• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pra-eksperimental dengan one-grup pre-post test design, yakni suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab-akibat dengan cara melibatkan satu kelompok kemudian diobservasi pada variabel dependen setelah melakukan intervensi. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan diawali dengan pretest dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran kembaliposttest(Nursalam, 2014).

Tabel 1. Desain one-grup pra-post test

Pra Perlakuan Pasca-tes

O1 I O2

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan:

O1 : Pengukuran kecemasan pertama kelompok eksperimen I : Intervensi (dzikir)

O2 : Pengukuran kecemasan setelah kemoterapi B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2014). Berdasarkan data di Bangsal Nusa Indah pada bulan November 2015 -Januari 2016 semua pasien kemoterapi di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebanyak 268 pasien.

2. Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian melalui teknik sampling (Saryono, 2011). Teknik sampling merupakancara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yangbenar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2013). Teknikpengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara non probability samplingjenispurposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilihsampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalahdalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yangtelah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2013). Sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: Kriteria inklusi pada penelitian ini, yaitu :

a. Pasien yang akan melakukan kemoterapi b. Pasien kemoterapi yang beragama islam

c. Pasien kemoterapi di RSU Panembahan Senopati Bantul. d. Pasien kemoterapi yang bersedia menjadi responden

Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus uji hipotesis 2mean berpasangan sebagai berikut (Ariawan, 1998).

n =δ2 (Z1−α/2+ Z1−β)21−μ2)2 Keterangan:

n : jumlah perkiraan sampel δ : standar deviasi

Z1-β : kekuatan uji

(μ1-μ2) : perbedaan rata-rata kedua kelompok

Penelitin ini menggunakan derajat kemaknaan 5% dan kekuatan uji 95%. Untukperhitungan besar sampel, peneliti menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Syarif(2009) dalam Apriyani (2010) dengan standar deviasi 8,68 dan perbedaan rata-rata 6,2.

n = (8,62) 2 (1,96 + 0,84) 2= 15,36 = 15 ( 6,2) 2

Sampel minimal yang diperlukan sebanyak 15 responden pada kelompok. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadidrop out, diperlukan penambahan jumlahsampel sebanyak 10% pada setiap kelompok sehingga sampel yang diperlukan sebanyak17 responden pada setiap kelompok (Apriyani, 2010).

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSU Panembahan Senopati Bantul pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juni– Juli 2016.

D. Variabel Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari pernyataan peneliti, dirumuskan dalam bentuk hubungan dua variabel,variabel bebasdanvariabel terkait(Notoadmojo, 2012). 1. Variabel bebas : dzikir

2. Variabel terikat : tingkat kecemasan pada pasien kemoterapi

Gambar 4. Variabel penelitian E. Definisi Operasional

Variable bebas Dzikir

Variabel terikat

tingkat kecemasan pada pasien kemoterapi

1. Dzikir adalah bacaan doa takhalli, tahallli, tajalli dengan melafazkan bacaan Al-Baqiyyatush-Shalihah (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, La ilaha Ilallah, dan La haula walaquwwatailla) yang diucapkan oleh pasien yang akan melakukan kemoterapi selama 21 menit.

2. Kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan yang dirasakan pasien kemoterapi yang akan menjalani kemoterapi. Data yang didapat dari pemberian kuesioner skala kecemasan Zung yang akan diisi oleh pasien kemoterapi. Hasil yang diperoleh antara lain yaitu ringan 20-44, kecemasan sedang 45-59, kecemasan berat 60-74 dan kecemasan sangat berat 75-80. Skala yang digunakan pada penelitian adalah skala ordinal.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian.

Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan skala kecemasan Zung untuk mengukur tingkat kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi. Skala kecemasan zung yang terdiri dari 20 pertanyaan. Tiap pertanyaaan mempunyai skor 1-4 yang menujukan jawaban tidak pernah/ jarang sekali, kadang-kadang, sering dan hampir selalu. Nilai skor total berkisar 20-80, dimana semakin tinggi nilai skor total menunjukan kecemasan yang lebih berat. Nilai skor total yang dianggap sebagai batas kondisi kecemasan oleh Zung adalah 36 (Bittsita et al, 2010). Berdasarkaan nilai skor total, dibuat klasifikasi tingkat kecemasan sebagai berikut: normal 20-35, kecemasan ringan 36-47, kecemasan berat48-59dan kecemasan sangat berat 60-80 (neel, 1996). Intervensi penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri.

