pada keuntungan

µ1 = rata-rata keuntungan sebelum kenaikan harga kedelai µ2 = rata-rata keuntungan setelah kenaikan harga kedelai dengan hipotesis:

H0 = Tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata keuntungan sebelum dan setelah kenaikan harga kedelai

23 H1 = Ada perbedaan signifikan antara rata-rata keuntungan sebelum dan

setelah kenaikan harga kedelai b. Uji beda pada R/C rasio

µ1 = rata-rata R/C rasio sebelum kenaikan harga kedelai µ2 = rata-rata R/C rasio setelah kenaikan harga kedelai dengan hipotesis:

H0 = Tidak ada perbedaan signifikan antara rata-rata R/C rasio sebelum dan setelah kenaikan harga kedelai

H1 = Ada perbedaan signifikan antara rata-rata R/C rasio sebelum dan setelah kenaikan harga kedelai

Analisis Nilai Tambah

Nilai tambah adalah pertambahan nilai suatu komoditi karena adanya input fungsional pada komoditi yang bersangkutan. Input fungsional tersebut berupa proses mengubah bentuk (form utility), memindahkan tempat (place utility), dan manyimpan (time utility) (Hayami et al 1987). Perhitungan nilai tambah akan dilakukan pada proses pengolahan kedelai pada industri tahu dengan tujuan untuk mengukur besarnya nilai tambah yang terjadi akibat adanya proses pengolahan kedelai menjadi tahu dengan mempertimbangan kenaikan harga yang mempengaruhi biaya produksi dan variabel input lainnya. Analisis nilai tambah menurut metode Hayami dapat dilihat dalam Tabel 5.

Tabel 5 Nilai tambah menurut metode Hayami

No. Variabel Nilai

A. Output, Input, dan Harga

1. Output (kg/tahun) A

2. Bahan baku (kg/tahun) B

3. Tenaga kerja (HOK/tahun) C

4. Faktor konversi (1/2) d = a/b

5. Koefisien tenaga kerja (3/2) e = c/b

6. Harga output (Rp/kg) F

7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK) G

B. Keuntungan dan keuntungan (Rp/kg bahan baku)

8. Harga bahan baku H

9. Sumbangan input lain I

10. Nilai output (4 x 6) j = d x f

11. a) Nilai tambah (10 – 9 – 8) k = j – h – i

b) Rasio nilai tambah l % = (m/k) x 100%

12. a) Imbalan tenaga kerja (5 x 7) m = e x g

b) Bagian tenaga kerja {(12a/11a) x 100%} n % = (m/k) x 100%

13. a) Keuntungan (11a – 12a) o = k – m

b) Tingkat keuntungan {(13a/11a) x 100%} p % = (o/k) x 100% C. Balas Jasa Faktor Produksi

14. Marjin (10 – 8) q = j – h

a) Keuntungan tenaga kerja r % = (m/q) x 100%

b) Sumbangan input lain s % = (i/q) x 100%

c) Keuntungan perusahaan t % = (o/q) x 100%

24

Perhitungan nilai tambah dianalisis menggunakan metode Hayami. Variabel yang terkait dalam analisis nilai tambah yaitu faktor konversi, koefisien tenaga kerja, nilai produk, dan nilai input lain. Faktor konversi menunjuk pada banyaknya tahu yang dapat dihasilkan dari satu kilogram kedelai. Koefisien tenaga kerja sebagai ukuran jam kerja yang diperlukan untuk mengolah satu kilogram kedelai. Nilai produk dan nilai input lain diinterpretasikan secara berurutan sebagai nilai tahu per kilogram kedelai yang digunakan dan nilai input lain selain kedelai dan tenaga kerja yang langsung digunakan bagi kegiatan produksi.

Nilai tambah merupakan selisih dari nilai tahu dengan nilai kedelai dan input lain. Rasio nilai tambah terhadap produk tahu menunjukkan persentase nilai tambah dari nilai produk tahu tersebut. Selain itu, imbalan tenaga kerja merupakan imbalan yang diterima oleh tenaga kerja untuk mengolah satu kilogram kedelai. Keuntungan pada tabel metode Hayami menunjukkan bagian yang diterima pengusaha.

Dokumen terkait