G. Jalannya Penelitian

beberapa tahapan antara lain: 1. Tahapan persiapan

a. Mengidentifikasi masalah

b. Peneliti mencari sumber referensi, buku, penelitian, artikel dan lain sebagainya.

c. Peneliti mengajukan judul

d. Peneliti membaca buku, dan refrensi mengenai judul yang diajukan e. Peneliti mengerjakan dan menyeleseaikan proposal

f. Melakukan ujian proposal dan mendapat persetujuan proposal untuk penelitian

g. Melakukan revisi proposal sebelum dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan penguji

h. Setelah proposal di setujui dosen pembimbing dan dosen penguji kemudian peneliti mengajukan ke etik Penelitian dibagian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

i. Setelah mendapat persetujuan etik penelitian, peneliti mengajukan permohonan penelitian dari universitas yang akan diserahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul

j. Setelah mendapat ijin dari universitas, peneliti mengajukan ijin ke Bappeda Bantul untuk mendapatkan perijinan untuk melakukan penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

2. Tahapan pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian merupakan tahap pengumpulan data. Data tentang kecemasan pasien dengan memberikan kuisioner kepada pasien sebelum pasien menjalani kemoterapi.

sampe l

a. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel purposive samplinghanyaresponden yang sesuai dengan kriteria inklusi dimasukan sebagai sampel utama dalam penelitian.

b. Pasien diberi penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan

c. Pasien terlebih dahulu diberikan pretest sebelum dilakukan kemoterapi dengan menggunakan kuisioner tentang kecemasan sebelum mendapat pelatihan dzikir oleh peneliti

d. Dzikir diberikan pada pasien yang akan melakukan kemoterapi sebanyak 33 kali setiap bacaan dan dilakukan berulang selama 21 menit

e. Setelah selesai diberi intervensi dzikir kemuadian diberikan postes kepada pasien f. Mengumpulkan data, kemudian dilakukan pengolahan data dan selanjutnya

dianalisa.

Gambar 5. Pelaksanaan penelitian 3. Tahap penyusunan laporan

a. Data yang terkumpul dilakukan analisis secara kuantitatif b. Melakukan penyusunan laporan hasil penelitian

H. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dan reabilitas tidak dilakukan oleh peneliti sendiri. Instrumen yang digunakan sudah valid dan reliabel dengan nilai validitas 0,935 dimana r hitung > p=0,05 , sedangkan uji reabilitas 0,89 yang dilakukan oleh Ahmad Failsal, 2013. Penentuan sampel secara purposive sampling Pretest pada responden Penjelasan materi dan pelatihan dzikir Intervens i dzikir pada responde n Pengolahan data Posttest pada responde n

Insrumen yang digunakan sama untuk mengukur tingkat kecemasan responden yang akan menjalani kemoterapi.

I. Pengolahan data

Pengolahan data penelitian ini menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS for Windows versi 15.0.Pengolahan data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a) Editing data

Peneliti melakukan pemeriksaan ulang terhadap jumlah, kelengkapan pengisian, dan ketepatan dalam menjawab lembar data usia, jenis kelamin, jenis kanker, kuesioner tingkat spiritual dan kuesioner kecemasan.Editingdilakukan setelah data terkumpul. b) Coding data

Pemberian kode yang bertujuan untuk mempermudah dalam pengolahan data dan proses selanjutnya melalui tindakan mengklasifikasikan. Coding yang diberikan pada penelitian ini diantaranya adalah :

a. Usia : kode 1 untuk usia18-40 tahun, 2 untuk 40-60 tahun, dan 3 untuk 60 tahun keatas b. Jenis kelamin : kode 1 unuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan

c) Entry data

Data dari kuesioner dimasukan ke dalam programcomputer SPSS. J. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan program SPSSfor Windowsversi 15.0. 1. Analisis Univariat (Analisis Deskriptif)

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoadmodjo, 2012). Analisis dalam penelitian ini akan menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase untuk jenis kategorik (usia, jenis kelamin, budaya) dan tendensi sentral untuk data numerik

meliputi mean, median, standar deviasi, tingkat kepercayaan, minimal dan maksimal (skor kecemasan sebelum dan sesudah intervensi satu kelompok). 2. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped), dan data yang baik adalah data yang mempunyai pola distribusi normal (Santoso, 2010). Uji normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk(p=>0,05) karena diperkirakan besar sampel kurang dari 50.

3. Analisis Bivariat

Analisis ini diperlukan untuk menjelaskan dua variabel yang berhubungan atau berkorelasi (Notoadmojo, 2012). Jika dalam penelitian ini data terdistribusi normal, maka data akan dianalisa dengan statistik parametrik.

K. Etik Penelitian

Persetujuan etika diperoleh dari komite etika penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Penelitian harus memenuhi etika penelitian karena penelitian ini melibatkan individu sebagai sumber data/responden. Untuk itu perlu ada langkah-langkah yang dapat menjamin bahwa penelitian ini tidak merugikan responden yang diteliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta izin atau persetujuan kepada responden. Etika yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pertama harus menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity). Pada penelitian ini peneliti menghormati hak-hakresponden untuk mengetahui tujuan dari penelitian yang dilaksanakan serta hak-hak untuk berpartisipasi dengan cara menyediakan lembar persetujuan (informed consent) yang berisi penjelasan mengenai manfaat penelitian, resiko, dan keadilan. Penjelasan dari lembar persetujuan antara lain sebagai berikut, yaitu

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek karena peneliti menggunakan metode dzikir yang merupakan prosedurnon-invasif.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitianini semaksimal mungkin dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah didapatkan oleh peneliti dipergunakan untuk memberikan manfaat dalam bentuk penurunan tingkat kecemasan.

c. Risiko (benefit rasiio)

Peneliti semaksimal mungkin meminimalisisr resiko yang tidak menguntungkan subjek penelitian

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity) a. Hak kebebasan responden (right to self determination)

Subjek pada penelitian ini mempunyai hak memutuskan untuk bersedia menjadi subjek penelitian atau tidak.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to fall disclosure)

Peneliti memberikan penjelasan secara rinci tentang manfaat yang akan didapatkan, prosedur pengambilan data, dan kemungkinan hal-hal merugikan yang mungkin terjadi

c. Informend consent

Subjek mendapakan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan manfaat dari penelitian yang dilakukan mempunyai hak bebas untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden dengan memberikaninformed consent.

3. Prinsip keadilan (right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Subjek diperlakukan secara adil selama keikutsertaannya dalam penelitian tanpa ada diskriminasi dengan cara memberikan prosedur intervensi yang terstruktur dan serupa pada pasien kelompok intervensi.

b. Hak dijaga kerahasiaan (right to privacy)

Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa data yang didapat dari responden tidak akan disebarluaskan dan hanya diketahui oleh peneliti. Hal ini dilakukan dengan cara hanya mencantumkan inisial pada kolom nama dilembar kuesioner.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian

a. Gambaraan umum RSUD Panembahan Senopaati Bantul

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul merupakan pendukung penyelenggaraan pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul beralamatkan di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Bantul.

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul mempunyai visi dan misi untuk meningkatkan pelayanan. Visi RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah tewujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi kebanggaan seluruh masyarakat, sedangkan misi rumah sakit adalah memberikan pelayanan prima pada pelanggan, meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia, melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan dalam pelayanan kesehatan, meningkatkan jalinan kerjasama dengan mitra terkait, meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang berkualitas, menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat untuk mendukung pertumbuhan organisasi (Anonim, 2016).RSUD Panembahan Senopati Bantul berlokasi Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul ini memiliki pelayanan berupa rawat darurat, rawat jalan, rawat jalan sore, rawat inap, bedah sentral, rehabilitasi medis, dan penunjang. Adapun pelayanan di RSUD Panembahan senopati Bantul pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap dalam bentuk tabel berikut

Tabel 2. Pelayanan Rawat jalan dan rawat inap

Rawat Jalan Rawat Inap

Poli Penyakit Dalam Alamanda (obsgyn)

Poli Penyakit Anak Anggrek (anak)

Poli Tumbuh Kembang Bakung (dalam)

Poli Penyakit Bedah Cempaka (dalam)

Poli Bedah Ortopedi Flamboyan (dalam)

Poli Kebidanan Bougenvil (bedah)

Penyakit Kandungan Melati (bedah)

Poli Penyakit Mata Nusa Indah

Poli Penyakit THT Pav. Mawar 1

Poli Penyakit Syaraf dan Elektromedik

Pav.mawar 2

Poli Penyakit Kulit Pav.Wijayakusuma Kelamin dan Kosmetik Medik Pav.edelweis Poli Jiwa,Poli Gigi Teratai (perinatal0 Spesialis Orthodonsi dan Bedah

Mulut

ICU

Poli Rehabilitasi Medik / Fisioterapi

Poli Umum

Poli Paru Laboratorium Unit hemodialisa

Unit kemoterapi

b. Profil Bangsal Nusa Indah

di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang berada dibawah koordinasi Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul (Anonim, 2016).Bangsal Nusa Indah ini memiliki empat orang perawat dan dua orang staf. Pendidikan perawat paling tinggi di bangsal Nusa Indah adalah SI ners, sedangkan pendidikan paling rendah adalah D3.Jadwal kemoterapi setiap pasien berbeda diantaranya ada pasien yang melakukan kemoterapi selama 3 minggu sekali dan 1 minggu sekali tergantung dari kanker yang diderita. Pasien setiap harinya datang pukul 07.30 WIB dan pemberian obat diberikan pukul 09.00 WIB dilakukan oleh perawat bangsal Nusa Indah.

Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan pasien dan petugas medis sebelum dilakukan kemoterapi pada pasien. Tahapan pertama yaitu persiapan pasien dengan terlebih dahulu menimbang berat badan pasien dan menanyakan keluhan pasien setelah kemoterapi sebelumnya. Kedua, perawat mempersiapkan semua peralatan dan obat-obatan dengan mencuci tangan terlebih dahulu dan memakai alat pelindumg diri (APD). Kemudian dilakukan tahap pelaksanaan yang diawali dengan mencuci tangan, komunikasiterapeutik, prosespre-medikasi kemudian melarutkan obat setelah itu diberikan kepada pasien. Setelah itu dilakukan post-medikasi dan pengelolaan alat dan bahan-bahan bekas pakai dan kemudian dilakukan evaluasi tindakan yang meliputi respon pasien, rencana tindakan selanjutnya dan kemudian didokumentasikan. Sebelum dilakukanya tahapan tersebut pasien hanya menunggu untuk diberikan obat kemoterapi, perawat tidak melakukan kegiatan kepada pasien pada sela waktu tersebut sehingga membuat pasien menunggu dengan keadaan yang membuat pasien cemas, dan di bangsal tersebut kurang informasi mengenai bagaimana cara menurunkan kecemasan pada pasien kemoterapi. Penelitian ini dilakukan di

Bansal Nusa Indah dengan responden yang berjumlah 34 responden. B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pasien kemoterapi di RSUD Panembahan Senopati Bantul, dengan karakteristik responden terdiri dari usia, jenis kelamin dan jenis kanker, dapat dilihat pada tabel 2 :

Tabel 2. Karakteristik Reponden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan Jenis Kanker pada Pasien Kemoterapi

Karakteristik Responden Intervensi n % Usia (tahun) 18-40 3 17,6 40-60 9 52,9 60 keatas 5 29,4 Jenis Kelamin Laki-laki 7 41,2 Perempuan 10 58,8 Jenis Kanker Ca mamae 8 47,1 Ca miomi Ca colon 2 11,8

Ca prostat Ca parotis 1 5,9 Ca melomanoma Ca buli Ca kelenjar betah bening 1 5,9 Ca leher 2 11,8 Ca stroma 1 5,9 Lain lain 2 11,8 Total 17 100

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 2 menunjukan bahwa responden berdasarkan usia yang terbanyak adalah usia 40-60 tahun sebanyak 10 reponden (58,8%). Responden sebagian besar menderita kanker payudara sebanyak 11 reponden ( 64,7%). Berdasarkan data diatas responden paling banyak adalah perempuan sebanyak 12 responden (70,6%).

Tabel 3.Skor Kecemasan Kelompok Intervensi Pasien Kemoterapi Intervensi Mean Median Std. deviasi Min max

Pretest 43,59 42,00 5,173 36 54

Postest 34,24 34,00 2,359 30 39

Sumber: Data Primer 2016

Hasil analisis data pada tabel 3 menunjukan bahwa rerata skor kecemasan adalah 43,59 (SD 5,173) pada pretest dan 34,24 (SD 2,359) pada postets.

2. Uji Normalitas Data

memenuhi syarat uji parametrik atau nonparametrik dengan melakukan uji normalitas data untuk melihat distribusi data tersebutnnormal atau tidak (Dahlan, 2013). Uji normalitas pada penelitian ini yaitu menggunakan uji Shapiro Wilk karena jumlah sample < 50. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data

Variabel Pvalue Keterangan

Pre-test 0,291* Normal

Post-test 0,433* Normal

Keterangan : *signifikan pada pvalue>0,05

Berdasarkan tabel 4 hasil uji normalitas data pada penelitian ini dapat dilihat bahwa pada variabelpres-testmenunjukan nilai signifikan > 0,05 (p value= 0,291) sehingga dapat dikatakan data tersebut terdistribusi normal. Pada variabelpost-test juga terdistribusi normal karena p value = 0,433.

3. Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah pemberian Intervensi Dzikir Pada penelitian ini, untuk meengetahui perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelah pemberian interveensi dzikir yaitu dengan menggunakan uji T Berpasangan atau Paired Sample T-Test. Hasil dari uji tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Hasil Uji Paired Sample T-test Tingkat Kecemasan Pasien Kemoterapi sebelum dan setelah dzikir

N Mean Delta mean(∂x̅) Std. Deviation Std.error mean P.value Preste st 17 43,59 5,173 1,255 0,000 Postes t 17 34,24 2,359 0,572

Sumber : Data Primer 2016

Hasil pengujian hipotesis menggunakan Paired Sample T-test menunjukan nilai signifikasi 0,000 (p=0,05) yang menunjukan adanya perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan antarapretestdanpostestpada kelompok intervensi. C. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan usia dan jenis kelamin, sebagian besar responden berada pada rentang usia diantara 40-60 tahun sebanyak 52,9%. Responden pada 58,8% dari total responden diantaranya berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan American Cencer Socienty tahun 2011, menyatakan dimana kanker payudara dapat menyerang perempuan usia 40-50. Usia diatas 40 tahun merupakan usia yang rentan mengalami kanker dan kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang banyak paling banyak diderita.

Responden sebagaian besar mengalamica mamae(kelompok pelakuan 47,1%). Hal ini menunjukkan bahwa perempuan sangat rentan terkena kanker payudara dilihat didominasi oleh perempuan. Hal ini juga menunjukan bahwa Kabupaten Bantul merupakan slah satu daerah dengan prevalensi kanker tertinggi di Yogyakarta. Temuan ini juga sejalan dengan data dari Dinas Kesehatan Provensi Daerah Yogyakarta pada tahun 2010 ditemukan bahwa dari 477 kasus kanker payudara, di Kabupaten Bantul terdapat 155 kasus, 151 kasus di Kabupaten Bantul,

66 kasus Kabupaten Kulon progo, 55 kasus di Gunung Kidu dan 50 kasus di Kota Yogyakarta (Bakri, dll 2013).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wulandari (2012) bahwa umur merupakan prediktor utama resiko kanker, terutama kanker payudara. Insiden kanker payudara akan meningkat dengan bertambahnya usia sampai dengan menopause.

2. Tingkat Kecemasan Pasien Kemoterapi

Berdasarkan tabel 5, diperoleh bahwa tingkat kecemasan pasien kemoterapi sebelum dan setelah diberikan intervensi dzikir berupa penurunan rerata skor kecemasan yang menunjukan hasil yang signifikan dengan nilai 0,000 (p=0,05) yang menunjukan adanya perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah responden diberikan intervensi dzikir. Hasil ini didukung oleh peneliti Nurfadillah (2014) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Dzikir pada pasien Pre-Operasi yang menunjukan hasil adanya penurunan kecemasan yang signifikan pada responden peneliti.

Hasil penelitian juga didukung oleh penelitian Hanan (2014), namun penelitian tersebut fokus pada salah satu indikator kecemasan, yakni kecemasan lansia yang menunjukan hasil adanya pengaruh dzikir terhadap penurunan kecemasan lansia dalam kenutuhan rasa nyaman pada lansia.

Responden pada penelitian ini diberikan dzikir dan menjelaskan manfaat dzikir untuk mengurangi kecemasan sebelum melakukan terapi dzikir. Manfaat dzikir yang berkaitan dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang antara lain dapat menghilangkan kecemasan, kegundahan, kesulitan, dan depresi

sehingga dapat mendatangkan ketenangan, kedamaian, kebahagian dan kelapangan (Zainul, 2007). Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, ”Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ”Mengucapkan ”Subhanallah”, ”Alhamdulillah”, ”Laa ilaha Illallah”, dan ”Allahu Akbar” lebih aku sukai dari semua yang terkena sinar matahari”(Bayumi, 2005).

Berdasarkan penelitian ini dan beberapa penelitian pendukung serta firman Allah SWT pada surat Ar-Radu : 28 mengenai dzikir dapat kita simpulkan bahwa intervensi yang terkait dengan aspek spiritual seperti dzikir memiliki efek positif dalam menimbulkan ketentraman hati sehingga dapat mengatasi kecemasan. D. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian

1. Kekuatan Penelitian

Kekuatan penelitian ini terletak pada jenis penelitian yang dilakukan, yaitu eksperimen. Penelitian eksperimen memiliki efisiensi yang tinggi karena penelitian jenis ini dapat dilakukan dengan populasi yang terbatas. Hal ini berbeda dengan penelitian non-eksperimen yang banyak membutuhkan banyak responden. Oleh karena itu, peneliti memilih penelitian eksperimen yang menjadikan peneliti menjadi ringan.

2. Kelemahan Penelitian

Kesulitan yang dialami peneliti selama melakukan penelitian ini adalah sulit mendapatkan responden karena telah terjadi penurunan jumlah populasi penelitian. Hal ini disebabkan banyak responden yang berpindah karena pengalihan dokter spesialis onkologi yang bertanggung jawab di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Karesteristik responden penelitian dari pasien kemoterapi di RSUD Panembahan Senopati Bantul menunjukan rerata rentang usia responden 40-60 tahun yang didominasi oleh perempuan dengan kanker terbanyakca mamae.

b. Kecemasan pasien kemoterapi yang diberikan intervensi dzikir menunjukan adanya penurunan tingkat kecemasan dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,005)

c. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan intervensi dzikir pada pasien kemoterapi di RSUD Panembahan Senopati Bantul

B. Saran

1. Bagi pasien

Menjadikan terapi dzikir sebagai terapi tambahan untuk membantu mengatasi kecemasan pasien kemoterapi

2. Bagi instansi rumah sakit

a. Menyusun SOP tentang terapi komplementer dalam menangani masalah kecemasan pasien kemoterapi.

b. Membentuk tim atau unit penanganan kecemasan yang terdiri dari perawat yang telah tersertifikasi.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Perlunya penelitian selanjutnya tentang pengaruh dzikir terhadap penurunan kecemasan pada pasien kemoterapi dengan menggunakan metode yang lain dan dapat dispesifikan responden dengan kanker yang khusus misal kanker payudara.

Daftar Pustaka :

Asmadi.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Salemba.2008

Anonim, diakses dari https://rsudps.bantulkab.go.id/. pada 29 April 2016

Dokumen terkait